1 of 25
Lainnya
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
Blog Berikut
Buat Blog
Masuk
10/1/2016 9:59 AM
2 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
BAB I
1.1 Latar belakang.......................................................................................................4
1.2 Tujuan....................................................................................................................5
BAB II
2.1 Tujuan pemboran eksplorasi..................................................................................6
2.2 serbuk bor (cuttings)..............................................................................................6
2.3 drill core.................................................................................................................7
2.4 perlakuan inti core.................................................................................................8
2.5 penyimpanan conto (sample storage)....................................................................9
2.6 core barrel............................................................................................................11
2.7 jenis-jenis core barrel..........................................................................................13
2.8 penentuan titik bor...............................................................................................14
2.9 cara menentukan titik bor yang akan ditentukan.................................................15
2.10 strategi penentuan titik bor................................................................................16
2.11 pemboran geotek dibagi dalam 2 tipe pemboran...............................................17
2.12 pengertian logging.............................................................................................18
2.13 jenis-jenis log mekanik......................................................................................19
2.14 log caliper..........................................................................................................19
2.15 log permeabilitas...............................................................................................20
2.16 log resistivitas....................................................................................................20
2.17 log porositas.......................................................................................................22
2.18 pola-pola log......................................................................................................23
2.19 dasar teori petrofisik..........................................................................................24
BAB III
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................27
3.2 SARAN................................................................................................................27
10/1/2016 9:59 AM
3 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geoteknik adalah salah satu dari banyak alat dalam perencanaan atau design
tambang, data geoteknik harus digunakan secara benar dengan kewaspadaan dan dengan
asumsi-asumsi serta batasan-batasan yang ada untuk dapat mencapai hasil seperti yang
diinginkan.
Dalam penambangan secara tambang terbuka (open pit), sudut kemiringan adalah satu
faktor utama yang mempengaruhi bentuk dari final pit dan lokasi dari dinding-dindingnya.
Dikarenakan dari perbedaan dari keadaan geologinya, maka kemiringan optimum dapat
beragam diantara berbagai pit dan bahkan dapat beragam pula dalam satu pit yang sama. Sudut
pit pada umumnya dapat dikatakan sebagai sejumlah waste yang harus dipindahkan untuk
menambang bijih.
Pengeboran geoteknik adalah pengeboran inti (core drilling) yang bertujuan untuk
mendapatkan data dan informasi tentang kondisi batuan yang dibor. Persyaratan utama dalam
pengeboran geoteknik adalah mendapatkan inti bor yang utuh, dengan recovery yang
maksimal (jika mungkin Recovery > 90%).
Untuk mendapatkan data geoteknik yang valid dan representatif bagi suatu tambang atau
rencana pengembangan suatu tambang, penentuan rencana titik bor dan kedalaman
pengeboran serta pencapaian Core recovery yang tinggi adalah hal yang sangat penting.
Berdasarkan model (struktur) geologi dari area tambang atau rencana tambang
10/1/2016 9:59 AM
4 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
umumnya dapat dibagi dalam zone-zone, yang diperkirakan mempunyai kondisi geologi relatif
sama. Dalam kaitan dengan Pit Plan, biasanya zoning ini juga menjadi pertimbangan dalam
menentukan sektor desain. Penentuan jumlah dan pemilihan lokasi titik bor geoteknik harus
mempertimbangkan keterwakilan terkait dengan pembagian zone atau sektor desain ini.
Di samping itu, rencana penambangan (Pit Plan) yang mencakup luas, bentuk, dan kedalaman
bukaan tambang juga harus menjadi pertimbangan dalam penentuan titik bor geoteknik. Semua
lapisan batuan yang akan membentuk lereng bukaan tambang harus terwakili oleh titik bor
geoteknik yang akan dilakukan.
Peta situasi dalam hal mempertimbangkan aksesibelitas untuk membawa dan melaksanakan
pengeboran geoteknik juga harus dipertimbangkan. Pergeseran beberapa meter dari lokasi
rencana titik bor yang ditentukan sebelumnya, dapat saja dilakukan asalkan tidak
menghilangkan sifat keterwakilannya.
1.2 Tujuan
1. Untuk memahami bagaiamana cara mengambil data geoteknik disuatu lokasi
2. Memahami cara menentukan titik pemboran geoteknik
3. Untuk memahami bagaimana bentuk lapisan bawah permukaan
4. Untuk mengetahui jenis core barrel, cara kerjanya dan memperlakukan core serta cutting.
BAB II
Pembahasan
2.1 Tujuan pemboran eksplorasi
Tujuan utama dari pemboran eksplorasi adalah mengambil dan merekam data geologi yang
10/1/2016 9:59 AM
5 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
ditembus lubang bor. Deskripsi inti bor dan pemetaan permukaan bertujuan untuk
mendapatkan data dan informasi tentang kondisi massa batuan yang akan digunakan untuk
mendukung proses karakterisasi massa batuan .Data ini berupa rekaman catatan hasil
pengamatan pada conto batuan, khususnya litologi serta gejala geologi lainnya. Jenis conto
yang didapatkan adalah
2.2 Serbuk bor (Cuttings)
Conto ini adalah hasil kerukan dari matabor yang kemudian dibawa oleh air pembilas ke
permukaan. Setap kemajuan selang kedalaman tertentu suatu conto yang diambil mewakili
selang kedalaman tertentu dan dicatat. Conto ini dibersihkan dan dideskripsikan. Hasil
deskripsi conto ini tidak akurat mengingat
a.
Conto tersebut harus menempuh jarak dari kedalaman sampai ke permukaan,
sedang dalam waktu yang sama matabor sudah maju lebih dalam lagi. Kedalaman
yang diwakili conto itu harus dikoreksi atau disetel terhadap data lain, seperti laju
kecepatan pemboran atau log talikawat
b.
Conto tersebut sering tercampur dengan serbuk dari selang kedalaman yang ada
di atasnya, sehingga kadangkala diketemukan lebih dari 2 jenis litologi yang
berasal kedalaman yang berbeda. Untuk ini persen berbagai jenis litologi ini harus
dicatat untuk mengetahui litologi mana merupakan guguran dan mana yang dari
kedalaman asli. Untuk ini dapat pula dilakukan pembandingan dengan hasil
tafsiran litologi dari log talikawat maupun data lain seperti laju kecepatan
pemboran
c.
Conto ini merupakan serbuk, keratan atau hancuran dari batuan, sehingga
hanya deskripsi tekstur dan susunan mineral yang dapat diamati, sedangkan
gejala-gejala geologi seperti struktur, kekompakan dan lain-lain tidak teramati
Pengamatan litologi dari serbuk pemboran adalah bersifat baku dalam eksplorasi minyak dan
gasbumi, dan juga dilakukan pada pemboran eksplorasi batubara terutama pada selang
kedalaman yang tidak dilakukan pengintian. Adakalanya dalam eksplorasi batubara tidak
dilakukan pengintian yang disebut openhole, sehingga data geologi didapatkan dari penafsiran
log talikawat/geofisika dan dibantu dari pengamatan conto ini. Namun pada pemboran
eksplorasi cebakan mineral tidak lazim dilakukan karena lebih mengandalkan pada
pengamatan conto inti dilakukan secara penuh dari permukaan sampai kedalaman akhir.
2.3 Drill Core
10/1/2016 9:59 AM
6 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
Pada eksplorasi cebakan mineral termasuk batubara data geologi biasanya didasarkan atas
pengamatan dan pendeskripsian conto inti bor.Pengintian Penuh (Full Coring). Pengambilan
inti dilakukan secara penuh dari permukaan sampai kedalaman akhir pemboran. Ini yang biasa
dilakukan dalam eksplorasi untuk cebakan mineral.
Pengintian Setempat (Spot Coring). Pemboran dilakukan sebagai lubang terbuka (open hole)
yang kemudian diikuti dengan pengintian hanya dilakukan pada selang kedalaman tertentu
yang diinginkan, misalnya beberapa meter di atas zone cebakan dan beberapa meter
dibawahnya. Untuk ini sering diperlukan lapisan petunjuk stratigrafi berdasarkan log geofisika
dari sumur terdekat yang sengaja dibor sebagai pilot drill hole, untuk operasi ini sering
dilakukan pilot and part-coring
Pengintian Inti Terorientasi (Oriented Core Sample). Dengan menggunakan alat tertentu,
dimungkinkan dimana orientasi kedudukan asli dari conto didalam tanah dapat ditentukan. Hal
ini sering dilakukan untuk mempelajari kedudukan struktur geologi dari lapisan maupun dari
rekahan atau jalur-jalur mineralisas
Perolehan Inti (Core Recovery). Dalam operasi pengambilan inti pemboran tidak selalu
seluruh selang kedalaman dapat diwakili oleh panjang inti yang diperoleh. Hal ini disebabkan
kemungkinan gugurnya bahagian bawah dari inti sewaktu diangkat dalam bumbung inti (core
barrel). Besarnya perolehan inti (core recovery) dinyatakan dalam persen (% core recovery),
dengan mengukur panjang conto inti yang diperoleh dan membandingkannya dengan panjang
bumbung. Perolehan inti yang buruk dapat disebabkan karena adanya jalur-jalur retak atau
keadaan batuan yang rapuh dan dapat dipakai sebagai indikator untuk keadaan struktur dari
batuan, dan menggunakan bumbung inti yang diperbaiki seperti triple tube core-barrel.
2.4 Perlakuan Inti Bor
Inti bor dicuci dan dikeringkan, kemudian dipatahkan meter demi meter. Setelah dipatahkan
setiap meter maka batang-batang inti disimpan dalam peti kayu/aluminium yang dirancang
khusus, dan disusun sedemikian rupa sehingga atas bawahnya jelas, serta kedalamannya
diperlihatkan dengan tanda-tanda yang ditulikan dengan spidol pada penyekat antar inti.
Waktu dilakukan pengamatan harus hati-hati untuk menempatkan setiap conto dalam urutan,
arah dan susunan yang sama
Batang inti yang akan dianalisa di laboratorium, seperti selang yang termineralisasi inti batuan
ini dibelah (split) menjadi 2 (1 dipakai untuk essay, 1 untuk dokumentasi). Conto inti untuk
analisa laboratorium harus diambil dari inti yang telah dibelah ini. Penanganan conto inti ini
10/1/2016 9:59 AM
7 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
harus dijaga supaya tidak terkontaminasi, terutama yang diperuntukan assay mineralisasi
logam. Dalam hal batubara conto inti untuk dianalisa di laboratorium harus segera dibungkus
dengan kertas parafin yang kedap udara, untuk menjada kelembaban aslinya (moiture
content). Untuk setiap conto yang akan dianalisa di laboratorium perlu dicatat kode
nama/nomor lubang bor dan kedalamannya
a.
b.
c.
d.
e.
f.
10/1/2016 9:59 AM
8 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
dalam bentuk suspensi, tetapi jika lumpur bor yang kita gunakan kurang baik kemungkinan
material pemberat dan serbuk bor mengendap cukup besar dan kemungkinan terjepitnya
g.
10/1/2016 9:59 AM
9 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
dilakukan lebih dalam lagi bila terjadi keraguan pengambilan sampel, misalnya terjadinya
ketidakseragaman jenis tanah. Pengambilan contoh inti pemboran dilakukan dengan peralatan
tabung penginti single, double ataupun triple core barrel, tergantung kebutuhannya.
Yang membedakannya adalah tabung pelapis luarnya saja, contohnya pada pengambilan tanah,
tanah pada bagian tengah core barrel tidak akan terganggu (undisturbed) sedangkan pada
bagian pinggiran core barrelnya akan terjadi disturbed sample. Mata bor yang digunakan juga
tergantung pada kondisi tanah yang akan dibor. Untuk type soil akan digunakan mata bor
Tungsten atau Steel Bit dan untuk type batuan digunakan Diamond Bit.
Pengintian Inti Terorientasi (Oriented Core Sample). Dengan menggunakan alat
tertentu, dimungkinkan dimana orientasi kedudukan asli dari sampel didalam tanah dapat
ditentukan. Hal ini sering dilakukan untuk mempelajari kedudukan struktur geologi dari lapisan
maupun dari rekahan atau jalur-jalur mineralisasi. Perolehan Inti (Core Recovery). Dalam
operasi pengambilan inti pemboran tidak selalu seluruh selang kedalaman dapat diwakili oleh
panjang inti yang diperoleh. Hal ini disebabkan kemungkinan gugurnya bahagian bawah dari
inti sewaktu diangkat dalam bumbung inti (core barrel). Besarnya perolehan inti (core
recovery) dinyatakan dalam persen (% core recovery), dengan mengukur panjang sampel inti
yang diperoleh dan membandingkannya dengan panjang bumbung. Perolehan inti yang buruk
dapat disebabkan karena adanya jalur-jalur retak atau keadaan batuan yang rapuh dan dapat
dipakai sebagai indikator untuk keadaan struktur dari batuan, dan menggunakan bumbung inti
yang diperbaiki seperti triple tube core-barrel.
10/1/2016 9:59 AM
10 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
10/1/2016 9:59 AM
11 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
a.
10/1/2016 9:59 AM
12 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
penentuan titik, mengenai berapa jarak interval, kedalaman yang harus dilakukan proses
pemboran serta luasan wilayah yang akan dilakukan pemboran. Setelah
dilakukan planning dan telah ditentukan titik yang akan dibor pada skema model maka
dilakukan proses penentuan titik bor dilapangan, kemudian melakukan survey
layout dan ploting dilokasi pemboran yaitu melakukan preparasi pemboran dimana proses ini
mencakup proses dilakukanya persiapan lokasi, yaitu dengan pembuatan mud pit (tempat
sirkulasi air), apabila daerah pemboran berada di daerah lereng dan bergelombang maka
dilakukan perataan tanah sehingga daerah titik pemboran rata dan tidak mengganggu jalannya
proses pemboran dan juga termasuk keamanan/safety pada daerah tersebut diperhatikan.
Setelah semua tahapan dan semua persiapan tempat pemboran selesai maka alat-alat
pengeboran dan alat pendukung lainya di setting di tempat tersebut sehingga jalan pengeboran
dapat berlangsung dengan lancar,
setelah semua persiapan selesai maka sesuai
dengan planning awal apakah pemboran akan dilakukan dengan metode full
core/coring maupun open hole dan apakah pemboran dilakukan dengan model miring
atau vertikal
2.9 Cara Menentukan Titik Bor Yang Akan Ditentukan
Tahapan awal yang dilakukan oleh wellsite geologist dalam proses pemboran adalah
menentukan lokasi titik bor yang akan dilakukan proses pemboran. Menentukan titik bor ini
diintrusikan oleh wellsite geologist kepada driller berdasarkan data peta topografi dan data
survey yang meliputi letak, nomor titik bor, dan elevasinya atas persetujuan geoevaluator site.
Dalam penentuan titik bor terkadang terdapat ketidak sesuaian antara data survei pada
data topografi dengan kondisi lapangan. Berdasarkan hal tersebut, maka wellsite geologist
dituntut untuk memperbaiki penentuan titik bor tersebut. Apabila penentuan titik bor selesai,
maka wellsite geologist memberikan suratperintah dimulainya pengeboran. Kemudian
langkah-langkah dalam mencari titik koordinat titik bor antara lain :
a. Masukan seluruh data titik koordinat (titik bor) yang akan dicari.
b.
Kemudian tentukan terlebih dahulu satu-persatu titik bor yang akan dicari
koordinatnya lokasinya.
c. Pada menu GPS klik waypoint titik bor yang akan dicari kemudian pilih Go to.
d. Ikuti rute trackanak panah yang diperintahkan oleh GPS sampai tiba di titik bor
10/1/2016 9:59 AM
13 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
yang dituju.
e.
Setelah sampai dititik bor tersebut maka GPS akan memberikan isyarat bunyi
sebagai tanda bahwa pada lokasi dicari atau klik mark.
f.
Selanjutnya memberikan tanda yang sudah didapat dengan menggunakan pita,
hole name, tanggal/bulan/tahun, dan nama wellsitenya.
Setelah lokasi titik bor sudah dipasang, kemudian tinggal membuat rencana untuk
membuat akses moving menuju lokasi titik bor yang sudah ditandai lokasi koordinatnya.
2.10 Strategi Penentuan Titik Bor
Adapun jarak antara lubang bor yang satu dengan yang lain telah ditetapkan atau di
plot oleh tim pengukuran dengan diberi tanda patok. Proses aktifitas pengeboran pada awalnya
dilakukan dengan jarak atau spasi 500 m, kemudian bila hasilnya diharapkan ada maka
spasinya lebih diperkecil hingga 100 m. Pada jarak atau spasi 100 m ini, analisa kadar dari
hasil pemboran baik dilihat secara megaskopis atau uji laboraturium terindikasi kadarnya tinggi
maka dilanjutkan terus hingga pada spasi 12,5 m.
Temuan dilokasi, aktifitas pemboran yang dikerjakan baru pada jarak atau spasi 50 m
yaitu pada daerah transit, sedangkan pada lokasi mornopo (MBT/Mining Blok Test) yang
telah ditambang untuk perbandingan analisis kadar hasil pemboran dengan kadar hasil
penambangan awalnya dikerjakan pemboran dengan spasi 12.5 m.
Spasi lubang bor didasarkan pada antisipasi ukuran target atau pengalaman sebelumnya
terhadap endapan yang sejenis dari sejumlah kegiatan pemboran dilokasi tersebut. Lokasi
pemboran dan orientasi titik bor selanjutnya didasarkan pada sukses pemboran pada lubang
pertama. Apabila pemboran awal tidak memberikan keyakinan geologi yang pasti maka target
lain harus dicoba dan masih dalam wilayah kontrak perusahan. Suatu endapan paling tidak
sudah didefinisikan arah kemenerusan dan zona mineralisasinya. Spasi lubang bor bergantung
pada tipe mineralisasi dan arah kemenerusan tipe. Pada rencana kerja pemboran yang dibuat,
telah ditentukan Blok-blok mana yang didahulukan untuk kegiatan pemboran selanjutnya. Hal
ini berkaitan dengan hasil analisis kadar pada pemboran spasi sebelumnya, sebagai contoh
pada Mornopo.
2.11 Pemboran Geotek Dibagi Dalam 2 Tipe Pemboran
Pemboran geotek dibagi dalam 2 tipe pemboran, yaitu :
a. Pemboran Open Hole
10/1/2016 9:59 AM
14 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
Inti dari pemboran ini adalah untuk mengambil kualitas ore yang akan diambil sampelnya.
Pemboran ini juga hanya mengambil lapisan ore tersebut, mengabaikan batuan lainnya.
Teknisnya, sudah diperkirakan ore misal berada di kedalaman 64 - 70 m, maka antara 0 62 m
hanya akan diambil serbuk (lumpur) pemborannya. Lalu di kedalaman 72 m berhenti coring.
b. Pemboran Coring
Pemboran ini dilaksanakan untuk mengetahui kekuatan/ketahanan tanah di area tersebut,
maka sampel yang diambil untuk keperluan Lab Geotek atau Lab AMD. Pengeboran biasanya
dilakukan sedalam maksimal 100 m.
Titik pemboran Open Hole maupun Coring ini biasanya sudah ditentukan oleh Geologist area
tersebut, karena Goelogist lebih mengerti kemana penyebaran urutan batuan tersebut. Berikut
contoh peta titik pemboran :
10/1/2016 9:59 AM
15 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
papan luncur kemudian disambung pada pangkal rangkaian alat-alat logging yang akan di
dioperasikan dan sekaliguspada pangkal rangkaian alat-alat loggingtersebut disambung dengan
kabel yang digulung pada drum yang berasal dari dalam unit melalui sheave wheel.Pembacaan
kabel langsung direkam oleh system yang dikendalikan langsung oleh engineer logging
Alat-alat ini kemudian ditarik perlahan-lahan yang dikendalikan dari winch operation oleh
operator.
Saat alat-alat logging diturunkan ke dalam lubang bor (log down), system membaca seberapa
panjang kabel yang masuk ke dalam sumur. Setiap satu kali putaran drum untuk melepaskan
kabel adalah sedalam 2 kaki. Sesudah sampai pada dasar lubang bor, panjang kabel yang
masuk dibandingkan dengan catatan kedalaman lubang bor. Apabila kondisi ujung alat lebih
dangkal dari kedalaman pemboran berarti diperkirakan terjadi caving.
Saat alat logging ditarik ke atas (log up) yang dikendalikan oleh operator melalui winch
operation pada saat itu dimulai pembacaan formasi oleh alat alat sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Hal ini bertujuan agar bisa mengkontrol panjang kabel didalam lubang bor jika
alat tersangkut (stuck) karena kabel bersifat elastis. Pembacaan formasi oleh alat-alat logging
dilakukan sesuai dengan kedalaman yang ditargetkan.
2.13 Jenis-Jenis Log Mekanik
2.14 Log Caliper
Caliper log adalah alat untuk mengukur diameter dan bentuk suatu lubang bor. Alat ini memiliki
2, 4 atau lebih lengan yang dapat membuka di dalam lubang bor. Pergerakan lengan-lengan ini pada
lubang akan diubah menjadi signal elektrik oleh potentiometer. Dalam sebuah lubang bor, diameter
bersifat heterogen dari atas hingga dasar karena adanya efek tekanan dari lapisan batuan yang
berbeda-beda akibat gaya tektonik. Kondisi ini yang menjadikan perbedaan dalam jumlah lengan caliper.
Pada lubang yang lebih oval, dua lengan caliper akan saling mengunci pada sumbu terpanjang dari oval,
sehingga akan memberikan hasil diameter yang lebih besar dibandingkan seharusnya. Akibatnya,
diperlukan caliper dengan lengan yang lebih banyak.
Hasil logging caliper diplot pada suatu track yang menggunakan ukuran drilling bit sebagai
perbandingan atau dengan menggambarkan selisih hasil pembacaan caliper terhadap ukuran bit
diameter. Pada grafik logging, dapat ditemukan titik tertentu yang mengindikasikan volum dari lubang
bor. Informasi berguna dalam mengestimasi jumlah lumpur pemboran di dalam lubang bor dan jumlah
semen yang dibutuhkan untuk casing lubang. Dalam memenuhi kebutuhan ini, terdapat perhitungan
matematis untuk memperolehnya.
Secara umum, caliper logging dapat digunakan untuk kebutuhan sebagai berikut : (a) membantu
interpretasi litologi bawah permukaan; (b) indikator zona permeabilitas dan porositas akibat adanya
mudcake; (c) menghitung tebal mudcake; (d) menghitung volume lubang bor; (e) menghitung kebutuhan
semen untuk casing; (f) indikasi kualitas lubang bor; dan (g) membantu menentukan formasi
10/1/2016 9:59 AM
16 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
10/1/2016 9:59 AM
17 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
10/1/2016 9:59 AM
18 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
Cara kerja
Mengalirkan arus dari elektroda (pada alat) ke formasi dan diterima kembali ke permukaan.
Untuk mengukur deep dan shallow laterolog dari elektroda yang sama digunakan frekuensi
yang berbeda. (35 Hz deep dan 280 Hz shallow).
Berdasarkan radius investigasi, zona pengukuran resistivitas dapat dikelompokkan sebagai
berikut : (Gambar 3.1)
a.
b.
c.
d.
Flushed zone
Shallow zone
Medium zone
Deep zone
Gambar.Sayatan suatu lubang bor yang menunjukkan zona terusir, zona peralihan dan zona tidak terusir
serta sejumlah parameter petrofisik yang penting (Schlumberger, 1985/1986)
10/1/2016 9:59 AM
19 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
Pola-pola log biasanya menunjukan energi pengendapan yang berubah, yaitu berkisar antara
dari energi tinggi (batupasir) sampai rendah (serpih).
a. Coarsening upward atau Funnel shape
Adalah bentuk corong yang menunjukkan energi pengendapan yang bertambah ke arah
atas.
b. Blocky Pattern atau Cylinder Shape
Adalah bentuk silinder yang secara tidak langsung menunjukkan energi yang relatif
konstan selama pengendapan yang kontinyu.
c. Fining upward atau Bell shape
Adalah bentuk bel atau lonceng yang menunjukkan energi pengendapan yang berkurang ke
arah atas.
10/1/2016 9:59 AM
20 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
d. Crescentic Pattern
Adalah pola log berbentuk bulan sabit yang pada mulanya menunjukkan coarsening upward yang
diikuti finning upward.
Gambar 4.2. Bentuk kurva wireline log (Pettijohn, Potter, and Seiver 1987)
2.19 Dasar Teori Petrofisik
Perhitungan petrofisik disesuaikan dengan kondisi formasi pada daerah telitian. Dalam
penelitian ini digunakan metode Indonesia equationdalam Asquith and Gibson (1982).dengan
asumsi bahwa untuk Indonesia equation akan lebih tepat digunakan untuk formasi shaly sand.
Hal ini disebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian metode Indonesia equation
berasal dari Indonesia.
a.
10/1/2016 9:59 AM
21 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
Volume serpih dapat dihitung dengan menggunakan rumus berdasarkan Asquith and Gibson
(1999).
c.
Untuk Batuan-batuan yang tidak terkonsolidasi dihitung sebagai berikut : Vsh = 0.083
Koreksi lingkungan
Koreksi terhadap kandungan serpih
10/1/2016 9:59 AM
22 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
e.
Dimana :
N
7758
Boi
BAB III
10/1/2016 9:59 AM
23 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemboran geoteknik adalah salah satu dari banyak alat dalam perencanaan atau
design tambang, data geoteknik harus digunakan secara benar dengan kewaspadaan dan
dengan asumsi-asumsi serta batasan-batasan yang ada untuk dapat mencapai hasil seperti yang
diinginkan.
Tujuan utama dari pemboran eksplorasi adalah mengambil dan merekam data geologi yang
ditembus lubang bor. Deskripsi inti bor dan pemetaan permukaan bertujuan untuk
mendapatkan data dan informasi tentang kondisi massa batuan yang akan digunakan untuk
mendukung proses karakterisasi massa batuan .Data ini berupa rekaman catatan hasil
pengamatan pada conto batuan, khususnya litologi serta gejala geologi lainnya. Jenis conto
yang didapatkan adalah :
a. Serbuk bor (Cuttings)
b. Drill core
c. Perlakuan inti bor
d. Penyimpanan conto (sample storage)
Core barrel merupakan tabung conto inti/core yang dimasukkan kedalam bor untuk
menangkap dan menyimpan core selama pengeboran. Tabung dilengkapi dengan alat penahan
dan penjepit mencegah jatuhnya core.
Jenis-jenis core barrel :
a. Single tube core barrel
b. Double tube core barrel
3.2 SARAN
Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat buat penulis sendiri dan juga
pembaca, jika ada kesalahan penulis berharap agar dapat diperbaiki oleh pembaca.
di 12/26/2014 01:00:00 AM
10/1/2016 9:59 AM
24 of 25
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
Publikasikan
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
10/1/2016 9:59 AM
Calculate BMI
http://annasptmunsyiah12.blogspot.co.id/2014/12/pemboran-geoteknik-dan-penampangan_48.html
Reset
...this means:
ire psoriazisului
utm n scurt timp. Rezultat garantat!
25 of 25
10/1/2016 9:59 AM