1
1.3.2 Tujuan
Pelaksanaan praktikum Penirisan Tambang memiliki beberapa tujuan,
antara lain:
1. Menghitung intensitas hujan dan debit limpasan yang terjadi pada area
penambangan.
2. Merencanakan suatu sistem penyaliran tambang dan mendesain saluran
drainage, dan sump
2
II DASAR TEORI
3
dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan.
3. Air Permukaan – Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah,
maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat
dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama
lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan
disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,
waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah
Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang
berubah adalah wujud dan tempatnya. (Wakerkwa, 2016)
C = Koefisien Limpasan
I = Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
2
A = Luas Daerah Tangkapan Hujan (km )
4
2.3 Analisa Curah Hujan
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam
tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah
hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat
yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak
satu liter. Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu
tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini
sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek
negatif terhadap tanaman.
5
a. Curah Hujan Rencana
Curah hujan rencana merupakan suatu kriteria utama dalam perencanaan
sistem penyaliran untuk air permukaan pada suatu tambang. Salah satu metode
dalam analisa frekuensi yang sering digunakan dalam menganalisa data curah
hujan adalah metode distribusi ekstrim, atau juga dikenal dengan metode
distribusi Normal:
XT = 𝑋̅ + KT x S..................................................................................................... (2)
Dengan :
KT = faktor frekueni, merupakan fungsi dari peluang periode ulang dan tipe model
matematik distribusi peluang yang digunakan.
Dimana :
6
tangkapan hujan yang dipengaruhi oleh daerah disekitarnya. Luas daerah
tangkapan hujan dapat ditentukan berdasarkan analisa peta topografi.
Berdasarkan kondisi daerahnya seperti adanya daerah hutan, lokasi penimbunan,
kepadatan alur drainase, serta kondisi kemiringan (gride).
Sumber utama air limpasan permukaan pada suatu tambang terbuka
adalah air hujan, jika curah hujan yang relatif tinggi pada daerah tambang maka
perlu penanganan air hujan yang baik (sistem drainase) yang tujuannya agar
produktivitas tidak menurun (boro,2011).
d. Saluran Drainase
Saluran pada tambang untuk menampung limpasan permukaan pada
suatu daerah dan mengalirkannya ke tempat penampungan air seperti : dump,
settling pond, sedimen pon dan lain – lain. Dalam merancang dimensi saluran
perlu di lakukan analisis pada daerah lokasi penambangan sehingga saluran air
tersebut dapat memenuhi hal – hal sebagai berikut :
1. Dapat mengalirkan debit air yang di rencanakan
2. Kecepatan air yang tidak merusak saluran.
3. Kecepatan air yang tidak menyebabkan terjadinya pengendapan.
4. Kemudahan dalam penggalian atau pembuatan.
5. Kemudian dalam hal pemeliharaan
Menurut konstruksi, saluran terbagi 2 :
1. Saluran tertutup yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran
air yang kotor (air yang menganggu kesehatan / lingkungan).
2. Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak didaerah yang mempunyai luasan yang cukup ataupun untuk drainase
air non hujan yang tidak membahayakan kesehatahan atau yang mengganggu
lingkungan. Efektifitas penggunaan dari berbagai bentuk penampang saluran
drainase yang dikaitkan dengan fungsi saluran. Bentuk-bentuk penampang
saluran terbuka :
a. Bentuk penampang segitiga
Bentuk ini biasanya dipergunakan untuk saluran dangkal. Saluran bentuk
ini tidak mudah digerus oleh air. Kelemahannya adalah membutuhkan
waktu yang cukup lama dalam pembuatannya.
7
Sudut tengah = 90° → z = 1
A = h2
P = 2h √2
ℎ
R= 2√2
8
b. Bentuk penampang trapesium
Kapasitas saluran sangat menentukan keberhasilan suatu perencanaan
sistem drainase. Dimensi saluran ditentukan dari debit air yang akan
dialirkan.
9
Gambar 2.5 Penampang Trapesium
10
pompa tersebut.
2) Durasi Pemompaan
Durasi pemompaan maksimal yang digunakan adalah 21 jam/hari,
dengan pertimbangan akan disediakan 3 jam sebagai waktu
maintenance terhadap pompa.
3) Jumlah Pompa dan Pipa
Jumlah pompa disesuaikan dengan debit yang akan masuk ke dalam
sump. Jenis pompa yang digunakan adalah MF 390 dengan
menggunakan pipa polyethylene berdiameter 10 inch dengan
panjang 12m.
11
III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Daerah Tangkapan Hujan
Dari hasil penggambaran peta dan penentunnya maka daerah tangkapan
hujan didapatkan dengan luas 0.257 km2.
3.1.2 Perhitungan Data Curah Hujan
1. Kemiringan Daerah WIUP
Elevasi maksimum = 1375
Elevasi minimum = 1050
Beda elevasi = 325
Kemiringan Bukit :
𝐵𝐸𝐷𝐴 𝑇𝐼𝑁𝐺𝐺𝐼 325
S = = = 0,432%
𝐽𝐴𝑅𝐴𝐾 751,4
2. Standar Deviasi
Diketahui :
n = jumlah tahun
Ditanya :
a. 𝑋̅ = …?
b. S = ….?
Penyelesaian:
1
𝑋̅ = 𝑛 ∑𝑛(0) 𝑋𝑖
1
= 10 (1863)
= 186,3 mm
1 1
S = [𝑛−1 ∑𝑛(0)(𝑋𝑖 − 𝑋̅ )2 ] 2
12
1 1
= [10−1 (9726,1)] 2
= 32.874 mm/tahun
3. Hujan Rencana
Diketahui :
𝑋̅ = 186,3 mm/tahun
KT = 0
S = 32,874 mm/tahun
Ditanya : XT ?
Penyelesaian :
XT = 𝑋̅ + KT . S
13
= 186,300 mm/tahun
= 0,510 mm/hari
4. Intensitas Hujan
Diketahui :
Ditanya : I ?
Penyelesaian :
2
𝑅24 24 3
I= .(1)
24
2
0,510 𝑚𝑚/ ℎ𝑎𝑟𝑖 24 3
= x (1 𝑗𝑎𝑚)
24
5. Debit Limpasan
Diketahui :
C = 0,3
I = 0,177 mm/jam
A = 0,257 km2
Ditanya : Q ?
Penyelesaian :
Q = 0,2778 . C . I. A
14
Tabel 3.2 Beberapa Harga Koefisien Limpasan ( Rudy Sayoga Gautama,1995 )
Kemiringan Tutupan Koefisien Limpasan
<3% Sawah, rawa. 0,2
Hutan, perkebunan 0,3
Perumahan dengan kebun 0,4
3% - 15 % Hutan, perkebunan 0,4
Perumahan 0,5
Tumbuhan yang jarang 0,6
Tanpa tumbuhan, daerah 0,7
Penimbunan
› 15 % Hutan 0,6
Perumahan, 0,7
Kebun 0,8
Tumbuhan yang jarang 0,9
Tanpa tumbuhan, daerah
tambang
15
Debit pada saluran Lebar dasar saluran
0,00 – 0,5 1,00
0,5 – 1,00 1,50
1,00 – 1,50 2,00
1,50 – 3,00 2,50
3,00 – 4,50 3,00
4,50 – 6,00 3,50
Sehingga di dapat ;
b=nxh
= 1 x 0,195 m
= 0,195m
A = (b + z x h ) x h , dimana z = tan 45º = 1
A = (0,195m + 1 x 0,195 m ) x 0,195
= 0,076
16
H=h+w
= 0,195m + 0,584 m
= 0,778m
Untuk menghitung kapasitas pengaliran menggunakan persamaan manning,
f. Kecepatan aliran (V)
1
V = 𝑛 x R2/3 x S1/2
1
= 0,025 x (0,129)2/3 x (0,5)1/2
= 7,246 m
= (7,246m x 24 jam) : 3600
= 0,048 m/s
Q=AxV
= 0,075 x 0,048 m/s
= 0,004m/s
= 0,004m/s x 3600
= 13,158 m/jam
= 225,530 m3
2. Volume dan Dimensi sump
Untuk pembuatan dump diharapkan dapat menampung air lebih dari 1 debit air
yang akan masuk kedalam sump. Sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut:
Kecepatan aliran :
17
Volume air :
Vair = 1,5 x Q x t
= 1,5 x 13,658 m/jam x 1 jam
= 20,488 m3
Volume sump :
2
Vs = 3 x π x r3
2
= 3 x 3,14 x (3)3
= 56,520 m3
3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)
Penentuan daerah tangkapan hujan pada daerah kabupaten dairi provinsi
sumatera utara adalah dengan melihat kondisi topografi , dimana dari peta dapat
diperkirakan arah aliran air akan tertampung di daerah tersebut. Dari hasil maka
daerah tangkapan hujan memiliki luas daerah 257280 m2.
3.2.2 Curah Hujan
Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh ke bumi persatuan luas
permukaan pada jangka waktu tertentu. Curah hujan merupakan salah satu faktor
terpenting dalam suatu drainase, karena besar kecilnya curah hujan akan
mempengaruhi besar kecilnya air limpasan. Satuan curah hujan adalah mm, yang
berarti jumlah air hujan yang jatuh pada satuan luas tertentu. Jadi 1 mm curah
hujan berarti pada luasan 1 m2 jumlah air hujan yang jatuh adalah sebanyak 1
liter (1000cm3). Data curah hujan yang dianalisis adalah curah hujan maksimum
selama 10 tahun. Analisi data ini meliputi:
1. Curah Hujan Rencana Maksimum Perhitungan curah hujan maksimum dihitung
dengan metode Normal dan diperoleh curah hujan maksimum sebesar 186,300
mm/tahun.
2. Intensitas Curah Hujan Intensitas curah hujan adalah derajat curah hujan
dinyatakan dalam curah hujan per satuan waktu (mm/jam). Intensitas curah hujan
dihitung menggunakan rumus Mononobe. Berdasarkan perhitungan didapat
intensitas curah hujan sebesar 0,177 mm/jam
3. Debit Limpasan
Debit air limpasan dipengaruhi oleh luas area tangkapan hujan. Debit air dihitung
dengan persamaan Rasional dan diperoleh hasil sebesar 13,658 m3/ jam.
3.2.3 Saluran Penyaliran
18
Penyaliran dibuat berdasarkan topografi daerah kabupaten dairi provinsi
sumatera utara, umumnya bentuk saluran mengikuti kaki lereng sehingga
terbentuk saluran air yang berkelok-kelok mengikuti kaki lereng. Pembuatan
saluran ini bertujuan agar mengalirkan air secara teratur ke daerah yang lebih
rendah.
Kapasitas saluran adalah daya tampung suatu saluran untuk menampung
air yang mengalir pada suatu daerah. Kapasitas saluran sangat menentukan
keberhasilan dari perencanaan sistem penyaliran. Bentuk penampang saluran air
ditentukan berdasarkan debit air. Bentuk penampang saluran air yang digunakan
adalah bentuk penampang trapesium karena tahan terhadap pengikisan serta cocok
untuk debit air yang besar.
Dari hasil perhitungan di peroleh dimensi dan kapasitas saluran pada DTH
dengan panjang saluran 745,200 m, volume saluran 225,530 m3, lebar atas 0,584 m
, lebar bawah 0,195m , daerah jagaan 0,584 m , kedalaman 0,778 m dan Q =
13,158 m/jam.
3.2.4 Sump
Dalam upaya untuk mengatasi genangan air ini maka dibuat dump yang
berfungsi untuk mengendapkan lumpur tersebut. Dimensi Dump dapat ditentukan
berdasarkan debit air yang di tampung. Sehingga untuk mencegah debit air yang
lebih dari perhitungan maka dibuat dump dengan volume lebih dari 1 debit air
yang akan ditampung, sehingga didapat dimensi dump dengan bentuk setengah
bola dengan jari-jari 3 m dengan volume 56,520 m3.
19
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah didapat adalah sebagai
berikut :
1. Curah hujan pada daearah tambang yang tepatnya berada pada daerah
kabupaten dairi provinsi sumatera utara yaitu sebesar 228,378 mm/tahun.
4.2 Saran
Adapun saran yang kami sampaikan adalah sebaiknya para asisten mengajarkan
aplikasi surfer kepada praktikan agar mempermudah proses berjalannya
praktikum.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/15724356/GEOSAINS_PERENCANAAN_SISTEM_PENYALIRA
N_TAMBANG_TERBUKA_BATUBARA (18 April 2019)
21