13
SARI
Daerah panas bumi Sumani terletak pada zona sesar besar Sumatera
Kata kunci : Manifestasi panas bumi, vulkanik, fluida, areal prospek, cadangan terduga.
PENDAHULUAN
GEOLOGI
I.13
I.13
GEOKIMIA
Karakteristik kimia air panas di daerah Sumani menunjukkan mata air panas mempunyai
I.13
GEOFISIKA
Hasil survei geolistrik tahanan jenis memperlihatkan zona tahanan jenis rendah tersebar
di bagian timurlaut dan memanjang ke arah
selatan (Gambar 8). Sedangkan daerah yang
diperkirakan sebagai zona prospek panas
bumi adalah daerah dengan tahanan jenis
rendah yang terdapat di bagian selatan. Zona
prospek ini diindikasikan dengan keberadaan
manifestasi mata air panas Sumani dan Tanjung Bingkuang. Daerah prospek diduga
masih menerus ke arah barat yang diindikasikan dengan keberadaan zona yang teralterasi
hidrotermal meluas ke arah barat. Tahanan
jenis rendah yang diperkirakan sebagai batuan
penudung pada sistem panas bumi Sumani
masih belum bisa dipastikan luasan dan kedalamannya, karena tahanan jenis rendah ini masih
memiliki nilai yang sulit dibedakan dengan nilai
tahanan jenis rendah yang diakibatkan respon
dari batuan aluvium.
Model tahanan jenis menunjukkan adanya
lapisan bertahanan jenis rendah dengan nilai
<10 ohmm di sekitar mata air panas Sumani
dan Tanjung Bikung dengan ketebalan 100-300
meter. Lapisan ini diikuti lapisan batuan dengan
nilai tahanan jenis antara 10-20 Ohm-m dengan ketebalan yang belum dapat dipastikan.
Tahanan jenis rendah ini diperkirakan sebagai lapisan penudung dari sistem panas bumi
Sumani. Sedangkan batas bawah dari lapisan
penudung belum dapat dipastikan dari metode
geolistrik.
Anomali gaya berat sisa (Gambar 9) memperlihatkan beberapa liniasi kontur yang
mengindikasikan adanya struktur geologi
I.13
PEMBAHASAN
Pembentukan sistem panas bumi di daerah
Sumani diperkirakan berkaitan erat dengan
aktivitas vulkanik Tinjau Laut yang masih
menyimpan sisa panas dari dapur magma
(Gambar 11). Sisa panas tersebut berperan
sebagai sumber panas yang memanasi air
bawah permukaan yang kemudian naik melalui
celah-celah/rekahan dan terperangkap dalam
reservoir panas bumi. Reservoir ini diduga terdapat pada satuan batuan meta batugamping
yang kaya akan rekahan dan bersifat permeabel. Interaksi antara fluida panas yang
tersimpan di reservoir dengan batuan di sekitarnya menghasilkan batuan penudung (cap
rock) yang bersifat impermeable. Batuan penudung inilah yang menyebabkan pergerakan
fluida panas yang terdapat di lapisan reservoir
tertahan untuk sampai ke permukaan. Batuan
penudung ini diperkirakan terdapat pada batuan
vulkanik Tersier dan batuan meta batugamping
yang diduga telah mengalami ubahan.
Fluida panas bumi di daerah Sumani mempunyai tipe klorida dan bikarbonat. Fluida
panas berasal dari kedalaman yang kemudian
mengalami interaksi dengan batuan sebelum
I.13
KESIMPULAN
Sistem panas bumi di daerah Sumani terbentuk
dengan adanya panas dari sisa panas (dapur
magma) yang muncul akibat aktivitas vulkanik
terakhir komplek Tinjau Laut. Aktivitas ini membentuk kerucut lava Gajah Dubalang dan lava
Cubadak yang muncul di sebelah utara Bukit
Tinjau Laut. Sisa panas dari aktivitas vulkanik
komplek Tinjau Laut ini menopang aktivitas
sistem panas bumi sehingga terbentuknya reservoir di daerah panas bumi Sumani. Sistem
panas bumi daerah Sumani termasuk ke dalam
tipe vulkanik kompleks gunungapi.
Temperatur reservoir diperkirakan sekitar
190 oC yang termasuk tipe sistem panas bumi
bertemperatur sedang. Konsentrasi Hg tanah
relatif tinggi mendukung posisi zona upflow
daerah Sumani yang ada di sekitar manifestasi air panas Padang Belimbing memanjang
ke arah baratdaya, sedangkan konsentrasi CO2
udara tanah tidak menunjukkan adanya anomali yang berarti.
Area prospek panas bumi Sumani berada di
daerah sekitar manifestasi panas bumi Padang
Belimbing, Tanjung Bingkuang, dan Lubuk
Jange. Area prospek ini dideliniasi oleh hasil
metode geologi (pola struktur geologi dan zona
kerapatan kelurusan struktur tinggi), geokimia
(anomali Hg tinggi), dan geofisika (tahanan jenis
rendah, anomali Bouguer tinggi, zona demagnetisasi) dengan luas kurang lebih 20 km2.
Dengan temperatur reservoir sekitar 190 oC,
potensi energi panas bumi di daerah Sumani
sebesar kurang lebih 100 MWe memungkinkan
untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, R.W. Van (1949), dalam bukunya The
Geology of Indonesia.
Burger, H.R., 1992: Exploration Geophysics of
shallow Sub Surface, Prentice Hall
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
(1994), Survei Terpadu Panas Bumi Bukit Kili,
Provinsi Sumatera Barat
Fournier, R.O., 1981, Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir
Engineering, Geothermal System: Principles and
Case Histories, John Willey & Sons. New York.
Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg Ca Geo- Indicators,
Geochemica Acta 52. pp. 2749 2765.
I.13
Mahon K., Ellis, A.J., 1977, Chemistry and Geothermal System, Academic Press Inc, Orlando.
P.H. Silitonga dan Kastowo, (1995), Geologi
Lembar Solok, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
I.13
Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Sumani, Provinsi Sumatera Barat
I.13
I.13
Gambar 8. Peta dan penampang tahanan jenis daerah panas bumi Sumani
I.13
Gambar 10. Peta interpretasi anomali magnet RTE (kiri) dan RTP (kanan)
I.13
Gambar 11. Model sistem panas bumi tentatif daerah panas bumi Sumani
Gambar 12. Peta zona prospek panas bumi berdasarkan kompilasi geologi, geokimia, dan geofisika
I.13
I.13