Anda di halaman 1dari 14

I.

13

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI SUMANI,


PROVINSI SUMATERA BARAT
Dudi Hermawan, Sri Widodo, Robertus S, Dedi K, M.Kholid, A.Zarkasyi, Wiwid J
Kelompok Penyelidikan Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Daerah panas bumi Sumani terletak pada zona sesar besar Sumatera

yang membentuk suatu zona


depresi berarah baratlaut-tenggara di bagian tengah daerah penyelidikan. Di daerah ini terbentuk suatu
kompleks gunungapi dengan produknya berupa batuan piroklastik dan lava dengan komposisi andesit-basaltik. Hasil pentarikhan umur pada batuan vulkanik termuda menunjukkan umur 0,8 0,1 juta tahun
atau pada Kala Plistosen. Sisa panas dari aktivitas vulkanik termuda ini diperkirakan merupakan sumber
panas yang membentuk sistem panas bumi daerah Sumani.
Manifestasi panas bumi daerah Sumani berupa pemunculan mata air panas dengan temperatur antara
34 - 71 0C yang pemunculannya sangat dipengaruhi oleh pola struktur sesar besar Sumatera.
Fluida panas bumi di daerah Sumani mempunyai tipe klorida dan bikarbonat. Fluida panas ini mengalami
interaksi dengan batuan sebelum membentuk air panas di permukaan. Manifestasi panas bumi Padang
Belimbing diperkirakan merupakan upflow dari sistem panas bumi Sumani, sedangkan manifestasi lainnya
diperkirakan merupakan outflownya. Temperatur reservoir diperkirakan sebesar 190oC, yang termasuk
entalpi sedang.
Sebaran tahanan jenis rendah yang diperkirakan sebagai batuan penudung, anomali Bouguer tinggi dan
zona demagnetisasi terletak di sebelah selatan di sekitar mata air panas Padang Belimbing, Tanjung Bingkuang, dan Lubuk Jange.
Berdasarkan kompilasi data geologi, geokimia, dan geofisika, areal prospek panas bumi daerah Sumani
diperkirakan berada di sekitar manifestasi panas bumi Padang Belimbing, Tanjung Bingkuang, dan Lubuk
Jange dengan luas 20 km2 .
Dengan asumsi tebal reservoir 1500 m, temperatur reservoir 190oC dan temperatur cut off 150C, potensi
panas bumi daerah Sumani adalah 100 Mwe pada kelas cadangan terduga.

Kata kunci : Manifestasi panas bumi, vulkanik, fluida, areal prospek, cadangan terduga.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PENDAHULUAN

GEOLOGI

Program percepatan pemenuhan energi


nasional saat ini sedang digalakkan pemerintah. Salah satunya adalah dengan mempercepat
pengembangan energi panas bumi sebagai
energi baru terbarukan. Untuk mendukung
program tersebut Pusat Sumber Daya Geologi,
Badan Geologi dalam tahun anggaran 2011
melaksanakan survei terpadu panas bumi dengan metode geologi, geokimia dan geofisika
di daerah Sumani, Provinsi Sumatera Barat.
Maksud dan tujuan penyelidikan ini adalah
untuk melokalisir pemunculan manifestasi
panas di permukaan dan mengidentifikasi
kondisi geologi serta karakteristik geokimia
daerah Sumani. Dan lebih khusus adalah untuk
mengetahui indikasi batuan perangkap panas,
suhu fluida di kedalaman, konfigurasi batuan,
struktur bawah permukaan, luas daerah prospek, model panas bumi dan potensi cadangan
terduga.

Daerah panas bumi Sumani terletak pada zona


sesar besar Sumatera yang membentuk suatu
zona depresi di bagian tengah daerah survei
yang dibatasi oleh sesar-sesar berarah baratlaut-tenggara. Di daerah ini terbentuk suatu
kompleks gunungapi dengan produknya berupa
batuan piroklastik dan lava dengan komposisi
andesit-basaltik. Morfologinya terdiri dari satuan morfologi perbukitan vulkanik, morfologi
perbukitan non vulkanik, dan morfologi pedataran.

Secara geografis daerah panas bumi Sumani


terletak pada koordinat antara 100 30 3 BT
100 42 26.83 BT dan 0 37 58.10 LS - 0
49 56.50 LS atau 667.000 690.000 mT dan
9.908.000 9.930.000 mS, dengan luas daerah
sekitar (23 x 22) km2. Secara administratif sebagian besar termasuk dalam wilayah Kabupaten
Solok, Provinsi Sumatera Barat, dan berjarak sekitar 60 km timurlaut dari Kota Padang
(Gambar 1).
Tataguna lahan daerah penyelidikan menurut
data Departemen Kehutanan, yaitu Tataguna
Hutan Kesepakatan, 1999, terbagi menjadi
Hutan Lindung, Cagar Alam Lembah Anai,
Hutan produksi, dan Areal Penggunaan Lain.

I.13

Batuan tertua yang tersingkap adalah batuan


meta batugamping berumur Perm-Karbon yang
merupakan batuan malihan dari batugamping
terumbu. Pada awal Trias terjadi lagi proses
pemalihan yang mengakibatkan terbentuknya
batuan di sebelah timur zona depresi yang
kemuculannya dikontrol oleh struktur sesar
berarah barat-laut-tenggara. Pada akhir Trias
terjadi aktivitas magmatik yang mengakibatkan munculnya batuan terobosan granit yang
menerobos satuan batuan lain yang lebih tua.
Penyebaran batuan granit ini cukup luas di
sebelah timur daerah survei dan diperkirakan
merupakan suatu tubuh batolit. Aktivitas magmatik ini kembali terjadi pada Kala Miosen yang
ditandai dengan munculnya batuan terobosan
andesit yang diperkirakan berbentuk retasretas atau dike.
Aktivitas tektonik Pli-Plistosen menyebabkan
teraktivasinya kembali sesar besar Sumatera yang membentuk suatu zona depresi di
bagian tengah daerah survei yang kemudian
diikuti pembentukan endapan danau yang
mengisi zona depresi tersebut. Aktivitas vul-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

kanik kemudian terjadi pada Kala Plistosen


yang diindikasikan dengan pembentukan lava
Tinjau Laut. Setelah pembentukan lava Tinjau
Laut itu kemudian terjadi erupsi yang menghasilkan produk batuan piroklastik Tinjau Laut.
Erupsi ini menyebabkan terjadinya kekosongan
di perut bumi sehingga akibat gaya gravitasi
terjadi collapse di bagian puncak Bukit Tinjau
Laut yang dicirikan dengan adanya struktur rim
kaldera. Erupsi ini terjadi beberapa kali dalam
suatu periode sehingga terdapat beberapa
bentukan struktur rim kaldera dan kawah.
Aktivitas magmatik ini kemudian memanasi air
bawah permukaan sehingga membentuk kantong-kantong hidrotermal. Kemudian akibat
dari lebih besarnya tekanan fluida hidrotermal
ini daripada tekanan litostatis batuan mengakibatkan terjadinya erupsi hidrotermal berupa
erupsi freatik yang membentuk endapan freatik
di beberapa tempat.
Aktivitas vulkanik ini kemudian berkembang di
sebelah utara Bukit Tinjau Laut yang ditandai
dengan pembentukan lava Gajah Dubalang dan
lava Cubadak. Dari hasil pentarikhan umur batuan, diketahui bahwa aktivitas vulkanik terakhir
ini tejadi pada 0,8 juta tahun yang lalu atau pada
Kala Plistosen. Selanjutnya, proses erosi yang
berlangsung sampai saat ini menghasilkan
endapan aluvium seperti yang banyak terdapat di sepanjang pedataran dan sungai-sungai
besar (Gambar 2).

Manifestasi Panas Bumi


Manifestasi panas bumi di daerah Candi Umbul
Telomoyo berupa mata air panas yang pemunculannya tersebar di lima lokasi yaitu air panas
Karambia, Lawi, Lakuak, Tubatiah, dan air

panas Lubuk Jange.


Air panas Karambia (APK), berada di pinggir
sungai Batang Sumani, di ujung Pemukiman
Penduduk Jorong Padang Belimbing, Mata
air panas ini muncul di pinggir sungai batang
Sumani. Hasil pengukuran di lokasi memperlihatkan temperatur air panasnya adalah 71,6
o
C, temperatur udara 32,8 oC dengan pH 6,80,
daya hantar listrik 5800 mhos/cm dan debit
0,1 l/detik. Mata air panas relatif jernih, tawar,
terdapat sinter karbonat. Dasar permukaan
berwarna coklat dari oksida besi.
Air panas Lawi (APLA), berada di Jorong
Padang Belimbing berdekatan dengan aliran
sungai kecil di sekitar kebun penduduk. Hasil
pengukuran di lokasi memperlihatkan temperatur air panasnya adalah 58,5 0C, temperatur
udara 27,1 0C dengan pH 7,14, daya hantar listrik 5700 mhos/cm dan debit 0,5 l/detik. Mata
air panas relatif jernih, agak asin, terdapat sinter karbonat.
Air panas Lakuak (APL), berada di Jorong
Lakuak dekat pesawahan. Hasil pengukuran di lokasi memperlihatkan temperatur air
panasnya adalah 35,2 0C, temperatur udara
27,2 0C dengan pH 6,39, daya hantar listrik 4480
mhos/cm dan debit 1,0 l/detik. Mata air panas
relatif jernih, rasa kecut, tidak berbau, terdapat
sinter karbonat. Dasar permukaan berwarna
coklat dari oksida besi.
Air panas Tubatiah (APT), berada di Jorong
Ujung Ladang, di pinggir jalan setapak menuju
kebun penduduk. Hasil pengukuran di lokasi
memperlihatkan temperatur air panasnya adalah 35,8 0C, temperatur udara 24,8 0C dengan

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.13

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

pH 6,44, daya hantar listrik 448 mhos/cm dan


debit 0,1 l/detik. Mata air panas relatif jernih,
tawar, tidak berbau, tidak terdapat sinter karbonat ataupun sinter silika.
Air panas Lubuk Jange (APLJ), berada di
Jorong Lembang, di sekitar pesawahan. Hasil
pengukuran di lokasi memperlihatkan temperatur air panasnya adalah 34,9 0C, temperatur
udara 32,0 0C dengan pH 6,44, daya hantar listrik 417 mhos/cm dan debit 0,2 l/detik. Mata
air panas relatif jernih, tidak berasa, tidak berbau, tidak terdapat sinter karbonat ataupun
sinter silika.
Air panas Padang Ganting (APPG), mata air
panas ini terletak di Jorong Padang Ganting,
Nagari Padang Ganting, Kecamatan Tanjung
Emas, Kabupaten Tanah Datar (luar lokasi
penyelidikan). Manifestasi tersebut berada di
sekitar lingkungan pariwisata pemandian dan
kolam renang. Hasil pengukuran di lokasi
memperlihatkan temperatur air panasnya adalah 51,8 0C, temperatur udara 27,3 0C dengan
pH 7,04, daya hantar listrik 570 mhos/cm dan
debit 5 l/detik. Mata air panas relatif jernih,
tidak berasa, tidak berbau, tidak terdapat sinter
karbonat ataupun sinter silika.
Dari hasil perhitungan pada manifestasi yang
ada di daerah penyelidikan didapat nilai heat
loss 700 kWth (kilo Watt Thermal).

tipe klorida dan bikarbonat, terletak pada zona


partial equilibrium dan immature water, dan
mempunyai keseimbangan pengaruh Cl, Li,
dan Boron, serta terjadi pengkayaan oksigen
(Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5, dan Gambar 6). Hal ini menunjukkan bahwa fluida
panas berasal dari kedalaman yang membawa
senyawa kimia terlarut sebagai hasil interaksi
fluida panas dengan batuan di kedalaman, dan
pada permunculannya ke permukaan mengalami pencampuran dengan air permukaan.
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka
untuk mengetahui temperatur reservoir panas
bumi daerah Sumani dipergunakan analisis
model pencampuran silika (silica mixing model).
Model ini menunjukkan fluida reservoir mempunyai enthalpy sekitar 810 kJ/kg yaitu ekuivalen
pada suhu sekitar 190 oC, sehingga temperatur
reservoir panas bumi daerah Sumani diperkirakan sebesar 190 oC.
Anomali Hg tinggi tersebar di sekitar pemunculan mata air panas Karambia dan di bagian
baratdaya yang diperkirakan berasosiasi dengan struktur kaldera. Sedangkan di bagian
timur daerah penyelidikan, anomali Hg tinggi
diperkirakan timbul akibat aktivitas geologi
berupa struktur dan rekahan yang banyak terdapat di daerah tersebut (Gambar 7).
Pola penyebaran CO2 tidak terdapat anomali
yang berarti dan relatif merata dengan nilai
konsentrasi CO2 1,26 %.

GEOKIMIA
Karakteristik kimia air panas di daerah Sumani menunjukkan mata air panas mempunyai

I.13

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

GEOFISIKA
Hasil survei geolistrik tahanan jenis memperlihatkan zona tahanan jenis rendah tersebar
di bagian timurlaut dan memanjang ke arah
selatan (Gambar 8). Sedangkan daerah yang
diperkirakan sebagai zona prospek panas
bumi adalah daerah dengan tahanan jenis
rendah yang terdapat di bagian selatan. Zona
prospek ini diindikasikan dengan keberadaan
manifestasi mata air panas Sumani dan Tanjung Bingkuang. Daerah prospek diduga
masih menerus ke arah barat yang diindikasikan dengan keberadaan zona yang teralterasi
hidrotermal meluas ke arah barat. Tahanan
jenis rendah yang diperkirakan sebagai batuan
penudung pada sistem panas bumi Sumani
masih belum bisa dipastikan luasan dan kedalamannya, karena tahanan jenis rendah ini masih
memiliki nilai yang sulit dibedakan dengan nilai
tahanan jenis rendah yang diakibatkan respon
dari batuan aluvium.
Model tahanan jenis menunjukkan adanya
lapisan bertahanan jenis rendah dengan nilai
<10 ohmm di sekitar mata air panas Sumani
dan Tanjung Bikung dengan ketebalan 100-300
meter. Lapisan ini diikuti lapisan batuan dengan
nilai tahanan jenis antara 10-20 Ohm-m dengan ketebalan yang belum dapat dipastikan.
Tahanan jenis rendah ini diperkirakan sebagai lapisan penudung dari sistem panas bumi
Sumani. Sedangkan batas bawah dari lapisan
penudung belum dapat dipastikan dari metode
geolistrik.
Anomali gaya berat sisa (Gambar 9) memperlihatkan beberapa liniasi kontur yang
mengindikasikan adanya struktur geologi

berupa sesar. Kelurusan di bagian tengah


memilki arah baratlaut-tenggara, diduga
merupakan struktur utama Sumatera dan
diperkirakan mengontrol keberadaan mata air
panas Lubuk Jange. Pola kelurusan terlihat
juga di bagian baratdaya dengan arah liniasi
baratdaya-timurlaut. Kelurusan berarah baratdaya-timurlaut ini diperkirakan mengontrol
kemunculan mata air panas Lawi, Karambia
dan Lakuak.
Nilai anomali rendah di bagian tengah yang diapit oleh nilai tinggi memperkuat kontrol Sesar
Sumatera yang membentuk zona depresi/graben. Daerah sekitar manifestasi panas bumi
Sumani, Tanjung Bingkung terdapat anomali
tinggi dengan pola kontur tertutup. Anomali
tinggi dengan pola tersebut mengindikasikan
adanya suatu tubuh batuan berdensitas tinggi
yang mungkin berupa batuan plutonik.
Anomali geomagnet hasil upward continuation
dan reduksi ke ekuator lebih jelas menggambarkan sebaran batuan permukaan, terutama
anomali tinggi di bagian baratdaya dan baratlaut. Anomali tinggi di baratdaya merupakan
respon batuan lava Tinjau Laut, sedangkan yang
di baratlaut adalah respon batuan lava Cubadak
dan Gajah Dubalang yang merupakan lava yang
terbentuk dari perkembangan aktivitas vulkanik
yang membentuk Lava Tinjau laut. Liniasi-liniasi dari anomali magnet sangat mencerminkan
kelurusan dari struktur besar Sumatera yang
berarah baratlaut-tenggara. Zona depresi yang
membentuk graben juga terindikasi secara
jelas dari kelurusan anomali magnet.
Demagnetisasi batuan yang terjadi di daerah
Sumani terindikasi di sekitar manifestasi air

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.13

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

panas Tubatiah, Lakuak, Lawi dan karambia.


Zona demagnetisasi ditandai dengan anomali
magnet rendah seperti yang diperlihatkan pada
peta UWC 750, RTE dan RTP (Gambar 10) dengan tanda lingkaran putus-putus warna biru.
Sedangkan lingkaran putus-putus hitam yang
berada di bagian tengah diduga merupakan
respon batuan piroklastik produk Tinjau Laut.

PEMBAHASAN
Pembentukan sistem panas bumi di daerah
Sumani diperkirakan berkaitan erat dengan
aktivitas vulkanik Tinjau Laut yang masih
menyimpan sisa panas dari dapur magma
(Gambar 11). Sisa panas tersebut berperan
sebagai sumber panas yang memanasi air
bawah permukaan yang kemudian naik melalui
celah-celah/rekahan dan terperangkap dalam
reservoir panas bumi. Reservoir ini diduga terdapat pada satuan batuan meta batugamping
yang kaya akan rekahan dan bersifat permeabel. Interaksi antara fluida panas yang
tersimpan di reservoir dengan batuan di sekitarnya menghasilkan batuan penudung (cap
rock) yang bersifat impermeable. Batuan penudung inilah yang menyebabkan pergerakan
fluida panas yang terdapat di lapisan reservoir
tertahan untuk sampai ke permukaan. Batuan
penudung ini diperkirakan terdapat pada batuan
vulkanik Tersier dan batuan meta batugamping
yang diduga telah mengalami ubahan.
Fluida panas bumi di daerah Sumani mempunyai tipe klorida dan bikarbonat. Fluida
panas berasal dari kedalaman yang kemudian
mengalami interaksi dengan batuan sebelum

I.13

membentuk air panas di permukaan.


Manifestasi panas bumi Padang Belimbing
diperkirakan merupakan upflow dari sistem
panas bumi Sumani, sedangkan manifestasi
lainnya diperkirakan merupakan outflownya.
Berdasarkan penghitungan geotermometer
pencampuran silika (silica mixing), maka temperatur bawah permukaan yang berhubungan
dengan reservoir panas bumi diperkirakan sekitar 190oC yang termasuk temperatur sedang.
Tahanan jenis rendah yang diperkirakan berhubungan dengan pembentukan sistem panas
bumi dan merupakan daerah prospek panas
bumi tersebar di sekitar mata air panas Sumani
dan Tanjung Bingkuang. Deliniasi prospek dari
data geolistrik dipertegas oleh anomali Bouguer
yang tinggi yang membentuk kontur tertutup
dan diperkirakan sebagai tubuh plutonik yang
memiliki energi panas. Zona prospek panas
bumi juga terdeteksi oleh zona demagnetisasi
sebagai indikasi adanya perubahan nilai magnet akibat aktivitas fluida panas.
Berdasarkan kompilasi data geologi, geokimia,
dan geofisika, area prospek panas bumi Sumani berada di daerah sekitar manifestasi panas
bumi Padang Belimbing, Tanjung Bingkuang,
dan Lubuk Jange dengan luas 20 km (Gambar
12).
Dengan asumsi tebal reservoir 1,5 km, temperatur reservoir 190 oC, dan temperatur cut
off 150 oC, diperoleh potensi energi panas bumi
pada kelas cadangan terduga sebesar 100 Mwe.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

KESIMPULAN
Sistem panas bumi di daerah Sumani terbentuk
dengan adanya panas dari sisa panas (dapur
magma) yang muncul akibat aktivitas vulkanik
terakhir komplek Tinjau Laut. Aktivitas ini membentuk kerucut lava Gajah Dubalang dan lava
Cubadak yang muncul di sebelah utara Bukit
Tinjau Laut. Sisa panas dari aktivitas vulkanik
komplek Tinjau Laut ini menopang aktivitas
sistem panas bumi sehingga terbentuknya reservoir di daerah panas bumi Sumani. Sistem
panas bumi daerah Sumani termasuk ke dalam
tipe vulkanik kompleks gunungapi.
Temperatur reservoir diperkirakan sekitar
190 oC yang termasuk tipe sistem panas bumi
bertemperatur sedang. Konsentrasi Hg tanah
relatif tinggi mendukung posisi zona upflow
daerah Sumani yang ada di sekitar manifestasi air panas Padang Belimbing memanjang
ke arah baratdaya, sedangkan konsentrasi CO2
udara tanah tidak menunjukkan adanya anomali yang berarti.
Area prospek panas bumi Sumani berada di
daerah sekitar manifestasi panas bumi Padang
Belimbing, Tanjung Bingkuang, dan Lubuk
Jange. Area prospek ini dideliniasi oleh hasil
metode geologi (pola struktur geologi dan zona
kerapatan kelurusan struktur tinggi), geokimia
(anomali Hg tinggi), dan geofisika (tahanan jenis
rendah, anomali Bouguer tinggi, zona demagnetisasi) dengan luas kurang lebih 20 km2.
Dengan temperatur reservoir sekitar 190 oC,
potensi energi panas bumi di daerah Sumani
sebesar kurang lebih 100 MWe memungkinkan
untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik

dan pemanfatan langsung, dengan mempertimbangkan peluang dan hambatan pengembangan


di daerah tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada


para Pejabat Pusat Sumber Daya Geologi dan
semua pihak yang membantu dalam pembuatan tulisan ini, yang telah memberi kemudahan
dalam mengakses data yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, R.W. Van (1949), dalam bukunya The
Geology of Indonesia.
Burger, H.R., 1992: Exploration Geophysics of
shallow Sub Surface, Prentice Hall
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
(1994), Survei Terpadu Panas Bumi Bukit Kili,
Provinsi Sumatera Barat
Fournier, R.O., 1981, Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir
Engineering, Geothermal System: Principles and
Case Histories, John Willey & Sons. New York.
Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg Ca Geo- Indicators,
Geochemica Acta 52. pp. 2749 2765.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.13

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Lawless, J., 1995, Guidebook: An Introduction to


Geothermal System, Short course. Unocal Ltd,
Jakarta.

Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics,


Cambridge University Press. Cambridge.

Mahon K., Ellis, A.J., 1977, Chemistry and Geothermal System, Academic Press Inc, Orlando.
P.H. Silitonga dan Kastowo, (1995), Geologi
Lembar Solok, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

I.13

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 1. Peta indeks lokasi penyelidikan

Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Sumani, Provinsi Sumatera Barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.13

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 3. Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3

Gambar 5. Diagram segitiga Cl-Li-B

I.13

Gambar 4. Diagram segitiga Na-K-Mg

Gambar 6. Grafik isotop 18O vs Deteurium

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 7. Peta kontur sebaran Hg tanah daerah Sumani

Peta Tahanan Jenis


AB/2=1000 m

Gambar 8. Peta dan penampang tahanan jenis daerah panas bumi Sumani

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.13

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Peta Interpretasi Gaya Berat

Liniasi gaya berat

Manifestasi panas bumi

Gambar 9. Peta interpretasi gaya berat daerah panas bumi Sumani

Gambar 10. Peta interpretasi anomali magnet RTE (kiri) dan RTP (kanan)

I.13

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 11. Model sistem panas bumi tentatif daerah panas bumi Sumani

Gambar 12. Peta zona prospek panas bumi berdasarkan kompilasi geologi, geokimia, dan geofisika

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.13

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

I.13

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

Anda mungkin juga menyukai