Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

GEOLOGI FISIK

STRUKTUR GEOLOGI

Disusun Oleh
NIM
Kelas
Dosen

: Raras Prabowo
: (410016130)
: 03
:Ignatius Adi Prabowo,ST.M.Si

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional


Jl.Babarsari,Catur Tunggal,Depok,Sleman Yogyakarta 55281

EDISI 2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan ridho-Nya saya masih diberi kesehatan untuk dapat menyelesaikan makalah STRUKTUR
GEOLOGI ini.
Makalah ini dibuat sebagai Tugas Praktikum STRUKTUR GEOLOGI, serta bahan
pembelajaran untuk kami dalam menempuh Pendidikan Teknik Geologi di Sekolah Tinggi
Teknologi Nasional Yogyakarta.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen Geologo Fisik : Ignatius Adi Prabowo,ST.M.Si
2. Teman teman yang telah mendukung
3. Orang tua saya yang telah memberi doa dan mendukung saya
Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang nantinya saya akan jadikan sebagai bahan masukkan demi
tercapainya kesempurnaan pada makalah ini.
Semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat untuk kebutuhan ilmu geologi itu
sendiri maupun untuk umum.

Yogyakarta, 6 November 2016


Penyusun,

Raras Prabowo
BAB I

PEMBAHASAN

2.1.Pengenalan Struktur Geologi


Struktur geologi merupakan unsur-unsur yang terdapat pada satuan batuan atau bisa
dikatakan sebagai unsur yang dipelajari dalam geologi struktur.
Struktur geologi ini tidak lain merupakan struktur dari batuan,dimana berdasarkan
terjadinya dikenal ada dua macam struktur geologi,yaitu struktur primer dan struktur
sekunder.
Struktur primer merupakan struktur yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya
batuan tersebut.Contohnya yaitu :
a. Struktur perlapisan,misalnya Laminasi,Graded Bedding,Cross Bedding,
Planar Bedding,Riple Marks.
b. Struktur sedimen,misalnya Load Cast,Flute Cast,Mud Crack,Bioturbasi dll.
c. Struktur Aliran Lava
Struktur sekunder merupakan struktur yang terbentuk setelah terbentuknya
batuan,contohnya yaitu kekar.sesar dan lipatan.
Struktur ini berupa deformasi akibat adanya gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi
yang menimpa batuan sehingga batuan menjadi retak-retak,terlipat dan bergeser dari
kedudukan semula.Hal ini dipengaruhi oleh :
a. Arah dan kekuatan gaya yang bekerja pada batuan.
b. Sifat fisik batuan,misalnya kekompakan,kekerasan,plastisitas.
c.Perubahan batuan oleh pengaruh kimia.

2.2.Jenis-Jenis Struktur Sekunder

2.2.1 Kekar
Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak mengalami
pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala tektonik maupun non
tektonik (Ragan, 1973).
Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum dijumpai pada batuan. Kekar
atau joint adalah rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk lurus, planar dan tidak terjadi
pergeseran.Joint set adalah kumpulan kekar pada satu tempat atau pada suatu batuan yang
memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan joint set lainnya.
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja
pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh:
a). Pemotongan bidang perlapisan batuan;
b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;
c). Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan
sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada
batuan tersebut.
Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa adalah, kekar terjadi dalam pola-pola
yang teratur. Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus vektor tegasan (stress).
Terkadang beberapa kekar saling berpotongan, membagi sebuah batuan besar menjadi balokbalok yang saling terpisah. Kekar terjadi pada lingkungan geologi yang bertekanan rendah.
Kekar memegang peranan penting di geofisika, misalnya sebagai jalur migrasi minyak
bumi atau air tanah. Apabila kekar dilewati larutan hidrotermal, maka mineral dapat
mengendap di sana, membentuk urat mineral. Selain itu, pemetaan kekar sangat penting
dilakukan sebelum membuat desain waduk.
Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak sejajar
bidangnya. Kekar membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok yang besarnya
bergantung pada kerapatan kekarnya. Dan merupakan bentuk rekahan paling sederhana yang
dijumpai pada hampir semua batuan. Biasanya terdapat sebagai dua set rekahan, yang
perpotongannya membentuk sudut berkisar antara 45 sampai 90 derajat.
Kekar mungkin berhubungan dengan sesar besar atau oleh pengangkatan kerak yang
luas, dapat tersebar sampai ribuan meter persegi luasnya. Umumnya pada batuan yang getas.

Kebanyakan kekar merupakan hasil pembubungan kerak atau dari kompresi atau tarikan
(tension) berkaitan dengan sesar atau lipatan. Ada kekar tensional yang diakibatkan oleh
pelepasan beban atau pemuaian batuan. Kekar kolom pada batuan volkanik terbentuk oleh
tegasan yang terjadi ketika lava mendingin dan mengkerut.Kekar juga mempunyai nilai
ekonomis. Dapat memperbesar permeabilitas yang penting bagi migrasi dan menampung air
tanah dan minyak bumi.
Analisa kekar sangat diperlukan dalam eksplorasi dan pengembangan sumber daya
alam.

Rekahan-rekahan

mengontrol

endapan

mineral,

tembaga,

timbal,

seng,

merkuri,perak,emas dan tungsten.


Larutan hidrotermal yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku mengalir sepanjang
kekar-kekar dan mengendapkan mineral-mineral sepanjang dinding kekar, membentuk uraturat mineral (mineral veins).
Kekar dapat terjadi pada semua jenis batuan, dengan ukuran yang bervariasi dari
beberapa millimeter (kekar mikro) hingga ratusan kilometer (kekar mayor). Sedangkan yang
berukuran beberapa meter disebut dengan kekar minor.Kekar dapat terjadi akibat adanya
proses tektonik, proses perlapukan dan perubahan temperature yang signifikan.Kekar
merupakan jenis struktur batuan yang berbentuk bidang pecah. Sifat dari bidang ini
memisahkan batuan menjadi bagian-bagian yang terpisah. Tetapi tidak mengalami
perubahan posisinya. Sehingga menjadi jalan atau rongga atau kesarangan batuan yang dapat
dilalui cairan dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-unsur lain yang
menyertainya.
Klasifikasi kekar atau joint terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu :
1. Berdasrkan Cara Terbentuknya:

Srinkage Joint (Kekar Pengkerutan)

GAMBAR 2.1
SRINKAGE JOINT
Srinkage Joint adalah kekar yang disebabkan karena gaya pengerutan yang timbul
akibat pendinginan (kalau pada batuan beku terlihat dalam bentuk kekar tiang/kolom)
atau akibat pengeringan (seperti pada batuan sedimen). Kekar ini biasanya berbentuk
polygonal yang memanjang.

Kekar Lembar (Sheet Joint)

GAMBAR 2.2
SHEET JOINT

Yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah. Kekar
seperti ini terjadi terutama pada batuan beku. Sheet joint terbentuk akibat penghilangan
beban batuan yang tererosi.
Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat :
1. Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2. Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku
3. Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal
2. Berdasarkan Bentuknya

Kekar Sistematik: yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya sejajar satu
dengan yang lainnya .

GAMBAR 2.3
SISTEMATIK JOINT

GAMBAR 2.4

NON SISTEMATIK JOINT

Kekar Non Sistematik: yaitu kekar yang tidak teratur biasanya melengkung dapat
saling bertemu atau bersilangan di antara kekar lainnya atau tidak memotong kekar
lainnya dan berakhir pada bidang perlapisan

3. Kekar Berdasarkan Ganesanya

Kekar Kolom
Kekar Kolom umumnya terdapat pada batuan basalt, tetapi kadang juga
terdapat pada batuan beku jenis lainnya. Kolom-kolom ini berkembang tegak lurus
pada permukaan pendinginan, sehingga pada sill atau aliran tersebut akan berdiri
vertikal sedangkan pada dike kurang lebih akan horizontal, dengan mengukur sumbu
kekar kolom kita dapat merekonstruksi bentuk dari bidang pendinginan dan struktur
batuan beku.

GAMBAR 2.5
KEKAR KOLOM

GAMBAR 2.5
KEKAR KOLOM

Kekar Gerus

GAMBAR 2.7
KEKAR GERUS
Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang
cenderung mengelincirkan bidang satu sama lainnya yang berdekatan.

Ciri-ciri di lapangan :
1) Biasanya bidangnya licin.
2) Memotong seluruh batuan.
3) Memotong komponen batuan.
4) Biasanya ada gores garis.
5) Adanya joint set berpola belah ketupat.

Kekar Lembar
Kekar lembar (sheet joint ) adalah sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar
dengan permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuknya kekar ini akibat
penghilangan beban batuan yang tererosi. Penghilangan beban pada kekar ini terjadi
akibat:
1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2.Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat

3.Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal


Kekar Tarik (Esktension Joint dan Release Joint)

GAMBAR 2.8
KEKAR TARIK
Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah
tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal
ini terjadi akibat dari stress yang cenderung untuk membelah dengan cara
menekannya pada arah yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling
menjauhi.

Ciri-ciri dilapangan :
1)Bidang kekar tidak rata.
2)Selalu terbuka.
3)Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola
kotak-kotak.
4)Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut
vein.
Kekar tarikan dapat dibedakan atas:
1) Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah
dengan tegasan.
2) Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya
atau pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya
utama.

Struktur ini biasanya disebut STYLOLITE.

GAMBAR 2.9
EXTENSION JOINT

Kekar Hybrid
Kekar Hibrid (Hybrid Joint) merupakan campuran dari kekar gerus dan kekar
tarikan dan pada umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.

4. Berdasarkan Genesa & Keaktifan Gaya yang membentuknya

Kekar Orde Pertama


Kekar orde pertama adalah kekar yang dihasilkan langsung dari gaya pembentuk
kekar .Umumnya mempunyai bentuk dan pola yang teratur dan ukurannya relative
besar .

Kekar Orde Kedua


Kekar orde kedua adalah kekar sebagai hasil pengaturan kembali atau pengaruh
gaya balik atau lanjutan untuk mencapai kesetimbangan massa batuan .

2.2.2 Sesar (Fault)


adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Umumnya disertai oleh
struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi suatu
sesar/patahan dapat dikenal melalui :
a) Gawir sesar atau bidang sesar
b) Breksiasi, gouge, milonit,
c) Deretan mata air
d) Sumber air panas
e) Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan
f) Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan
dsb.
Berdasarkan pergeserannya, struktur sesar dalam geologi dikenal ada 3 jenis yaitu:
1). Sesar Mendatar (Strike slip faults)
2). Sesar Naik (Thrust faults)
3). Sesar Turun (Normal faults).

GAMBAR 2.10
KLASIFIKASI SESAR BERDASARKAN PERGESERANNYA
Gambar atas adalah blok diagram dari Sesar Naik (Reverse fault), Sesar Mendatar
(Striike slip fault), Sesar Normal (Dip-slip fault dan Oblique-slip fault).

Sesar Mendatar (Strike Slip Fault)


adalah sesar yang pergerakannya sejajar, blok bagian kiri relatif bergeser
kearah yang berlawanan dengan blok bagian kanannya. Berdasarkan arah
pergerakan sesarnya, sesar mendatar dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis sesar,
yaitu:
1). Sesar Mendatar Dextral (sesar mendatar menganan) dan
2). Sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri).
Sesar Mendatar Dextral adalah sesar yang arah pergerakannya searah
dengan arah perputaran jarum jam sedangkan Sesar Mendatar Sinistral adalah
sesar yang arah pergeserannya berlawanan arah dengan arah perputaran jarum
jam. Pergeseran pada sesar mendatar dapat sejajar dengan permukaan sesar
atau pergeseran sesarnya dapat membentuk sudut (dip-slip / oblique).
Sedangkan bidang sesarnya sendiri dapat tegak lurus maupun menyudut
dengan bidang horisontal.

Sesar Naik (Thrust Fault)


adalah sesar dimana salah satu blok batuan bergeser ke arah atas dan blok
bagian lainnya bergeser ke arah bawah disepanjang bidang sesarnya. Pada
umumnya bidang sesar naik mempunyai kemiringan lebih kecil dari 450.

Sesar Turun (Normal fault)


adalah sesar yang terjadi karena pergeseran blok batuan akibat pengaruh
gaya gravitasi. Secara umum, sesar normal terjadi sebagai akibat dari
hilangnya pengaruh gaya sehingga batuan menuju ke posisi seimbang
(isostasi). Sesar normal dapat terjadi dari kekar tension, release maupun kekar
gerus

Berdasarkan Berdasarkan Ada Tidaknya Gerakan Rotasi,sesar dibedakan menjadi :

Sesar Translasi

Masing-masing blok tidak ada gerak rotasi. Garis yang sejajar dengan blok
lain tetap sejajar.

Sesar Rotasi

Terdapat gerak rotasi antara blok yang satu dengan yang lainnya. Ada titik
yang tidak mengalami pergeseran.
Berdasarkan Rake Net Slip,sesar dibedakan menjadi :
a. Strike Slip Fault

: Arah gerakan sejajar bidang sesar

b. Dip Slip Fault

: Arah gerakan tegak lurus bidang sesar

c. Diagonal Fault
Berdasarkan Pergerakan Sesarnya,maka dibedakan menjadi :
a. Stick slip (tidak kontinyu),
Sesar yang bergerak secara tiba-tiba dengan menyimpan energi besar seperti ini
menyebabkan terjadinya gempa bumi.
b. Stable sliding (kontinyu),

Disebabkan oleh adanya fluida yang menyebabkan gerakan terus berlangsung.


Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk
menentukan jenis patahannya secara langsung. Untuk itu, dalam hal ini hanya akan
diberikan ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan,
yaitu :
a. Beda tinggi yang menyolok pada daerah yang sempit.
b. Mempunyai resistensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada
posisi/elevasi yang hampir sama.
c. Adanya kenampakan dataran/depresi yang sempit memanjang.
d. Dijumpai sistem gawir yang lurus(pola kontur yang lurus dan
(rapat).
e. Adanya batas yang curam antara perbukitan/ pegunungan dengan
dataran yang rendah.
f. Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok
tiba-tiba dan menyimpang dari arah umum.
g. Sering dijumpai (kelurusan) mata air pada bagian yang
naik/terangkat
h. Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis,
concorted serta modifikasi ketiganya.
i. Adanya penjajaran triangular facet pada gawir yang lurus.
2.2.3 Lipatan (Fold)
adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga
batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan.Unsur-unsur yang
terdapat pada struktur ini dapat diketahui dengan menafsirkan kedudukan lapisan
batuannya. Kedudukan lapisan batuan(dalam hal ini arah kemiringan lapisan batuan)
pada peta topografi, akan berlawanan arah dengan bagian garis kontur.
Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu :
a). Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas.
b). Lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.

Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat dikelompokkan


menjadi :
1). Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.
2). Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan
sumbu utama.
3). Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan berdasarkan
menerus atau tidaknya sumbu utama.
4). Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya
5). Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar
6). Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar
7). Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh
permukaan planar.

GAMBAR 2.11
JENIS LIPATAN
Disamping lipatan tersebut diatas, dijumpai juga berbagai jenis lipatan, seperti
Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat seretan suatu
sesar.
Lipatan umumnya terbentuk dalam batuan sedimen yang belum terlitifikasi,
contohnya lipatan longsoran (slump) yang banyak dijumpai pada endapan turbidit.

GAMBAR 2.12
STRUKTUR PRIMER BERUPA BIDANG PERLAPISAN
PADA BATUAN SEDIMEN

GAMBAR 2.13
STRUKTUR SEKUNDER BERUPA PERLIPATAN SKALA BESAR PADA
BATUAN SEDIMEN
2.3. Hubungan Struktur Sekunder yang Saling Berasosiasi
Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah
menunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar ialah
kekar yang mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar terbentuk pada
daerah lipatan (sinklin maupun antiklin).

Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat dijelaskan melalui three stages of
deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda terhadap gaya berdasarkan tingkat
elastisitas benda tersebut. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
1. Elastic
Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami
deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali lagi pada
bentuk dan ukuran semula. Batas dimana suatu benda masih dapat kembali seperti semula
jika gaya dilepas, disebut elastic limit. Maka jika besar gaya yang bekerja melebihi
elastic limit, benda tersebut tidak akan kembali pada bentuk semula, jika gaya hilang.
2. Plastic
Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda yang
terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika gaya
dihilangkan.
3. Brittle and Ductile
Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja
mencapai titik plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda pecah/hancur setelah gaya
melewati titik elastic.
Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat diketahui bahwa
kekar merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan lipatan. Hal ini dikarenakan kekar
menjadi zona lemah suatu batuan yang apabila mendapat gaya yang lebih besar akan
memicu terjadinya struktur geologi sesar dan lipatan. Sedangkan sesar naik umumnya
terbentuk pada daerah lipatan berupa sinklin dan sesar turun terbentuk pada daerah lipatan
yang berupa antiklin. Hal ini dikarenakan ketika gaya tekan pada daerah lipatan hilang,
maka batuan yang terlipat akan kembali berusaha kebentuk semula, tetapi karena adanya
kekar maka terbentuklah sesar karena pergerakan yang terjadi pada bidang kekar.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar pada suatu
tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, juga
untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan dari analisis kekar kita dapat
mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau antiklin. Selain itu kita juga dapat
mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisi kekar.

Untuk menentukan suatu sesar, kita dapat melakukannya dengan analisis kekar untuk
mendapatkan nilai 1, 2, 3. Jika kedudukan 1, 2 relatif horizontal, sedangkan 3 relatif
vertikal sehingga menghasilkan hanging wall bergerak naik terhadap foot wall maka sesar
tersebut merupakan sesar naik. Jika kedudukan 2, 3 relatif horisontal, sedangkan 1
vertikal sehingga menyebabkan hanging wall bergerak turun terhadap foot wall maka sesar
tersebut merupakan sesar turun. Jika kedudukan 1, 3 relatif horisontal, sedangkan 2
vertikal, sehingga menyebabkan blok bergeser ke kanan atau kiri maka sesar tersebut
merupakan sesar geser.
2.4. Hubungan Pembentukan Batuan dengan Struktur Sekunder
Hubungan pembentukan batuan dengan struktur sekunder dapat diketahui melalui
jenis/sifat dari batuan yang terbentuk dan gaya yang bekerja terhadapnya. Hubungan ini
berkaitan dengan three stages of deformation yaitu elastic, plastic, dan brittle and ductile.
Seperti yang kita ketahui bahwa batuan beku merupakan batuan yang berasal dari
pembekuan magma. Proses keluarnya magma dari perut bumi akan diikuti dengan gaya ke
atas (vertikal) dari dapur magma. Gaya ini akan berpengaruh terhadap lapisan batuan yang
berada di atas dapur magma tersebut sehingga dapat terbentuknya struktur sekunder baik
berupa kekar, sesar, maupun lipatan. Jenis struktur sekunder yang terbentuk akan sangat
dipengaruhi dari jenis/sifat dari batuan yang dikenai oleh gaya vertikal.
Sedangkan pada pembentukan batuan metamorf sering ditandai dengan terbentuknya
struktur lipatan maupun sesar. Batuan metamorf yang berhubungan dengan lipatan sering
terbentuk oleh gaya tektonik yang disebabkan oleh pertemuan lempeng tektonik baik
pertemuan lempeng benua maupun samudera.

BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Dari hasil uraian dari bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian
dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya. Sedangkan struktur geologi
merupakan unsur - unsur dari struktur yang terdapat pada satuan batuan yang dengan kata lain,
merupakan unsur yang dipelajari dalam geologi struktur.

2. Struktur primer adalah suatu struktur yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya
batuan, contohnya: struktur perlapisan, struktur sedimen, dan struktur aliran lava.
Sedangkan struktur sekunder adalah suatu struktur yang terbentuk setelah terjadi
pengendapan batuan atau hasil dari deformasi batuan, contohnya: kekar, sesar, dan
lipatan.
3. Analisis terhadap kekar pada suatu tubuh batuan, dapat digunakan untuk menentukan arah
gaya yang mempengaruhinya, mengetahui ada tidaknya sesar dan lipatan, mengetahui
apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau antiklin, bahkan juga dapat mengetahui suatu
sesar merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisis kekar.
4. Hubungan pembentukan batuan dengan struktur sekunder dapat diketahui melalui jenis
dari batuan yang terbentuk dan gaya yang bekerja terhadapnya. Hubungan ini dapat
dijelaskan melalui three stages of deformation yaitu elastic, plastic, dan brittle and
ductile.
3.2. Saran
Dalam mempelajari struktur geologi yang ada, kita harus mempelajari juga hubungan
antara struktur geologi lainnya yang saling berasosiasi. Selain itu, kita juga harus
mempelajari hubungan pembentukan batuan dengan struktur sekunder agar dapat menjadi
pertimbangan dalam penerapan ilmu pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan ilmu
kebumian.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan muhammad,2016,GEOLOGI untuk PERTAMBANGAN UMUM,ITB,Bandung


Anonim, online, http://onephysics.blogspot.com/2011/01/eksplorasi-seismik.html diakses pada
tanggal 6 November 2016, pukul 16.00 WIB
Anonim, online, http://muftysaid.wordpress.com/2009/11/21/29/ diakses pada tanggal 6
November 2016, pukul 16.05 WIB
Anonim, online, http://fisikabumi.wordpress.com/tag/metode-seismik/ diakses pada tanggal 6
November 2016, pukul 16.10 WIB
Anonim, online, http://muftysaid.wordpress.com/2009/11/21/29/ diakses pada tanggal 6
November 2016, pukul 16.16 WIB

Anda mungkin juga menyukai