BAB III
PEMBAHASAN
Tanggal: 15-07-2019
: X; 0697448 Y; 9235073
Ciri-Ciri Litologi :
Lingkungan Pengendapan
Hubungan Stratigrafi
Tanggal: 15-07-2019
Ciri-Ciri Litologi :
Lingkungan Pengendapan
Hubungan Stratigrafi
Ciri-Ciri Litologi
Lingkungan Pengendapan
Jika dilihat dari sementasi dan litologinya maka satuan batuan ini
terendapkan pada lingkungan pengendapan laut dangkal.
Hubungan Stratigrafi
Hubungan satuan batugamping ini tidak selaras dengan satuan
batuan diatasnya.
Tanggal: 15-07-2019
Ciri-Ciri Litologi :
Breksi memiliki warna coklat kehitaman dengan ukuran butir kerikil
dan kerakal bentuk butir menyudut dengan komposisi batuan beku
(fragmen) batuan sedimen (fragmen), terpilah buruk, sementasi
karbonatLingkungan Pengendapan
Jika dilihat dari sementasi dan litologinya maka satuan batuan ini
terendapkan pada lingkungan pengendapan laut dangkal.
Hubungan Stratigrafi
Tanggal: 15-07-2019
Ciri-Ciri Litologi :
Jika dilihat dari sementasi dan litologinya maka satuan batuan ini
terendapkan pada lingkungan pengendapan laut dangkal.
Hubungan Stratigrafi
Tanggal: 16-07-2019
Ciri-Ciri Litologi :
Hubungan Stratigrafi
Hubungan satuan filit ini tidak selaras dengan satuan batuan
diatasnya.
Tanggal: 16-07-2019
Ciri-Ciri Litologi :
Secara umum Batupasir tersebut memiliki warna abu-abu
kehitaman, ukuran butir pasir sedang hingga pasir kasar, bentuk
butir membundar sampai membundar tanggung, kemas tertutup,
pemilahan baik, sementasi karbonat, dengan komposisi kuarsa dan
biotit. Sedangkan batulempung tersebut memiliki semen karbonat.
Breksi yang berperan sebagai sisipan memiliki warna coklat
kehitaman dengan ukuran butir kerikil dan kerakal bentuk butir
menyudut dengan komposisi batuan beku (fragmen), terpilah buruk,
sementasi karbonat dengan kedudukan N345°E/57°.
Lingkungan Pengendapan
Jika dilihat dari sementasi dan litologinya maka satuan batuan ini
terendapkan pada lingkungan pengendapan laut dangkal.
Hubungan Stratigrafi
Tanggal: 16-07-2019
Batuan Penyusun:
Amphiteater paninjau disusun oleh 3 formasi berbeda yaitu formasi jampang, melange,
ciletuh yang membentuk morfologi perbukitan di sebelah barat dan plateau di sebelah
timurnya sementara morfologi dataran berada diantaranya dengan batuan penyusun aluvial.
Tanggal: 16-07-2019
Ciri-Ciri Litologi :
Lingkungan Pengendapan
Jika dilihat dari sementasinya maka satuan batuan ini terendapkan pada
lingkungan pengendapan laut dangkal.
Hubungan Stratigrafi
Tanggal: 17-07-2019
Koordinat: X; 0760315 Y; 9240257
Ciri-Ciri Litologi :
Secara umum batugamping tersebut memiliki warna abu-abu,
konstituen utamanya kristalin, ukuran butir pasir sedang hingga
pasir kasar, bentuk butir membundar sampai membundar tanggung,
kemas tertutup, pemilahan baik, sementasi karbonat, dengan
komposisi kalsit, spar dan Foraminifera.
Lingkungan Pengendapan
Jika dilihat dari sementasi dan litologinya maka satuan batuan ini
terendapkan pada lingkungan pengendapan laut dangkal.
Hubungan Stratigrafi
Hubungan satuan batugamping ini tidak selaras dengan satuan
batuan diatasnya.
Tanggal: 17-07-2019
Ciri-Ciri Litologi :
Secara umum Batupasir tersebut memiliki warna abu-abu, ukuran butir pasir sedang
hingga pasir kasar, bentuk butir membundar sampai membundar tanggung, kemas
tertutup, pemilahan baik, sementasi karbonat, dengan komposisi kuarsa dan kalsit.
Sedangkan batulempung tersebut memiliki semen karbonat. Dengan kedudukan
awal N174°E/12° namun saat pengamatan singkapan selanjutnya ke arah selatan
kedudukannya menjadi berbeda yaitu N74°E/83°. Ini menandakan bahwa adanya
antiklin atau lipatan yang terbentuk pada daerah tersebut,selain itu pada lokasi
pengamatan ini juga kami menemukan inidikasi sesar berupa milonitisai yang
berarah N 120°E dan kedudukan lapisan batuan yang tegak pada batupasir selang
seling batulempung yang diperkirakan sebagai sesar naik sungai cipanas, yang
menyebabkan terangkatnya batugamping dari formasi Rajamandala ke bagian atas
formasi Citarum.
Tanggal: 17-07-2019
Deskripsi : Sesar lembang terbentang dari timur ke barat dari ujung timur Gunung
Palasari,Mirbaya,Gunung Manglayang hingga 40 meter disebelah barat Cisarua dan
menghilang di ujung barat di sekitar Padalarang, dengan tinggi gawair sesar sekitar
450 meter.
Secara geografis, sesar ini terbagi tepat pada jalan bandung – Lembang. Di daerah
ini terdapat suatu daerah datar sepanjang jalan Bandung – Lembang hingga
kecamtan Lembang. Di bagian dataran sempit dibatasi sungai Cihideng, yang
mengalir dari utara keselatan memotong ojgawir sesar. Di sebelah timur gawir sesar
dicirikan tebing terjal dengan ketinggian sekitar 75 meter, sesarini terbentuk dalam
dua tahapan akibat aktivitas volcano – tektonik kompleks gunungapi Sunda Purba
jutaan tahun silam.
Pada daerah Jatigede Kabupaten Sumedang Desa Kdujaya, dibangun sebuah PLTA dengan
kapasitas pembangkit 2 x 55 Megawatt (MW) dengan memanfaatkan air dari waduk Jatigede
Sungai Cimanuk.PLTA ini akan di peroyeksikan PLTA terbesar ketiga di Jawa Barat, setelah
PLTA Jatiluhur dan PLTA Sagulingg. Secara geologi proyek pembangunan PLTA dan
Bendungan ini dibangun diatas formasi subang dengan lithologi breks,batulempung dan
aluvium.Pada peroses pengerjaan tunneling yakni penggalian terowongan terjadi penyempitan
dan banyaknya air yang keluar dari batuan yang diakibatkan oleh tekana batuan dari luar dan
karakteristik batuan yang relatf mempunyai pori pori yang relatif besar sehingga dapat
meloloskan air kedalam trowongan sehingga perlu ditangani lebih lanjut dengan memasang
beberapa pipa untuk menyalurkan air yang keluar pada bagian dalam terowongan ke bagian
luar. Selanjutnya pada peroses pengerjaan bendungan yang dibangun tepat diatas batulempung
formasi subang, terjadi bebrapa masalah teknis dalam peroses pngerjaannya yaitu karakteristik
dari batulempung yang mudah tererosi dan rentan akan terjadinya gerakan tanah sehingga pada
peroses pengerjaannya dilakukan rekayasa teknik berupa injeksi semen ( grouting ) sekitar 12
meter kebagian bawah pondasi bendungan dan beberapa rekayasa teknik lainnya.
BAB IV
KESIMPULAN
Ekskursi Regional Jawa Barat dilakukan pada tanggal 15 – 18 juli 2019 di beberapa daerah
yang meliputi daerah Gunung Walat dengan singakapan batupasir selang seling batulempung
sisipan lignit dari Formasi Bayah yang berumur Eosen tengah – Oligosen awal, Formasi
Batuasih dan singkapan batugamping kristalin Formasi Rajamandala yang berumur Oligosen
– Miosen ( N 4 - N 5 ). Daerah Ciletuh daengan singkapan satuan pyllit yang terbreksikan
yang merupakan bagian dari melange, kemudian singkapan batupasir selang seling
batulempung sisipan breksi yang termasuk pada Formasi Ciletuh dan singkapan batupasir
Formasi Bayah, kemudian pada daerah Cipanas Saguling tersingkap batugamping dari
Formasi Rajamandala,dan batupasir selang – seling batulempung yang termasuk pada Formasi
Citarum yang berumur Miosen Awal ( N 6 – N 8 ).Dari hasil kegiatan Ekskursi Regional Jawa
Barat ini,kami dapat mengetahuin penyebaran Formasi – Formasi batuan dari cekungan Bogor
dari Selatan ke Utara.
Batuan tertua yaitu pyllit melange, secara tidak selaras pada Kala Paleosen - Eosen Awal di
atasnya diendapkan Formasi Ciletuh dengan ciri batuan batupasir selang – seling batulempung
sisipan breksi, kemudian diatasnya secara selaras pada Kala Eosen Tengah – Oligosen Awal
diendapkan Formasi Bayah dengan ciri batuan batpasir selang - seling batulempung sisiipan
lignit, kemudian diatasnya secara selaras pada Kala Oligosen Akhir – Miosen Awal diendapan
Formasi Jampang dengan ciri bataun satuan breksi polemik, kemidian diatasnya secara tidak
selaras pada Kala Oligosen – Meosen diendapkan Formasi Rajamandala dengan ciri
batugamping kristalin, kemudian diatasnya secara tidak selaras pada Kala Miosen Awal ( N6
- N8 ) diendapkan formasi Citarum dengan ciri batuan batupasir selang – seling batulempung.