PENDAHULUAN
4. Mengapa garis-garis halus pada atom hydrogen menjadi kelemahan atom Neils
Bohr ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penyebab spektrum dapat terbentuk spektrum kontinu
ataupun diskrit ?
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan spektrum hydrogen dangan
terbentuknya deret seperti deret lyman dan balmer.
3. Untuk dapat menjelaskan teori Neils Bohr beserta dengan hubungan dengan
spektrum ataom hidrogen dan ion mirip hidrogen ?
4. Untuk mengetahui alasan mengapa garis-garis halus pada atom hydrogen
menjadi kelemahan atom Neils Bohr ?
BAB II. PEMBAHASAN
2.3 Fenomena spektrum garis atom hidrogen dan beberapa deret terkait fenomena
tersebut
Jika muatan listrik dilewatkan melalui gas hydrogen, molekul H2 akan terurai,
menghasilkan atom H yang tereksitasi secara energetik. Atom-atom H ini akan
memancarkan sinar dengan frekuensi diskrit ( garis ). Kontribusi penting untuk
memahami spectrum ini pertama dibuat oleh guru sekolah swiss bernama johann
balmer, pada tahun 1885. Ia menunjukkan bahwa bilangan gelombang sinar dalam
daerah tampak memenuhi persamaan :
1 1
22 2
Garis-garis yang dinyatakan oleh rumus ini, sekarang disebut deret balmer. Jika
lebih lanjut ditemukan garis-garis di dalam daerah ultra ungu dihasilkan deret
lyman, dan garis-garis di dalam infra merah disebut deret paschen. Ahli
spektroskopi swedia, Johannes ridberg pada tahun 1890 mencatat bahwa ketiga
deret tersebut sesuai dengan rumus :
Dengan n1= 1 (lyman), 2 (balmer), dan 3 (paschen), dan pada setiap kasus n2 =
n1+1, n1+2, dst. Konstanta RH itu sekarang disebut konstanta Rydberg untuk
atom hydrogen.
5
2.4 Teori dan model atom Bohr serta kaitannya dengan fenomena spektrum garis
atom hydrogen
Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak
Einstein menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai
spektrum atom hidrogen. Sebelumnya Einstein menerapkan Teori Kuantum untuk
menerangkan efek fotolistrik. Menurut Einstein, cahaya atau radiasi terdiri atas
kuantum-kuantum energi yang disebut foton.
Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori atom
Bohr ini pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom
dari Ernest Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Menurut Rutherford,
gaya tarik inti terhadap elektron akan diimbangi oleh gaya sentrifugal yang
dihasilkan dari gerakan putaran elektron mengelilingi inti. Bila kecepatan elektron
mengelilingi inti besar, maka gaya yang dihasilkan pun kuat untuk mengimbangi
gaya tarik inti sehingga elektron tidak jatuh ke dalam inti. Pendapatnya ini
bertentangan dengan Teori Elektrodinamika Klasik dari Maxwell. Menurut
Maxwell, setiap partikel bermuatan listrik yang bergerak menurut lintasan
lengkung atau spiral, sebagian besar energi kinetiknya akan diubah menjadi energi
radiasi. Energi kinetik elektron akan berkurang terus-menerus sehingga kecepatan
elektron akan berkurang dan akhirnya jatuh ke inti.
6
Bohr mengemukakan bahwa apabila elektron dalam orbit atom menyerap suatu
kuantum energi, elektron akan meloncat keluar menuju orbit yang lebih tinggi.
Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan suatu kuantum energi, elektron akan
jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom. Berikut teori yang diajukan
olehnya:
Niels Bohr juga memberikan penjelasan teoritis untuk spektrum pancar atom
hidrogen, yaitu meramalkan garis-garis dalam spektrum atom hidrogen. Pancaran
radiasi atom hidrogen berenergi, dapat dihubungkan dengan jatuhnya elektron dari
orbit berenergi tinggi ke orbit berenergi lebih rendah dan memberikan satu
kuantum energi (foton).
Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen. Sebagai
sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan orde pertama
8
dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih umum dan akurat,
dan dengan demikian dapat dianggap sebagai model yang telah usang. Namun
demikian, karena kesederhanaannya, dan hasil yang tepat untuk sebuah sistem
tertentu, model Bohr tetap diajarkan sebagai pengenalan pada mekanika kuantum.
Salah satu anggapan dalam teori Bohr adalah adanya sejumlah energi tertentu
(diskrit) yang terlibat jika sebuah elektron dari atom hidrogen berpindah dari satu
lintasan ke lintasan lain. Andaikan elektron awalnya berada pada tingkat tereksitasi
9
yang ditandai dengan bilangan kuatum utama . Saat proses pemancaran, elektron
berpindah ke keadaan yang berenergi lebih rendah yang ditandai bilangan kuantum
utama (subskrip i dan f masing-masing menyatakan keadaan awal dan keadaan
akhir). Selisih antara energi awal dan energi akhir adalah:
Dimana
1
= ( 2 )
1
= ( 2 )
1 1
Jadi = (( 2 ) ( 2 ))
1 1
= = (( 2 ) ( 2 ))
Bila foton dipancarkan > . Akibatnya suku dalam tanda kurung bernilai
negatif dan bernilai negatif (energi dilepaskan ke lingkungan). Bila energi
diserap, < dan suku dalam tanda kurung bernilai positif, jadi juga bernilai
positif. Setiap garis spektrum dalam spektrum pancar berkaitan dengan transisi
tertentu dalam atom hidrogen. Intensitas garis spektrum bergantung pada berapa
banyak foton dengan panjang gelombang yang sama dipancarkan.
10
Spesi ion mirip hidrogen adalah ion yang memiliki jumlah elektron yang sama
dengan hidrogen yaitu satu atau berelektron tunggal. Contohnya + , 2+ , 3+ .
Ion-ion tersebut mengalami peralihan elektron dari tingkat lebih tinggi ke tingkat
energi n = 1. Sehingga akan menghasilkan spektrum seperti hidrogen, yaitu
spektrum dalam deret Lyman.
2.6 Garis garis halus spektrum atom hidrogen sebagai kelemahan teori niels bohr
keberhasilan teori Bohr terletak dalam kemampuannya untuk meramalkan garis-
garis dalam spektrum atom hidrogen dan spesi ion mirip hidrogen. Tetapi tidak
dapt menjelaskan atom berelektron kompleks.
12
Selain itu, salah satu penemuannya pada waktu itu adalah terdapat sekumpulan
garis-garis halus, terutama jika atom-atom yang dieksitasikan diletakkan dalam
medan magnet. Yaitu, beberapa garis utama yang ditemukan saling berdekatan.
Namu, Bohr tidak dapat menjelaskannya.
Efek Zeeman adalah efek garis-garis tambahan dalam spektrum emisi saat atom-
atom tereksitasi diletakkan di daerah bermedan magnetik homogen. Dalam medan
magnet, energi keadaan atomik tertentu bergantung pada harga ml seperti juga
pada n. Keadaan atom dengan bilangan kuantum n, terpecah menjadi beberapa sub
keadaan jika atom itu berada dalam medan magnetik, dan energinya bisa sedikit
berubah lebih besar atau lebih kecil dari keadaan tanpa medan magnet. Gejala itu
menyebabkan terpecahnya spektrum garis menjadi garis-garis halus yang terpisah
jika atom dilewatkan dalam medan magnetik, dengan jarak antara garis bergantung
dari besarnya medan magnet itu. Peristiwa terpecahnya spektrum garis menjadi
garis-garis halus dalam medan magnet ini disebut efek Zeeman.
Bilangan kuantum orbital muncul karena teramatinya efek Zeeman. Pieter Zeeman
(1865 1943) pada tahun 1896 mengamati suatu gejala terpisahnya garis-garis
13
dalam suatu spektrum bila sumber spektrum dipaparkan pada medan magnet. Garis
spektrum cahaya terjadi bila elektron-elektron dalam atom berubah dari tingkat
energi yang satu ke tingkat energi yang lain. Pada efek Zeeman normal, satu garis
tunggal pecah menjadi tiga garis bila arah medan tegak lurus lintasan cahaya, atau
pecah menjadi dua garis bila arah medan sejajar lintasan cahaya. Gejala ini dapat
diterangkan dengan prinsip elektromagnetik klasik, yaitu gerakan elektron orbital
di dalam sumber yang menjadi semakin cepat atau semakin lambat akibat
pengaruh medan yang bekerja.
Suatu keadaan atom dengan bilangan kuantum orbital l dalam medan magnet
terpecah menjadi 2l + 1, jika atom itu berada dalam medan magnet yaitu menjadi
+l , 0 dan l . Akan tetapi perubahan ml terbatas pada ml = 0, l maka garis
spektrum yang timbul dari transisi antara dua keadaan dengan l yang berbeda
hanya terpecah menjadi tiga komponen yang dapat ditunjukkan oleh gambar
berikut ini.
Efek Zeeman yaitu gejala terpecahnya spektrum garis menjadi garis-garis halus
apabila melewati medan magnet. Bilangan kuantum orbital yang disebut juga
bilangan kuantum azimut ini dapat menjawab gejala atomik yang dikenal dengan
efek Zeeman.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa teori Bohr :
1. Elektron berputar mengelilingiinti pada lintasan orbitnya tanpa
mengemisikan dan mengadsorbsi energi.
2. Keberhasilan teori Bohr terletak dalam kemampuannya untuk
menerangkan garis-garis tegas pada spectrum atom hydrogen. Tetapi,
salah satu penemuannya pada waktu itu adalah juga sekumpulan garis-
garis halus yang berdekatan dengan beberapa garis utama.
3. Spectrum atom hydrogen terbentuk karena adanya penguraian molekul H2
yang menghasilakan atom H yang terksitasi dan dari eksitasinya atom H
tersebut memancarkan sinar dengan frekuensi diskrit/garis.
3.2 Saran
Petrucci, Ralph H.2006.Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern Jilid 1 Edisi
Keempat.Jakarta : Erlangga.