Disusun oleh:
NIM : 200321614899
Offering :C
Kelompok :1
B. TUJUAN
Dalam eksperimen yang memanfaatkan fenomena fotolistrik pada kotak h/e,
praktikan diharapkan mampu:
1. Mengukur tegangan pada kotak h/e untuk bervariasi intensitas dari satu
warna cahaya yang menimpa katoda.
2. Mengukur tegangan pada kotak h/e untuk beberapa warna cahaya yang
menimpa logam dengan intensitas terkontrol tetap.
3. Mendapatkan hubungan antara energi kinetik elektron yang terpancar
dengan frekuensi cahaya yang menimpa katoda.
4. Menentukan konstanta alam Planck.
5. Menentukan fungsi kerja bahan lempeng katoda.
C. DASAR TEORI
Krisis teori fisika klasik bencana ultraviolet pada radiasi benda
hitam terjadi pada tahun 1900. Dalam fisika, bencana ultraviolet (ultraviolet
catastrophe), yang disebut juga “bencana Rayleigh-Jeans”, adalah
peramalan klasik, yang dibuat pada akhir abad ke-19, bahwa benda hitam
ideal pada kesetimbangan termal akan memancarkan radiasi dengan daya
tak hingga. Walaupun ramalan ini terbukti salah berdasarkan pengamatan,
ramalan ini merupakan tanda-tanda awal adanya masalah pada fisika klasik.
Pada tahun 1900, pemecahan Max Planck terhadap masalah ini bermuara
pada bagian-bagian awal mekanika kuantum.
Melalui teori kuanta energi radiasi elektromagnetik hal tersebut
dapat diatasi dengan usulan Max Planck.Planck bahwa energi radiasi harus
kuantitas diskrit yang sebanding dengan frekuensinya yang dirumuskan
dengan E = hv, dimana h merupakan konstanta alam Planck (Tim Praktikum
Atom dan Molekul, 2022). Konstanta Planck adalah konstanta yang bersifat
fundamental alam yang ada hubungan erat dengan konsep kuantum dalam
fisika modern (Beiser, 1990). Banyak orang yang ingin membuktikan
konstanta tersebut melalui beberapa eksperimen.
Dalam fisika kuantum terdapat teori fundamental yaitu cahaya
berperan sebagai partikel dan cahaya bertindak sebagai gelombang yang
dikenal dengan sifat dualisme cahaya(Renata Clara, 2019). Usulan Albert
Einstein tahun 1905 mengenai partikel foton bagi gelombang EM
(gelombang bertindak pertikel), hanya sekedar kuanta-energi
elektromagnetik pada umumnya dikarenakan adanya pergeseran teori fisika
klasik dalam mendeskripsikan data percobaan efek fotolistrik. Einstein
mendeskripsikan seperti suatu osilator dimana energi berpindah dan
memancarkangumpalan energi EM ke suatu keadaan tertentu dan dikenal
sebagai foton (Hamdani, 2007). Efek fotolistrik merupakan proses sebuah
cahaya yang memiliki frekuensi tinggi yang mengenai permukaan sebuah
logam dan dari permukaan logam itu terpancarkan sebuah elektron (Khairil
Anwar, 2020).
ℎ𝑣 = 𝜙 + 𝐾𝑚𝑎𝑥 (2)
menentukan kuantitas energi kinetik elektrofoton maka
𝐾𝑚𝑎𝑥 = ℎ𝑣 − 𝜙 (3)
𝑒𝑉𝑠 = ℎ𝑣 − ϕ
atau
ℎ ϕ
𝑉𝑠 = ( ) 𝑣 −
𝑒 𝑒
ℎ𝑣 = 𝜙 + 𝐾𝑚𝑎𝑥 (2)
menentukan kuantitas energi kinetik elektrofoton maka
𝐾𝑚𝑎𝑥 = ℎ𝑣 − 𝜙 (3)
𝑒𝑉𝑠 = ℎ𝑣 − ϕ
atau
ℎ ϕ
𝑉𝑠 = ( ) 𝑣 −
𝑒 𝑒
Potensial penghenti 𝑉𝑠 dapat diukur dengan voltmeter digital dan
frekuensi cahaya v dapat ditentukan dari tabel karakteristik dari sumber
cahaya yang digunakan
D. ALAT DAN BAHAN
Percobaan penentuan konstanta Planck terdiri dari peralatan bagian utama dan
peralatan bantu. Bagian utama terdiri dari:
1. Kotak h/e : untuk menghadirkan gejala efek fotolistrik
3. Filter cahaya tampak (Filter merah dan filter hijau) : untuk mempolarisasi
cahaya
3. Peralatan lensa dan kisi transmisi yang dilekatkan pada sisi depan kotak
sumber cahaya Hg : untuk mentransmisikan cahaya yang lewat ke kisi
E. SKEMA PERCOBAAN
Skema Percobaan
F. PROSEDUR PERCOBAAN
Persiapan
1. Memeriksa kelengkapan peralatan yang dibutuhkan dalam
praktikum
2. Memeriksa semua unit dalam keadaan OFF dan skala sumber
terkecil dan skala alat ukur terbesar.
3. Menyusun set rangkaian praktikum sesuai desain percobaan.
G. DATA PENGAMATAN
Nst Voltmeter : 0,01 V
Percobaan 1
Variabel bebas : Tingkat Transmisi
Variabel terikat : Potensial/Tegangan Penghenti (V)
Variabel Terkontrol : Filter Merah, Filter Hijau
Percobaan 2
Variabel bebas : Warna Ungu, Hijau, Jingga
Variabel Terikat : Potensial/Tegangan Penghenti (V)
Variabel Terkontrol : Tingkat Transmisi (60%)
H. ANALISIS DATA
Percobaan 1 Filter Merah
Pengukuran 𝑉𝑠 pertama pada tingkat transmisi 100% yaitu 0,18 ± 0,005 𝑣𝑜𝑙𝑡
Tingkat transmisi 80% 𝑉𝑠 = 0,18 ± 0,005 𝑣𝑜𝑙𝑡
0,18 − 0,18
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100% = 0% (4𝐴𝑃)
0,18
Tingkat transmisi 60% 𝑉𝑠 = 0,18 ± 0,005 𝑣𝑜𝑙𝑡
0,18 − 0,18
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100% = 0% (4𝐴𝑃)
0,18
Tingkat transmisi 40% 𝑉𝑠 = 0,19 ± 0,005 𝑣𝑜𝑙𝑡
0,18 − 0,19
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100% = −0,05% (4𝐴𝑃)
0,18
Tingkat transmisi 20% 𝑉𝑠 = 0,18 ± 0,005 𝑣𝑜𝑙𝑡
0,18 − 0,18
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100% = 0% (4𝐴𝑃)
0,18
0,19
0,188
0,186 y = -5E-05x + 0,185
R² = 0,125
0,184
0,182
0,18
0,178
0 20 40 60 80 100 120
Tingkat Transmisi (%)
0,06
0,05
0,04
y = 5E-05x + 0,065
0,03 R² = 0,0357
0,02
0,01
0
0 20 40 60 80 100 120
Tingkat Transmisi (%)
Percobaan 2 Orde Pertama
Warna X Y X2 Y2 XY
Ungu 7,89 𝑥 1014 0,2 62,2521 𝑥 1028 0,04 1,578 𝑥 1014
Hijau 6,06 𝑥 1014 0,15 36,7236 𝑥 1028 0,0225 0,909 𝑥 1014
Orange 5,08 𝑥 1014 0,1 25,8064 𝑥 1028 0,01 0,508 𝑥 1014
Jumlah 19,03 𝑥 1014 0,45 124,782 𝑥 1028 0,0725 2,995 𝑥 1014
Kuadrat
362,141 𝑥 1028 0,2025 15570,6 𝑥 1056 0,00526 8,97003 𝑥 1028
Jumlah
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑚=
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2
3(2,995 𝑥 1014 ) − (19,03 𝑥 1014 )(0,45)
𝑚=
3(124,782 𝑥 1028 ) − (362,141 𝑥 1028 )
(8,985 𝑥 1014 ) − (8,5635 𝑥 1014 )
𝑚=
(374,346 𝑥 1028 ) − (362,141 𝑥 1028 )
(0,4215 𝑥 1014 )
𝑚=
(12,205 𝑥 1028 )
𝑚 = 3,4535 𝑥 10−16
𝑆𝑦 =
1 (124,782 𝑥 1028 )(0,2025)−2(19,03 𝑥 1014 )(0,45)(2,995 𝑥 1014 )+3(8,97003 𝑥 1028 )
√ [0,0725 − ]
3−2 3(124,782 𝑥 1028 )−(362,141 𝑥 1028 )
(0,88308 𝑥 1028 )
𝑆𝑦 = √0,0725 −
(12,205 𝑥 1028 )
𝑆𝑦 = √0,0725 − 0,072354
𝑆𝑦 = 0,012083
𝑛
𝑆𝑚 = 𝑆𝑦 √
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2
3
𝑆𝑚 = 0,012083√
3(124,782 𝑥 1028 ) − (362,141 𝑥 1028 )
3
𝑆𝑚 = 0,012083√
(12,205 𝑥 1028 )
𝑆𝑚 = (0,012083)(4,95783 𝑥 10−15
𝑆𝑚 = 5,99055 𝑥 10−17
2 22
𝜕ℎ 2 𝜕(𝑚𝑒) 2 2
√
𝑆ℎ = | √
. 𝑠𝑚| = | √
. 𝑠𝑚| = | 𝑒. 𝑠𝑚|
𝜕𝑚 3 𝜕𝑚 3 3
2
2
𝑆ℎ = √| 𝑒. 𝑠𝑚|
3
2
2
√ −19 −17
𝑆ℎ = | ( 1,6 𝑥 10 )(5,99055 𝑥 10 )|
3
𝑆ℎ = 6,38992 𝑥 10−37
(124,782 𝑥 1028 )
𝑆𝑐 = 0,012083√
3(124,782 𝑥 1028 ) − (362,141 𝑥 1028 )
𝑆𝑐 = (0,012083)(3,19747)
𝑆𝑐 = (3,863503001 𝑥 10−2 )
2
2
√
𝑆𝑤 = | 𝑒. 𝑠𝑐|
3
2
2
𝑆𝑤 = √| ( 1,6 𝑥 10−19 ). (3,863503001 𝑥 10−2 )|
3
𝑆𝑤 = 4,12107 𝑥 10−19
0,15
0,1
0,05
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi (Hz)
Warna X Y X2 Y2 XY
Ungu 7,89 𝑥 1014 0,01 62,2521 𝑥 1028 0,0001 0,0789 𝑥 1014
Hijau 6,06 𝑥 1014 0,02 36,7236 𝑥 1028 0,0004 0,1212 𝑥 1014
Orange 5,08 𝑥 1014 0,03 25,8064 𝑥 1028 0,0009 0,1524 𝑥 1014
Jumlah 19,03 𝑥 1014 0,06 124,782 𝑥 1028 0,0014 0,3525 𝑥 1014
Kuadrat
362,141 𝑥 1028 0,0036 15570,6 𝑥 1056 0,000002 0,12426 𝑥 1028
Jumlah
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑚=
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2
3(0,3525 𝑥 1014 ) − (19,03 𝑥 1014 )(0,06)
𝑚=
3(124,782 𝑥 1028 ) − (362,141 𝑥 1028 )
(1,0575 𝑥 1014 ) − (1,1418 𝑥 1014 )
𝑚=
(374,346 𝑥 1028 ) − (362,141 𝑥 1028 )
(−0,0843 𝑥 1014 )
𝑚=
(12,205 𝑥 1028 )
𝑚 = −6,90701 𝑥 10−17
𝑆𝑦
(1,7026 𝑥 1026 )
𝑆𝑦 = √0,0014 −
(12,205 𝑥 1028 )
𝑆𝑦 = √0,0014 − 0,001395
𝑆𝑦 = 0,00223607
3
𝑆𝑚 = 0,00223607√
3(124,782 𝑥 1028 ) − (362,141 𝑥 1028 )
3
𝑆𝑚 = 0,00223607√
(12,205 𝑥 1028 )
𝑆𝑚 = (0,00223607)(4,95783 𝑥 10−15
𝑆𝑚 = 1,10861 𝑥 10−17
2 2 2
𝜕ℎ 2 𝜕(𝑚𝑒) 2 2
𝑆ℎ = √| √
. 𝑠𝑚| = | √
. 𝑠𝑚| = | 𝑒. 𝑠𝑚|
𝜕𝑚 3 𝜕𝑚 3 3
2
2
𝑆ℎ = √| 𝑒. 𝑠𝑚|
3
2
2
√ −19 −17
𝑆ℎ = | ( 1,6 𝑥 10 )(1,10861 𝑥 10 )|
3
𝑆ℎ = 1,182517 𝑥 10−35
∑ 𝑋2
𝑆𝑐 = 𝑆𝑦 √
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2
(124,782 𝑥 1028 )
𝑆𝑐 = 0,00223607√
3(124,782 𝑥 1028 ) − (362,141 𝑥 1028 )
𝑆𝑐 = (0,00223607)(3,19747)
𝑆𝑐 = (7,1497667429 𝑥 10−3 )
2
2
𝑆𝑤 = √| 𝑒. 𝑠𝑐|
3
2
2
√ −19 −3
𝑆𝑤 = | ( 1,6 𝑥 10 ). (7,1497667429 𝑥 10 )|
3
𝑆𝑤 = 7,62642 𝑥 10−22
Menentukan ralat fungsi kerja
𝑆𝑤
𝑅𝑤 = 𝑥 100%
𝑤
7,62642 𝑥 10−22
𝑅𝑤 = 𝑥 100%
−1,02102 𝑥 10−20
𝑅𝑤 = −7,46941 % (3AP)
Grafik Percobaan 2 Orde Kedua
0,03
0,025
0,02
0,015
y = -0,0069x + 0,0638
0,01 R² = 0,9704
0,005
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi (Hz)
I. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, proses dimana cahaya yang
berfrekuensi tinggi mengenai permukaan sebuah logam kemudian permukaan
logam itu memancarkan sebuah elektron dikenal dengan efek fotolistrik. Aliran
listrik dapat terjadi karena adanya tarikan elektron ke kutub positif. Secara teori,
cahaya terdiri dari partikel foton dimana energi sebanding dengan frekuensi
cahaya itu sendiri. Jika frekuensi cahaya tinggi, foton mempunyai energi yang
lebih sehingga dapat menyebabkan elektron keluar dari permukaan logam
tersebut.
Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan, peningkatan intensitas cahaya
tidak akan mempengaruhi potensial penghenti yang dihasilkan. Hal tersebut
dijelaskan dalam rumus E=hf, dimana yang mempengaruhi energi foton
hanyalah besarnya frekuensi gelombang bukan tingkat intensitasnya. Seperti
halnya dalam percobaan kedua, ketika tingkat transmisi dibuat sama yaitu 60%
maka potensial penghentinya yang didapatkan akan berubah- ubah seiring
dengan variasi panjang gelombang yang diterima.
Pada percobaan pertama menggunakan filter merah dan filter hijau
didapatkan hasil bahwa pada tingkat transmisi 100%, potensi penghenti yang
didapatkan bernilai tinggi, untuk filter merah bernilai 0,18 volt sedangkan
untuk filter hijau didapatkan 0,07 volt, namun ketika menggunakan transmisi
20%, potensi penghenti yang didapatkan bernilai rendah untuk filter merah
bernilai 0,18 volt sedangkan untuk filter hijau didapatkan 0,06 volt, didapatkan
pula grafik hubungan antara tingkat transmisi dan potensial penghenti yang
berbanding lurus, dimana hasil dari data tersebut langsung diplotkan ke dalam
bentuk grafik, semakin besar transmisi yang digunakan nilai potensial
penghenti masih tetap tidak berubah pada filter merah. Hal tersebut sesuai
dengan teori, dimana pada tingkat intensitas yang berbeda, potensi penghenti
bernilai tetap. Sedangkan pada filter hijau tidak bersesuaian karena potensial
penghenti haruslah bernilai tetap.
J. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan penentuan konstanta Planck dengan menggunakan
fenomena fotolistrik didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya sebagai
berikut:
1. Tegangan penghenti selalu bernilai tetap atau konstan dan besarnya
intensitas cahaya yang ditembakkan pada pelat katoda tidak mempengaruhi
tegangan penghentinya.
2. Tegangan pada kotak h/e yang diukur dengan intensitas terkontrol tetap
untuk beberapa variasi warna menghasilkan tegangan penghenti yang
bernilai sesuai panjang gelombang yang berbeda ataupun berbanding lurus,
dimana tegangan penghentinya akan semakin besar ketika frekuensi cahaya
yang ditembakkan pada pelat katoda tersebut.
3. Hubungan antara energi kinetik elektron yang terpancar dengan frekuensi
cahaya yang menimpa katoda dapat diketahui melalui persamaan 𝐾𝑚𝑎𝑥 =
ℎ𝑣 – 𝜙
4. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh nilai konstanta
Planck sebagai berikut:
Pada orde pertama, konstanta Planck diperoleh sebesar
5,5256 𝑥 10−35 ± 6,38992 𝑥 10−37 𝐽. 𝑠 dengan besar ralat konstanta
Planck (h) sebesar 1,15642 % (3AP)
Pada orde kedua, konstanta Planck diperoleh sebesar
−1,1051216 𝑥 10−35 ± 1,182517 𝑥 10−35 𝐽. 𝑠 dengan besar ralat
konstanta Planck (h) −1,07003 % (3AP)
5. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai fungsi kerja
sebagai berikut :
Pada orde pertama, fungsi kerja diperoleh sebesar 1,10506 𝑥 10−20 ±
4,12107 𝑥 10−19 Joule dengan besar ralat fungsi kerja
(W) sebesar 37 % (2AP).
Pada orde kedua, fungsi kerja diperoleh sebesar −1,02102 𝑥 10−20 ±
7,62642 𝑥 10−22 Joule dengan besar ralat fungsi kerja (W) sebesar
−7,46941 % (3AP)
K. DAFTAR PUSTAKA
Khairil Anwar, M.Isnaini, Linda Sekar. 2020. Eksperimen Efek Fotolistrik
Berbasis
Simulasi PhET. Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Kependidikan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: UM Mataran. Vol 4 No 2.
Tim Praktikum Atom dan Molekul. 2022. Modul Praktikum Atom dan
Molekul. Jurusan Fisika: Universitas Negeri Malang.
Beiser. 1990. Concepts of Modern Physics, Fourth Edition. Jakarta: Erlangga.
L. LAMPIRAN
1. Tugas
1) Deskripsikan hasil pengukuran potensial penghenti untuk berbagai
intensitas cahaya yang menimpa plat katoda dengan satu warna filter
cahaya yang dikontrol tetap.
Jawaban :
Berdasarkan hasil data pengamatan percobaan 1 menggunakan
filter merah dan filter hijau didapatkan hasil ketika pada tingkat
transmisi tertinggi 100%, potensi penghenti yang didapatkan
bernilai tinggi, ketika menggunakan transmisi terendah 20%,
potensi penghenti yang didapatkan bernilai rendah, maka besarnya
tingkat transmisi akan berbanding lurus dengan potensi penghenti
yang dihasilkan, pada filter merah memenuhi teori karena bernilai
tetap, sedangkan pada filter hijau tidak memenuhi teori karena nilai
nya berubah menurun.
Secara teori fisika modern, distribusi energi elektron terpancar
tidak bergantung dari intensitas cahaya. Foton akan mempunyai
energi banyak ketika frekuensi cahayanya tinggi sehingga dapat
memukul elektron keluar dari permukaan logam tersebut, begitupun
sebaliknya.
2) Deskripsikan hasil pengukuran potensial penghenti dengan
frekuensi cahaya yang menimpa pelat katoda jika intensitas cahaya
dikontrol tetap.
Jawaban:
Berdasarkan data percobaan 2, pengukuran potensial penghenti
untuk warna yang berbeda yaitu warna ungu, hijau, dan
jingga/orange dengan transmisi yang sama yaitu 60% untuk orde
pertama maupun orde kedua didapatkan data potensi penghenti
sebanding dengan besar frekuensi cahaya yang ditembakkan pada
pelat katoda, untuk warna ungu didapatkan potensial penghenti
lebih tinggi daripada warna hijau dan jingga, namun untuk filter
ungu bernilai paling rendah untuk orde kedua. Hal ini sesuai teori
pada percobaan orde pertama karena cahaya ungu melepas sedikit
elektron.
3) Dapatkan hubungan antara energi potensial penghenti dengan
frekuensi cahaya yang menimpa pelat katoda jika intensitas cahaya
dikontrol tetap. Mewakili besaran apakah potensial penghenti
Jawaban:
Energi yang diserahkan foton = Energi yang diterima electron
Foton berfrekuensi v menyerahkan energi sebesar hv. Elektronfoto
menerima energi foton untuk melepaskan diri dari ikatan logam 𝜙
dan bergerak dengan energi kinetik sebesar 𝐾𝑚𝑎𝑥, dirumuskan
sebagai :
ℎ𝑣 = 𝜙 + 𝐾𝑚𝑎𝑥 (2)
menentukan kuantitas energi kinetic elektrofoton maka
𝐾𝑚𝑎𝑥 = ℎ𝑣 − 𝜙 (3)
Perubahan energi kinetik terhadap variasi frekuansi cahaya yang
mengenai logam saling berhubungan secara linier. Persamaan (1),
energi kinetic maksimum dapat diperoleh dari potensial penghenti 𝑉𝑠
𝑒𝑉𝑠 = ℎ𝑣 − ϕ
atau
ℎ ϕ
𝑉𝑠 = ( ) 𝑣 −
𝑒 𝑒
Dimana v merupakan frekuensi cahaya, 𝜙 merupakan fungsi kerja, e
merupakan muatan elektron sebesar 1,6 × 10−19, dan h merupakan konstanta
alam Planck.
4) Dengan metode kuadrat terkecil,
a. Tentukan konstanta Planck.
Jawaban :
Orde Pertama
Untuk tabel orde pertama dan perhitungan lengkap terdapat
pada bagian analisis dengan ditemukan :
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan diperoleh
nilai konstanta Planck (h) 5,5256 𝑥 10−35 ±
−37
6,38992 𝑥 10 𝐽. 𝑠 dengan besar ralat konstanta Planck
(h) sebesar 1,15642 % (4AP)
Orde Kedua
Untuk tabel orde kedua dan perhitungan lengkap terdapat
pada bagian analisis dengan ditemukan :
berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan
diperoleh
nilai konstanta Planck (h) untuk orde kedua sebesar
−1,1051216 𝑥 10−35 ± 1,182517 𝑥 10−35 𝐽. 𝑠
dengan besar ralat konstanta Planck (h) sebesar
−1,07003 % (3AP)
Orde Pertama
Untuk tabel orde pertama dan perhitungan lengkap terdapat pada
bagian analisis dengan ditemukan :
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan diperoleh
nilai fungsi kerja (W) untuk orde pertama sebesar
1,10506 𝑥 10−20 ± 4,12107 𝑥 10−19 Joule dengan besar ralat
relatif sebesar 37 % (2AP).
Orde Kedua
Untuk tabel orde kedua dan perhitungan lengkap terdapat pada
bagian analisis dengan ditemukan :
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan diperoleh
nilai fungsi kerja (W) untuk orde pertama sebesar
−1,02102 𝑥 10−20 ± 7,62642 𝑥 10−22 Joule dengan besar ralat
relatif sebesar −7,46941 % (3AP).
𝐸𝑘 = 𝐸 − ϕ0
2) Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data diatas metode
kuadrat terkecil:
Untuk tabel 1 dan tabel 2, menggunakan rumus ralat sebagai
berikut:
𝑉𝑠 (𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉𝑠 (𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖)
𝑉𝑠 (𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)
Untuk tabel 3 dan tabel 4 menggunakan metode kuadrat terkecil,
sedangkan untuk menentukan konstanta Planck dan fungsi kerja
bahan lempeng katoda menggunakan ralat rambat. Menentukan
hubungan antara energi kinetik elektron yang terpancar dengan
frekuensi cahaya yang menimpa katoda dapat dirumuskan sebagai
berikut:
𝐸𝑘𝑚𝑎𝑥 = 𝑒𝑉0
𝐸𝑘𝑚𝑎𝑥 = 𝐸 − 𝑊
𝐸𝑘𝑚𝑎𝑥 = ℎ𝑣 − 𝑊
𝑒𝑉0 = ℎ𝑣 − 𝑊
ℎ 𝑊
𝑉0 = ( ) 𝑣 + (− ) ↔ 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝑒 𝑒
ℎ 𝑊
𝑉0 = 𝑦; (𝑒 ) = 𝑚; 𝑣 = 𝑥; (− 𝑒 ) = 𝑐
⃗⃗⃗⃗
1 𝛴𝑥(𝛴𝑦)2 − 2𝛴𝑥𝛴𝑥𝑦𝛴𝑦 + 𝑛(𝛴𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √( ) [𝛴𝑦2 − ( )]
𝑛−2 𝑛𝛴𝑥2 − (𝛴𝑥)2
⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑛
𝑆𝑚 = ⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑦 √
𝑛𝛴𝑥2 − (𝛴𝑥)2
Sehingga nilai ralat relatifnya dapat dirumuskan :
𝑆𝑚
𝑅𝑚 = × 100%
𝑚
Kemudian, menentukan konstanta planck melalui persamaan :
ℎ
( )= 𝑚→ℎ=𝑚×𝑒
𝑒
Untuk mencari nilai konstanta planck harus diperlukan ralat
rambat
2 2
⃗⃗⃗⃗ 𝜕ℎ 2 ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝜕(𝑚𝑒) 2 ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑆ℎ = √| 𝑆𝑚 | = √| 𝑆𝑚 |
𝜕𝑚 3 𝜕𝑚 3
2
⃗⃗⃗⃗ 2
𝑆ℎ = √| 𝑒. ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑚 |
3
Sehingga ralat relatifnya :
𝑆ℎ
𝑅ℎ = × 100%
ℎ
Mencari fungsi kerja lempeng bahan menggunakan perumusan :
𝑊
(− ) = 𝑐 → 𝑊 = −𝑐 × 𝑒
𝑒
⃗⃗⃗⃗
𝛴𝑥2
𝑆𝑐 = ⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑦 √
𝑛𝛴𝑥2 − (𝛴𝑥)2