Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

APLIKASI GEOSTATISTIK TERHADAP BIDANG


PERTAMBANGAN

OLEH :

RENNY CAHYANINGTYAS

2014 63 044

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2017

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, karna dengan rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyusun Makalah Aplikasi Gestatistik Terhadap Bidang
Pertambangan.

Makalah ini bertujuan sebagai tugas dalam perkuliahan Geostatistik yang


membahas tentang penerapan/aplikasi geostatistik dalam duniapertambangan
sebagaimana yang telah dibahas dalam makalah ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen yang telah


mengajar dalam perkuliahan Geostatistik yaitu Bapak Bambang Triyanto,S.T.,
M.T., serta kepada teman-teman mahasiswa yang mengambil mata kuliah
Geostatistik ini.

Penulis berharap agar tugas ini dapat diterima dengan baik, serta
memberikan manfaat kepada teman-teman yang membacanya, penulis juga
menyadari bahwa tugas ini belum dikategorikan sebagai makalah yang sempurna,
maka dari itu kritik dan saran penulis butuhkan untuk motivasi dalam pengerjaan
makalah yang lebih baik kedepannya.

Manokwari, 12 Juli 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 1

II ISI
2.1 Pengertian Geostatistik ................................................................. 2
2.2 Penerapan Geoostatistik pada Bidang Pertambangan ................... 7

III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman

2.1 Variogram ................................................................................... 11


2.2 Variogram Eksperimental Drift-1 ............................................... 12

iv
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk
membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti
ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat
memberikan keuntungan yang besar dengan kegiatan perhitungan sumberdaya
dilakukan pada tahap eksplorasi sebelum tahap persiapan penambangan.

Geostatistika merupakan salah satu ilmu yang menggunakan analisis spasial.


Analisis spasial merupakan analisis yang memiliki atribut lokasi, seperti halnya
lokasi absolut (koordinat). Menurut Creassie (1993), data spasial merupakan data
yang berasal dari peta. Geostatistika muncul pada awal 1980-an sebagai
perpaduan ilmu pertambangan, geologi, matematika, dan statistika. Geostatistika
awalnya dikembangkan dalam industri mineral untuk menaksir cadangan-
cadangan mineral yang ada dibumi atau kegiatan yang dilakukan untuk
menghitung tonase sumberdaya dari suatu endapan bahan galian. Untuk
menghitung sumberdaya dapat dilakukan dengan berbagai macam metode.
Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan berbagai metode, tetapi
sebelumnya harus diketahui batasan antara Sumberdaya (resource) dan Cadangan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Aplikasi Geostatistik
Terhadap Bidang Pertambangan ialah agar mahasiswa dapat mengetahui
penerapan/peranan geostatisti dalam dunia/bidang pertambangan.

v
II ISI
2.1 Pengertian Geostatistik
Geostatistik adalah ilmu yang mempelajari aplikasi dan teori mengenai
variabel terregional (variabel berubah) pada berbagai fenomena gejala alam,
terutama untuk menentukan volume bahan galian. Landasan dari pembelajaran
geostatistik adalah "The Theory of Regionalised Variables, dimana data dari
titik-titik sampel mempunyai korelasi satu sama lain sesuai dengan karakteristik
penyebaran endapan mineral. Analisis dari geostatistik merupakan teknik
geostatistik yang terfokus pada variabel spasial, yaitu hubungan antara variabel
yang diukur pada titik tertentu dengan variabel yang sama pada titik dengan jarak
tertentu dari titik pertama.
Istilah Geostatistik dikemukakan pertama kali oleh Matheron (1963) dan
didefinisikan sebagai aplikasi hubungan atau turunan fungsi dalam penelaahan
dan perkiraan gejala alam. Gejala alam dapat diprediksi berdasarkan penyebaran
objek dalam suatu ruang, bidang maupun garis. Penyebaran variabel dalam suatu
ruang, bidang atau garis disebut variabel terregional atau dapat diartikan sebagai
variabel yang diukur tergantung pada nilai yang terdistribusi dalam ruang
berdimensi dua atau tiga. Variabel tersebut tidak lain adalah merupakan pengujian
fungsi f(x) yang menempati setiap titik (x) pada ruang. Variabel data spasial
tersebut memiliki sifat khusus yakni ketakbebasan dan keheterogenan.
Ketakbebasan disebabkan oleh adanya perhitungan alat pengamatan dan hasil
yang diteliti dalam satu titik ditentukan oleh titik lainnya dalam sistem dan
keheterogenan disebabkan adanya perbedaan wilayah.
Proses yang dilakukan dalam analisis geostatistik adalah meregister seluruh
data, mengeksplorasi data, membuat model, melakukan dan membandingkan
pemodelan. Analisis mendalam dan terintegrasi dengan geostatistik sangat
diperlukan untuk dapat membuat model detail guna analisa fasies dan peta
porositas yang bertujuan determinasi dan input pada model simulasi reservoir.
Geostatistik dapat digunakan pada bidang-bidang industri pertambangan
juga perminyakan, lingkungan, meteorologi, geofisika, pertanian dan perikanan,
kelautan, ilmu tanah, fisika media heterogen, teknik sipil, akutansi, dan
astrofisika. Geostatistik pada awalnya dikembangkan pada industri mineral untuk

vi
melakukan perhitungan cadangan mineral, seperti emas, perak, platina. D.K.
Krige, seorang insinyur pertambangan Afrika Selatan, menyatakan bahwa
perhitungan dan analisa geostatistik dilihat dari titik pandang probabilistik,
sedangkan menurut George Matheron, seorang insinyur dari Ecoles des Mines,
Fontainebleau, Perancis, menerapkan teori probabilistik dan statistik untuk
memformulasikan pendekatan Krige dalam perhitungan cadangan bijih, yang
dikenal dengan metode kriging.

ANALISA KRIGING
Analisa kriging adalah analisa untuk menaksir tebal blok yang dilakukan
berdasarkan nilai semi variogram, jarak pengaruh dan jarak setiap titik yang akan
ditafsir nilainya atau tebalnya. Kriging merupakan suatu teknik estimasi lokal
yang memberikan harga estimasi dalam keadaan tidak biasa, kriging disebut juga
sebagai Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Estimasi pada variabel tunggal
biasa dilakukan dengan Ordinary Krigging (OK).

TEKNIK ANALISIS GEOSTATISTIK


Teknik analisis geostatistik bergantung pada model statistik berdasarkan
fungsi acak (random function) atau variabel acak (random variable) dengan tujuan
untuk mengetahui dan mengestimasi data spasial. Suatu variabel berubah yang
terdistribusi dalam ruang adalah variable terregional (regionalized variable).
Variabel ini mencirikan fenomena tertentu seperti kadar bijih yang merupakan
karakteristik untuk suatu mineral.
Tahapan perhitungan cadangan dalam analisis geostatistik secara umum
meliputi : pengamatan data lapangan, variografi, dan perhitungan variansi
perkiraan dan variansi kriging.
1. Pengamatan Data Lapangan
Dari hasil pemboran didapat koordinat (x , y) dengan ketebalan Z, sehingga titik
bor ditulis Z(x , y).

vii
2. Variografi

Adalah serangkaian aktivitas mulai dari penelusuran data, pembuatan model


hingga laporan analisa.

Penelusuran Data

Penelusuran data dilakukan secara manual atau dengan komputer. Jika data
tersusun dalam grid/ spacing yang teratur dapat dilakukan perhitungan secara
langsung dengan arah horisontal, vertikal ataupun diagonal.

Pembuatan dan Analisis Variogram Eksperimen

Variogram adalah suatu fungsi vektor yang dapat digunakan untuk


mengkuantifikasikan tingkat kemiripan atau variabilitas antara dua conto yang
terpisah oleh jarak tertentu dengan grafik x - y yang dihasilkan dari plot jarak dan
varians dari data yang berpasangan.

Variogram dilakukan untuk melakukan penaksiran kadar bijih dengan tujuan


kuantifikasi korelasi ruang antar conto menggunakan suatu perangkat statistik.
Sifat - sifat yang merupakan ciri khas dari variabel terregional antara lain:

1. Suatu variabel terregional terlokalisir (menempati lokasi tertentu),


dimana variasi terjadinya deposit, ukuran, dan orientasi tertentu.
2. Variabel terregional dapat mencerminkan variasi kontinuitas yang
relatif tinggi ataupun rendah.
3. Variabel terregional mencerminkan anisotropi, artinya tingkat
distribusi varians dari variabel berbeda pada masing-masing arah.

Di sisi lain, data variogram yang memiliki jarak antar conto tidak teratur
diperlukan suatu toleransi untuk kedua variabel tersebut. David (1977)
menjelaskan istilah angle classes (/2) dan distance classes (hh) sebagai
toleransi untuk menghitung pasangan data dengan jarak antar data yang tidak
teratur. Semua titik conto atau data yang berada pada search area yang

viii
didefinisikan dengan angle classes dan distance classes akan dianggap sebagai
titik-titik conto yang berjarak h dari titik x0 (titik origin) pada arah yang
dimaksud.

Variogram Eksperimental
Variogram eksperimental dibuat berdasarkan pengukuran korelasi spasial
antara 2 (dua) conto/ data yang dipisahkan dengan jarak tertentu sebesar h. Data
tersebut merupakan data yang diperoleh dari pengukuran di lapangan, dapat
berupa data kadar, ketebalan, ketinggian topografi, porositas, dan permeabilitas.
Pada arah atau baris tertentu terdapat n buah data dengan jarak tertentu sebesar h,
dimana dalam tiap baris terdapat (n 1) pasangan data untuk menghitung
variogram (h) dan (n 2) pasangan data untuk menghitung variogram (2h) dan
seterusnya hingga mencapai lag tertentu yang tergantung dari jumlah n data. Hasil
perhitungan variogram di plot pada suatu koordinat kartesian antar jarak antar
pasangan data (h) dan variogram (h).

Komponen Variogram atau Semivariogram


Komponen dalam variogram atau semivariogram adalah sebagai berikut :
1. Range
Menurut Isaaks dan Srivastava (1989), range adalah jarak dimana variogram
merupakan sebuah dataran tinggi. Jarak yang dimaksud adalah variogram harus
mencapai nilai sill . Sedangkan menurut Dorsel dan Breche (1997), range adalah
jarak antara lokasi - lokasi dimana pengamatannya terlihat independen, yakni
ragamnya tidak mengalami suatu kenaikan. Dalam grafik variogram, range
dinyatakan dengan lambang "a yaitu jarak pada sumbu horizontal mulai dari titik
nol sampai titik proyeksi perubahan variogram dari miring ke mendatar. Pada
jarak range, variabel dipengaruhi oleh suatu posisi.
2. Sill
Menurut Isaaks dan Srivastava (1989), sill adalah masa stabil suatu variogram
dalam mencapai range. Variogram menjadi suatu wilayah yang datar yakni
ragamnya tidak mengalami suatu kenaikan.
3. Nugget Effect

ix
Kediskontinuan pada pusat variogram terhadap garis vertikal yang melompat dari
nilai 0 pada pusat nilai variogram dengan pemisahan jarak terkecil disebut dengan
nugget effect. Rasio nugget effect terhadap sill umumnya bernilai 11 sebagai
nugget effect relative dan dinyatakan dalam persentase.

KEGUNAAN GEOSTATISTIK
Kelebihan ilmu geostatistik adalah kemampuannya untuk mengkarakterisasi
penerapan struktur spasial dengan model probabilistik secara konsisten. Struktur
spasial ini dikarakterisasi terstruktur oleh variogram. Secara mendasar, ada dua
macam metode yang didasarkan pada variogram dan covariance yaitu :

Pemetaan dan estimasi, variogram dapat digunakan untuk menginterpolasi


antara titik data (kriging).
Karakterisasi suatu ketidaktentuan pada estimasi (volume minyakbumi,
kadar di atas cut-off, resiko polusi), variogram yang sama dapat
digunakan.

SOFTWARE GEOSTATISTIK
Simulasi dalam penelitian geostatistik banyak dilakukan dengan menggunakan
program R yang merupakan salah satu software open source yang dapat
digunakan untuk membantu pengolahan data dan membuat plot. R yang
digunakan adalah R versi 3.0.1 yang dikeluarkan pada tanggal 3 April 2013 oleh
The R Foundation for Statistical Computing. Dalam program ini digunakan
beberapa packages yaitu spasial, lattice, dan nlme.

Pada perkembangan geostatistik, banyak aplikasi statistik multivariat dalam


geostatistik seperti trend surface analysis, cluster analysis, factor analysis,
discriminant analysis, dan principle component analysis. Bahkan saat ini, suatu
metode yang bukan mendasarkan pada teori probabilistik dipakai untuk analisis di
bidang ilmu kebumian, misalnya fuzzy logic yang mendasarkan teori himpunan
yang dikenal dengan istilah fuzzy set teory seperti pada metode FCM (Fuzzy c-
mean cluster analysis). Berbagai metodologi geostatistik kini banyak dipakai
untuk analisis petrografi, permodelan porositas dan permeabilitas, dan GIS.

x
2.2 Penerapan Geostatistik pada Bidang Pertambangan

Peranan Geostatistik dalam bidang Pertambangan yaitu pada kegiatan


eksplorasi sumber daya alam adalah sebagai berikut :

Untuk pemetaan dan estimasi, variogram dapat digunakan untuk


menginterpolasi antara titik data.
Untuk mengkarakterisasi suatu ketidaktentuan pada estimasi (volume
minyak bumi, kadar di atas cut-off, resiko polusi ), variogram yang sama
dapat digunakan.
Geostatistik dalam pertambangan :
Mengestimasi cadangan total
Mengestimasi eror
Pemetaan kontur dan pembuatan grid
Mengestimasi pemulihan area

Statistik dalam geologi akan dapat dilihat peranannya dengan lebih mudah,
terutama dalam menganalisa data dalam data dalam beberapa contoh kasus seperti
pengolahan data kekar, uratan stratigrafi, estimasi mineral, klasifikasi data fosil,
dan sebagainya :

Optimasi model

filter noise

regresi data geofisika

anomali regional

atribut seismic

analisa data logging, autokorelasi, cross-correlasi

analisa peta, perbandingan peta, kontur

analisa sequence untuk gempa dan letusan gunung api

analisa diskriminan untuk menentukan jenis litologi

xi
Proses Analisis Geostatistik

Dalam proses analisis yang pertama perlu dilakukan adalah meregister


seluruh data yang diperlukan. Hal ini sagat penting dilakukan untuk dapat
menggunakan data data tersebut pada tahapan selanjutnya. Kompatibilitas data
untuk dapat dianalisis lebih lanjut apabila menggunakan GIS tentu sangat penting.
Data digital akan memudahkan dengan penggunaan work station. Langkah
langkah analisa yang harus dilakukan meliputi:

Eksplorasi Data
o Pemahaman yang menyeluruh dan dalam pada data yang ada
sangat diperlukan untuk dapat menganalisis. Eksplorasi dari
pendistribusian data, melihat batasan batasan secara global dan
lokal, melihat pola pola global, memeriksa korelasi spasial, dan
memahami kovariasi dari berbagai data.
Pembuatan Model
o Pada mulanya geostatistik merupakan sinonim dari kriging.
Tetapi kemudian dalam perkembangannya juga meliputi metode
deterministic. Metode deterministik tidak memiliki penilaian untuk
kesalahan prediksi, tidak ada asumsi untuk data sedangkan metode
kriging memiliki penilaian untuk kesalahan prediksi dan
mengasumsikan data dari proses stokastik. Peta yang dihasilkan
dapat berupa peta prediksi (peta interpolasi), peta standar eror, peta
Quantile, peta probability.
Melakukan Diagnostik
o Sebelum menghasilkan hasil akhir harus kita ketahui dahulu
seberapa bagusnya prediksi nilai di tempat yang tidak memiliki
data real. Dalam pemodelan geologi khususnya pemodelan
reservoir, model yang baik akan memiliki satu kualitas yang
sederhana yaitu: harus menyediakan prediksi yang baik dari
perilaku reservoir untuk merespon keadaan (Tyson and Math,
2009).

xii
o Untuk prediksi yang baik harus memiliki prediksi mean eror yang
mendekati nol, RMS (root-mean-square) yang lebih kecil lebih
baik. Apabila estimasi rata rata standar eror dibandingkan dengan
prediksi eror RMS sama maka prediksi bagus, apabila <1 maka
overestimate dan apabila >1 maka underestimate.
Membandingkan Model
o Beberapa model yang dihasilkan dari beberapa perlakuan harus
dibandingkan untuk melihat mana yang lebih baik. Penggunaan
cross validation statistic sangat membantu dalam pembandingan
ini. Aturan aturan dasar sebelumnya untuk prediksi yang baik
masih digunakan juga untuk pembandingan model.

Contoh Kasus diambil dari :Arifudin Idrus dkk, 2007, Diktat Mata Kuliah
Eksplorasi Sumber Daya Mineral, melalui :
http://id.scribd.com/doc/113374715/3/I-3-Konsep-Eksplorasi

Estimasi Sumberdaya/Cadangan dengan Metoda Inkonvensional


(Geostatistik)

Geostatistik

merupakan aplikasi ilmu-ilmu statistik untuk menerangkan fenomena


fenomena ilmu kebumian, terutama pada ilmu geologi dan pertambangan.Selain
itu geostatistik meninjau tentang heterogenitas (sifat penyebaran, kontinuitas
mineralisasi.

Fenomena-fenomena perbedaan penyebaran mineralisasi akan sangat


mudah diterangkan dengan (semi) variogram, (h), yang merupakan fungsi jarak
(h) danmenyatakan besarnya penyimpangan sampai sejauh jarak pengaruh (a).
Analisis geostatistik memiliki tiga tahapan utama, yaitu :

Analisis statisik klasik


Analisis variografi
Analisis kriging

xiii
Variogram

Tahapan untuk memvisualisasikan, memodelkan dan mengekploitasi


hubunganfenomena-fenomena alam yang terdistribusi dalam ruang disebut dengan
variografi,sedangkan hasil yang didapatkan disebut dengan (semi)
variogram.Variogram diformulasikan sebagai berikut :

Dengan :
Z ( Xi) adalah nilai data di titik Xi
Z ( Xi + h ) adalah nilai data di titik Xi + h
N(h) adalah banyaknya pasangan titik yang memiliki jarak h

Model Variogram

Model variogram dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Perilaku variogram dekat titik awal

Parabolik, kontinuitas variabel tinggi, data teratur : data tebal


Linear, kontinuitas sedang : data kadar bijih
Ketidakaturan tinggi, diawali lompatan : data eratik
Horisontal, variabel random, distribusi acak

2. Kehadiran sill (variansi statistik)

Dengan sill : model Matheron, Formery (eksponensial), Gaussian


Tanpa sill : model linear dan logaritmik (de Wijsian)

3. Kehadiran anisotropi, struktur bersarang, drift dan lain-lain.Umum digunakan


saat ini pada endapan mineral adalah model Matheron.

xiv
Gambar 2.1Variogram

Kecocokan model antara variogram eksperimental dan model matematis


(terpilihmodel Matheron) kemudian dianalisis untuk menghasilkan parameter-
parametervariogram (a, Co, C) dan sill pada satu arah perhitungan, misal Barat-
Timur.

Tinjau ulang Drift 1 dan Drift 2 :

Perhitungan Variogram

xv
Gambar 2.2 Variogram Eksperimental Drift-1

Perhitungan masih dilanjutkan untuk menganalisis variogram dan


memperhatikan sifat-sifat struktur variogram. Dengan demikin barulah dapat
disimpulkan mengenai data yang diperoleh. Hal ini membuktikan kegunaan
Geostatistik dalam proses eksplorasi sumber daya alam.

xvi
III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peranan Geostatistik dalam bidang Pertambangan yaitu pada kegiatan
eksplorasi sumber daya alam

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Arifudin Idrus dkk, 2007, Diktat Mata Kuliah Eksplorasi Sumber Daya Mineral,
melalui : http://id.scribd.com/doc/113374715/3/I-3-Konsep-Eksplorasi
http://en.wikipedia.org/wiki/Variogram

http://id.scribd.com/doc/50782388/GEOSTATISTIKA

xviii

Anda mungkin juga menyukai