Anda di halaman 1dari 94

INDAH GUMILANG

DWINANDA
125090700111011
Hiposenter dan Episenter

Hiposenter adalah titik Secara seismologist


awal terjadinya gempabumi dimana
focus (bagian dalam bumi).
Kedalaman sumber gempabumi definisi hiposenter gempabumi adalah posisi
adalah jarak hiposenter dihitung dimana energi regangan yang tersimpan
tegak lurus dari permukaan bumi. dalam batuan itu pertama dilepaskan, dan
merupakan titik di mana patahan/retakan
mulai pecah. Ini terjadi pada kedalaman
hiposenter di bawah pusat gempa.
Metode Penentuan
Hiposenter
Dimana k merupakan koefisien jarak Hubungan linear D dan S-P
dan nilai tetapan dari konstanta Omori,
Vp dan Vs adalah kecepatan Jadi ada hubungan linier antara D dan S-P
yaitu pada persamaan (3.2). Jadi, semakin
gelombang primer dan sekunder, to besar harga dari S-P maka semakin jauh
adalah waktu terjadinya gempa bumi, sumber gempa tersebut, tetapan k disebut
sedangkan tp dan ts adalah waktu sebagai tetapan Omori yang bergantung
tiba gelombang primer dan sekuder. pada kecepatan Vp, Vs atau Vp/Vs.
Gempa yang mempunyai S-P < 3detik
disebut gempa mikro atau gempa vulkanik
untuk daerah di gunungapi, 3 < S-P 4
detik disebut tektonik lokal, dan S-P > 4
detik disebut tektonik jauh.
Episenter adalah titik di Untuk menentukan lokasi sumber
permukaan bumi yang merupakan gempabumi diperlukan data waktu tiba
refleksi tegak lurus dari Hiposenter atau
fokus gempabumi. Lokasi Episenter gelombang seismik dengan sekurang
dibuat dalam sistem koordinat kartesian kurangnya 4 data waktu tiba gelombang P.
bola bumi atau sistem koordinat Selain itu juga diperlukan data posisi stasiun
geografis dan dinyatakan dalam derajat yang digunakan dan model kecepatan gelombang
lintang dan bujur. seismik.
Metode Single Station
definisi

Metode single-station merupakan salah


satu pengolahan data gempa dengan
menggunakan satu station pencatat
gempa. Metode ini menentukan parameter
gempa bumi dari catatan seismograf pada
satu stasiun yang menggunakan
seismometer tiga komponen. Satu
komponen vertikal: Z dan dua komponen
horizontal: North-Southdan EastWest.
(Suhendra dkk, 2010)
Schffel and Das (1999)
Hal yang terpenting pada metoda single-
station adalah particle motion (lokus),
yaitu gerakan tanah akibat gempa yang
tercatat oleh seismometer. Amplitudo
pada gerakan awal sinyal gempa yang
tercatat pada masing-masing komponen
dapat menentukan dari mana arah pusat
gempa. Secara sederhana dapat Arif
Ismul Hadi, dkk Studi Analisis Parameter
Gempa ditentukan arah episenter
menggunakan metode grafis.
Pada metode single-station ini dapat digunakan
salah satu software untuk melihat parameter
gempa yang terjadi di suatu tempat. Software
WGSNPLOT merupakan software aplikasi yang
termasuk dalam jenis open source software.
Softwareini digunakan untuk mengetahui sumber
gempa yang terjadi di suatu daerah tertentu.
Softwareini merupakan salah satu software
analisa gempa dengan menggunakan single-
stationyang dapat mengkonversi data mentah
yang masih berbentuk format BHE, BHZ, dan BHN
menjadi data gempa yang didalamnya dapat
diketahui pusat, magnitude, dan waktu terjadinya
gempa.
Diagram Wadati
Ditemukan oleh Profesor
Kiyoo Wadati
Diagram wadati merupakan teknik
grafis untuk menentukan origin time
(waktu terjadinya gempa).

Beda waktu tiba gelombang P dan S


(ts-tp) diplot terhadap waktu tiba
gelombang P.

Kemudian ditarik garis lurus yang


mewakili sebagian besar titik yang
sudah diplot tadi hingga memotong
sumbu x (komponen tp).
Karena di hiposenter ts-tp akan
menjadi nol, maka titik potong
garis lurus dalam diagram wadati
dengan sumbu tp adalah
pendekatan waktu terjadinya
gempa (to).

Setelah to ditentukan, jarak


episenter dari setiap stasiun dapat
dihitung dengan mengalikan waktu
tempuh gelombang P dengan
kecepatan gelombang rata-ratanya.
Titik episenter harus
terletak di atas suatu
setengah bola bawah yang
beradius Di yang berpusat
pada stasiun ke i.
Metode Multiple Stasiun
(Metode 3 Lingkaran)
Teknik ini dapat digunakan untuk kasus tiga stasiun serta diturunkan dari
anggapan bahwa gelombang seismik merambat dalam medium homogen
isotropis, sehingga kecepatan kecepatan gelombang tetap dalam penjalarannya.

Penjalaran gelombang P dan S


Untuk itu diperlukan terlebih dahulu jari-jari lingkaran (D) yang dihitung
sebagai berikut :

Jarak tempuh gelombang P dan S dari pusat gempa (S) ke stasiun (R) adalah:
Untuk kasus tiga stasiun maka jari-jari lingkaran dihitung untuk setiap stasiun,
lalu dibuat lingkaran dengan pusat pada masing-masing stasiun dengan jari-jari
lingkaran yang telah dihitung. Pada daerah yang dibatasi oleh perpotongan
ketiga lingkaran maka ditarik ketiga garis dari titik-titik perpotongannya
sehingga diperoleh suatu segitiga. Perpotongan garis bagi ketiga sisi-sisi segitiga
tersebut adalah episenter. Seperti pada langkah-langkahnya berikut ini :

a) Membuat lingkaran dari jari-jari yang diketahui tiap stasiun


b) Menentukan episenternya
c) Membuat lingkaran baru dari titik perpotongan
d) Menentukan Hiposenter
Metode Geiger
Apa itu Metode Geiger ?

Metode geiger merupakan salah satu metode yang digunakan


dalam penentuan posisi hiposenter terutama dalam penentuan
lokasi hiposenter gempa di daerah gunung api atau daerah
yang relatif dekat antara sumber gempa dan penerima
(receiver).
Prinsip Metode Geiger
Menghitung residual antara waktu rambat gelombang
pengamatan (observed) dengan waktu rambat gelombang
perhitungan (calculate)
Anggapan yang digunakan adalah bumi terdiri dari
lapisan datar yang homogen isotropis sehingga waktu tiba
gelombang gempa yang disebabkan oleh pemantulan dan
pembiasan untuk setiap lapisan dapat dihitung.
...lanjutan

ri : selisih waktu antara hasil observasi dan hasil kalkulasi pada


stasiun ke - i
tobsi : waktu tempuh gelombang seismik pada stasiun ke i dari
hiposenter
tcali : waktu tempuh gelombang yang dikalkulasi berdasarkan
model kecepatan bawah permukaan
...lanjutan

Residu antara hasil


observasi dan hasil Turunan parsial waktu
kalkulasi pada tempuh kalkulasi terhadap
stasiun ke - i lokasi hiposenter inisial
Software untuk Metode Geiger

Geigers Adaptive Damping


(GAD)

Posisi
Posisi Struktur
Waktu tiba Sumber
seismometer kecepatan
Gempa
Kelemahan Metode Geiger

Hanya valid untuk maksimal 6 lapisan


Minimal membutuhkan data dari 4 stasiun

Kelebihan Metode Geiger


Digunakan untuk mengetahui hiposenter pada
gempa lokal
Metode SED, JHD, DD
Metode single event determination
(SED)
Pada penelitian ini untuk SED digunakan teori dan
prinsip metode Geiger. Metode Geiger adalah suatu
prosedur iterasi dengan menggunakan optimasi Least
Square untuk menentukan lokasi hiposenter. Penggunaan
model kecepatan 1D untuk penentuan lokasi hiposenter
merupakan metode umum yang diterapkan pada
berbagai metode Single Event Determination (SED).
Model kecepatan ini mampu memberikan kemudahan
dalam proses inversi penentuan lokasi hiposenter, tetapi
masih dihadapkan pada masalah akurasi yang kurang
baik
Metode single event determination
(SED)

ti adalah waktu tiba gelombang seismik pada


stasiun ke-i (Xi, Yi, Zi) dari hiposenter (Xo,
Yo, Zo). Ti adalah waktu tempuh dugaan
bawah permukaan dan to adalah waktu
kejadian gempa. Selisih antara hasil observasi
dan hasil kalkulasi pada stasiun ke-i dapat
dihitung dengan persamaan
Prinsip metode ini adalah penyelesaian fungsi
objektif yang memberikan jumlah kuadrat
residual seluruh stasiun minimum.

M adalah jumlah stasiun dan p adalah


parameter hiposenter (to, xo, yo, zo).
linierisasi persamaan diatas dapat ditulis
dalam bentuk persamaan berikut :
Untuk semua stasiun yang merekam gempa
maka akan terbentuk sebuah matriks
persamaan residual waktu tempuh. Matriks
persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut :

Penyelesaian inversi matriks :


Elemen penyusun matriks diatas sebagai
berikut:
Matriks A adalah matriks kernel inversi. Matriks ini berisi
partial derivative residual waktu tempuh tiap stasiun terhadap
parameter hiposenter (to, Xo, Yo, Zo). Matriks A berukuran
nx4 adalah jumlah stasiun pengamatan dan representasi jumlah
parameter hiposenter yang dicari.
Matriks r adalah matriks data inversi. Matriks ini berisi
residual waktu tempuh tiap stasiun pengamat dan berukuran
nx1. Matriks delta P adalah matriks model inversi. Matriks ini
berisi vektor perubahan posisi terhadap hiposenter dugaan
awal dan berukuran 4x1. Perbaikan lokasi hiposenter yang
diperoleh :
Metode joint hypocenter determination (JHD)

Metode ini secara simultan akan menginversi


waktu tempuh sekelompok hiposenter untuk
mendapatkan lokasi hiposenter serta besaran
koreksi stasiun sebagai koreksi terhadap kesalahan
akibat model kecepatan 1D yang digunakan dan
memperbaiki kesalahan akibat penggunaan model
1D.Dengan menggunakan model kecepatan yang
sama, metode JHD berhasil mengurangi error
akibat kesalahan model kecepatan dan memberikan
posisihiposenter yang lebih baik dari pada SED
(Pujol, 1988)
Metode Double Differential (DD)

Adalah suatu metode penentuan lokasi relatif


suatu hiposenter. Metode ini merupakan
pengembangan metode Geiger dengan
menggunakan data relatif waktu tempuh antar
dua hiposenter. Prinsip metode ini adalah jika
jarak persebaran hiposenter antara dua gempa
sangat kecil dibanding jarak antara stasiun
sumber, maka raypath kedua gempa dapat
dianggap mendekati sama.
Particle motion in P-wave
Particle motion in P-wave
Termasuk Body wave
Sampai paling cepat
Longitudinal
Gerakan menyebar secara radial.
Gerak partikel terdiri dari kompresi
bolak balik dan dilatasi (ekstensi).
Gerakan partikel sejajar dengan arah
propagasi (longitudinal). Bahan
kembali ke bentuk aslinya setelah
gelombang berlalu.
Aturan dari komponen vertikal
gelombang P
1. Jika permukaan tanah keatas,
pergerakan partikel terdorong dari
sumber (menjauhi)
2. Jika permukaan tanah kebawah,
pergerakan partikel tertarik ke
sumber.
PERGERAKAN PARTIKEL
SEISMIK PADA
GELOMBANG - S
Tabel 1
Tipe Gerak Partikel Kecepatan Karakteristik
Gelombang Lain
S, Shear, Gerak Vs ~ 3 4 km/s Tidak bisa
Sekunder, transversal di kerak menjalar dalam
Transversal (gerak partikel Vs >~4,5 km/s fluida sehingga
tegak lurus di mantel tidak dijumpai
terhadap arah Vs ~ 2,5 3,0 dalam inti luar
penjalaran km/s di inti Bumi yang
gelombang), dalam berupa cairan
umumnya besi, di udara,
hampir di air, atau di
terpolarisasi lelehan batuan
sehingga gerak (magma).
partikelnya Gelombang S
dalam bidang bergerak lebih
vertikal atau lambat
horizontal daripada
gelombang P
sehingga
Persamaan gelombang seismik
dalam kasus medium homogen

Untuk mendapatkan tipe gelombang


kedua, yaitu gelombang S maka
dapat menerapkan operasi curl
pada persamaan gelombang seismik
dan diperoleh:
Dengan kecepatan gelombang S, ,
diberikan oleh:

Gerak partikel gelombang S melewati


medium dapat dilihat dari sifat operasi curl
di atas. Gerak partikelnya akan tegak lurus
terhadap arah rambat gelombangnya dan
terjadi perubahan bentuk (shear) tanpa
perubahan volume.
Karena perpindahan tanah (ground
displacement) memiliki arah dan
magnitudo maka dapat dinyatakan
dalam persamaan vektor:

Dengan persamaan vektor gerak


Menurut teorema Helmholtz, suatu medan vektor
dapat dinyatakan dalam suatu potensial vektor
dan potensial skalar menjadi

Jika:

Secara fisis, sebuah medan yang curlnya 0


menunjukkan bahwa tidak terdapat gerak shear
dan medan yang divergensinya 0 menunjukkan
bahwa tidak terjadi perubahan volume.
Dengan substitusi persamaan

Ke dalam

Dan identitas vektor bahwa


karena
sehingga diperoleh:
Dari persamaan tersebut diperoleh

Dan dapat diselesaikan jika


Di mana persamaan tersebut memberikan sebuah
persamaan gelombang skalar untuk dan
persamaan gelombang vektor untuk . adalah
kecepatan gelombang solusi, , dan disebut
kecepatan gelombang P, dan adalah kecepatan
gelombang S yang merupakan solusi dari .
Gelombang P melibatkan gerak kompresi dan
perubahan volume ketika melewati medium.
Gelombang S melibatkan gerak shear tanpa
adanya perubahan volume ketika melewati
medium.
Arah gerak partikel ketika dilewati oleh gelombang S
secara umum bisa tak hingga banyaknya karena arah
tegak lurus terhadap arah rambat gelombang
jumlahnya tak berhingga. Karena itu didefinisikan dua
tipe gelombang S, yaitu gelombang SV (shear vertical)
dan SH (shear horizontal).
Arah rambat gelombang dinyatakan oleh arah ray.
Gerak partikel gelombang SV tegak lurus terhadap ray
dan terletak pada bidang vertikal yang juga
mengandung ray. Sedangkan arah gelombang SH juga
tegak lurus terhadap ray tetapi terletak pada bidang
horizontal atau sejajar dengan permukaan bumi.
Distinction between the three components of an
elastic wavefield.
http://petrowiki.org/Seismic_wave_propagatio
n
Ilustrasi gerak partikel ketika dilewati oleh gelombang SV (a)
yang terlihat samping atau secara vertikal dan (b) yang
terlihat dari atas serta hubungannya dengan komponen
komponen seismometer.
Ilustrasi gerak partikel ketika dilewati oleh gelombang SH (a)
yang terlihat samping atau secara vertikal dan (b) yang
terlihat dari atas serta hubungannya dengan komponen
komponen seismometer. Tanda cross dalam lingkaran
menandakan gerak partikel yang tegak lurus terhadap bidang
kertas ini.
SYARAT PERGERAKAN
PARTIKEL SEISMIK
Syarat Menentukan Particle Motion
Gelombang Seisimik
Jika bumi yang dalam keadaan tenang diberikan
gangguan (misal: aktivitas tektonik maupun
vulkanik), maka partikel-partikel material bumi akan
bergerak dalam berbagai arah. Fenomena
pergerakan partikel ini disebut dengan gelombang.
Gelombang seismik yang merambat pada lapisan
bawah permukaan bumi berbentuk gelombang
elastik yang merubah energi sumber menjadi
pergerakan partikel batuan.
Adapun syarat dari penentuan pergerakan partikel
gelombang seismik dapat ditinjau dari arah
perambatan gelombang tersebut.
Syarat Menentukan Particle Motion
Gelombang Seisimik

Gambar tersebut merupakan ilustrasi tentang


gerakan partikel dari gelombang P
Syarat Menentukan Particle Motion
Gelombang Seisimik

Gambar diatas merupakan ilustrasi particle motion


dari gelombang S
Syarat Menentukan Particle Motion
Gelombang Seisimik

Gambar ilustrasi pergerakan partikel gelombang


permukaan Rayleigh
Syarat Menentukan Particle Motion
Gelombang Seisimik

Gambar ilustrasi dari pergerakan partikel


gelombang permukaan Love
Sumber :
http://web.ics.purdue.edu/~braile/e
dumod/slinky/slinky.htm#Seismic_Wav
es
(Department of Earth
andAtmospheric Sciences, Purdue
University,West Lafayette)
Afnimar. 2009. Seismologi Edisi
Pertama. Bandung. ITB.
FUNGSI PERGERAKAN
PARTIKEL SEISMIK
FUNGSI PARTICLE MOTION
Menentukan arah gerak partikel suatu
gelombang Seismik

Menentukan gaya yang bekerja pada suatu


gelombang

Mengetahui orientasi getaran medium (tanah)


ketika mengalami tekanan

Menentukan hiposenter (episenter dan


kedalamannya)
Menentukan arah gerak partikel suatu
gelombang Seismik

Gelombang P

Alternating kompresi ("dorongan")


dan dilations ("menarik") yang
diarahkan ke arah yang sama
dengan gelombang yang merambat ;
dan karena itu, tegak lurus dengan
muka gelombang tersebut.
Menentukan arah gerak partikel suatu
gelombang Seismik

Gelombang S
Alternating gerakan melintang (tegak
lurus terhadap arah propagasi);
umumnya sekitar terpolarisasi
sehingga gerak partikel vertikal atau
horizontal
Menentukan arah gerak partikel suatu
gelombang Seismik

Gelombang Love

Gerak horisontal melintang, tegak


lurus terhadap arah propagasi dan
umumnya sejajar dengan permukaan
bumi.
Menentukan arah gerak partikel suatu
gelombang Seismik

Gelombang Reyleigh

Gerak adalah baik dalam arah


propagasi dan tegak lurus (pada
bidang vertikal), dan "bertahap"
sehingga gerakan umumnya elips -
baik prograd atau retrograde.
Menentukan gaya yang bekerja pada suatu
gelombang

Gelombang p : gelombang tekan atau


longitudinal, menimbulkan tekanan dan
penipisan material yang dilewati.

Gelombang S : gelombang geser atau


tranversal, membagi komponen kedalam
arah Vertikal (SV) dan Horizontal (SH).
Menimbulkan deformasi geser

Gelombang Love : interaksi antara


gelombang SH dengan lapisan
permukaann yang lunak, menimbulkan
gerak partikel arah horizontal

Gelombang Reyleigh : interaksi antara


gelombang p dan gelombang SV dengan
permukaan bumi. Menyebabkan arah
gerakan horizontal dan vertikal.
Ilustrasi gerak partikel ketika dilewati oleh gelombang
Rayleigh (a) yang terlihat samping atau secara vertikal
Mengetahui orientasi getaran medium (tanah)
ketika mengalami tekanan

diambil dari jurnal Analisis data Seismik Di Pendukuhan Nyamplu Akibat Kereta Lewat
Partikel Motion digunakan untuk mengetahui orientasi getaran tanah ketika mengalami
tekanan
Mengetahui orientasi getaran medium (tanah)
ketika mengalami tekanan

setelah melakukan beberapa proses pengolahan, selanjutnya adalah particel


motion, proses ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan arah gerak
partikel dari ketiga komponen hasil rekaman baik dua dimensi ataupun tiga
dimensi

Dari hasil rekaman


seismik pada dua
lokasi pengambilan
data terdapat
perbedaan akibat
perbedaan jarak
perkaman.

dari analis partikel motion tiga dimensi terlihat bahwa arah gerakan
partikel cenderung pada arah vertikal yang membentuk sudut 90
derajat terhadap rel, anmun agak miring, hal ini dimungkinkan
karena adannya pengaruh dari komponen gelombang yang sejajar
dengan rel.
PERGERAKAN PARTIKEL
SEISMIK PADA
GELOMBANG LOVE
Gelombang Love
Gelombang Love terbentuk melalui
interferensi konstruktif dari kelipatan
permukaan SH (Shear Horizontal) order
tinggi. Contoh ( SS, SSSS, SSSSS)
Berbeda dengan gelombang Rayleigh,
gelombang Love tidak dapat merambat
dalam half-space homogen. Gelombang
Love dapat merambat hanya jika kecepatan
gelombang-S umumnya meningkat dengan
jarak dari medium permukaan.
Particle Motion
Gerak horisontal melintang, tegak lurus terhadap arah
propagasi dan umumnya sejajar dengan permukaan
bumi.
Gelombang Love ada karena permukaan bumi .
Merupakan gelombang terbesar di permukaan dan
penurunan amplitudo dengan kedalaman. Gelombang
Love yang dispersif, yaitu kecepatan gelombang
tergantung pada frekuensi, umumnya dengan frekuensi
rendah menyebarkan pada kecepatan yang lebih tinggi.
Kedalaman penetrasi gelombang Love juga tergantung
pada frekuensi, dengan frekuensi yang lebih rendah
menembus ke lebih mendalam.
Deformasi menyebar. Gerak partikel terdiri dari bolak
gerakan melintang . Gerak partikel horizontal dan tegak
lurus terhadap arah propagasi (melintang). Untuk
melihat gerak partikel horisontal, fokus pada sumbu Y
(garis merah) sebagai penyebaran gelombangnya.
Arah Propagasi dan Pergerakan
Partikel
Ilustrasi gerak partikel ketika dilewati oleh gelombang Love (a)
yang terlihat samping atau secara vertikal dan (b) yang terlihat
dari atas serta hubungannya dengan komponen komponen
seismometer. Tanda cross dalam lingkaran menandakan gerak
partikel yang tegak lurus terhadap bidang kertas ini.
PERGERAKAN PARTIKEL SEISMIK PADA
GELOMBANG RAYLEIGH DAN
MEKANISME PENJALARAN GELOMBANG
SEISMIK
Gelombang Rayleigh
Gelombang Rayleigh merupakan
gelombang yang lintasan gerak
partikelnya menyerupai ellips.
Pergerakan partikelnya ke belakang
dan menjalar melalui permukaan
medium yang homogen
Orbit pergerakan gelombang Rayleigh
adalah ellips tegak lurus dengan
permukaan dan arah penjalarannya.
Karakteristik lain dari gelombang Rayleigh
adalah amplitudonya menurun/berkurang
secara eksponensial terhadap kedalaman
dibawah permukaan. Umumnya memiliki
frekuensi rendah dengan spektrum yang
tidak tajam.
Pola Pergerakan Partikel Gelombang
Rayleigh (Lowrie,2007)
Kecepatan
gelombang Rayleigh untuk
medium padatan,

gelombang Rayleigh yang merambat


pada medium padatan homogen
berupa konstanta, tidak tergantung
pada tres/tidak terdispersi, karena
kecepatan gelombang Rayleigh bukan
merupakan fungsi frekuensi ().
Panjang gelombang didapatkan dari
persamaan
Mekanisme Penjalaran Gelombang
Seismik
Mekanisme penjaaran gelombang
seismik didasarkan pada hukum
Snellius, Prinsip Huygens, dan Prinsip
Fermat.
Hukum Snellius
Sebagian energi gelombang akan
dipantulkan sebagai gelombang P
dan gelombang S, dan sebagian lagi
akan diteruskan.
Prinsip Huygens
Prinsip Huygens menyatakan bahwa
setiap titik pada muka gelombang
merupakan sumber bagi gelombang
baru.
Prinsip Fermat
Prinsip Fermat menyatakan bahwa
gelombang menjalar dari satu titik ke titik
lain melalui jalan tersingkat waktu
penjalarannya. Dengan demikian jika
gelombang melewati sebuah medium yang
memiliki variasi kecepatan gelombang
seismik, maka gelombang tersebut akan
cenderung melalui zona-zona kecepatan
tinggi dan menghindari zona-zona
kecepatan rendah (Jamady, 2011)

Anda mungkin juga menyukai