Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS SESAR DAN LIPATAN
Soal!
1. Jelaskan pengertian lipatan?
2. Sebutkan bagian-bagian lipatan beserta gambarnya?
3. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi fleuty (1964) dan Klasifikasi menurut
Rickard (1971) pada lipatan (beserta gambar)?
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis longsoran?
5. Sebutkan dan jelaskan serta berikan gambar tipe-tipe longsoran pada bench?
6. Jelaskan metode-metode yang digunakan dalam rekontruksi lipatan?

ANDINI PRATIWI
09320160194
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS SESAR DAN LIPATAN
Jawban!

1.
Lipatan adalah suatu undulasi atau bentuk suatu gelombang pada permukaan batuan
yang membentuk suatu penekukan. Lipatan merupakan struktur geologi yang
terbentuk akibat adanya deformasi yang mengenai batuan. Apabila pelipatan itu
membentuk busur maka biasa disebut sebagai antiklin atau antiform. Namun apabila
pelipatan itu membentuk palung maka disebut sebagai sinklin atau synform.

2.
Bagian-bagian Lipatan
a. Limb (sayap) : bagian lipatan yang terletak down-dip dimulai dari lengkung
maksimum suatu antiklin atau up-dip dimulai dari lengkung suatu sinklin.
b. Hinge : titik pelengkungan maksimum pada lapisan yang terlipat.
c. Crest : titik puncak tertinggi dari lipatan.
d. Trough : titik dasar terendah dari lipatan.
e. Core : pusat lipatan.
f. Inflection : pertengahan antara dua pelengkungan maksimum.
g. Axial line : garis khayal yang menghubungkan titik-titik pelengkungan
maksimum pada setiap permukaan lapisan. Disebut juga hinge line.
h. Axial surface : disebut juga hinge surface; bidang khayal yang memuat semua
axial line atau hinge line. Bidang ini pada beberapa lipatan dapat merupakan
bidang planar sehingga dinamakan axial plane.
i. Crestal line : suatu garis khayal yang menghubungkan titik-titik tertinggi
pada setiap permukaan suatu antiklin.
j. Crestal surface : bidang khayal yang memuat semua crestal line suatu
antiklin.
k. Trough line : adalah suatu garis khayal yang menghubungkan titik-titik
terendah pada suatu sinklin.
l. Trough surface : bidang khayal yang memuat seluruh trough line suatu
sinklin.
m. Plunge : sudut penunjaman dari axial line yang diukur terhadap bidang
horisontal. Sudut ini terletak pada bidang vertikal.

ANDINI PRATIWI
09320160194
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS SESAR DAN LIPATAN
n. Bearing : sudut horizontal yang dihitung terhadap arah tertentu dan
menyatakan arah penunjaman axial line.
o. Pitch : sudut antara axial line dengan bidang atau garis horisontal yang
diukur pada axial plane/surface.

ANDINI PRATIWI
09320160194
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS SESAR DAN LIPATAN

3.
Pada umumnya lipatan di klasifikasikan berdasarkan pada sifat yang dapat
dideskrepsikan unsur-unsurnya secara geometri. Klasifikasi tersebut berdasarkan
antara lain :
1. Sudut antar sayap (Interlimb angle)
Tabel Klasifikasi berdasarkan sudut antar sayap (Fleuty , 1964)

Sudut antar sayap Diskripsi lipatan

180 – 120 Gentle (landai)

120 – 70 Open (terbuka)

70 – 30 Close (tertutup)

30 – 0 Tight (ketat)

0 Isoklinal (Isoklin)

2. Sifat simetri
Disebut lipatan simetri apabila bidang-bidang yang membatasi permukaan lipatan
akan berupa bidang yang lurus dan saling sejajar dan bidang yang melalui titik-titik
batas pelengkungan (inflection point) akan tepat terletak ditengah bidang-bidang
tersebut. Apabila jejak dari bidang yang melalui sumbu lipatan (hinge line) bukan
sebagai bidang simetri(bidang yang melalui sumbu lipatan dan membagi sama besar
sudut antar sayap lipatan), lipatan tersebut sebagai lipatan asimetri.
3. Kedudukan lipatan
Kedudukan lipatan dinyatakan dari kedudukan sumbu lipatan dan bidang sumbu
lipatan Fleuty, 1964 membuat klasifikasi berdasarkan kecondongannya kemiringan
bidang sumbu dan penunjamannya garis sumbu. Rickard mengusulkan untuk
memberikan indeks besaran angka dari kemiringan(D) dan penumjaman(P),
misalnya:
- Upright fold(D85P20), menurut Fleuty(1964) adalah Upright gently
plunging fold

Tabel Klasifikasai fleuty, 1964

ANDINI PRATIWI
09320160194
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS SESAR DAN LIPATAN
Sudut() Istilah Dip bidang sumbu Plunge garis sumbu

0 Horizontal Recumbent fold Horizontal fold


1 – 10 Subhorizontal Recumbent fold Subhorizontal fold
10 – 30 Gentle Gently inclined fold Gentle plunging fold
30 – 60 Moderate Moderately inclined fold Moderate plunging fold
60 – 80 Steep Steeply inclined fold Steeply inclined fold
80 – 89 Subvertical Upright fold Vertical fold
90 Vertical Upright fold Vertical fold

4.
Adapun jenis-jenis longsor yang dikenal dalam tambang terbuka adalah:
a. Longsoran bidang

Longsoran bidang merupakan suatu longsoran batuan yang terjadi sepanjang


bidang luncur yang dianggap rata. Bidang luncur tersebut dapat berupa bidang kekar,
rekahan (joint) maupun bidang perlapisan batuan. Syarat-syarat terjadinya longsoran
bidang :
Terdapat bidang lincir bebas (daylight) berarti kemiringan bidang lurus lebih
kecil daripada kemiringan lereng
Arah bidang perlapisan (bidang lemah) sejajar atau mendekati dengan arah
lereng (maksimum berbeda 200).
Kemiringan bidang luncur atau lebih besar daripada sudut geser dalam
batuannya.

ANDINI PRATIWI
09320160194
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS SESAR DAN LIPATAN
Terdapat bidang geser (tidak terdapat gaya penahan) pada kedua sisi
longsoran.
b. Longsoran baji

Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika lebih dari satu bidang
lemah yang bebas dan saling berpotongan. Sudut perpotongan antara bidang lemah
tersebut lebih besar dari sudut geser dalam batuannya. Bidang lemah ini dapat berupa
bidang sesar, rekahan (joint) maupun bidang perlapisan. Cara longsoran baji dapat
melalui satu atau beberapa bidang lemahnya maupun melalui garis perpotongan
kedua bidang lemahnya. Longsoran baji dapat terjadi dengan syarat geometri sebagai
berikut :
Permukaan bidang lemah A dan bidang lemah B rata, tetapi kemiringan
bidang lemah B lebih besar daripada bidang lemah A.
Arah penunjaman garis potong harus lebih kecil daripada sudut kemiringan
lereng.
Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng dan kedua
bidang lemah.
c. Longsoran busur

ANDINI PRATIWI
09320160194
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS SESAR DAN LIPATAN

Longsoran busur adalah yang paling umum terjadi di alam, terutama pada
batuan yang lunak (tanah). Pada batuan yang keras longsoran busur hanya terjadi jika
batuan tersebut sudah mengalami pelapukan dan mempunyai bidang-bidang lemah
(rekahan) yang sangat rapat dan tidak dapat dikenali lagi kedudukannya. Pada
longsoran bidang dan baji, kelongsoran dipengaruhi oleh struktur bidang perlapisan
dan kekar yang membagi tubuh batuan kedalam massa diskontinuitas.
Pada tanah pola strukturnya tidak menentu dan bidang gelincir bebas mencari
posisi yang paling kecil hambatannya. Longsoran busur akan terjadi jika partikel
individu pada suatu tanah atau massa batuan sangat kecil dan tidak saling mengikat.
Oleh karena itu batuan yang telah lapuk cenderung bersifat seperti tanah. Tanda
pertama suatu longsoran busur biasanya berupa suatu rekahan tarik permukaan atas
atau muka lereng, kadang-kadang disertai dengan menurunnya sebagian permukaan
atas lereng yang berada disamping rekahan. Penurunan ini menandakan adanya
gerakan lereng yang pada akhirnya akan terjadi kelongsoran lereng, hanya dapat
dilakukan apabila belum terjadi gerakan lereng tersebut .
d. Longsoran guling

ANDINI PRATIWI
09320160194
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS SESAR DAN LIPATAN

Longsoran guling terjadi pada batuan yang keras dan memiliki lereng terjal
dengan bidang-bidang lemah yang tegak atau hampir tegak dan arahnya berlawanan
dengan arah kemiringan lereng. Longsoran ini bisa berbentuk blok atau bertingkat.
Kondisi untuk menggelincir atau meluncur ditentukan oleh sudut geser dalam dan
kemiringan bidang luncurnya, tinggi balok dan lebar balok terletak pada bidang
miring.
Namun demikian, seringkali tipe longsoran yang ada merupakan gabungan
dari beberapa longsoran utama sehingga seakan-akan membentuk suatu tipe
longsoran yang tidak beraturan (raveling failure) atau seringkali disebut sebagai tipe
longsoran kompleks.

5.

6.
Rekontruksi lipatan umumnya dilakukan berdasarkan hasil pengukuran kedudukan
lapisan dari lapangan atau pembuatan suatu penampang dari peta geologi.
Rekontruksi lipatan hanya dilakukan pada batuan sedimen. Metode rekontruksi yang
akan dibahas meliputi :
Metode busur lingkaran (are methode)

ANDINI PRATIWI
09320160194
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS SESAR DAN LIPATAN
Metode ini mengasumsikan bahwa lipatan yang biasanya terdiri dari batuan yang
kompeten dianggap sebagai lipatan konsentris dan paralel. Berdasarkan cara
interpolasinya metode busur dibedakan :
Metode interpolasi Higgins, 1962

Rekonstruksi:
1. Buat garis sumbu dari A& B perpotongan di C
2. Buat bisektor AB memotong AC di Z
3. Tentukan Zoa dengan lebih panjang CZ
4. Panjang AOa = BD
5. Buat bisektor Doa sehingga memot BD di Ob
6. Tarik OaF melalui Ob
7. Lingkarkan AF dengan sumbu putar Oa&
8. Lingkarkan FB dg sb putar Ob

Kombinasi metode busur lingkaran (are metode) dan tangan bebas (freehand)

ANDINI PRATIWI
09320160194
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS SESAR DAN LIPATAN

Kombinasi metode ini di gunakan untuk lipatan melibatkan batuan inkompeten, di


mana ter jadi penipisan dan penebalan yang tak teratur. Free hand drawing di
lakukan khusus pada interpolasi yang tidak dapat di lakukan dengan Arc Methode.

ANDINI PRATIWI
09320160194

Anda mungkin juga menyukai