Anda di halaman 1dari 4

Deret Balmer Pada Spektrum Hidrogen

Arcida Gautama (140310120040)


Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
18 November 2014
Asisten: Utari

Abstrak
Lintasan elektron dapat dipresentasikan dalam bentuk spektrum warna menggunakan sumber
cahaya, di mana pada eksperimen ini sumber cahaya yang digunakan adalah berupa lampu neon, lampu
argon dan juga lampu hidrogen. Panjang gelombang dari masing-masing warna yang didapat
merupakan parameter yang diamati pada percobaan ini. Pada percobaan ini yang paling mendekati
dengan nilai literatur adalah pada percobaan dengan lampu argon dengan nilai panjang gelombang ()
(merah) 684 nm, (hijau) 568 nm dan (biru) 442 nm.
I.

Pendahuluan

Pada percobaan kali ini praktikan


menentukan panjang gelombang dari beberapa
warna, yaitu (merah), (hijau) dan (biru)
menggunakan lampu neon, lampu argon dan
juga lampu hidrogen menggunakan deret
Balmer. Kita menggunakan deret Balmer
dikarenakan deret Balmer adalah merupakan
deret cahaya tampak dan dapat diamati dengan
mata telanjang.
II.

Teori Dasar
Spektrum Atomik

Pada akhir abad ke-19 ditemukan bahwa


panjang gelombang yang terdapat pada
spektrum atomik jatuh pada kumpulan tertentu
yang disebut deret spektral. Deret spectral
pertama didapatkan oleh J.J. Balmer pada tahun
1885 ketika ia mempelajari bagian tampak dari
spektrum Hidrogen.
Balmer melakukan eksperimen untuk
mengukur spektrum yang dipancarkan gas
Hidrogen dengan menempatkan gas Hidrogen
dalam tabung yang sudah dilengkapi dengan
elektroda.
Elektroda
lampu
balmer
disambungkan ke sumber tegangan DC dan
mengakibatkan lampu Balmer menyala dengan
warna cahaya berwarna pink. Spektrum dari

lampu balmer itu kemudian diamati dengan


menggunakan spektrometer dan tampak berupa
spektrum garis. Fakta eksperimen tersebut
bertentangan dengan model atom Rutherford,
yaitu bahwa spektrum atom kontinu. Hal inilah
yang menjadi kelemahan dari model atom
Rutherford. Baik Rutherford maupun Balmer
tidak dapat menjelaskan secara teoritis
mengapa spektrum atom itu berupa spectrum
garis atau spekrum diskrit.[1]
Niels Bohr berusaha menjelaskan secara
teoretis fakta eksperimen yang diperoleh oleh
Balmer. Penjelasannya dinyatakan dalam
bentuk postulat. Pada tahun 1913 Niels Bohr
mengajukan postulat tentang atom hidrogen
sebagai berikut :
1. Atom hidrogen terdiri dari sebuah elektron
yang bergerak dalam suatu lintas edar
berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom;
gerak elektron tersebut dipengaruhi oleh gaya
tarik coulomb sesuai dengan kaidah mekanika
klasik.
2. Lintas edar elektron dalam atom hidrogen
yang mantap hanyalah yang mempunyai harga
momentum anguler L yang merupakan
kelipatan dari tetapan Planck dibagi 2.

Dengan mengetahui r dan V maka energi total


sistem diperoleh sebagai berikut :

3.

Dalam lintas edar yang mantap elektron yang


mengelilingi inti atom tidak memancarkan
energi elektromagnetik. Dalam hal tersebut
energi totalnya tidak berubah.
4.
Energi elektromagnetik dipancarkan oleh
sistem atom apabila suatu elektron yang
melintasi orbit mantap lain yang berenergi Ef.
Pancaran energi elektromagnetnya memiliki
frekuensi yang besarnya sama dengan :

Persamaan (5) tersebut secara langsung


menunjukkan besar energi sistem keadaan
stasioner yang diperbolehkan. Tingkat-tingkat
energi atom hidrogen ditunjukkan oleh gambar
dibawah ini :

Kita dapat menghitung radius orbit dan energi


total sistem sebagai berikut :
Gaya tarik menarik antara elektron dan inti
(gaya coulomb) besarnya sama dengan gaya
sentripetal :

Berdasarkan postulat dua Neils Bohr :


...(2)

Energi suatu garis-garis diberikan oleh :

dengan n adalah bilangan kuantum utama : 1, 2,


3,
Maka dari kedua persamaan tersebut dapat
diperoleh radius orbit elektron:

(6)

(3)
dan kecepatan elektron mengelilingi inti :

. (4)

Di mana i dan f masing-masing menyatakan


keadaan awal dan akhir. Berdasarkan postulat
Neils Bohr ke empat yang menyatakan bahwa :
(7)
Hubungan antara panjang gelombang dan
frekuensi dinyatakan dengan :

IV.

Data dan Analisis

Lampu Neon
(8)
maka dari persamaan (6), (7) dan (8) diperoleh :

. (9)
dengan R menyatakan konstanta Rydberg =
1,097.107 m-1.
Pengukuran panjang gelombang yang
dipancarkan oleh atom hidrogen tereksitasi
didasarkan pada prinsip interferensi dengan
menggunakan kisi-kisi. Interferensi konstruktif
terjadi bila beda lintasan merupakan kelipatan
dari panjang gelombangnya.
dengan n adalah orde difraksi = 1, 2, 3,
Lebar kisi dapat dihitung berdasarkan kisi
difraksi (copy of Rawland Grating) yang
digunakan. Dari Persamaan (9) untuk deret
balmer nf = 2

(10)
III.

biru
0.00040423
0.00033471
0.00045928
biru
KSR
KP
(%)
(%)
11.32 88.69
34.45 65.55
2.02
97.97

(mm)
hijau
0.000697
0.000575
0.000562

merah
0.000786
0.0007
0.000663

hijau
KSR
KP
(%)
(%)
19.59 80.40
2.59
97.41
0.39
99.61

merah
KSR
KP
(%)
(%)
10.97 89.03
0.053 99.95
5.63
94.37

Lampu Argon
biru
0.00038895
0.00044193
0.00045434
biru
KSR
KP
(%)
(%)
15.69 84.31
1.83
98.17
0.95
99.05

(mm)
hijau
0.000665
0.000568
0.000548

merah
0.000775
0.000684
0.000632

hijau
KSR
KP
(%)
(%)
15.77 84.23
1.41
98.59
2.14
97.86

merah
KSR
KP
(%)
(%)
9.65
90.35
2.35
97.65
10.71 89.29

(mm)
hijau
-

merah
0.000709
0.000681
-

Percobaan

Percobaan dilakukan dengan tiga buah


lampu, yaitu lampu neon, lampu argon dan
lampu hidrogen. Lampu ditempatkan sejajar
dengan layar dengan di antaranya ditempatkan
lensa yang digunakan sebagai pemfokus serta
kisi difraksi yang digunakan untuk mengurai
warna polikromatik menjadi monokromatik.
Dari situ kita mengukur jarak e antara terang
pusat dengan warna biru (), hijau () dan
merah (). Setelah itu mengubah jarak antara
kisi dengan layar a dan mengulangi percobaan,
kemudian juga mengganti lampu dan
mengulangi percobaan.

Lampu Hidrogen
biru
0.0005365
0.00050074
0.00050796

biru
KSR
KP
(%)
(%)
16.12 83.88
10.14 89.87
11.41 88.59

hijau
KSR
KP
(%)
(%)
-

merah
KSR
KP
(%)
(%)
1.26
98.74
2.82
97.18
-

Terlihat bahwa pada lampu


neon,
ketiga warna terlihat dan memiliki kesalahan
relatif kecil dengan panjang gelombang literatur
bernilai 480 nm untuk warna biru (), 560 nm
untuk warna hijau () dan 700 nm untuk warna
merah (). Pada lampu hidrogen lebih sulit
diamati karena neon dan argon berada pada
golongan VIIIA pada tabel periodik, sedangkan
hidrogen berada pada golongan IA pada tabel
periodeik. Semakin kecil golongan pada suatu
unsur maka jari-jari lintasan elektron akan
semakin besar dan sulit untuk diamati pada
layar yang kecil.
V.

Simpulan

Berdasarkan percobaan yang telah


dilakukan, terbukti bahwa panjang gelombang
dari warna merah adalah 684 nm, warna hijau
adalah 568 nm dan warna biru adalah 442 nm.
Hal ini sesuai dengan teori yang telah dibahas.
Daftar Pustaka
[1] Krane, K. S. 1992. Fisika Modern. Jakarta:
Universitas Indonesia
[2] Edupaint. 2012. Intip Yuk Panjang
Gelombang Dari Masing-Masing Warna.
http://www.edupaint.com/warna/ragamwarna/1639-intip-yuk-panjang-gelombang-darimasing-masing-warna.html. 11 November
2014, 13.30.

Anda mungkin juga menyukai