Struktur Atom II
Oleh
Nabella Islamiyati Yuan (1413023042)
Riandari Dewi Khanifah (1413023056)
PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik ALLAH SWT dengan segala Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Kimia Anorganik dengan tepat waktu. dalam makalah
ini akan membahas tentang Struktur Atom.
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Atom merupakan suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas beberapa
struktur. Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (tomos), yang berarti tidak
dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep
atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan
oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan
meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat
tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode
kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawanberhasil
menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom,
membuktikan bahwa 'atom' tidaklah yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-
prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil
memodelkan atom.
Pada saat sekarang, pengambaran dari sebuah atom telah semakin sempurna
dan lengkap dan semakin banyak partikel-partikel penyusun atom yang
ditemukan. Sehingga, model atom selalu mengalami perubahan.Oleh karena
itu, dalam makalah ini kami mencoba menguraikan beberapa tentang atom,
teori dua sampai munculnya teori mekanika gelombang.
Rumusan masalah yang menjadi bahasan yang diuraikan dalam makalah ini
adalah :
1. Bagaimana munculnya teori dualisme cahaya dan persamaan Max Planck?
2. Bagaimana kaitan hipotesis de Broglie, prinsip Heisenberg, dan fungsi
gelombang Schrodinger dengan orbital dan bilangan kuantum?
3. Bagaimana mengetahui bilangan kuantum sebagai identitas elektron dan
aturan pengisian elektron?
4. Bagaimana cara menghafal urutan pengisian elektron?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
1. Gelombang De Broglie
Pada tahun 1905, Einstein membuat kejelasan mengenai sifat cahaya yang telah
dipertanyakan selama seabad. Newton mengajukan bahwa cahaya mempunyai
sifat seperti sekumpulan partikel, yaitu yang terdiri dari aliran partikel yang
berenergi. Teori lain dikemukakan oleh Huygens yang menyatakan bahwa cahaya
terdiri dari gelombang energi. Untuk memilih satu dari kedua teori itu diperlukan
pengukuran yang akurat dari kecepatan cahaya dalam ruang hampa dan dalam
bermacam-macam medium. Berdasarkan teori Newton, cahaya akan bergerak
lebih cepat dalam medium yang lebih rapat, sedangkan menurut Huygens
kecepatan akan lebih lambat.Pengukuran kecepatan cahaya yang akurat
membuktikan bahwa memang kecepatan cahaya berkurang dalam media yang
lebih rapat. Jadi, model gelombang dapat diterima.
Dan bersamaan dengan ini pula diterima bahwa materi dan energi adalah
dua sifat alam yang berbeda nyata dan diatur oleh hukum-hukum yang berbeda
pula. Tetapi untuk menjelaskan efek fotolistrik, Einstein menganggap bahwa
foton cahaya bersifat partikel. Dengan demikian, timbulah gagasan baru bahwa
cahaya mempunyai dua macam sifat sebagai gelombang dan sebagai partikel.
Pada tahun 1924, ahli fisika Perancis Louis de Broglie, mengeluarkan
pernyataan yang mengejutkan berkenaan dengan sifat cahaya dan materi: Tidak
hanya cahaya yang memperlihatkan sifat-sifat partikel, tetapi partikel-partikel
kecilpun pada saat tertentu dapat memperlihatkan sifat-sifat gelombang.
Usulan De Broglie dibuktikan pada tahun 1927, melalui percobaan yang
akhirnya mengarah pada pengembangan mikroskop elektron. Pemberian De
Broglie mengenai gelombang materi (partikel) dijelaskan secara matematik.
Panjang gelombang De Broglie yang dikaitkan dengan partikel berhubungan
dengan momentum partikel, p, dan konstanta Planck, h. (Momentum adalah hasil
kali antara massa, m dengan kecepatan, v).
= h/mv
ket:
Panjang gelombang () = meter (m)
Massa (m) = Kg
Kecepatan (v) =
Konstanta Planck (h) = 6,626 x 10-34 Kg m2 s-2
De Broglie menunjukkan dengan teori relativitas bahwa hubungan yang
tepat sama terdapat diantara panjang gelombang dan momentum suatu foton.
Dengan demikian De Broglie mengajukan suatu generalisasi dimana setiap
partikel yang bergerak dengan momentum linear p memiliki sifat seperti
gelombang = yang terasosiasi dengan partikel tersebut.
Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih
dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya,
sedangkan petir menunjukan sifat partikel berbentuk suara.
3. Persamaan Schrodinger
Kajian De broglie memberikan sifat seperti gelombang untuk elektron-
elektron di dalam atom, dan prinsip ketakpastian memperlihatkan bahwa lintasan
elektron secara terperinci tak dapat ditentukan. Dengan demikian, kita harus
menanganinya dari segi probabilitas elektron yang memiliki posisi dan momenta
tertentu.
Gagasan ini digabungkan dalam persamaan dasar mekanika kuantum, yaitu
persamaan Schrodinger yang ditemukan oleh fisikiawan Austria Erwin
Schrodinger pada tahun 1925. Schrodinger merupakan seorang pakar yang
dihormati dalam hal teori vibrasi dan kuantisasi gelombang tegak yang berkaitan.
Schrodinger menyatakan bahwa elektron dalam atom dapat diperlakukan
sebagai gelombang materi, gerakannya dapat disamakan dengan gerakan
gelombang.Dan harus dideskripsikan dengan fungsi gelombang yang memiliki
satu nilai pada setiap posisi di dalam ruang.
Nilai fungsi gelombang dalam pada setiap posisi mendeskripsikan
misalnya, tinggi gelombang air atau amplitudo gelombang elektromagnetik klasik.
Fungsi gelombang ini dilambangkan dengan huruf Yunani (psi) dan (x, y, z)
ialah tinggi gelombang itu pada titik didalam ruang yang didefinisikan oleh satu
set koordinat Cartesius (x, y, z). Solusi bergantung waktu dari persamaan ini yang
disebut keadaan stasioner hanya terjadi untuk nilai diskret tertentu dari energi
yang diskret dan dengan demikian kuantisasi energi merupakan konsekuensi logis
dari persamaan schrodinger.
Suatu fungsi gelombang seperti halnya gelombang elektromagnetik dapat
bernilai positif didaerah tertentu disebut memiliki fasa positif didaerah-daerah
tersebut. Dan nilai negatif didaerah lain disebut fasa negatif. Titik-titik pada saat
fungsi gelombang melewati posisi 0 dan berubah tanda disebut simpul, sama
halnya seperti model senar gitar untuk gelombang tegak. Solusi untuk persamaan
schrodinger memungkinkan untuk lebih dari satu nilai energi. Solusi yang
berkaitan dengan energi terendah disebut keadaan dasar dan solusi untuk energi
yang lebih tinggi dinamakan keadaan tereksitasi. Dengan menggunakan notasi
bra-ket Dirac, definisi persamaan Schrdinger adalah:
Bentuk ini lebih sering digunakan karena energi dan medan potensial
sistem fisika umumnya hanya bergantung pada posisi. Perhitungan- perhitungan
yang didasarkan pada persamaan Schrodinger untuk menentukan posisi dan energi
elektron dalam atom adalah sukar dan berkepanjangan.
Perhitungan yang telah dilakukan hanya memuaskan untuk atom hidrogen
dan ion-ion satu elektron. Untuk atom dengan nomor atom besar yakni dengan
banyak proton dan elektron antaraksi elektrostatika antara elektron satu dengan
yang lain serta dengan inti atom menyebabkan pemecahan persamaan itu menjadi
lebih sukar.
Setelah sejumlah aproksimasi yang masuk akal dimasukkan kedalam
perhitungan, hasilnya menunjukkan bahwa elektron-elektron dalam atom
kompleks menghuni posisi-posisi yang serupa dengan yang dihuni oleh sebuah
elektron dalam sebuah atom hidrogen. Oleh karena itu, gagasan yang berlaku
untuk hidrogen digunakan juga untuk memberikan elektron dalam semua atom.
4. Bilangan Kuantum
Pada teori atom mekanika kuantum, untuk menggambarkan posisi elektron
digunakan bilangan-bilangan kuantum. Daerah kemungkinan elektron berada
disebut orbital. Orbital memiliki bentuk yang berbeda-beda. Untuk memahami
bilangan kuantum dan bentuk-bentuk orbital perhatikan uraian berikut:
(n=1) K 2(1)2 = 2
(n=2) L 2(2)2 = 8
(n=3) M 2(3)2 = 18
(n=4) N 2(4)2 = 32
c. Orbital d
Setiap set orbital d terdiri atas lima anggota. Banyak cara yang sama
benarnya untuk menyatakannya, tetapi set khusus yang tertera pada gambar di
bawah ini adalah yang konvensional. Berikut ini adalah hal-hal yang penting :
d. Orbital f
Bagi setiap bilangan kuantum utama mulai dengan 4 terdapat set orbital f.
Orbital 4f hanya sedikit berperan dalam ikatan kimia, walaupun tidak diragukan
bahwa orbital 5f cukup ekstensif digunakan dalam berbagai senyawaan yang
dibentuk oleh unsur-unsur aktinida. Namun keperluan untuk tinjauan secara
terinci mengenai bentuk orbital f tidak cukup untuk memutuskan memasukkannya
di sini.
Berkenaan dengan atom hidrogen, urutan menaiknya energi dari orbital-orbital
tersebut penting. Seperti telah diamati, energi telah dinyatakan dengan pendekatan
h
yag baik oleh persamaan = mv jadi diperoleh pola seperti tampak pada gambar
di bawah ini. Tidak ada perbedaan yang bermakna dari energi-energi orbital-
orbital dengan n tertentu, walaupun mereka berbeda dalam nilai-nilai l dan ml
dalam atom hidrogen. Namun akan segera tampak bahwa pola sederhana tersebut
berubah pada atom-atom dengan banyak elektron.
(Gambar 5.1)
Prinsip eksklusi, bila suatu elektron diperuntukkan bagi suatu orbital elektron,
elektron tersebut dapat sepenuhnya diterangkan dengan daftaran empat bilangan
kuantumnya.
Aturan dasar yang harus diikuti pada penempatan dua atau lebih elektron pada
orbital-orbital suatu atom ialah prinsip eksklusi.
Dua elektron dalam suatu atom tidak dapat memiliki set bilangan kuantum yang
identik.
Perbedaan energi
He 1s22s1
102 kJ mol-1
1s2p
Perbedaan sekitar 200kj mol-1 tetap mempunyai akibat, yaitu lithium melintasi
sekalian unsur lainnya. Lihat gambar 5.1.
Sesudah Li dengan 1s2 2s1, harus ditambahkan elektron lain bagi Be, dan ini juga
memasuki orbital 2s memberikan konfigurasi 1s2 2s2. Set orbital stabil berikutnya
adalah orbital-orbital 2p. Terdapat 3 orbital semacam itu, masing-masing mampu
menampung 2 elektron, seluruhnya menjadi 6 elektron. Jadi, sepanjang 6 unsur
berikutnya tingkat-tingkat 2p diisi secara berurutan:
B C N
O F Ne
Langkah berikutnya ialah penempatan elektron pada kulit utama ketiga, dan
menelusuri delapan unsur berikutny orbital 3s, lalu orbital 3p diisi penuh apabila
sudah mencapai gas mulia, argon. Begitu juga dengan 2s dan 2p, sekali kulit yang
lebih dalam terisi penuh, orbital-orbital 3s dan 3p memiliki energi yang berbeda,
dan orbital 3s lebih stabil.
K : [Ar] 4s1
Ca: [Ar]4s2
Orbital 3d menembus orital 4s, olek karena itu K dan Ca turun dengan pesat,
sehingga kestabilannya seperti orbital 4s, dan lebih stabil daripadaorbital 4p.
Dengan demikian 10 elektron berikutnya masuk kedalam orbital 3d, pada deret
unsur sc, Ti,V, Cr, Mn, fe, Co, Ni, Cu, dan Zn. Selanjutnya orbital 4p diisi, yaitu
sepanjang ga, Ge, As, Se, Br, sampai gas mulia berikutnya, Kr.
Seperti yang terlihat pada gambar, terjadinya pengulangan pola yang analog
dengan penambahan dalam orbital-orbital 5s, lalu 4d, kemudian 5p sampai gas
mulia Xe tercapai.
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Universitas Indonesia