Universitas Padjajaran
ABSTRAK
Daerah Bantarujeg, Majalengka, Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki struktur geologi yang
cukup kompleks tercermin dari empat formasi batuan berbeda pada daerah yang dilalui sungai Cijurei.
Formasi batuan tersebut adalah formasi Subang, endapan gunung api, formasi Bantarujeg, serta formasi
Cantayam. Pada keempat formasi ini dilakukannya pengamatan geologi. Dalam kunjungan pada tanggal
25 April ini terdapat 7 stasiun yang dimana tiap tiap stasiunnya terdapat beberapa perbedaan perlapisan
batuannya. Di seberang sungai terdapat lapisan yang berbeda yang berasal dari pendinginan lava atau
endapan gunung api yang berasal dari gunung api sireum. Namun setelah dilakukan penelusuran
sepanjang sungai, lapisan batuan didominasi oleh lapisan batuan pasir, lanau dan terdapat breksi juga.
Selain itu juga terdapat banyak perlapisan antara batuan lempung yang disisipi dengan lapisan batuan
pasir, selain itu dalam pengamatan juga dilakukan pengukuran strike dan dip pada tiap singkapan yang
ditemukan pada tiap stasiun. Lalu selama melakukan pengamatan, ditemukannya sebuah lipatan
menunjam tidak simetris yang bentuknya seperti goad an dilakukannya pengukuran strike dan dip pada
tiap sisinya agar bisa mendapatkan plungenya.
II. DATA
Tabel 2.1 Strike dan Dip serta Formasi Batuan
Stasiun 3
Di stasiun 3 berada di koordinat
49 M 0195763 9229358 utm dan
berada pada ketinggian 327 m. Pada
stasiun 3 ini terdapat banyak
singkapan perlapisan batuan.
Perlapisan yang didapat pada stasiun Gambar 3.3.1 Koordinat dan
adalah perselingan antara batu pasir Ketinggian Stasiun 3
dan batu lempung. Perselingan
kedua batu tersebut terjadi karena
arus pada aliran sungai Cijurei yang
besar atau ombaknya besar sehingga
terdapatnya batuan lempung yang
berselingan dengan batuan pasir
pada stasiun ini. Ketebalan
perlapisan disini mencapai 20 – 30
cm. Batu lempung disini berwarna
hitam dan bersifat impermeable atau
dan dip yang didapat adalah N 70 E
dan dipnya 40 derajat.
Stasiun 6
Di stasiun 6 berada di koordinat
49 M 0195707 9229560 utm dan
berada di ketinggian 324 m. Pada
stasiun 6 ini batuan yang
mendominasi adalah Batuan Lanau
dan terdapat sisipan batu lempung
sedikit. Lalu kita mengukur strike
dan dip pada sebuah perlapisan
batuan, hasil yang didapat adalah N
116 E dan dipnya 40 derajat. Lalu
kami melakukan pengamatan
terhadap sebrang sungai Cijurei,
setelah menyebrangi sungai kami
menemukan sebuah well logging Gambar 3.6.1 Koordinat dan
dengan struktur batu pasir dan batu Ketinggian Stasiun 6
lanau.
Gambar 3.6.2 Pertigaan Stasiun 6 Gambar 3.7.1 Koordinat dan
Ketinggian Stasiun 7
Stasiun 7
Di stasiun 7 berada di koordinat
49 M 0195651 9229592 utm dan
berada pada ketinggian 323 m. Pada
stasiun ini ditemukannya sebuah
lipatan yang menyerupai goa
(antiklin). Lipatan tersebut
mengarah ke barat, lipatan disini
disebut lipatan menunjam tidak
simetris. Penyebab terjadinya
lempengan ini akibat lempengan
Australia. Lalu, untuk mendapatkan
plunge dari lipatan ini kami Gambar 3.7.2 Lipatan Stasiun 7
mengukur strike dan dip dari sisi
selatan dan sisi utara perlipatannya
dan mendapatkan hasil N 263 E dan Stasiun 8
dipnya 58 derajat untuk sisi selatan, Pada stasiun ke 8 ini melakukan
dan N 85 E dan dip 70 derajat untuk pengamatan jarak jauh karena
sisi utara. Bagian yang tersingkap daerah yang sulit untuk diakses
disini adalah antiklin yang sehingga tidak diketahui titik
berbentuk asimetris. Bentuk koordinatnya. Dapat diketahui
asimetris (condong kearah utara) ini bahwa stasiun ke 8 ini adalah
dikarenakan gaya dari arah selatan banyak rumah rumah dengan
lebih besar dari gaya yang berasal batuannya adalah batu breksi.
dari arah utara. Lapisan ini memiliki resisten yang
tinggi sehingga air sulit menembus
daerah lapisan tersebut.
batuan yang mengarah ke timur
IV. KESIMPULAN dengan besar kemiringannya sebesar
Berdasarkan hasil pengamatan 25 derajat sampai 75 derajat.
di lapangan dapat disimpulkan Daerah Bantarujeg ini terdapat
bahwa daerah bantarujeg khususnya empat formasi yaitu formasi
sungai Cijurei didominasi oleh batu Subang, formasi Cantayam, formasi
lempung dan batu pasir. Lalu Bantarujeg dan endapan gunung api.
beberapa batuan lainnya terbentuk Struktur batuan disini juga terlihat
akibat adanya aktivitas vulkanik jelas perlapisannya sehingga dapat
akibat aliran lava dari gunung api sangat mudah apabila Bantarujeg ini
sireum, batuan lempung sendiri dijadikan sebagai kawasan untuk
akibat adanya persawahan mempelajari ilmu kebumian. Selain
disekitaran sungai Cijurei ini. itu juga terdapat lipatan dan patahan
Struktur geologi daerah Bantarujeg yang berasal dari gaya tektonik.
ini terlihat dari jurus perlapisan
Daftar Pustaka
[1] www.cs.unsyiah.ac.id/~firdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/geologi-struktur.pdf
[2] http://www.academia.edu/30567335/Laporan_Kuliah_Lapangan_Geologi_Struktur_Bantarujeg
[3] https://www.scribd.com/document/352498852/Geologi-Struktur-Daerah-Bantarujeg