Anda di halaman 1dari 15

CARA KERJA ALAT SEISMOMETER

( Guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Seismik )

Disusun Oleh :

Mohammad Ilham Nurdhi Hafsyah

16306144020

FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Seismometer merupakan alat atau sensor getaran yang biasanya

digunakan untuk mengetahui perubahan getaran yang terjadi pada tanah.

Seismometer biasa digunakan untuk antisipasi dan deteksi bencana yang

kaitannya dengan getaran tanah, khususnya gempa bumi.

Masukan berupa getaran tanah akan ditangkap oleh sensor pada

seismometer yang kemudian diteruskan oleh seismograf dalam bentuk gambar

garis gelombang pada seismogram sebagai output. Seismograf menggunakan dua

gerakan, yakni mekanik dan elektromagnetik seismographer. kedua gerakan

mekanik tersebut dapat mendeteksi baik getaran vertikal maupun gerakan

horizontal tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal atau

horizontal.

Dengan manfaatnya yang sangat penting, khususnya sebagai salah satu

metode mitigasi bencana gempa bumi, maka perlu juga diketahui bagaimana
prinsip serta cara kerja dari alat seismometer, dengan begitu pada tulisan ini

akan dibahas mengenai bagaimana prinsip serta cara kerja dari alat seismometer.

2. Tujuan

- Mengetahui prinsip serta cara kerja dari alat seismometer yang digunakan

sebagai alat pendeteksi perubahan getaran (gempabumi) pada tanah.


BAB II

ISI

Sebelum mengetahui prinsip dan cara kerja dari alat seismometer, maka perlu

diketahui komponen-komponen penyusun dari alat tersebut terlebih dahulu.

Adapun komponen-komponen penyusun dari alat seismometer tersebut, yakni :

- Sensor

- Amplifier

- Analog to Digital Converter (ADC)/ Digitizer

- Time System

- Bandul (untuk seismometer manual)

- Recorder

- Power Supply

Dari berbagai komponen di atas alat seismometer atau alat pendeteksi

getaran pada tanah dapat berungsi, setelah diketahui komponen-komponen

dari seismometer tersebut maka dapat dijabarkan prinsip serta cara

kerjanya sebagai berikut :

- Sensor

Sensor berfungsi sebagai detektor terjadinya getaran pada tanah atau dengan

kata lain sensor adalah jalan masuk input besaran fisik, dalam hal ini getaran

pada tanah.
Seismometer memanfaatkan osilator terdumping sederhana, maka jika

tidak terdapat getaran pada tanah arau dalam keadaan setimbang, maka

posisi masa akan tetap. Jika terdapat gangguan pada tanah berupa getaran

maka akan terjadi gangguan pada pegas. Gangguan terhadap sistem

berupa osilasi periodik dari masa pada keadaan setimbang. Jika frekuensi

gerakan/getaran pada tanah mendekati frekuensi ꞷ >> ꞷ0 maka

seismometer merespon gangguan/getaran tanah ersebut, jika ꞷ << ꞷ0

maka seismometer merespon percepatan gerakan tanah.

Sensor seismik pasif periode pendek (SP) menggunakan massa magnetik


koil elektromagnetik.

Pada seismometer digital digunakan prinsip apabila suatu konduktor/ kumparan

yang dikelilingi oleh medan magnet kemudian koduktor bergerak terhadap medan

magnet atau medan magnet bergerak terhadap konduktor maka akan menimbulkan

suatu tegangan induksi pada konduktor. Apabila transducer ini ditempatkan pada
bagian mesin yang bergetar, maka tranduser inipun akan ikut bergetar, sehingga

kumparan yang ada di dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan magnet sehingga

akan menghasilkan tegangan listrik pada ujung kawat kumparannya. Dengan mengolah

sinyal listrik dan transdusernya, maka getaran dapat diukur dan diolah melalui proses

selanjutnya.

Pada seismometer manual horizontal tidak diperlukan medan elektromagnetik

ataupun sumber tegangan, pada seismometer manual hanya mengandalkan gangguan

hasil getaran tanah yang diterima dan kemudian di sambungkan pada bandul yang

disusupkan pena tajam pada ujungnya sebagai penerjemah sinyal berupa getaran

tersebut menjadi garis-garis gelombang. Dan untuk seismometer manual vetikal

getaran yang terjadi ditangkap oleh pegas yang disusun secara vertikal terhadap

permukaan tanah yang nantinya akan berperan sebagai penangkap getaran yang terjadi

di tanah (pegas akan bergerak naik turun ketika terjadi getaran), diujung pegas bagian

bawah diberi benda bermassa yang disusupi pen di bagian horizontalnya sebagai

penerjemah getaran yang terjadi dalam bentuk garis-garis gelombang. Berikut skema

sederhnanya :
Skema sederhana seismometer manual (horizontal)

Skema sederhana seismometer manual (vertikal)


- Amplifier

Amplifier berfungsi menguatkan input sinyal yang ditangkap oleh sensor, karena

sinyal tersebut masih terlalu kecil untuk diolah secara langsung maka dari itu

perlu penguatan sinyal agar dapat diolah pada proses selanjutnya, khususnya

pada pengkonversian sinyal dengan ADC.

- ADC / Digitizer

Analog to digital converter (ADC), sesuai namanya ADC berfungsi sebagai

pengkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital, bentuk sinyal digital inilah

yang nantinya digunakan sebagai informasi. Namun ADC ini hanya digunakan

pada seismometer digital, untuk seismometer manual ADC tidak digunakan

dikarenakan output dari seismometer manual adalah gambar garis gelombang

analog.

- Time System

Time System atau sistem pewaktu digunakan dalam sismometer digital, dalam

sebuah Seismometer sangat penting sebagai penyedia informasi waktu dari

parameter gempa bumi. Sistem pewaktu dapat diperoleh dari sebuah RTC (Real

Time Clock), biasanya berupa IC, dan sebuah GPS (Global Position system). Pada

masa sekarang ini RTC dan GPS keduanya dibutuhkan dalam seismograf untuk

saling melengkapi.

- Recorder
Recorder pada seismometer berfungsi sebagai pencatat hasil respon

sensor terhadap getaran pada tanah.

 Seismometer Manual

Pada seismometer manual digunakan sebuah bandul/pendulum

sederhana, ujung bandul tersebut dipasang pena guna menggambar

getaran hasil usikan yang diterima. ketika mendapat sinyal usikan dari

sensor maka bandul akan bergetar dan merekam serta menggambar

datanya. Pada seismometer manual ini hasil atau output dari dari

rangkaian alat ini adalah gambar garis gelombang. Jenis gerakan

mekanikal dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan

horizontal tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal atau

horizontal.

Pada komponen horizontal utara-selatan, arah gempa yang dicatat

adalah arah gempa pada posisi utara atau selatan sedangkan pada

komponen horizontal timur-barat, arah gempa yang dicatat adalah arah

gempa pada posisi timur atau barat, dan pada komponen vertikal arah

gempa yang dicatat adalah arah gempa dilatasi atau kompresi.


Output dari recorder seismometer manual

 Seismometer digital

Seismograf digital menggunakan data hasil ADC utnuk diolah

selanjutnya ke grafik digital, hasil dari record pada alat ini biasanya

langsung tergambar pada PC.

Hasil recorder pada seismometer digital


Hasil rekaman getaran tersebut biasa disebut dengan seismogram. Goresan

tersebut merupakan wujud dari gambaran getaran bumi. Dari goresan-goresan

itu para ahli dapat membaca tekanann dan frekuensi suatu gempa.

Skala Ciri-ciri
2,0 – 3,4 Tidak terasa, tapi terekam seismograf
3,5 – 4,2 Hanya terasa oleh beberapa orang
4,3 – 4,8 Terasa oleh banyak orang
4,9 – 5,4 Terasa oleh senua orang
5,5 – 6,1 Sedikit merusakkan bangunan
6,2 – 6,9 Merusak bangunan
7,0 – 7,3 Rel kereta api bengkok
7,4 – 7,9 Kerusakan hebat
≥ 8,0 Kerusakan luar biasa

Setelah diperoleh seismogram-seismogram tersebut kemudian dapat

dianalisis untuk mengetahui beberapa parameter penting terkait bencana

gempabumi, berikut paparan singkat analisis untuk mengetahui parameter -

parameter terkait gempabumi :

- Menghitung jarak episentrum gempa

Dapat digunakan persamaan berikut:

Δ = {(S-P)-1} x 1 megameter

Dengan,

Δ = Jarak Episentrum (Km)


S-P = Selisih waktu pencatatan gelombang primer dengan gelombang sekunder
dalam satuan menit
1 megameter = 1000 Km

- Menghitung magnitudo gempa

𝑎
M = log + f(Δ,h) + 𝐶𝑠 + 𝐶𝑅
𝑇

Dengan,

M = Magnitude
a = Amplitudo gerakan tanah (dalam mikron)
T = Periode gelombang
Δ = episenter
h = kedalaman gempa
𝐶𝑠 = koreksi stasiun oleh struktur lokal (sama dengan 0 untuk kondisi
tertentu)
𝐶𝑅 = koreksi regional yang berbeda untuk setiap daerah gempa.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dibalik fungsi seismometer yang mampu memberikan informasi kepada kita berupa

gelombang-gelombang yang menggambarkan getaran tanah (seismogram), terdapat

komponen-komponen penting yang bekerja untuk mencapai output tersebut. Terdapat dua

tipe seismometer berdasarkan skala outputnya, yakni seismometer manual dan seismometer

digital, dua tipe tersebut memiliki perbedaan, diantaranya adalah perbedaan prinsip

kerjanya.

Pada seismometer manual (mekanik) terdapat dua tipe seismometer, yakni

horizontal yang digunakan untuk mendeteksi getaran yang merambat secara sejajar dengan

permukaan tanah, dan seismometer vertikal yang mendeteksi getaran pada arah yang tegak

lurus dengan permukaan tanah. Pada seismometer horizontal, untuk menghasilkan grafik

gelombang dari getaran yang terjadi pada permukaan tanah digunakan prinsip pendulum

sederhana, dimana pendulum tersebut akan merespon getaran yang terjadi pada tanah dan

bergoyang-goyang sesuai dengan besarnya getaran, diujung pendulum tersebut disusupi pen

tajam yang digunakan untuk menggambarkan garis gelombang hasil getaran yang terjadi.

Sedangkan pada seismometer vertikal getaran direspon oleh pegas yang nantinya akan

bergerak naik turun ketika ada getaran, diujung bawah bagian pegas diberi massa yang

disusupi pen pada sisi horizontalnya sebagai penerjemah getaran yang terjadi dalam bentuk

garis-garis gelombang.
Hampir sama dengan seismometer manual vertikal, seismometer digital

(elektromagnetik) juga menggunakan pegas sebagai perespon getaran yang terjadi, namun

bedanya pada bagian bawah pegas dihubungkan pada magnet dan disekitar magnet tersebut

dipasang kumparan. apabila konduktor/ kumparan yang dikelilingi oleh medan

magnet kemudian koduktor bergerak terhadap medan magnet atau medan magnet

bergerak terhadap konduktor maka akan menimbulkan suatu tegangan induksi pada

konduktor. Apabila transducer ini ditempatkan pada bagian mesin yang bergetar

(dalam hal ini pegas yang membuat magnet bergerak naik turun), maka kumparan yang

ada di dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan magnet sehingga akan

menghasilkan tegangan listrik pada ujung kawat kumparannya. Sinyal listrik yang

dihasilkan kemudian di perkuat dengan amplifier sehingga sinyal tersebut dapat

dikonversi ke digital dengan ADC, setelah terkonversi menjadi digital maka hasil

tangkapan getaran pada tanah tersebut dapat di lihat hasilnya berupa data digital dengan

bantuan recorder, yang kemudian data tersebut di analisis untuk memperoleh

parameter-parameter tertentu yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.


DAFTAR PUSTAKA

Hutapea, Cynthya Dorothy. 2017. Simulasi Sensor Seismometer


Horizontal Menggunakan MEMS Accelerometer Berbasis Arduino UNO. (USU-
IR). Chapter II.

Ghofur Dyah. 2018. Identifikasi Daerah Rawan Longsor Menggunakan


Metode Mikrotremor Di Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta

https://www.iris.edu/hq/inclass/factsheet/how_does_a_seismometer_wor
k (diakses 17 Mei 2019)

http://www.bmkg.stageoflampung.com/main/index.php?ase=infodetil&i
d=35 (diakses 17 Mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai