Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISIS b-value WILAYAH JAWA BAGIAN BARAT DAN


SEKITARNYA TAHUN 2013-2015 MENGGUNAKAN PROGRAM
ZMAP
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH II CIPUTAT
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

DISUSUN OLEH :
DIMAS GONDHOKUSUMO
(1112097000033)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah swt. Karena atas limpahan Rahmat dan
Karunia-nya saya diberikan rezeki dan nikmat nya untuk menyelesaikan Praktik Kerja
Lapangan di BMKG Wilayah II Ciputat dan Laporan Kerja Praktik dengan judul ,
ANALISIS b-valueWILAYAH JAWA BAGIAN BARAT DAN SEKITARNYA
TAHUN 2013-2015 MENGGUNAKAN PROGRAM ZMAP
Laporan ini disusun sebagai hasil kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan dari
tanggal 4 maret 2015 4 mei 2015. Agar bisa dipelajari dan digunakan sebagai materi di
masa mendatang dan sebagai salah satu prasyarat mata kuliah wajib dalam Jurusan Fisika
Peminatan Geofisika Fakultas sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya sendiri mengucapkan rasa terimakasih atas bantuan Materiil maupun Moriil kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik ini.
Ucapan terimakasih ditujukan kepada :
1. Ibu Dr. Eng Nur Aida, M.si selaku Kepala Program Studi Fisika Fakultas Sains
Dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah dan juga Selaku Dosen Pembimbing
Praktik Kerja Lapangan yang telah memberikan masukan dan bimbingan yang
sangat bermanfaat dalam Praktikum Kerja Lapangan ini.
2. Bapak Joko Siswanto S.sos selaku Pimpinan Balai Besar Meteorologi dan
Geofisika Wilayah II Ciputat, Tangerang Selatan
3. Ibu Erna Ernansyih Elsye S.Sos, S.Si selaku Kepala Sub Bidang Pelayanan dan
Jasa Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat, Tangerang
Selatan.
4. Bapak Fitri Afriadi M.T Selaku Pembimbing Praktikum Kerja Lapangan di Balai
Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat, Tangerang selatan. Dengan
bimbingannya, dan ilmu pengalaman berharganya.saya bisa menyelesaikan
Laporan Praktikum Kerja ini dan menyelesaikan Praktikum Kerja Lapangan di
Balai Besar Meteorlogi Dan Geofisika Wilayah II Ciputat, tangerang selatan
dengan Baik .
5. Seluruh Pegawai Pembimbing Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II
khususnya bagian TEWS
6. Keluarga yang saya cintai yang telah memberikan dukungan dan doanya semasa
melaksanakan Praktikum Kerja Lapangan

2 | Laporan Kerja Praktikum

7. Dan Teman teman Jurusan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membagi pengalaman berharga praktikumnya
8. Dan Seluruh pihak yang telah membantu dan memberi dukungan sehingga dapat
terlaksana nya Praktikum Kerja Lapangan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan untuk Laporan Kerja Praktikum ini untuk digunakan
sebagai mana mestinya dan jika terjadi kesalahan dalam laporan ini di masa
mendatang Saya selaku penulis Mohon Maaf sebesar besarnya.
Wassalamualaikum wr wb.

Tangerang, Mei 2015


Penulis

Dimas Gondhokusumo
1112097000033

3 | Laporan Kerja Praktikum

Daftar Isi
KATA PENGANTAR........................................................................................................ 2
BAB I.......................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN........................................................................................................... 5
1.1

Latar Belakang................................................................................................... 5

1.2

Batasan Masalah................................................................................................. 7

1.3

Tujuan Praktikum Kerja Lapangan...........................................................................7

BAB II.......................................................................................................................... 8
LANDASAN TEORI........................................................................................................ 8
1.1

Tinjauan Umum Instansi BMG Wilayah II.................................................................8

1.2 VISI dan MISI BMG Wilayah II................................................................................ 10


Visi...................................................................................................................... 10
Misi..................................................................................................................... 10
2.2 Tinjauan Pustaka.................................................................................................... 12
2.2.1 Tatanan Tektonik.............................................................................................. 12
2.3 Metodologi.......................................................................................................... 15
2.3.1 Relasi Gutenberg- Richter...................................................................................16
BAB III....................................................................................................................... 17
METODE PELAKSANAAN............................................................................................ 17
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................................... 17
3.2 Data dan Pengolahan Data........................................................................................ 18
3.2.1 Data.............................................................................................................. 18
3.2.2 Penelitian dan Pengolahan Data............................................................................19
BAB IV....................................................................................................................... 25
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................... 25

4 | Laporan Kerja Praktikum

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah merupakan Negara Kepulauan agraris dimana secara
Geografis terletak diantara samudra Hindia dan samudra Pasifik dan diantara benua Asia
dan benua Australia. Yang masuk wilayah dengan zona seismisitas yang tinggi, Pola
seismisitas ini dikarenakan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng secara tektonik,
yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Dimana pertemuan mega triple
Junction ini membentuk zona subduksi (interplate).
Mega Triple Junction atau Zona Subduksi ini terdiri dari Lempeng Eurasia
yang diam, Lempeng Indo Australia yang bergerak mensubduksi lempeng Eurasia kea rah
utara, dan terakhir lempeng Pasifik yang bergerak mensubduksi kedua lempeng lainnya
kearah barat.

Gambar 1 Zona subduksi Indonesia

Pulau Jawa Bagian barat Sendiri berada dibawah zona subduksi dari
pertemuan antara lempeng Eurasia dan Indo-Australia .dari sebelah selatan Pulau jawa,
Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia yang bergerak menuju

5 | Laporan Kerja Praktikum

utara. Sehingga menyebabkan terjadinya gempa bumi yang sering terjadi terutama pada
zona sesar lembang, cimandiri dan sesar baribis.

Di daerah ini juga terdapat banyak gunung api yang terbentuk oleh subduksi lempeng
India Australia, yang menyebabkan tingginya seismisitas didaerah ini.

Gambar 2 Daerah Seismisitas Ring Of Fire Indonesia

Berdasarkan data Seismisitas yang telah terekam pada seismograf Balai Besar
Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat selama 3 Tahun Terakhir ( 1 Januari 2013
Mei 2015) telah dilakukan analisis b-value menggunakan Program ZMAP pada
Matlab,untuk mengkaji karakteristik Gempa Bumi pada daerah Jawa Bagian Barat
sampai Lampung bagian selatan. Yang hasilnya akanditerapkan dalam pemilihan metode
dan kebijakan penanganan risiko bencana.

6 | Laporan Kerja Praktikum

1.2Batasan Masalah
1. Data Gempabumi yang diolah dan digunakan adalah data gempa Periode 1 Januari
2013 Mei 2015
2. Nilai b-value dan seismisitas diolah hanya menggunakan ZMAP, beserta Densitas
dan Standar Deviasi Pengamatan.

1.3Tujuan Praktikum Kerja Lapangan


1. Memenuhi syarat salah satu Mata Kuliah Wajib Program Studi Fisika Fakultas
Sains Dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Mempelajari Program Pengolah data seismisitas ZMAP dan memahami prinsip
dasar pencarian b-value untuk berguna dalam Pengkajian Karakteristik Gempa
Bumi pada Jawa Bagian Barat dan Lampung Bagian selatan.
3. Memberikan informasi pada instansi dan masyarakat wilayah rawan bencana
gempa untuk pemilihan metode dan kebijakan penanganan risiko bencana.
4. Memberikan pengalaman kerja yang nyata sebagai bekal dalam dunia kerja
nantinya.

BAB II
LANDASAN TEORI
7 | Laporan Kerja Praktikum

1.1 Tinjauan Umum Instansi BMG Wilayah II


BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND),
dipimpin oleh seorang Kepala Badan.
BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan
informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat
berkenaan dengan perubahan iklim;
Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

8 | Laporan Kerja Praktikum

Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di


bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang perhubungan.

9 | Laporan Kerja Praktikum

Gambar 3. Bagan BMKG

1.2 VISI dan MISI BMG Wilayah II


Dalam rangka mendukung dan mengemban tugas pokok dan fungsi serta memperhatikan
kewenangan BMKG agar lebih efektif dan efisien, maka diperlukan aparatur yang
profesional, bertanggung jawab dan berwibawa serta bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN), disamping itu harus dapat menjunjung tinggi kedisiplinan, kejujuran
dan kebenaran guna ikut serta memberikan pelayanan informasi yang cepat, tepat dan
akurat. Oleh karena itu kebijakan yang akan dilakukan BMKG Tahun 2010-2014 adalah
mengacu pada Visi, Misi, dan Tujuan BMKG yang telah ditetapkan.

10 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

Visi
Mewujudkan BMKG yang handal, tanggap dan mampu dalam rangka mendukung
keselamatan masyarakat serta keberhasilan pembangunan nasional, dan berperan aktif di
tingkat Internasional :
Terminologi di dalam visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika yang
handal ialah pelayanan BMKG terhadap penyajian data, informasi pelayanan jasa
meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika yang akurat, tepat sasaran,
tepat guna, cepat, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan

b. Tanggap dan mampu dimaksudkan BMKG dapat menangkap dan merumuskan


kebutuhan stakeholder akan data, informasi, dan jasa meteorologi, klimatologi,
kualitas udara, dan geofisika serta mampu memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan pengguna jasa;
Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi BMKG, maka diperlukan visi yang jelas yaitu berupa
langkah-langkah BMKG untuk mewujudkan Misi yang telah ditetapkan yaitu :
1. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika.
2. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika yang handal dan terpercaya.
3. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang meteorologi, klimatologi
, kualitas udara dan geofisika.
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional di Bidang meteorologi,
klimatologi , kualitas udara dan geofisika.
Secara lebih rinci, maksud dari pernyataan misi di atas adalah sebagai berikut :
a. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara,
dan geofisika artinya BMKG melaksanakan operasional pengamatan dan
pengumpulan data secara teratur, lengkap dan akurat guna dipakai untuk
mengenali dan memahami karakteristik unsur-unsur meteorologi, klimatologi,
kualitas udara, dan geofisika guna membuat prakiraan dan informasi yang akurat
11 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

b. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara,


dan geofisika kepada para pengguna sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
mereka dengan tingkat akurasi tinggi dan tepat waktu

c. Mengkoordinasi dan Memfasilitasi kegiatan sesuai dengan kewenangan BMKG,


maka BMKG wajib mengawasi pelaksanaan operasional, memberi pedoman
teknis, serta berwenang untuk mengkalibrasi peralatan meteorologi, klimatologi,
kualitas udara, dan geofisika sesuai dengan peraturan yang berlaku

d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional artinya BMKG dalam


melaksanakan kegiatan secara operasional selalu mengacu pada ketentuan
internasional mengingat bahwa fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara,
dan geofisika tidak terbatas dan tidak terkait pada batas batas wilayah suatu negara
manapun.

2.2 Tinjauan Pustaka


2.2.1 Tatanan Tektonik
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempenglempeng tektonik.

12 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombanggempabumi


sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Parameter yang digunakan
untuk gempa bumi diantaranya waktu terjadinya gempabumi (Origin Time - OT), lokasi
pusat gempabumi (Episenter), kedalaman pusat gempabumi (Depth),kekuatan
gempabumi (Magnitudo).
Magnitudo gempa merupakan sebuah besaran yang menyatakan besarnya energi
seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa. Besaran ini akan berharga sma, meskipun
dihitung dari tempat yang berbeda. Skala yang kerap digunakan untuk menyatakan
magnitudo gempa ini adalah Skala Richter (Richter Scale).

Gambar 4. Contoh
earthquake
(Gambar
5. Contoh Gempa bumi)

Satuan dalam magnitude biasanya digunakan dalam Skala Richter, namun selain
satuan tersebut digunakan beberapa definisi magnitudo yang dikenal dalam kajian gempa
bumi adalah MS yang diperkenalkan oleh Guttenberg menggunakan fase gelombang
permukaan gelombang Rayleigh, mb (body waves magnitudo) diukur berdasar amplitudo
gelombang badan, baik P maupun S.
Hubungan antara magnitude memperoleh suatu persamaan dimana , mb = 0.56MS
+ 2,9. Sehingga dari persamaan tersebut diperoleh nilai energy gempa logE = 4,78 +
2,57mb dengan satuan energinya dyne atau cm atau erg.
Energi tersebut merupakan energy total yang dilepaskan gempa tersebut, sehingga
dalam persamaan tersebut dalam kenaikan 1 SR magnitude gempa berkaitan dengan
kenaikan amplitudo yang dirasakan disuatu tempat sebesar 10 kali, dan kenaikan energi
sebesar 25 sampai 30 kali.
Kedalaman gempa bumi berkaitan dengan kekuatan gempa yang dirasakan pada
permukaan bumi. Gempa bumi juga bisa terjadi pada kedalaman 700 km di bawah
permukaan bumi. Atas dasar kedalaman dari posisi gempa, gempa dapat dikategorikan
atas 3 kategori:
13 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

1.
2.
3.

Gempa dangkal, (epicenter terletak pada kedalaman 0 65 km)


Gempa sedang, (epicenter terletak pada kedalaman 65 200 km)
Gempa dalam, (epicenter terletak pada kedalaman > 200 km)

Gambar 5. Gempa Epicenter

(Gambar 5.1 Gempa menurut Kedalaman Epicenter)

Gempabumi merupakan proses titik (point process) yang berarti setiap kejadian
merepresentasikan waktu dan ruang masing-masing. Oleh karena itu, analisis katalog
gempabumi secara metodologi lebih sulit daripada analisis model deret waktu lain.
Bahaya gempabumi tidak bisa dihindarkan namun dampaknya dapat dikurangi melalui
kegiatan pengkajian karakteristik gempabumi di suatu wilayah yang hasilnya diterapkan
dalam pemilihan metode dan kebijakan penanganan risiko bencana
Zona subduksi merupakan wilayah yang menarik bagi ahli kebumian maupun ahli
kegempaan untuk melakukan penelitian. Karena wilayah ini berpotensi untuk terjadi
gempa besar dan tsunami. Dalam kurun waktu dekade tahun terakhir, beberapa
gempabumi besar telah terjadi di wilayah Indonesia. Gempa-gempa tersebut pada
dasarnya merupakan akibat dari pergerakan Lempeng Indo-Australia yang relatif
bergerak ke utara bertumbukan dengan lempeng Eurasia yang relatif diam.
Menurut Pulunggono dan Martodjojo(1994), Pola Struktur kelurusan (zona
subduksi) yang diamati ada 4, yaitu :

14 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

Gambar 6. Pola Struktur Kelurusan Menurut Pulunggono dan Martodjojo

1. Pola Meratus
Pola ini merupakan kelurusan berarah timur laut barat daya , terletak di sudut
barat daya pulau Jawa (Cimandiri/Sukabumi). Pola Sesar ini adalah pola sesar
yang cukup aktif dikarenakan berkolerasi dengan sebaran episenter gempa
besar sampai gempa menengah maupun gempa dangkal.
Jalur ini dapat diikuti mulai dari Ciletuh (Jawa Barat Bagian Selatan), LAut
Jawa Bagian Timur sampai Kalimantan Tenggara.
2. Pola Sunda
Pola yang sangat dominan di bagian utara pulau jawa dan kawasan laut
jawa.Pola ini merupakan kelurusan berarah utara- selatan.Pola ini berperan
dalam pemisahan segmen Banten dan Sekitarnya dan merupakan sesar yang
meisahkan banten dari Bogor dan Pegunungan Selatan.
3. Pola Jawa
Pola ini merupakan kelurusan berarah timur Barat umumnya berupa sesar
naik kearah utara yang melibatkan batuan sedimen berumur Tersier .Pola ini
terletak memanjang di sepanjang pulau Jawa.
4. Pola Sumatra
Pola ini adalah hanya dapat direkam dengan dari data gaya berat sehingga
kemungkinan letaknya sangat dalam dan hanya melibatkan batuan dasar, Pola
sesar ini berarah barat laut tenggara di pulau Sumatera.
Wilayah Jawa Bagian Barat dan sekitarnya merupakan salah satu daerah seismisitas yang
cukup aktif, dikarenakan Patahan sesar dan kegiatan vulkanis yang cukup aktif terutama
di bagian jawa Bagian barat dan Sumatera bagian selatan
15 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

2.3 Metodologi
Berbagai cara yang berbeda-beda telah dilakukan untuk meneliti proses
gempabumi. Hubungan frekuensi-magnitud (Frequency-Magnitude Disribution, FMD)
merupakan salah satu cara untuk menguji aktivitas kegempaan di suatu wilayah. FMD
dari gempabumi, pertama kali dikemukakan oleh Ishimoto dan Iida (1939) dan GutenberRicther (1964), dimana merupakan hubungan pangkat (power law).Secara global nilai-b
mendekati 1, yang berarti 10 kali penurunan aktivitas terkait dengan kenaikan dalam tiap
unit magnitudo.
Penelitian mengenai variasi spasial dan temporal b-value telah banyak dilakukan,
salah satunya adalah penelitian oleh Tom Parsons (2007) mengenai korelasi variasi
spasial dan temporal b-value terhadap event gempa M 4.0 di sesar Calaveras,
California.
Di dalam penelitiannya Parsons mengumpulkan event dengan magnitudo 4 lalu
membuat beberapa kelompok region dan subkatalog sepanjang periode tertentusebelum
gempa M 4 tersebut terjadi. Schorlemmer et al. (2004) dan beberapa peneliti lain
menunjukkan bahwa nilai-b bervariasi secara signifikan di beberapa zona patahan
(misalnya Wesnousky, 1983; Schorlemmer et. al, 2004) dan juga pada tempat dan jangka
waktu tertentu (misalnya Nuannin et al, 2005).
Dari pengamatan variasi ruang nilai-b, diketahui bahwa nilai-b mencerminkan
aktivitas stress lokal, dimana secara statistik perubahan nilai-b yang signifikan telah
teramati di beberapa regime stress seperti zona subduksi lempeng dan zona patahan.
Penelitian ini difokuskan pada penentuan parameter seismo-tektonik, dan potensinya
sebagai precursor kegempaan terkait dengan usaha mitigasi bencana gempabumi.

2.3.1 Relasi Gutenberg- Richter


Metode analisis statistik kegempaan dari distribusi ruang gempabumi biasanya
dilakukan dengan menganalisis logaritma jumlah gempabumi yang terjadi pada suatu
daerah gempa pada waktu tertentu sebagai fungsi dari magnitude, hubungan ini dikenal
sebagai relasi Gutenberg-Richter (1942), dituliskan:
LogN ( M ) a bM

(1)

Dimana n(M) adalah jumlah gempabumi dengan magnitude M. Nilai-a merupakan


parameter seismik yang besarnya bergantung banyaknya gempa dan untuk wilayah
16 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

tertentu bergantung pada penentuan volume dan time window. Nilai-b merupakan
parameter tektonik biasanya mendekati 1 dan menunjukkan jumlah relatif dari getaran
yang kecil dan yang besar.
Nilai-b dapat ditentukan dengan metode least square atau maksimum likelihood.
Metode maksimum likelihood menggunakan persamaan yang diberikan Utsu (1965) yaitu
:

log e

M M min

0.4343

M M min

Rumus 1. Nilai b-value

Dimana M adalah magnitude rata-rata dan M (min) adalah magnitude minimum.


Standar deviasi menggunakan formula dari Shi dan Bold (1982) sebagai berikut :

Rumus 2. Formula Shi dan Bold (1982)

b 2.30b

i 1

( Mi M ) 2
n(n 1)

dimana n adalah jumlah gempa pada sampling perhitungan.

17 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan Praktikum Kerja Lapangan pada :
Tanggal : 4 Mei 4 April 2015
Waktu : 07.30 16.00 WIB
Tempat : Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat , Tangerang
Selatan. Ruang TEWS
Pembimbing : Bapak Fitri Afriadi M.T
Dosen Pembimbing : Dr.Eng Nur Aida M.s

3.2 Pengambilan Data dan Analisa SEISCOMP 3


Pengambilan data yang digunakan untuk analisa selanjutnya diperoleh dari
http://www.BMKG.go.id , dan data yang diperoleh yaitu data sekunder . pengambilan
data dimulai dari SEISCOMP 3 yaitu merupakan perangkat lunak yang berasal dari
Jerman. Seiscomp telah berkembang dalam sekitar 10 tahun terakhir dari modul akuisisi
murni untuk perangkat lunak real-time monitoring gempa fitur lengkap.Protokol
SeedLink sekarang sangat populer untuk transmisi data seismik telah menjadi inti dari
SeisComP dari awal. Tambahan kemudian dimasukkan sederhana, acara deteksi murni
otomatis, lokasi dan kemampuan besarnya gempa
Berdasarkan informasi yang tersedia, orang yang bertanggung jawab pada tugas di Pusat
Peringatan bisa sangat cepat mendapatkan gambaran situasi dan menghasilkan saran
untuk mengambil keputusan cepat dan handal.
Beberapa parameter yang terdapat pada SEISCOMP 3 :

OT = Time (waktu jam )


Date = Tanggal
Epicenter = Letak Epicenter pada bujur dan lintang
Depth = Kedalaman

18 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

Phase = Fasa gempa nya


RMS =Root Mean Square biasanya kesalahan literature pembacaan gempa
Azimuth Gap = lingkaran area pada Gempa

3.3 Data dan Pengolahan Data


3.3.1 Data
Pada Penelitian ini digunakan data historis gempa bumi tektonik BMG dan Pada
penelitian ini, analisis parameter seismotektonik menggunakan data gempabumi dari
http://www.BMKG.go.id selama kurun waktu 3 tahun dari 2012-2015. Tepatnya pada
tanggal 1 Januari 2012 sampai akhir Mei 2015.yang terjadi pada Provinsi Banten dan
sekitarnya.Data berjumlah 391 data pada tahun 2014 2015.

Gambar 7. Plot gempabumi dengan kedalaman sumber dangkal dan


menengah pada Jawa Bagian Barat dan Sekitarnya Tahun 2013 -2015.

Data yang dipilih memakai ketentuan seperti berikut :


19 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

Koordinat : -5,5 Lat , s/d 107 Long


Magnitudo : 1, 7 s/d 5 SR
Depth : 0 200 km Dibawah permukaan bumi
Time : 3 years.
Program Software : ZMAP dan MatLab

Data gempa yang diambil di (web) tersebut diolah menggunakan ZMAP sehingga
bisa didapatkan b-value daerah tersebut, dan dipetakan juga melalui ZMAP untuk dilihat
Persebaran Gempa untuk nantinya diproses ZMAP dalam hal penelitian ini.

3.3.2 Penelitian dan Pengolahan Data.


Perhitungan Nilai-b ataub- value ini menggunakan metode maximum likelihood
dan weighted leastsquare. Pada ZMAP.
Pemetaan spatial nilai-b, wilayah penelitian dibagi menjadi grid-grid danparameter
seismotektonik dihitung untuk tiap titik grid dalam radius konstan atau jumlah gempa
konstan.Bila menggunakan metode ini, radius tidak divariasikan terhadap densitas gempa
di wilayah tersebut. Dalam analisis ini dipilih kriteria yaitu jumlah gempa N=80 atau
radius konstan 110 km dan grid pengolahan data 0.1 x 0.1.
Pengolahan data dimulai dari
1. Membuat Katalog Gempa untuk Notepad , data Gempa diambil dari
http://www.BMKG.go.id dan copy pada excel dengan ketentuan seperti
berikut:

Lon. Lat. Year. Month.Day. Mag. Depth. Hour.


Dengan ketentuan angka harus sama persis formatnya dengan format ZMAP
2. *Setelah data disortir, lakukan penomoran (Numbering) kemudian Filter data;
buang data gempa yang tidak memiliki Depth. Setelah data Lengkap (tidak ada
yang bolong), hapus semua Header (lon; lat; year; dsb.)

20 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

Dan semua Numbering ( 1; 2; 3;.dsb); kemudian data disave dengan type Tab
delimited; kemudian buka dalam Notepad- Rename- save dengan extension
.DAT .
3. Running / jalankan MATLAB di computer; kemudian pada Command
Window, ketik >>Zmap

Gambar 2. User interface atau halaman awal ZMAP

4.

Pilih Create Or Modify Mat file, dan Pilih EQ Data File .Pilih Load data ASCII dan
masukkan File catalog Gempa nya

5. Pilih Create Or Modify Mat file, dan Pilih EQ Data File .Pilih Load data ASCII dan
masukkan File catalog Gempa nya

21 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

Gambar 3. Langkah Langkah Pengerjaan ZMAP

Dan masukkan data Catalog gempa yang sudah dijadikan notepad kedalam
ZMAP, harus diperhatikan bahwa data harus sama persis dengan data ZMAP .
Kalau ZMAP tidak akan memproses data kita.

Gambar 4 . Memasukkan data ke ZMAP

6. Load data ASCII, muncul window General Parameter, pilih Go untuk


menampilkan window SEISMIC MAP (Peta sebaran epicenter).

22 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

7. Dan hasilnya adalah seperti berikut, Seismisitas Pertama yang saya lakukan

Gambar.6 Hasil seismisitas zmap

23 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

8. pilihOverlayVolacanoes; Plate Boundaryadd a Coastline/faults. Untuk


menambahkan garis pantai dan hasil dari seismisitas tersebut,

Gambar 7. Pengerjaan untuk garis pantai

9. Tambahkan beberapa add-on dan hasilnya seperti gambar berikut

24 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

10. Langkah selanjutnya yaitu Magnitude Completeness, magnitude completeness


ini sendiri bertujuan agar perhitungan b-value lebih baik( dalam arti bahwa
menghilangkan magnitude tidak memenuhi syarat lineartitas relasi komulatif
event gempa terhadap magnitude, lebih jelasnya anda dapat lebih mengerti
dengan melihat grafik relasi komulatif event gempa terhadap magnitude
nantinya.
11. Langkah menentukan magnitude completeness : kembali ke Seismicity Map
plih ZTools plih Analyse Time series muncul Cumulative Number pilih
ZTools pilih Mc and b value estimation kemudian pilih automatic
muncul Mc-Input Parameter setelah itu klik Go maka muncul lah
Frequency-magnitude distribution ( nilai Mc dapat dilihat dipaling bawah
kurva tersebut.
Katalog kegempaan Lampung dan Jawa bagian barat didominasi gempa bumi dengan
magnitude sekitar 1,7SR sampai 5,7 SR dan terjadi Kenaikan aktivitas gempa pada
pertengahan 2014 dan hasil yang didapat Status kegempaan naik dan dirasa cukup stabil
dengan Gempa yang paling besar terjadi pada Bulan Maret yaitu sebesar 5,5 SR yang
terjadi di daerah yang diamati.

25 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan dan pemetaan parameter seismotektonik dilakukan dengan software
ZMAP, dengan memilih radius konstan, jumlah gempa yaitu 350 data, dan Mc yang
digunakan.Selanjutnya nilai-b dihitung menggunakan luasan lingkaran yang berpusat
pada node (pusat grid).
Distribusi frekuensi magnitude (Gambar 8) menggambarkan distribusi katalog
tentang bagaimana hubungan magnitude dan jumlah gempa yang terjadi. Parameter
paling penting dalam menentukan nilai-b dan nilai-a adalah magnitude completenes (Mc).
Nilai Mc di wilayah sekitar 4.0 . Nilai Mc ini sangat berpengaruh terhadap penentuan
nilai-b dengan metode maksimum likelihood
Parameter seismotektonik secara umum, nilai b yaitu 0.577, sedangkan nilai-a
yaitu 4,37.Dengan wilayah kegempaan daerah yang iamati yang relatif luas besarnya
nilai-b seperti hasil penelitian sebelumnya di beberapa wilayah lain (misal Wyss, 1973)
didapatkan nilai-b mendekati satu. Nilai-a menunjukkan tingkat keaktifan gempabumi,
dengan nilai-a 4,37 berarti wilayah Sumatera memiliki keaktifan kegempaan yang
relative sedang- tinggi. Besarnya parameter ini bergantung banyaknya kejadian dan untuk
wilayah tertentu bergantung pada penentuan volume dan time window

Gambar 8.Plot distribusi frekuensi-magnitude kegempaan di wilayah Indonesiadengan metode Maksimum


Likelihood.(gambar kiri) Dan Plot Kumulatif kegempaan (gambar kanan)

26 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

Gambar 8.1( a-value Jawa bagian barat dan lampung bagian selatan)

Gambar 8.2 (b-value Jawa bagian barat dan lampung bagian selatan)

27 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Gutenberg, B. and Richter, C.F., 1964. Earthquake magnitude, intensity, energy
and acceleration. Bull. Seismol. Soc. Am., 32: 163-191.
2. Ishimoto, M. and Iida, K., 1939. Bull. Earthquake Res. Inst., Univ. Tokyo 17: 443478 (in Japanese with French abstract).
3. Nuannin, P.-, Kulhanek, O. and Persson, L., 2005. Spatial and temporal b value
anomalies preceding the devastating off coast of NW Sumatra earthquake of
December 26, 2004. Geophys. Res. Let., 32, L11307
4. Parsons, T., 2007, Forecast experiment: Do temporal and spatial b value variations
along the Calaveras fault portend M _ 4.0 earthquakes?,J. of Geophys. Res.,Vol.
112.
5. Rohadi, S., Grandis, H., dan Ratag, M.A. (2008) Studi Potensi Seismotektonik
Sebagai Precursor Tingkat Kegempaan Di Wilayah Sumatera,Jurnal Meteorologi
Dan Geofisika, Vol. 9 No.2 : 101 108
6. Shi, Y., and B.A. Bolt (1982), The standard error of the magnitude-frequency b
value, Bull. Seismol. Soc. Am., 72, 1677-1687.
7. Scholz, C. H. 1968. The frequency-magnitude relation of microfracturing in rock
and its relation to earthquakes. Bull. Seismol. Soc. Am., 58: 399-415.
8. Schorlemmer, D., S. Wiemer, and M. Wyss (2004), Earthquake statistics at
Parkfield, Stationarity of b-values, J. of Geophys. Res. 109, B12307, doi10.1029 /
2004-JB003234.
9. Ustu, T. (1965), A method in determining the value of b in a formula log n = a bMshowing the magnitude frequency for earthquakes. Geophys. Bull. Hokkaido
Univ., 13, 99-103.
10. Wiemer S., and M. Wyss, (2002), Mapping spatial variability of the frequencymagnitude distribution of earthquakes, Adv. Geophys., 45, 259302.

28 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

29 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

30 | L a p o r a n K e r j a P r a k t i k u m

Anda mungkin juga menyukai