Anda di halaman 1dari 9

regional geological report 2019

GEOLOGI REGIONAL JAWA BARAT

Karmilana - 0551 15 091


Jurusan Teknik Geologi - Universitas Pakuan

ABSTRAK
Geologi regional Jawa Barat dipengaruhi oleh interaksi tumbukan antara Lempeng India-Australia dengan Lempeng Eurasia.
Akibat tumbukan dua lempeng ini, di Jawa Barat berkembang sejumlah struktur sesar yang dapat dikelompokan menjadi 4,
yaitu sesar berarah utara-selatan, baratlaut- tenggara, timurlaut-baratdaya dan barat-timur.

Sesar utara-selatan yang dikelompokan kedalam Pola Sunda, merupakan sesar paling tua dan pembentuk cekungan Paleogen
di Jawa Barat. Sistem tegasan Pola Sunda dipengaruhi oleh tektonik transtensional dan secara keseluruhan membentuk pola
struktur negative flower structure.

Perubahan tektonik di Jawa Barat berlangsung pada periode Plio-Plistosen. Pada saat itu sistem tegasan dipengaruhi oleh
tektonik kompresi yang menghasilkan struktur lipatan anjakan berarah barat-timur (Pola Jawa). Pada periode tektonik yang
sama terbentuk sejumlah sesar mendatar berarah baratlaut- tenggara (Pola Sumatra) dan timurlaut-baratdaya (Pola Meratus)

Secara fisiografinya Menurut van bammlen (1949) fisiografi daerah jawabarat terbagi kedalam 4 zona, yaitu zona Dataran
pantai Jakarta, zona bogor, zona bandung, dan zona pegunungan selatan.

Kata kunci: regional Jawa Barat, Pola struktur, Fisiografi, Formasi

PENDAHULUAN
Cimandiri, Cipatat-Rajamandala, Gunung
Di daerah Jawa Barat terdapat banyak pola Tanggubanperahu - Burangrang dan diduga
kelurusan bentang alam yang diduga merupakan menerus ke timurlaut menuju Subang. Secara
hasil proses pensesaran. Jalur sesar tersebut keseluruhan, jalur sesar ini berarah timurlaut-
umumnya berarah barat-timur, utara-selatan, baratdaya dengan jenis sesar mendatar hingga
timurlaut-baratdaya, dan baratlaut-tenggara. Secara oblique (miring). Oleh Martodjojo dan Pulunggono
regional, struktur sesar berarah timurlaut-baratdaya (1986), sesar ini dikelompokkan sebagai Pola
dikelompokkan sebagai Pola Meratus, sesar berarah Meratus.
utara-selatan dikelompokkan sebagai Pola Sunda,
dan sesar berarah barat-timur dikelompokkan Sesar Baribis yang letaknya di bagian utara
sebagai Pola Jawa. Struktur sesar dengan arah barat- Jawa merupakan sesar naik dengan arah relatif
timur umumnya berjenis sesar naik, sedangkan barat-timur, membentang mulai dari Purwakarta
struktur sesar dengan arah lainnya berupa sesar hingga ke daerah Baribis di Kadipaten-Majalengka
mendatar. Sesar normal umum terjadi dengan arah (Bemmelen, 1949). Bentangan jalur Sesar Baribis
bervariasi. dipandang berbeda oleh peneliti lainnya.
Martodjojo (1984), menafsirkan jalur sesar naik
Dari sekian banyak struktur sesar yang Baribis menerus ke arah tenggara melalui
berkembang di Jawa Barat, ada tiga struktur kelurusan Lembah Sungai Citanduy, sedangkan
regional yang memegang peranan penting, yaitu oleh Simandjuntak (1986), ditafsirkan menerus ke
Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, dan Sesar arah timur hingga menerus ke daerah Kendeng
Lembang. Ketiga sesar tersebut untuk pertama (Jawa Timur). Penulis terakhir ini menamakannya
kalinya diperkenalkan oleh van Bemmelen (1949) sebagai “Baribis-Kendeng Fault Zone”. Secara
dan diduga ketiganya masih aktif hingga sekarang. tektonik, Sesar Baribis mewakili umur paling muda
di Jawa, yaitu pembentukannya terjadi pada periode
Sesar Cimandiri merupakan sesar paling Plio-Plistosen. Selanjutnya oleh Martodjojo dan
Pulunggono (1986), sesar ini dikelompokkan
tua (berumur Kapur), membentang mulai dari Teluk
sebagai Pola Jawa.
Pelabuhanratu menerus ke timur melalui Lembah
regional geological report 2019

Sesar Lembang yang letaknya di utara Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat,
Bandung, membentang sepanjang kurang lebih 30 merupakan dataran tinggi dengan puncak di
km dengan arah barat-timur. Sesar ini berjenis sesar sebelah selatan Bandung. Terletak memanjang dari
normal (sesar turun) dimana blok bagian utara
Pelabuhan Ratu sampai Pulau Nusakambangan di
relatif turun membentuk morfologi pedataran
(Pedataran Lembang). Van Bemmelen (1949), sebelah selatan Segara Anakan dengan lebar + 50
mengaitkan pembentukan Sesar Lembang dengan km menyempit hingga beberapa kilometer di
aktifitas Gunung Sunda (G. Tangkubanperahu sebelah timur. Pegunungan Selatan seluruhnya
merupakan sisa-sisa dari Gunung Sunda), dengan merupakan sisi selatan geantiklin Jawa yang
demikian struktur sesar ini berumur relatif muda mengalami masa pengerutan yang melandai ke
yaitu Plistosen. selatan menuju Samudera Hindia. (Gambar.2)

Struktur sesar yang termasuk ke dalam


Pola Sunda umumnya berkembang di utara Jawa
(Laut Jawa). Sesar ini termasuk kelompok sesar tua
yang memotong batuan dasar (basement) dan
merupakan pengontrol dari pembentukan cekungan
Paleogen di Jawa Barat. (Gambar.1)

Gambar 2. Zona fisiografi Jawa barat (van


Bammlen)
BAHAN DAN METODA PENELITIAN
Untuk mendapatkan gambaran pola struktur
di Jawa Barat maka dilaku- kan penafsiran
struktur melalui analisis peta topografi yang
Gambar 1. struktur regional jawabarat
selanjutnya dikompilasi dengan peta geologi
regional yang terbitkan oleh Direktorat Geologi
ZONA FISIOGRAFI JAWA BARAT Bandung. Setelah peta penafsiran struktur dibuat
langkah selanjutnya adalah melakukan
Zona Dataran Rendah Pantai Jakarta, pengecekan lapangan dengan maksud untuk
membentang mulai dari Serang sampai bagian
membuktikan ke beradaan jalur Sesar dan
timur Cirebon dengan lebar + 40 km. Terdiri atas
penyebaran litologi regional jawabarat.
endapan alluvial (sungai dan pantai) serta endapan
gunungapi kuarter (lahar dan piroklastik).
Zona Bogor, menyebar mulai dari
Rangkasbitung, Bogor, Purwakarta, Subang,
Sumedang sampai Bumiayu (Majenang) dengan
lebar + 40 km. Zona ini merupakan jalur
antiklinorium lapisan-lapisan berumur Neogen
yang terlipat kuat serta terintrusi secara intensif.
Zona Bandung, terletak di sebelah Selatan
Zona Bogor, membentang dari Pelabuhanratu
sebelah barat melalui lembah Cimandiri ke arah
Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut dan lembah
Citanduy. Zona ini merupakan puncak dari
Geantiklin Jawa yang telah hancur, setelah
pengangkatan pada Tersier Akhir,
regional geological report 2019

HASIL DAN PEMBAHASAN


LOKASI 1 GUNUNG WALAT
LP 1 Satuan Batuan Konglomerat Formasi
Bayah

Tanggal: 15-07-2019
Kordinat X; 0697448 Y; 9235073
Ciri-Ciri Litologi :Secara umum
konglomerat tersebut memiliki warna abu-abu
kehitamana, ukuran butir kerikil hingga
Batulempung ini memiliki kedudukan
kerakal, bentuk butir membundar sampai
N321°E/45°.
membundar tanggung, kemas terbuka,
pemilahan baik, sementasi karbonat, dengan Gambar 4. Satuan Batulempung sisipan Batubara

komposisi berupa mineral kuarsa (fragmen),


LP 3 Satuan Batugamping Formasi
batuan beku (fragmen), batuan sedimen
Rajamandala
(fragmen) dengan massa dasar batupasir.
Tanggal: 15-07-2019
Konglomerat ini memiliki kedudukan
Koordinat: X; 0696450 Y; 9234469
N329°E/30°.
Ciri-Ciri Litologi : Secara umum
batugamping tersebut memiliki warna abu-
abu kecoklatan, konstituen utamanya
kristalin, ukuran butir pasir sedang hingga
pasir kasar, bentuk butir membundar sampai
membundar tanggung, kemas tertutup,
pemilahan baik, sementasi karbonat, dengan
komposisi kalsit dan spar. batugamping ini
berstruktur masif.
Jika dilihat dari sementasi dan litologinya
maka satuan batuan ini terendapkan pada
Gambar 3. Satuan batuan Konglomerat lingkungan pengendapan laut dangkal.
formasi bayah

LP 2 Satuan Batulempung Sisipan Batubara


Formasi Bayah

Tanggal: 15-07-2019
Koordinat: X; 0697352 Y; 9235078
Ciri-Ciri Litologi : Secara umum
batulempung tersebut memiliki warna abu-abu
kehitaman,ukuran butir lempung, sementasi
karbonat, dengan sisipan batubara. Gambar 5. Satuan batuan Batugamping formasi
Rajamandala
regional geological report 2019

STASIUN 2 CURUG PAREANG pemilahan baik, sementasi karbonat, dengan


komposisi kuarsa dan kalsit. Jika dilihat dari
LP 4 Breksi Formasi Jampang
Tanggal: 15-07-2019 sementasi dan litologinya maka satuan
Koordinat: X; 0696572 Y; 9221828 batuan ini terendapkan pada lingkungan
Ciri-Ciri Litologi : Breksi memiliki
pengendapan laut dangkal.
warna coklat kehitaman dengan ukuran butir
kerikil dan kerakal bentuk butir menyudut
dengan komposisi batuan beku (fragmen)
batuan sedimen (fragmen), terpilah buruk,
sementasi karbonatLingkungan Pengendapan
Jika dilihat dari sementasi dan litologinya maka
satuan batuan ini terendapkan pada lingkungan
pengendapan laut dangkal. (Gambar.7)

Gambar 7. Satuan Batuan Batugamping.


Formasi Bojonglopang

STASIUN 3 TELUK CILETUH

LP 6 Satuan Filit Endapan Melange


Gambar 6. Satuan Batuan Breksi Formasi Tanggal: 16-07-2019
Jampang
Koordinat: X; 0659855 Y; 9205431
LP 5 Satuan Batugamping Selang – Seling Ciri-Ciri Litologi :
Batupasir Formasi Bojonglopang
Secara umum Filit tersebut memiliki warna
Tanggal: 15-07-2019
abu-abu, dengan tekstur Lepidoblastik,
Koordinat: X; 0696554 Y; 9221925
bentuk individu kristalnya xenoblast,
Ciri-Ciri Litologi : Secara umum
berstruktur foliasi dengan jenis phylitic
batugamping tersebut memiliki warna abu-
dengan komposisi mineral kalsit dan
abu, konstituen utamanya kristalin, ukuran
lempung.
butir pasir sedang hingga pasir kasar, bentuk
butir membundar sampai membundar
tanggung, kemas tertutup, pemilahan baik,
sementasi karbonat, dengan komposisi
kalsit, spar dan Foraminifera. . Sedangkan
batupasir tersebut memiliki warna abu-abu,
ukuran butir pasir sedang hingga pasir
kasar, bentuk butir membundar sampai
Gambar 8. Satuan Batuan Filit Endapan
membundar tanggung, kemas tertutup,
melange
regional geological report 2019

LP 7 Satuan Batupasir Selang Seling


Batulempung Sisipan Breksi

Tanggal: 16-07-2019
Koordinat: X; 0659855 Y; 9205431
Ciri-Ciri Litologi :
Secara umum Batupasir tersebut memiliki
warna abu-abu kehitaman, ukuran butir pasir
Gambar 9. Amphiteater paninjauan
sedang hingga pasir kasar, bentuk butir
membundar sampai membundar tanggung, STASIUN 5 JEMBATAN CILETUH
kemas tertutup, pemilahan baik, sementasi
karbonat, dengan komposisi kuarsa dan LP 9 Satuan Batupasir Selang Seling
biotit. Sedangkan batulempung tersebut Batulempung Formasi Jampang
memiliki semen karbonat. Breksi yang Tanggal: 16-07-2019
berperan sebagai sisipan memiliki warna Koordinat: X; 0668447 Y; 9198444
Ciri-Ciri Litologi :
coklat kehitaman dengan ukuran butir kerikil
dan kerakal bentuk butir menyudut dengan Secara umum Batupasir tersebut memiliki
komposisi batuan beku (fragmen), terpilah warna abu-abu kehitaman, ukuran butir pasir
buruk, sementasi karbonat dengan sedang hingga pasir kasar, bentuk butir
membundar sampai membundar tanggung,
kedudukan N345°E/57°. satuan batuan ini kemas tertutup, pemilahan baik, sementasi
terendapkan pada lingkungan pengendapan karbonat, dengan komposisi mineral kuarsa
laut dangkal. dan kalsit dengan kedudukan N195°E/4°.

Jika dilihat dari sementasinya maka satuan


STASIUN 4 DESA CIWARU
batuan ini terendapkan pada lingkungan
pengendapan laut dangkal.
LP 8 Pengamatan Amphiteater Paninjauan
Tanggal: 16-07-2019
Batuan Penyusun:
Amphiteater paninjau disusun oleh 3 formasi
berbeda yaitu formasi jampang, melange,
ciletuh yang membentuk morfologi
perbukitan di sebelah barat dan plateau di
sebelah timurnya sementara morfologi
dataran berada diantaranya dengan batuan
penyusun aluvial.

Gambar 10. Satuan Batuan Batupasir Selang


Seling Batulempung Formasi jampang
regional geological report 2019

STASIUN 6 CIPANAS SAGULING Secara umum Batupasir tersebut


memiliki warna abu-abu, ukuran butir pasir
LP 10 Satuan Batugamping Formasi sedang hingga pasir kasar, bentuk butir
Rajamandala membundar sampai membundar tanggung,
kemas tertutup, pemilahan baik, sementasi
Tanggal: 17-07-2019
karbonat, dengan komposisi kuarsa dan
Koordinat: X; 0760315 Y; 9240257
kalsit. Sedangkan batulempung tersebut
Ciri-Ciri Litologi :
memiliki semen karbonat. Dengan
Secara umum batugamping tersebut
kedudukan awal N174°E/12° namun saat
memiliki warna abu-abu, konstituen
pengamatan singkapan selanjutnya ke arah
utamanya kristalin, ukuran butir pasir
selatan kedudukannya menjadi berbeda yaitu
sedang hingga pasir kasar, bentuk butir
N74°E/83°.
membundar sampai membundar tanggung,
menandakan bahwa adanya antiklin
kemas tertutup, pemilahan baik, sementasi
atau lipatan yang terbentuk pada daerah
karbonat, dengan komposisi spar dan
tersebut,selain itu pada lokasi pengamatan ini
Foraminifera.
juga kami menemukan inidikasi sesar berupa
Batugamping ini memiliki ciri yang
milonitisai yang berarah N 120°E dan
sama dengan batugamping yang tersingkap
kedudukan lapisan batuan yang tegak pada
di gunung walat. Dimana lingkungan
batupasir selang seling batulempung yang
pengendapannya yaitu laut dangkal. Dapat
diperkirakan sebagai sesar naik sungai
disimpulkan penyebaran laut dangkalnya
cipanas, yang menyebabkan terangkatnya
menyebar dari sukabumi sampai
batugamping dari formasi Rajamandala ke
rajamandala.
bagian atas formasi Citarum.

Gambar 11. Satuan Batuan Batugamping


Formasi Rajamandala
LP 11 Satuan Batupasir Selang Seling
Gambar 12. Satuan Batupasir Selang Seling
Batulempung Formasi Citarum
Batulempung Formasi Citarum
Tanggal: 17-07-2019
Koordinat: X; 0760315 Y; 9240257
Ciri-Ciri Litologi :
regional geological report 2019

STASIUN 7 GUNUNG BATU STASIUN 8 PLTA JATIGEDE


Pada daerah Jatigede Kabupaten
LP 12 Zona Sesar Lembang Sumedang Desa Kdujaya, dibangun sebuah
Tanggal: 17-07-2019 PLTA dengan kapasitas pembangkit 2 x 55
Koordinat: X; 0760315 Y; 9240257 Megawatt (MW) dengan memanfaatkan air
Deskripsi : Sesar lembang terbentang dari waduk Jatigede Sungai Cimanuk.PLTA
dari timur ke barat dari ujung timur Gunung ini akan di peroyeksikan PLTA terbesar
Palasari,Mirbaya,Gunung Manglayang ketiga di Jawa Barat, setelah PLTA Jatiluhur
hingga 40 meter disebelah barat Cisarua dan dan PLTA Sagulingg. Secara geologi proyek
menghilang di ujung barat di sekitar pembangunan PLTA dan Bendungan ini
Padalarang, dengan tinggi gawair sesar dibangun diatas formasi subang dengan
sekitar 450 meter. lithologi breks,batulempung dan
Secara geografis, sesar ini terbagi aluvium.Pada peroses pengerjaan tunneling
tepat pada jalan bandung – Lembang. Di yakni penggalian terowongan terjadi
daerah ini terdapat suatu daerah datar penyempitan dan banyaknya air yang keluar
sepanjang jalan Bandung – Lembang hingga dari batuan yang diakibatkan oleh tekana
kecamtan Lembang. Di bagian dataran batuan dari luar dan karakteristik batuan yang
sempit dibatasi sungai Cihideng, yang relatf mempunyai pori pori yang relatif besar
mengalir dari utara keselatan memotong sehingga dapat meloloskan air kedalam
ojgawir sesar. Di sebelah timur gawir sesar trowongan sehingga perlu ditangani lebih
dicirikan tebing terjal dengan ketinggian lanjut dengan memasang beberapa pipa untuk
sekitar 75 meter, sesarini terbentuk dalam menyalurkan air yang keluar pada bagian
dua tahapan akibat aktivitas volcano – dalam terowongan ke bagian luar.
tektonik kompleks gunungapi Sunda Purba Selanjutnya pada peroses pengerjaan
jutaan tahun silam. bendungan yang dibangun tepat diatas
batulempung formasi subang, terjadi bebrapa
masalah teknis dalam peroses pngerjaannya
yaitu karakteristik dari batulempung yang
mudah tererosi dan rentan akan terjadinya
gerakan tanah sehingga pada peroses
pengerjaannya dilakukan rekayasa teknik
berupa injeksi semen ( grouting ) sekitar 12
Gambar 13. Gawir Sesar Lembang meter kebagian bawah pondasi bendungan dan
beberapa rekayasa teknik lainnya.
regional geological report 2019

KESIMPULAN dangkal menyebar dari sukabumi sampai


rajamandala.
 Ekskursi Regional Jawa Barat dilakukan pada  Batuan tertua yaitu pyllit melange, secara
tanggal 15 – 18 juli 2019 di beberapa daerah tidak selaras pada Kala Paleosen - Eosen
yang meliputi daerah Gunung Walat dengan Awal di atasnya diendapkan Formasi Ciletuh
singakapan batupasir selang seling dengan ciri batuan batupasir selang – seling
batulempung sisipan lignit dari Formasi batulempung sisipan breksi, kemudian
Bayah yang berumur Eosen tengah – Oligosen diatasnya secara selaras pada Kala Eosen
awal, Formasi Batuasih dan singkapan Tengah – Oligosen Awal diendapkan Formasi
batugamping kristalin Formasi Rajamandala Bayah dengan ciri batuan batpasir kursa
yang berumur Oligosen – Miosen ( N 4 - N 5 selang - seling batulempung sisiipan lignit,
). Daerah Ciletuh daengan singkapan satuan kemidian diatasnya secara selaras pada Kala
pyllit yang terbreksikan yang merupakan Oligosen – Meosen diendapkan Formasi
bagian dari melange, kemudian singkapan Rajamandala dengan ciri batugamping
batupasir selang seling batulempung sisipan kristalin, kemudian diatasnya secara selaras
breksi yang termasuk pada Formasi Ciletuh pada Kala Miosen Awal ( N6 - N8 )
dan singkapan batupasir Formasi Bayah, diendapkan formasi Citarum bersamaan
kemudian pada daerah Cipanas Saguling dan dengan Formasi Jampang.
gunung walat sukabumi tersingkap
batugamping dari Formasi Rajamandala,
Batupasir selang – seling batulempung yang
termasuk pada Formasi Citarum yang berumur
Miosen Awal ( N 6 – N 8 ). Dari hasil kegiatan
Ekskursi Regional Jawa Barat ini, kami dapat
mengetahuin penyebaran Formasi – Formasi
batuan dari cekungan Bogor dari Selatan ke
Utara dan dapat mengetahui penyebaran
lingkungan pengendapannya.
 Dari pengamatan yang telah dilakukan
Batugamping gunung walat dan batugamping
rajamandala, memiliki ciri-ciri yang sama.
Termasuk kedalam Formasi Rajamandala Gambar 15. Penampang stratigrafi utara-selatan

yang memiliki lingkungan pengendapan laut Jawa Barat (Martodjojo, 1984).

dangkal. Dapat disimpulkan penyebaran laut


regional geological report 2019

 Sesar Lembang yang letaknya di utara sebelumnya. Struktur yang baru ini
Bandung, membentang sepanjang kurang membentuk pola lipatan anjakan (Pola
lebih 30 km dengan arah barat-timur. Sesar ini Jawa) yang disertai oleh sesar-sesar
berjenis sesar normal (sesar turun) dimana mendatar berarah baratlaut-tenggara (Pola
blok bagian utara relatif turun membentuk Sumatra) dan timurlaut-baratdaya (Pola
morfologi pedataran (Pedataran Lembang). Meratus).
Van Bemmelen (1949), mengaitkan DAFTAR PUSTAKA
pembentukan Sesar Lembang dengan aktifitas Van Bemmelen, R.W., 1949, The geology of

Gunung Sunda (G. Tangkubanperahu Indonesian vol. I A: Government Printing


Office, The Hague, 732 p.
merupakan sisa-sisa dari Gunung Sunda),
Pulunggono, A., dan S. Martodjojo, 1994,
dengan demikian struktur sesar ini berumur
Perubahan tektonik Paleogen dan Neogen
relatif muda yaitu Plistosen.
merupakan peristiwa tektonik terpenting di
 Adanya urutan umur formasi yang tidak sesuai Jawa, Proceeding geologi dan geoteknik
membuktikan adanya pengangkatan dan Pulau Jawa sejak akhir Mesozoik hingga
penurunan formasi akibat sesar. Kuarter., h. 37-
 Struktur regional Jawa Barat dipengaruhi Soehaimi A., 1991, Seismotektonik Lajur Sesar

oleh sistem tumbukan antara Lempeng Baribis: Direktorat Geologi. 25 h.


Haryanto, I., Asikin,S. dan Handoyo,A. 2002,
Eurasia dengan lempeng India-Australia.
Tektonik Sesar Baribis, Prosiding tahunan
Struktur tua di daerah Jawa Barat terbentuk
IAGI 31 Haryanto, I., 2004, Tektonik Sesar
pada awal Tersier yang berkembang pada
Baribis-Cimandiri, Prosiding tahunan IAGI
batuan basemen berumur pra-Tersier. 33.
Struktur Paleogen ini berarah arah utara- Martodjojo, 1984 Penampang stratigrafi
selatan (Pola Sunda) dan merupakan utara-selatan Jawa Barat
pembentuk cekungan Paleogen di Jawa Martodjojo, 1984 Blok Struktural Batuan
Barat. Pada waktu Neogen, struktur baru sedimen Jawa barat
mulai terbentuk, disamping mengaktifkan
kembali struktur yang sudah terbentuk

Anda mungkin juga menyukai