Anda di halaman 1dari 14

 SUSEPTIBILITAS

Suseptibilitas merupakan ukuran dasar bagaimana sifat kemagnetan


suatu bahan yang ditunjukkan dengan adanya respon terhadap induksi medan
magnet.

χ m = M/H

 M = magnetisasi induksi (momen dipol persatuan volume)


 H = kuat medan magnetik
 χ m =suseptibilitas
 Alat yang digunakan untuk mengukur suseptibilitas magnetik. Prinsip kerja
Bartington MS2 adalah pemanfaatan sirkuit elektromagnetik yang mendeteksi
perubahan induktansi ketika sampel ditempatkan dalam kumparan
 Bartington MS2 ini dilengkapi oleh sensor MS2B yang bekerja dengan dua
frekuensi yaitu frekuensi rendah 465 Hz dan frekuensi tinggi 4650 Hz. Frekuensi
rendah digunakan apabila ingin mengukur suseptibilitas bahan secara
keseluruhan, sedangkan jika menggunakan frekuensi tinggi maka pada bagian
dalam bahan tidak akan terdeteksi karena daya tembus yang rendah.
a b

a. Model MS2
b. Sensor MS2B
Sistim ini merespon langsung suseptibilitas pada arah mana medan magnet
diberikan. Instrumen ini terdiri dari sensor MS2B dengan diameter internal 35 mm
dan terhubung dengan MS2 meter yang bekerja berdasarkan perubahan induktansi
coil akibat adanya sampel.
Peralatan sensor ini bekerja karena adanya tegangan yang diberikan pada
rangkaian osilator sehingga menimbulkan medan magnetik bolak balik yang
berintensitas rendah pada ruang sampel. Selanjutnya pada ruang ini diletakan
sampel yang mengakibatkan perubahan frekuensi osilator. Nilai suseptibilitas
sampel diperoleh dengan membandingkan frekuensi osilator sebelum dan sesudah
sampel diletakan. Instrumen ini dapat mengukur harga suseptibilitas dari 1x10-6
sampai 9999x10-6 dalan satuan cgs atau 1,26x10-5 sampai 1,26x10-1 dalam satuan
SI. Nilai suseptibilitas magnetik dapat dihitung persatuan volume atau persatuan
massa.
MS2 meter menampilkan nilai seseptibilitas magnetik dari material ketika material
tersebut berada di bawah pengaruh sensor.
Sensor sangat tidak sensitif terhadap konduktivitas magnet. Sensor mempengaruhi
sampel dalam medan tak tersaturasi yang memiliki keuntungan mengukur
suseptibilitas awal tanpa merusak beberapa remanen magnetik sampel. MS2B
memiliki keakuratan tinggi pada sensor jika bentuk sampel yang akan digunakan
berupa butiran kecil atau sampel cair
Vibrating Sampel Magnetometer merupakan
perangkat yang bekerja untuk menganalisis
sifat kemagnetan suatu bahan. Dengan alat ini
akan diperoleh informasi mengenai besaran-
besaran sifat magnetik sebagai akibat
perubahan medan magnet luar yang
digambarkan dalam kurva histerisis.
 Sistem (VSM) digunakan untuk mengukur sifat magnetik material. Komponen
vibrating menyebabkan perubahan medan magnet sampel, yang menghasilkan
medan listrik dalam koil berdasarkan Hukum Induksi Faraday.

 Jika sampel ditempatkan dalam medan magnet seragam H, magnetisasi M akan


diinduksi dalam sampel. Dalam VSM, sampel ditempatkan dalam kumparan coil,
dan pada sudut yang diinginkan.
 komponen sampel vibrating dibuat untuk menjalani gerakan sinusoidal, yaitu
bergetar secara mekanik.
Elektromagnet diaktifkan sebelum pengujian
dimulai sehingga jika sampel bersifat magnetis,
medan magnet yang dihasilkan akan semakin
kuat. Medan magnet H muncul di sekitar sampel,
setelah getaran dimulai, maka magnetisasi
sampel dapat dianalisis ketika perubahan
terjadi sehubungan dengan waktu
gerakan. Karena perubahan fluks magnet
menginduksi tegangan pada kumparan
penginderaan yang sebanding dengan
magnetisasi sampel. Perubahan sinyal
dikonversi ke nilai-nilai oleh perangkat lunak
untuk membuat grafik magnetisasi M versus
kekuatan medan magnet H, sering disebut
sebagai loop histeresis.
Beberapa output yang dapat dihasilkan melalui pengukuran dengan VSM adalah
kurva hysteresis (M-H loop), kurva magnetisasi (M-H curve), dan kurva pemanasan
(M-T curve). Berdasarkan beberapa metode pengukuran tersebut, dapat dihasilkan
karakteristik magnetic bahan seperti momen magnetic saturasi (Ms), momen
magnetic remanen (Mr), koersivitas magnetic intrinsic (Hci), energi produk
maksimum (BHmax) dan Temperature Curie (Tc). Material yang dapat dianalisis
menggunakan VSM antara lain dapat berbentuk serbuk, bongkah/serpihan maupun
film tipis, rentang T = 25 – 500 °C (298 – 773 K). Medan magnetik eksternal dari VSM
memiliki rentang penggunaan dari H = 100 Oe – 21 kOe.

Anda mungkin juga menyukai