Anda di halaman 1dari 32

MEKANIKA TEKNIK

TEGANGAN DAN REGANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN-ITATS


Tegangan

Pembebanan dan Jenis Tegangan.


Bila suatu batang mengalami pembebanan dari luar yg bekerja
Sejajar sumbu batang tersebut, maka didalam batang tsb akan
timbul gaya-gaya lawan yg dihasilkan oleh gaya antar molekul
Itu sendiri.

Gaya-gaya yg timbul di dalam batang ini secara umum adalah:


Gaya Normal,dengan arah tegak lurus penampang batang.
Gaya Tangensial, dengan arah terletak pada penampang
batang.

Gaya Normal

Gaya Tangensial
Dengan menganggap bahwa gaya-gaya yg timbul ini terbagi rata

pada seluruh luas penampang, maka gaya-gaya yg bekerja pada

suatu luasan penampang, disebut “ TEGANGAN” ().

Gaya (F)
Tegangan () =
Luas Penampang (A)

Gaya (F) = Newton.


Luas Penampang (A) = cm2 atau mm2.
Tegangan () = N/ cm2 atau N/mm2.
 Dari Gaya-gaya yg timbul, maka tegangan yang timbul adalah :

Tegangan Normal ()


Penampang

F
d

Bila luas penampang A (mm2), maka Tegangan dpt ditulis:

 = F/A (N/mm2)
Tegangan Tangensial ( )

Gaya Tangensial

Bila luas penampang A (mm2), maka Tegangan dpt ditulis:

 = F/A (N/mm2)
 Tegangan – tegangan Dasar

Didalam perencanaan elemen mesin, bila ditinjau dari cara dan

arah pembebanan terjadi pada bahan yg akan direncanakan


maka analisa tegangan pada bahan dibagi 5 bagian yaitu:

Tegangan Normal.
a. Tegangan Tarik (t)

t = F/A

b. Tegangan Tekan (tk)

tk= F/A
c. Tegangan Lengkung/Bengkok (b)

Momen Bengkok (Mb)


Tegangan Lengkung/Bengkok (b) =
Momen Tahanan Bengkok (Wb)
Tegangan Tangensial.

a.Tegangan Geser (g)

g = F/A (N/mm2)

b.Tegangan Puntir (pt)

Momen Puntir/Torsi (T)


pt =
Momen Tahanan Puntir(Wpt)
Tegangan Kombinasi.

Gaya F mengakibatkan tegangan normal ()


Torsi (T) mengakibatkan tegangan tangensial (  )

Yang dimaksud teg.kombinasi adalah bila pada suatu batang menerima


atau menahan dua jenis tegangan .Tegangan yg diterima pada batang
yg sama berupa kombinasi antara tegangan normal dengan tegangan
tangensial.
Rumus-rumus Empiris Untuk Tegangan.

g = 0,8 t
pt = 0,6 t
Berbagai Jenis Tegangan
Plat

F
Pena putus akibat geser

Pena

Plat putus akibat Tarik

F
Penampang baut putus akibat geser
Momen (M).
Momen adalah hasil perkalian antara Gaya dengan Jarak
M=F.L

• Momen Puntir (Mpt) / TORSI (T).

Mpt = F. r F

F = Gaya (N).
r = jari-jari ( cm, mm).
Mpt= Momen puntir (N.m, N.mm).
• Momen Bengkok / Lengkung (Mb). F

Mb = b . wb
L

b = Teg. Bengkok/Lengkung (N/cm2)


wb = Momen tahanan bengkok (cm3) Mb = F . L
Mb= Momen bengkok (N.cm)

 Momen Tahanan (W)

 Momen Tahanan Bengkok (Wb)

Wb = /32 d3 h

d b

D4 – d4 d Wb = 1/6 b.h2
Wb = /32 ( )
D
D
Momen Tahanan Puntir (WPt)

d
Wpt= /16 d3

D 4 – d4
Wpt= /16 ( )
D

d
D
Diagram Tegangan dan Regangan ( &  ).
Bahan/Material yg diperjual belikan di pasaran kekuatan dari
material tersebut sering diberikan dalam bentuk hasil pengujian,
berupa Tegangan Tarik atau Kekerasan, dimana besar tegangan
tarik ini selalu berhubungan dengan angka kekerasan dari suatu
material/bahan.
Besarnya tegangan tarik juga berhubungan dgn besarnya
tegangan tegangan yg lain seperti: Teg. Lengkung,
Teg.Geser dan Teg. puntir

Hasil dari nilai teg.Tarik dari berbagai bahan/material diperoleh


dari hasil percobaan yaitu dengan menarik material tersebut
hingga putus . Dari hasil pengujian tarik untuk bahan maka
diperoleh prilaku bahan/material dengan bentuk grafik .
Bentuk dari grafik tersebut dinyatakan dalam grafik/diagram
Tegangan dan Regangan
Tensile Test Tensile-test machine with
automatic data-processing system.
(Courtesy of MTS Systems Corporation)
Typical tensile-test specimen
with extensometer attached; the
specimen has just fractured in tension.
Stress Strain Diagram Titik Patah
Untuk material yang rapuh:
Contoh: Besi Tuang

Stress Strain Diagram


Untuk material yang ulet
Contoh: Baja lunak

Daerah Plastis Ultimate Stress


(Tegangan Tarik Maksimum)

Titik Patah

Daerah Elastis
Diagram Stress-Strain (Diagram Tegangan dan Regangan)

Tegangan
Tarik
Maksimum
σt maks 3 Necking

Tegangan
tarik tarik Strain
yg diizinkan Hardening Patah (Fracture)
(σt)
5
2 Daerah Elastis.
Berlaku Hukum Hooke.
Daerah plastis Daerah Berlakunya Modulus
Elastisitas (E)

Daerah Plastis
Daerah Elastis Kekuatan tarik Maksimum
Strain hardening
Daerah Patah (fracture)
4
1


Strain ( ) (ΔL/L)
Modulus Elastisitas (E)

Image is Figure 9.24 on pp. 268 in Engineering Fundamental and Problem Solving, Eide et al.
Modulus Elastisitas (E)

Material E, psi (lb/inc2) E, Gpa (109 N/m2)

Cold-rolled steel 30 x 106 210


Cast iron 16 x 106 110
Copper 16 x 106 110
Aluminum 10 x 106 70
Stainless steel 27 x 106 190
Nickel 30 x 106 210

Catatan : N/m2 = Pa
N/mm2 = Mpa (Mega Pascal)

Table .1 on pp. 269 in Engineering Fundamental and Problem Solving, Eide et al.
Contoh Untuk Baja (Steel)

Stress and Strain Diagram


Contoh: Menghitung Tegangan Tarik (σt)

F = 294 N
= 294 N
A = ( /4) d2 = 0,785 (52 mm2)
= 19.6 mm2
5 mm
2,50 m  = F/A
= 294 N / 19.6 mm2
= 15 N/mm2

294 N
Sifat – sifat Material.

Brittle/Rapuh
Contoh : Material rapuh,Besi tuang.
Tidak ada perpanjangan sebelum putus.
Ductile /Tidak rapuh (Ulet)
Contoh material tidak rapuh: Baja carbon (Carbon Steel)
Brittle

Ductile

Strain
 Menentukan besarnya Regangan ().
 = L/ L, dimana L = Pertambahan Panjang (mm).
L = Panjang mula-mula (mm)

 Menentukan besarnya Tegangan ().


 = F/A, dimana F = Gaya (N)
A = Luas penampang (mm2)

 Menentukan besarnya Pertambahan panjang (L).


ΔL = F. L/E. A
dimana F = Gaya (N)
L = Panjang semula (mm)
E = Modulus Elastisitas (N/mm2)
A = Luas penampang (mm2)
Uraian dari persamaan didapat dalam bentuk lain :

Є = ΔL/ L = F . L / E. A = F/ E. A = 1/ E . σ
L
Є = σ/E

Atau E = σ/Є, Hukum Hook

 Menentukan besarnya Tegangan tarik maksimum (t mak).


Besarnya teg.maksimun untuk berbagai bahan dari hasil
percobaan tarik biasanya selalu diambil sebagai symbol
dari bahan , misalnya untuk baja:
St 37 t mak = 37 kg/mm2 = 370 N/mm2

St 42 t mak = 42 kg/mm2 = 420 N/mm2

St 60 t mak = 60 kg/mm2 = 600 N/mm2


Contoh menghitung Pertambahan Panjang (ΔL)

 = 15 N/mm2

 = /E
= 15 N/mm2/2100000 N/mm2
= 0.0000714

5.00 mm L = L
2,50 m = (0.0000714 ) x 2500 mm
= 0.178 mm

E = 2,1 x 106 N/mm2 (Mpa) = Mega Pascal


(Modulus Elastis Baja)

294 N
Contoh Soal 3
 A short post constructed from a hollow circular tube of aluminum supports
a compressive load of 26 kips (Fig. 1-5). The inner and outer diameters of
the tube are d1 4.0 in. and d2 4.5 in., respectively, and its length is 16 in.
The shortening of the post due to the load is measured as 0.012 in.
Determine the compressive stress and strain in the post. (Disregard the
weight of the post itself, and assume that the post does not buckle under
the load.)
 Tegangan tarik yang diizinkan /Tegangan Kerja. ().
Setelah di ketahui besarnya teg.tarik dari berbagai bahan ,maka
didalam perencanaan elemen-elemen mesin sudah barang tentu
dipilih suatu bahan yang aman untuk dipergunakan dalam me-
rancang Elemen mesin tsb. Untuk itu dipilih suatu tegangan yg

aman yang disebut dengan Tegangan yang diizinkan ()


= t mak/ sf , dimana

tmak = Tegangan tarik maksimum .

sf = Faktor keamanan.

Besarnya faktor keamanan yang diambil


tergantung dari jenis pembebanan yang diterima .
BesarnyaFaktor Keamanan untuk berbagai Material &Jenis
Pembebanan.

MATERIAL Pembebanan

Statis Dinamis Kejut

Berulang Berganti

Metal yang rapuh 4 6 10 15

Metal yang lunak 5 6 9 15

Baja Kenyal ( Mild 3 5 8 13


Steel )

Baja Tuang 3 5 8 15
TUGAS 3
 For a hollow circular tube of alumunium support a
compresive load of 240 kN, with d1 = 90 mm and d2 =130
mm, its length is 1 m, the shortening of the tube is 0.55
mm, determine the strees and strain

Anda mungkin juga menyukai