Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LAPANGAN BANTARUJEG,

MAJALENGKA, JAWA BARAT

Dhevangga Dhiyan Naghara


140710180003
Program Studi Geofisika, Departemen Geofisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Kawasan Bantarujeg yang bertepatan di Majalengka, Jawa Barat memiliki
struktur lapisan yang menarik untuk dipelajari sekitar daerah sungai Cijure yang membuat
kami mengadakan praktikum lapangan pada tanggal 25 April 2019. Dalam praktikum
lapangan di Bantarujeg, sungai Cijure terdapat delapan stasiun yang dibagi menjadi 8
bagian. Disetiap stasiun terdapat suatu lapisn yang berbeda-beda diantaranya yaitu,
didomiasi oleh batuan lempung di sekitaar stasiun pertama yang disebabkan adanya
suatu patahan, selaian lapisan lempung ada juga lapisan batuan yang disebabkan
aktivitas vulkasnik sepert lapisan batuan tufa, selanjutnya ada lapisan batu pasir yang
berdampingan oleh lapisan batu lempung yang dikarenakan adanya perubahan musim.
Pada saat pengamatan juga kita mengukur strike dan dip disetiap stasiunnya

I. Pendahuluan maupun batuan beku hasil


Daerah Bantarujeg letusan gunung berapi
memiliki pola lapisan dan
struktur geologi yang terkenal Tujuan Kegiatan
sekitaran sungai Cijurei, Tujuan diadakannya
terutama formasi bantarujeg. praktikum lapangan ini
Batuan yang umum dijumpai adalah unutk mengetahui
pada kawasan ini adalah batuan struktur lapisan sekitar
sediemn terutama batuan sungai cijurei Bantarujeg,
lempung yang hampir Majalengka, Jawa Barat
mendominasi seluruh kawasan serta mengetahui besar
dekat aliaran sungau cijurei. strike maupun dip
Selain itu juga kita dapat disetiap pelapisan pada
menukuna batu breksi vulkanik setiap stasiun.
terletak batuan vulkanik yang terdiri dari
DATA PENGAMATAN batuan breksi dan dibawahnya terdapat
Lokasi Keterangan batuan tufa karena aktivitas vulkanik
Stasiun 1 - pada dahulu.. Pada stasiun satu terjadi
Stasiun 2 -
Stasiun 3 N 85⁰ E/40⁰
banyak pataham dari arah barat timur
Stasiun 4 N 70⁰ E/28⁰ namun patahan tersebut berbentuk acak
Stasiun 5 N 79⁰ E/ 26⁰ dan sangat kacau sehingga bidang
Stasiun 6 N 210⁰ E/40⁰
pelapisan tidak bisa di hitung arah strike
N 263⁰ E/58⁰ (Selatan)
Stasiun 7
N 75⁰ E/70⁰ (Utara) maupun arah dipnya. Kekar disini
Stasiun 8 - terbentuk bukan karena adanya lipatan
Tabel 1.1 Data Pengamatan
tapi karena dari pengikisan magma yang
kemudian mendingin dan terisi oleh
II. Pembahasan
mineral kuarsa.l
1. Stasiun 1
Elevasi : 396 m
2. Stasiun 2
UTM : 49 M 0156785
Elevasi : 397 m
UTS : 917098
UTM : 49 M 0193798
UTS : 9229311

Gambar 2.2 Penampakan St.2

Gambar 2.1 Battu Lempung Stasiun ini tepat berada di


sebrang sungai stasiun 1. Dimana tempat
Pada stasiun ini merupakan ini dipenuhi batuan beku yang berlapis-
stasiun pertama pada praktikum lapis, lapisan putih adalah tufa, dan
lapangan kal ini, dimana staasiun ini di lapisan hitam adalah kekar dimana suatu
dominasi oleh batuan lempung yang nilai kemagnetan cenderung besar bila
sangat licin karena butirannya yang warna batu semakin hitam. Di stasiun ini
halus. Di sebrang sungai dari stasiun satu di jelaskan mengenai geologi sungai
cijurei, sungai ini berjenis meander Di stasiun ini juga terdapat suatu
dimana sungainya mengalir air yang bangkai cacing purba (Paraminifera)
deras ditambah bentuk sungai yang yang menyatakan umur batuan ini
berkelok kelok. Karena di stasiun ini terletak pada zaman miosen. Bangkai
tidak terdapat suatu singkapan maka tersebut membentuk batuan gamping
strike dan dip dari stasiun ini tidak dapat yang terlarut, naik ke permukaan karena
diperhitungkan adanya patahan datar. Karena terdapat
aktivitas vulkanik juga, lapisan tersebut
3. Stasiun 3 juga bercampur dengan breksi. Selain
Strike/Dip : N 85⁰ E/40⁰ Breksi terdapat lapisan oranye dimana
Elevasi : 398 m itu merupakan lapisan batu pasir yang
UTM : 49 M 0195753 teroksidasi oleh besi. Lapisan lempung
UTS : 92229360 yang menyerpih merupakan tempat
Stasiun 3 ini bertepatan di bawah reservoar rock dimana berguna untuk
jembatan. Dimana terdapat suatu bentuk menampung minyak.
lapisan yang berselang-seling, dimana
lapisan putih yaitu batu pasir dan lapisan 4. Stasiun 4
hitam yaitu batu lempung. Perselingan Strike/Dip : N 70⁰ E/28⁰
ini terjadi karena adanya perbedaaan Elevasi : 318 m
musim yang setiap musimnya UTM : 49 M 0195747
membentuk suatu lapisan. Batu pasit ini UTS : 9229374
merupakan reservoir rock karena berpori
dan batu lempung merupakan cap rock
karena tidak memiliki pori seperti batu
pasir.

Gambar 2.4 Pemandangan Stasiun 4

Pada nagian dalam permukaan


tanah terdapat patahan melintang dan
miring. Daerah ini merupakan
perbatasan lempung dan lanau. Lempung
Gambar 2.3 Perselingan Batu pasir dan Batu
Lempung disini juga tidak lah murni lempug, tapi
lempung menuju shale. Pada musim
panas, arus kecil sungai membawah Elevasi : 403 m
batuan lempung yang kemudian UTM : 49 m 0195678
berkumpul menjadi lapisan lempung. UTS : 9229540
Sedangkan saat musim hujan Pada stasiun ini terdapat
menghasilkan arus besar yang membawa penunjaman dip yang menyebabkan dip
batuan breksi hamper tegak lurus

5. Stasiun 5
Strikee/Dip : N 79⁰ E/26⁰
Elevasi : 400 m
UTM : 49 M 0195737
UTS : 9229431

Gambar 2.7 Kolom Stratigrafi Stasiun 6

Pada stasiun ini terdapat pola


pelapisan yang digambarkan menurut
kolom stratigrafi yang tersedia

7. Stasiun 7
Gambar 2.5 Kekar Strike/Dip : N 263⁰ E/58⁰ (Selatan)
N 75⁰ E/70⁰ (Utara)
Terdapat batuan lanau yang Elevasi : 317 m
menjorok kedarat disertai tumbuhan. Di : 49 M 0195650
sekitar stasiun 5 terdapat sawah dimana UTS : 9229894
tersusun oleh batuan lempung. DIsekitar
sawah terdapat banyak batuan breksi
yang dibawahnya terdapat batu lempun
di dalam.Ada kekar, Ada kekar dimana
terdapat batuan pasir halus – lempung –
lanau. Ada juga kekar tebal yang
terdapat logam.

6. Stasiun 6 Gambar 2.8 Goa Antiklin


Strike/Dip : N 210⁰ E/40⁰
Pada stasiun ini terdapat gua merupakan zona subduksi antara
dima tersebut membentuk antiklin lempeng Asia dan Lempeng Australia.
simetris, karena terdorong oleh suatu
gaya sehingga hamper mendekati kata DAFTAR PUSTAKA
ambruk. Djuri 1995. Geologi Lembar
Arjawinangun, Jawa Barat, Skala
8. Stasiun 8 1:100.000. Ditjen Geologi dan
Pada stasiun ini tidak teramati Sumberdaya Mineral, Pusat Peneilitian
seutuhnya. Terdapat batuan breksi dan dan Pengembangan Geologi, Bandung
menjadi batas antara breksi dan lanau.
Ada batu breksi karena tempat sudah Yahya, Andy. 2014. Taman Bermain
lebih tinggi dari stasiun lain. Batas antara Struktur Geologi di Bantarujeg,
batu lempung dan breksi miring karena Majalengka. Diakses pada 03 MEI 2019
mengikuti arah sungai dari
http://www.andyyahya.com/2014/03/ta
III. KESIMPULAN man-bermain-geologi-struktur-di.html.
Dari hasil penelitian lapangan
terhadap jurus perlapisan batuan dan Zuidam, R. A. Van. 1985. Aerial
kemiringan lapisan batuan, identifikasi Photo – Interpretation Intrain Analysis
batuan, dan analisis tektonik dan pola and Geomorphology Mapping. Smith
struktur, dapat disimpulkan struktur Publisher. The Hangue, ITC
geologi daerah Bantarujeg terlihat dari
jurus perlapisan batuan mengarah ke
timur dengan besar kemiringan
perlapisan berkisar 30⁰-45⁰, dikteahui
melalui proses pengukuran
menggunakan kompas geologi.
Daerah Bantarujeg memiliki 4
formasi batuan meliputi endapan gunung
endapan gunung api, formasi subang,
formasi bantarujeg, dan formasi
cantayam.
Terdapat patahan dan lipatan pada
daerah Bantarujeg berasal dari gaya
tektonik dari selatan Pulau Jawa yang

Anda mungkin juga menyukai