Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI STRUKTUR

PENGAMATAN GEOLOGI DAERAH BANTARUJEG

Oleh : Alika Shafa Nugraha (140710180010)

Prodi Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Padjajaran

ABSTRAK

Daerah Bantarujeg, Majalengka, Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki struktur geologi yang
cukup kompleks tercermin dari empat formasi batuan berbeda pada daerah yang dilalui sungai Cijurei.
Formasi batuan tersebut adalah formasi Subang, endapan gunung api, formasi Bantarujeg, serta formasi
Cantayam. Pada keempat formasi ini dilakukannya pengamatan geologi. Dalam kunjungan pada tanggal
25 April ini terdapat 7 stasiun yang dimana tiap tiap stasiunnya terdapat beberapa perbedaan perlapisan
batuannya. Di seberang sungai terdapat lapisan yang berbeda yang berasal dari pendinginan lava atau
endapan gunung api yang berasal dari gunung api sireum. Namun setelah dilakukan penelusuran
sepanjang sungai, lapisan batuan didominasi oleh lapisan batuan pasir, lanau dan terdapat breksi juga.
Selain itu juga terdapat banyak perlapisan antara batuan lempung yang disisipi dengan lapisan batuan
pasir, selain itu dalam pengamatan juga dilakukan pengukuran strike dan dip pada tiap singkapan yang
ditemukan pada tiap stasiun. Lalu selama melakukan pengamatan, ditemukannya sebuah lipatan
menunjam tidak simetris yang bentuknya seperti goad an dilakukannya pengukuran strike dan dip pada
tiap sisinya agar bisa mendapatkan plungenya.

I. PENDAHULUAN pengamatan geologi seperti


pengamatan singkapan batuan pada
Sungai Cijurei merupakan salah lintasan yang dilalui, mengukur
satu sungan di Bantarujeg yang kedudukan batuan, mengukur strike
mempunyai formasi batuan yang dan dip pada suatu singkapan ditiap
beragam. Sungai Cijurei melintasi tiap stasiun dan mencatat hasil yang
daerah Bantarujeg, Cisarua, Subang didapat.
dll. Dalam pengamatan geologi,
formasi batuan sungai cijurei yang TUJUAN KEGIATAN
beragam ini juga terdapat endapan
gunung api yang berasal dari Tujuan diadakan kuliah
gunung Sireum yang menghasilkan lapangan Geologi Struktur ini
penggambaran umum akibat adalah untuk mengetahui formasi
kegiatan vulkanik di sungai Cijurei. batuan apa saja yang terdapat di
Pada formasi batuan di sungai pesisir sungai Bantarujeg,
Cijurei ini maka dilakukannya mengetahui struktur perlapisan yang
terbentuk, melihat hasil lapisan yang Kuliah lapangan dilaksanakan pada:
mengalami sesar serta kompresi dan Hari : Kamis, 25 April 2019
menelusuri proses terbentuknya Lokasi: Bantarujeg, Majalengka,
lapisan batuan di sepanjang pesisir Jawa Barat
sungai Cijurei, Bantarujeg.

Waktu dan Lokasi Kegiatan

II. DATA
Tabel 2.1 Strike dan Dip serta Formasi Batuan

No. Stasiun Strike/Dip Formasi Batuan


1. Stasiun 1 Lempung
2. Stasiun 2 Vulkanik
3. Stasiun 3 N 85 E/38 Lempung
4. Stasiun 4 N 70 E/40 Lempung
5. Stasiun 5 N 79 E/26 Lanau
6. Stasiun 6 N 116 E/40 Lanau
7. Stasiun 7 N 75 E/70 Lanau
8. Stasiun 8 Perbatasan lanau dan breksi

Tabel 2.2 Titik Koordinat

No. Stasiun Koordinat Ketinggian


1. Stasiun 1 49 M x 0195761 y 9229310 327 m
2. Stasiun 2 49 M x 0195803 y 9229319 327 m
3. Stasiun 3 49 M x 0195763 y 9229358 327 m
4. Stasiun 4 49 M x 0195752 y 9229373 327 m
5. Stasiun 5 49 M x 0195738 y 9229437 328 m
6. Stasiun 6 49 M x 0195707 y 9229560 324 m
7. Stasiun 7 49 M x 0195651 y 9229592 323 m
8. Stasiun 8

III. PEMBAHASAN lempung dan batu pasir. Batu


Stasiun 1 lempung disini bertekstur licin dan
Pada stasiun 1 berada di biasanya disimbolkan dalam peta
koordinat 49 M 0195761 9229310 berwarna hijau lalu batu lempung
utm pada ketinggian 327 m.
dilakukan pengamatan batuan yang
terdapat pada stasiun 1 yaitu batu
disini bila terkena air akan seperti
lumpur, dan berwarna abu abu. Pada
stasiun 1 didominasi oleh batu
lempung karena pengaruh daerah
yang sangat dekat dengan sawah.
Batu lempung disini juga terdapat
sebuah kekar karena pengaruh
akibat pendinginan magma dan batu Gambar 3.1.2 Stasiun 1
lempung disini terbentuk rongga
pada celahnya yang diisi oleh Stasiun 2
mineral kuarsa yang berwarna putih Di stasiun 2 berada di koordinat
dan lumayan lembut. Pada stasiun 1 49 M 0195803 9229319 utm dan
juga terdapat strike dan dip pada berada pada ketinggian 327 m yang
daerah patahan. Tetapi, strike dan berada disebrang stasiun 1. Pada
dip disini tidak akan bisa diukur stasiun 2 terdapat batuan yang
karena strukturnya yang pecah didominasi oleh batuan vulkanik.
sehingga tidak teratur perlapisan Batuan vulkanik disini berasal dari
batuannya, dan jalur patahan disini aliran lava yang mengalir dari
menunjukkan arah ke barat dan gunung api Sireum dan mengalami
timur. pendinginan magma. Batuan
vulkanik ini memiliki ciri tidak
berlapis (karena batuan vulkanik),
sudutnya tidak karuan, berwarna
hitam pekat serta kemagnetannya
tinggi dan terdapat pula kekar kekar
yang berasal dari pembekuan.
Setelah melakukan pengamatan,
terdapat batuan breksi yang berada
dibawah batuan vulkanik dan
terdapat tufa diatasnya. Pada batuan
vulkanik tidak dapat memperoleh
Gambar 3.1.1 Koordinat dan strike dan dip karena batuannya
Ketinggian di Stasiun 1 tidak berlapis.
tidak berpori pori. Sementara batu
pasir disini berwarna Keabu-abuan
dan bersifat permeable atau berpori
pori. Batu pasir disini karena
bersifat permeable maka bisa
dimanfaatkan sebagai reservoir
minyak. Selain itu, terdapatnya
batuan breksi yang selalu ada pada
permukaan batuan batuan, batu
breksi disini merupakan batuan
breksi vulkanik atau batuan breksi
gunung api. Pada lapisan batu
Gambar 3.2.1 Koordinat dan
pasirnya terlihat seperti fosil fosil
Ketinggian Stasiun 2
hewan laut yaitu polimonofera.
Setelah itu, kami mencoba
melakukan pengukuran strike dan
dip dan mendapatkan hasil N 85 E
dan dipnya sebesar 38 derajat.

Gambar 3.2.2 Stasiun 2

Stasiun 3
Di stasiun 3 berada di koordinat
49 M 0195763 9229358 utm dan
berada pada ketinggian 327 m. Pada
stasiun 3 ini terdapat banyak
singkapan perlapisan batuan.
Perlapisan yang didapat pada stasiun Gambar 3.3.1 Koordinat dan
adalah perselingan antara batu pasir Ketinggian Stasiun 3
dan batu lempung. Perselingan
kedua batu tersebut terjadi karena
arus pada aliran sungai Cijurei yang
besar atau ombaknya besar sehingga
terdapatnya batuan lempung yang
berselingan dengan batuan pasir
pada stasiun ini. Ketebalan
perlapisan disini mencapai 20 – 30
cm. Batu lempung disini berwarna
hitam dan bersifat impermeable atau
dan dip yang didapat adalah N 70 E
dan dipnya 40 derajat.

Gambar 3.4.1 Koordinat dan


Gambar 3.3.2 Perlapisan Lempung- Ketinggian Stasiun 4
Pasir

Gamabar 3.4.2 Kekar


Gambar 3.3.3 Batu Breksi
Stasiun 5

Stasiun 4 Di stasiun 5 berada di koordinat


Di stasiun 4 berada di koordinat 49 M 0195738 9229437 utm dan
49 M 0195752 9229373 utm dan berada pada ketinggian 328 m.
berada pada ketinggian 327 m. Pada Sepanjang stasiun 5, kami
stasiun 4 ini terdapat sebuah menemukan batuan lanau yang
perlapisan yang bentuk kekarnya berterktur agak keset, lalu kami
sangat terlihat, terdapat tiga jenis menemukan batuan lempung,
kekar yaitu kekar melintang, kekar serpih, dan pasir. Pada beberapa
miring yang bentuknya menyerong perlapisan batuan, kami menemukan
dan kekar utama yang memanjang mineral kuarsa atau mineral logam.
dan sejajar dengan porosnya. Batuan yang berwarna putih pada rongga
di stasiun ini terdapat batu lempung. rongga batuan. Lalu, kami
Setelah itu, hasil pengukuran strike menemukan perlapisan batuan yang
pada rongga rongganya terdapat Gambar 3.5.1 Koordinat dan
mineral kuarsa atau mineral logam Ketinggian Stasiun 5
berwarna putih. Lalu, pada stasiun 5
ditemukannya sebuah batu koral rip
atau batu gamping non klastik yang
terdapat sisipan sisipan kerangnya
pada batuan.

Gambar 3.5.2 Lanau Berlapis pada


stasiun

Stasiun 6
Di stasiun 6 berada di koordinat
49 M 0195707 9229560 utm dan
berada di ketinggian 324 m. Pada
stasiun 6 ini batuan yang
mendominasi adalah Batuan Lanau
dan terdapat sisipan batu lempung
sedikit. Lalu kita mengukur strike
dan dip pada sebuah perlapisan
batuan, hasil yang didapat adalah N
116 E dan dipnya 40 derajat. Lalu
kami melakukan pengamatan
terhadap sebrang sungai Cijurei,
setelah menyebrangi sungai kami
menemukan sebuah well logging Gambar 3.6.1 Koordinat dan
dengan struktur batu pasir dan batu Ketinggian Stasiun 6
lanau.
Gambar 3.6.2 Pertigaan Stasiun 6 Gambar 3.7.1 Koordinat dan
Ketinggian Stasiun 7
Stasiun 7
Di stasiun 7 berada di koordinat
49 M 0195651 9229592 utm dan
berada pada ketinggian 323 m. Pada
stasiun ini ditemukannya sebuah
lipatan yang menyerupai goa
(antiklin). Lipatan tersebut
mengarah ke barat, lipatan disini
disebut lipatan menunjam tidak
simetris. Penyebab terjadinya
lempengan ini akibat lempengan
Australia. Lalu, untuk mendapatkan
plunge dari lipatan ini kami Gambar 3.7.2 Lipatan Stasiun 7
mengukur strike dan dip dari sisi
selatan dan sisi utara perlipatannya
dan mendapatkan hasil N 263 E dan Stasiun 8
dipnya 58 derajat untuk sisi selatan, Pada stasiun ke 8 ini melakukan
dan N 85 E dan dip 70 derajat untuk pengamatan jarak jauh karena
sisi utara. Bagian yang tersingkap daerah yang sulit untuk diakses
disini adalah antiklin yang sehingga tidak diketahui titik
berbentuk asimetris. Bentuk koordinatnya. Dapat diketahui
asimetris (condong kearah utara) ini bahwa stasiun ke 8 ini adalah
dikarenakan gaya dari arah selatan banyak rumah rumah dengan
lebih besar dari gaya yang berasal batuannya adalah batu breksi.
dari arah utara. Lapisan ini memiliki resisten yang
tinggi sehingga air sulit menembus
daerah lapisan tersebut.
batuan yang mengarah ke timur
IV. KESIMPULAN dengan besar kemiringannya sebesar
Berdasarkan hasil pengamatan 25 derajat sampai 75 derajat.
di lapangan dapat disimpulkan Daerah Bantarujeg ini terdapat
bahwa daerah bantarujeg khususnya empat formasi yaitu formasi
sungai Cijurei didominasi oleh batu Subang, formasi Cantayam, formasi
lempung dan batu pasir. Lalu Bantarujeg dan endapan gunung api.
beberapa batuan lainnya terbentuk Struktur batuan disini juga terlihat
akibat adanya aktivitas vulkanik jelas perlapisannya sehingga dapat
akibat aliran lava dari gunung api sangat mudah apabila Bantarujeg ini
sireum, batuan lempung sendiri dijadikan sebagai kawasan untuk
akibat adanya persawahan mempelajari ilmu kebumian. Selain
disekitaran sungai Cijurei ini. itu juga terdapat lipatan dan patahan
Struktur geologi daerah Bantarujeg yang berasal dari gaya tektonik.
ini terlihat dari jurus perlapisan
Daftar Pustaka

[1] www.cs.unsyiah.ac.id/~firdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/geologi-struktur.pdf

(Diakses pada 2 Mei 2019 pukul 21.08)

[2] http://www.academia.edu/30567335/Laporan_Kuliah_Lapangan_Geologi_Struktur_Bantarujeg

(Diakses pada 2 Mei 2019 pukul 22.10)

[3] https://www.scribd.com/document/352498852/Geologi-Struktur-Daerah-Bantarujeg

(Diakses pada 3 Mei 2019 pukul 10.05)

Anda mungkin juga menyukai