Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TEKNIK TEROWONGAN

BAUT BATUAN(ROCK BOLTS)

OLEH:
MERI TEFA SEPTIANI
(201663002)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena Berkat
dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Teknik
Terowongan Tentang Baut Batuan dengan lancar dan tepat pada waktu yang telah
ditentukan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
Ibu Citcy.T Manullang, ST dan Bapak Firwansyah Aras, ST selaku dosen pengampu
pada mata kuliah Teknik Terowongan dan teman-teman yang telah membantu
menyusun makalah pada mata kuliah ini.

Penulis sadar bahwa penyusunan makalah terdapat kekurangan yang perlu


diperbaiki. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun guna perbaikan di kemudian hari agar pembuatan makalah yang akan
datang dapat lebih baik lagi.

Sorong, 02 juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................... 1
II. DASAR TEORI
2.1 Teori Baut Batuan ....................................................................... 3
2.2 Analisis Fungsi Baut Batuan ....................................................... 4
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 21
3.2 Saran ......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terowongan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau gunung.


Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang
terbuka pada lingkungan luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan
sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1
mil, dan yang lebih pendek dari itu lebih pantas disebut underpass.

Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk menjamin


transportasi langsung dari barang atau penumpang atau material lainnya menembus
rintangan alam dan aktifitas manusia. Terowongan dibuat menembus gunung, di
bawah sungai, laut, pemukiman, gedung- gedung atau jalan raya. Berguna untuk
sarana tranportasi, hidro power, jaringan listrik, gas, saluran pembuangan dan lain-
lain. Pada terowongan dan penambangan bawah tanah, baut batuan merupakan batang
baja yang dimasukkan ke dalam lubang bor untuk menyangga atap atau dinding hasil
penggalian.
Kestabilan penambangan bawah tanah sangat bergantung pada teknik
pemasangan baut batuan dan keahlian para pemasang baut batuan
menggunakannya.Pemasangan baut batuan merupakan salah satu pekerjaan yang
sangat berbahaya.Kecelakaan pada penambang yang berhubungan dengan baut
batuan tidaklah disebabkan oleh jatuhan atau luncuran atap, akan tetapi sering terjadi
karena kurangnya pengalaman melakukan pengeboran dan menggunakan peralatan
baut batuan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka dapat
disimpulkan rumusan masalah:
1. Apa fungsi dan mengapa harus menggunakan penyangga baut batuan(rock bolt)?
2. Bagaimana rancangan baut batuan(rock bolt)?
1.3 Maksud dan Tujuan
Melalui perumusan masalah diharapkan bertambahnya pengetahuan mengenai:
1. Menentukan fungsi penyangga baut batuan(rock bolt) pada terowongan.
2. Merencanakan penyanggan baut batuan pada terowongan.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Teori Baut Batuan

Baut batuan merupakan salah satu jenis penyangga yang bila digunakan akan
menjadi bagian dari massa batuan. Hal ini sesuai dengan fungsi penyangga yaitu
membantu batuan agar dapat menopang dirinya sendiri sehingga mencapai
keseimbangan setelah padanya diberikan gangguan berupa lubang bukaan.Terdapat
beberapa alasan penggunaan baut batuan sebagai bahan yang menguatkan batuan,
yaitu dapat digunakan pada bentuk geometri lubang bukaan yang bervariasi,
umumnya mudah untuk digunakan, relatif murah, pemasangan dapat sepenuhnya
dengan mekanisasi, kerapatan spasinya dapat disesuaikan dengan kondisi batuan
lokal dan dapat dikombinasikan dengan sistem penyanggaan yang lain seperti wire
mesh, strap, beton tembak (shotcrete). Contohnya pada sistem penggalian bawah
tanah NATM (New Austrian Tunnelling Method) sistem baut batuan dikombinasikan
dengan beton tembak dan selimut beton untuk penyanggaan permanen.Jenis Baut
Batuan Bermacam-macam baut batuan telah digunakan saat ini di seluruh
dunia.Banyak diantaranya hanya memperlihatkan perbedaan kecil dalam
rancangannya namun konsep dasarnya sama. Jenis baut batuan dapat dibedakan
berdasarkan cara pengikatannya yaitu :

a. Baut batuan dengan cara pengikatan mekanis

b. Baut batuan dengan cara pengikatan yang menggunakan zat kimia

c. Baut batuan dengan cara pengikatan geser

d. Baut kabel batuan

Tipe baut batuan yang digunakan pada penambangan emas pongkor adalah
tipe split set. Tipe ini merupakan salah satu dari dua tipe baut batuan yang masuk
kedalam jenis Friction Anchored Rock Bolt atau dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai jenis baut batuan dengan pengikatan geser. Baut batuan dengan pengikatan
geser mirip dengan baut batuan dengan pengikatan mekanik yaitu pemasangan dan
operasinya tidak diganggu oleh kondisi batuan yang basah. Untuk pemasangan secara
permanen masalah yang mungkin timbul adalah korosi. Mekanisme pengikatan baut
batuan split set timbul dari kekuatan geser yang disebabkan oleh adanya pembebanan
yang mendekatai batas beban maksimum baut batuan, saat baut batuan akan
tergelincir. Keuntungan dari jenis ini adalah pemasangannya sederhana, memberikan
kerja penyanggaan dengan cepat setelah pemasangannya, tak ada perangkat keras lain
yang dibutuhkan melainkan jack leg atau jumbo drill untuk pemasangannya dan
mudah dikombinasikan dengan wire mesh. Sedangkan, kerugiannya adalah relatif
lebih mahal jika dibandingkan dengan jenis baut batuan yang lain, dibutuhkan
keakuratan mengenai ukuran diameter lubang bor sehingga didapatkan pemasangan
yang benar dan tepat untuk memperoleh kekuatan lubang yang didapatkan. Selain itu,
pemasangan baut batuan yang panjang dapat menjadi sulit, dan tidak dapat digunakan
dalam pemasangan jangka panjang kecuali kalau dilindungi oleh anti korosi.
(Irwandy Arif, 2002).

2.2 Analisis Fungsi Baut Batuan

Baut batuan dianggap sebagai suatu penyangga yang mempunyai dua misi klasik
yaitu menyanggah batuan yang potensial untuk runtuh dan menahan atau bahkan
menghentika perpindahan permukaan lubang bukaan. Kedua fungsi yang
berhubungan dengan kedua hal tersebut adalah :

a. Fungsi penahan

b. Fungsi penekan

Dan harus ditambahkan fungsi ketiga, yaitu :

c. Fungsi penguat
Selanjutnya, proses yang terjadi dan harus digaris bawahi bahwa ketiga fungsi
tersebut berkombinasi satu sama lain. Dan, dalam prakteknya sulit dipisahkan pada
suatu studi nyata dari unjuk kerja baut batuan tersebut.

a. Fungsi Penahan (Suspension)

Pada fungsi ini, baut batuan harus diikatkan pada suatu daerah yang kuat dan stabil.
Baut ini dibebani secara prinsip oleh berat dari batuan yang disanggah, akan tetapi
baut tersebut juga dapat dibebani secara parsial oleh tegangan geser jika arahnya
mempunyai kemiringan terhadap arah gravitasi. Untuk split set, pembebanan geser
pada bidang kontak dirumuskan seperti dibawah ini;

τ μ = x q…………………………………….....(2-1)

dimana :

μ adalah koefisien geser metal batuan

q adalah tekanan radial yang tergantung pada kerapatan split set dalam lubang bor

b. Fungsi Penekanan

Aksi suatu penyanggaan pada permukaan lubang bukaan bawah tanah, melalui gaya
yang diaplikasikan, dikonversikan menjadi tekanan rata-rata yang umumnya sangat
rendah dari nilai tegangan yang telah ada dalam batuan sebelum realisasi dari
penggalian. Hal ini terjadi jika kedalaman mencapai ≥100 m. Walaupun demikian,
tekanan yang rendah ini dinilai cukup dalam banyak kasus untuk terlibat secara nyata
dalam kondisi seimbang dari batuan di sekitar lubang bukaan.

c. Fungsi Penguatan

1). Analisis global

Fungsi ini meliputi pemasangan baut batuan pada daerah yang memiliki rangka
struktur dan daerah yang mengalami efek pelengkungan dengan penambahan
kapasitas dukung dari daerah yang tidak stabil di sekitar lubang bukaan. Efek struktur
adalah suatu rancangan bentuk aksi baut batuan terhadap batuan berlapis. Pada batuan
yang berlapis, baut batuan mempersatukan mereka yang secara tidak langsung
memperbesar ketebalan dan menaikkan ketahanan terhadap pelengkungan. Selain itu,
baut batuan juga mencegah gerakan antar lapisan dengan arah sepanjang bidang
perlapisan. Hal ini dikarenakan adanya kuat geser dari baut batuan sehingga
menambah tegangan normal pada bidang perlapisan. Dalam hal ini, perilaku geser
pada baut batuan diharapkan merupakan yang terbaik. Selain itu, harus dihindari juga
resiko tergulingnya batuan (toppling failure). Untuk geometri lubang bukaan yang
melengkung secara prinsip diarahkan pada pembentukan suatu lengkungan artifisial
menggunakan penguatan dengan penekanan. Lengkungan ini diperkuat oleh baut
batuan dalam keadaan tertegangkan yang menyilang dan memperkuat lubang bukaan.
Mekanisme ini berasosiasi pada suatu baut batuan dengan pengikatan ponktuel, dan
dari penelitian menunjukkan bahwa efektivitasnya ditentukan oleh panjang baut
batuan sama dengan atau lebih besar dari dua kali jarak antar baut batuan. (lang,
1961) Akhirnya suatu aksi campuran antara penguatan dan penekanan terlihat jelas
dalam konsep pembentukan suatu lengkungan artifisial. Penekanan mengontrol
pelengkungan dari lengkungan, dimana bagian bawah adalah bagian yang paling
tidak terorganisasi sedangkan bagian atas tertekan satu sama lain secara tangensial
pada permukaan batang secara batang curvilinier. Fenomena ini dibentuk dengan
penegangan sendiri dari suatu lengkungan di atas lubang bukaan dalam suatu massa
batuan yang cukup kuat.

2). Analisis lokal : efek penyulaman

Studi analitik dari aksi baut batuan yang menyilang pada suatu bidang diskontinu
telah banyak dipelajari antara lain oleh AZUAR (1977), RASOLOFO (1990). Azuar
membedakan gaya yang diperlukan untuk melengkungkan baut batuan (Tf) dan gaya
untuk memecahkah baut batuan pada perpotongan baut batuan dan bidang diskontinu
(Te).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Baut batuan(rock bolt) merupakan penyangga aktif yang memiliki fungsi sebagai
penahan dimana penjangkaran baut batuan harus pada massa batuan yang relative
keras dan stabil yang berada diatas lapisan yang berpotensi runtuh, dan berfungsi
sebagai penguat dimana baut batuan tidak dapat mencegah terjadinya pecah batuan
tetapi dapat memperbaiki kekuatan dan integritas. Alasan mengapa harus
menggunakan baut batuan yaitu baut batuan bersifat fleksibel, umumnya mudah
digunakan,harganya relative murah,pemasangannya dapat sepenuhnya dengan
mekanisasi serta kerapatannya( jumlah baut batuan per-satuan luas) dengan mudah
dapat disesuaikan dengan sistem penyanggaan yang lain.
2. Rancangan baut batuan yaitu pada prinsipnya,rancangan penyanggaan untuk
penambangan bawah tanah adalah merancang agar massa batuan tersebut dapat
menyangga massanya sendiri.Panjang minimum bolt adalah lebih besar dari 2 kali
spasi bolt, 3kali lebar kritis blok batuan yang tak stabil, atau untuk span <6 m (20 ft),
panjang bolt adalah 3/2 span; span 18-30 m (60-110 ft), panjang bolt 5/4 span. Untuk
spasi maksimum bolt adalah 3/2 panjang bolt, atau 1-3/2 lebar kritis blok batuan yang
tak stabil, atau jika lebih besar dari 2 m maka akan membuat kesulitan pemasangan
chainlink atau weldmesh dan spasi minimum bolt adalah 0,9 m (3 ft).

3.2 Saran

Adapun saran yang penulis sampaikan adalah sebaiknya para pembaca lebih
memperhatikan bagaimana rancangan dan memahami cara pemasangan baut batuan
dengan baik dan benar agar mencegah resiko kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Barton, N.R., Lien, R. and Lunde, J. 1974. Engineering classification of rock


aaaaaaamasses for the design of tunnel support, New York.

Bieniawski,Z.T.,1989. Engineering Rock Mass Classifications, A Complete


Manual for Engineering and Geologists in Mining, Civil, and Petrolium
Engineering, The Pennsylvania State University.

file:///C:/Users/ASUS%20FX504/Downloads/347374805-Baut-Batuan-Pada-
Terowongan.pdf ( diakses pada 3 juli 2019)

Anda mungkin juga menyukai