Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN DERET BALMER

A. TUJUAN
1. Mempelajari spektrum pancaran energi atom gas hydrogen
2. Menentukan panjang gelombang Hα , Hβ , Hγ , Hδ dan tetapan Rydberg
3. Mempelajari sifat difraksi gelombang pada kisi (celah sempit)
4. Mempelajari sifat interferensi gelombang
5. Menentukan deret balmer atom hidrogen

B. DASAR TEORI
Percobaan yang dilakukan oleh Johann Balmerr (1885) melalui
pengamatan spektrum pancaran atom gas Hidrogen (H) menunjukan bahwa
energi atom tersebut adalah diskrit. Spektrum yang dipancarkan atom gas
hidrogen terurai menjadi beberapa spektrum garis berwarna cahaya tampak
seperti merah, hijau-biru dan ungu. Intensitas dan kedudukan garis spektrum
yang teramati menunjukan karakteristik atom tersebut. Kedudukan garis
spektrum tersebut menyatakan suatu orde tertentu penguraian dan berkaitan
dengan panjang gelombangnya yang dinyatakan dengan hubungan :

1 1 1
= 𝑅 (2 − 𝑛 ) (1)
𝜆

Dengan R adalah tetapan Rydberg (= 1.096776 . 107 m-1) dan n adalah


bilangan bulat (= 3, 4, 5, ...)

Dari teori atom Bohr, diketahui bahwa peristiwa pancaranatom gas


hidrogen merupakan hasil dari peristiwa eksittasi dan de-eksitasi
(transisi/perpindahan) elektron dari satu kulit atom ke kulit lainnya, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Model transisi elektron atom gas hidrogen menurut model atom
Bohr

Spektrum yang dipancarkan oleh transisi elektron dari kulit 3 ke 2, dari


kulit ke 4 ke 2 dan dari kulit ke 5 ke 2 dari atom hidrogen dilambangkan
masing-masing dengan Hα, Hβ, Hᵧ . Spektrum yang teramati membentuk suatu
deret seperti yang diilustrasikan oleh Gambar 2.

Gambar 2. Spektrum garis pancaran energi atom Hidrogen

Secara percobaan spektrum garis yang teramati muncul dari peristiwa


difraksi dan interferensi setelah pancaran energi atom tersebut melewati suatu
celah sempit (kisi). Peristiwa difraksi oleh suatu kisi dinyatakan dengan
persamaan Bragg sbb :

2𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑛 λ (2)

dengan d adalah jarak antar celah, 𝜃 adalah sudut difraksi, λ adalah panjang
gelombang dan n = 1, 2, 3, ...1

TEORI TAMBAHAN :
Spektrum Emisi

Spektrum emisi didapatkan dari alat yang disebut spektrometer. Terdapat


beberapa tipe spektrum emisi yaitu spektrum kontinyu, spektrum pita dan
spektrum garis. Spektrum kontinyu dikarakterisasi oleh emisi tak terputus
sepanjang panjang daerah panjang gelombang terkait. Spektrum pita
dihasilkan oleh molekul tereksitasi. Setiap molekul mengemisikan pita yang
merupakan karakteristik dari molekul oleh karena itu sering pula disebut
sebagai spektum molekular. Spektrum pita terdiri dari kelompok garis-garis
yang sangat berdekatan.

Spektrum garis diperoleh saat bahan pengemisi cahaya berupa atom.


Oleh karena itu sering disebut spektrum atomik. Pada molekul terdapat level-
level energi rotasi dan vibrasi yang dilapiskan pada level energi elektronik.
Spektrum garis tergantung pada tipe atom. Asal spektrum garis dapat
dijelaskan menggunakan dasar teori Bohr. Jika atom berada pada keadaan
dasar, elektron-elektronnya berada pada tingkat-tingkat energi terendah.
Ketika atom tereksitasi, elektron-elektronnya bergerak ke tingkat energi di
atasnya. Elektron tereksitasi mengemisikan foton ketika kembali ke tingkat
energi di bawahnya. Radiasi emisi dari atom tereksitasi membentuk garis
spektral diskrit.2

Spektrum garis pasti mengandung informasi atom mengenai struktur


atom. Unsur paling sederhana yang dapat digunakan untuk menyelidiki
keterkaitan antara spektrum garis dengan teori struktur atom yaitu unsur

1
Tim Dosen Fisika Modern. Modul Praktikum Fisika Modern, Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta

2
Eko Prasetyo, dkk.” Identifikasi Unsur-Unsur Berdasarkan Spektrum Emisi Menggunakan Jaringan Syaraf
Tiruan”. Jurnal Sains & Matematika (JSM) vol. 15 no. 1. 2016. hlm. 9-10.
Hidrogen. A.J Angstrom (Swedia) mengukur frekuensi 4 garis terang dalam
spektrum emisi hidrogen yaitu:

Tabel 1. Garis Terang dalam Spektrum Emisi Hidrogen

Garis Frekuensi (106)

Merah 457,170

Hijau 617,190

Biru 691,228

Ungu 731,493

Pada tahun 1885 J.J Balmer (Guru Matematik di Swiss) menerbitkan


hasil temuannya setelah berbulan-bulan melakukan manipulasi numerik
terhadap harga-harga frekuensi garis spektrum emisi hidrogen. Balmer
menemukan rumus yang dapat menghitung dengan hampir pasti harga
frekuensi 4 garis terang pada spektrum emisi Hidrogen. Dari rumus Balmer
menyiratkan bahwa berbagai diagram energi pancaran/serapan cahaya harus
berkaitan dengan penurunan/kenaikan energi atom. Jadi teori struktur atom
yang berhasil harus memperhitungkan Rumus Balmer.

Berdasarkan rumus spektrum Balmer, rumus kuantum Planck-Einstein,


model planet Rutherford, dan batasan harga momentum sudut elektron
Nicholson, pada tahun 1913 Neils Bohr memperkenalkan dua postulat untuk
struktur atom hidrogen12, yaitu: (1) Sebuah elektron dapat berada pada suatu
orbit tanpa memancarkan radiasi, orbit ini dinamakan keadaan stasioner dan
harga momentum sudut orbitalnya yaitu, L  mvr  n (inilah kondisi
kuantum orbit); elektron tidak dapat berputar di sekitar inti melalui setiap
lintasan, tetapi hanya melalui lintasan-lintasan tertentu tanpa membebaskan
energi. (2) Elektron dapat berpindah dari satu orbit ke orbit lainnya. Peristiwa
transisi elektron antara dua keadaan stasioner akan menghasilkan pancaran
atau serapan radiasi.3

Atom hidrogen merupakan atom yang sederhana yang terdiri dari bagian
suatu zat yang terdiri dari sub-sub atom yang memiliki muatan terpisah.
Banyak macam-macam atom, namun atom yang akan ditinjau pada percobaan
ini adalah atom Argon, Neon, dan Hidrogen. Atom hidrogen memiliki
spektrum diskrit yang bentuk fisis dari spektrum atom hidrogen ini

3
Sri Jumini. “Elektron Bertasbih”. Jurnal PPKM III vol. 2 no. 3. 2015. hlm. 245-246.
diperlihatkan dengan keberadaan empat garis diskrit yang terlihat pada
pendaraan spektrum hidrogen yang pada kenyataannya hanya menghasilkan
dua spektrum warna saja, yaitu merah dan hijau. Fenomena ini dirumuskan
oleh Balmer menjadi sebuah deret yang dikenal dengan deret Balmer.4

Spektrum Emisi Atom Hidrogen Tabung sinar hidrogen merupakan suatu


tabung tipis yang berisi gas hidrogen pada tekanan rendah dengan elektroda
pada tiap-tiap ujungnya. Jika anda melewatkan tegangan tinggi (katakanlah,
5000 volt), tabung akan menghasilkan sinar berwarna merah muda yang
terang. Jika sinar tersebut dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar
akan terpecah menjadi beberapa warna. Warna yang dapat anda lihat
merupakan sebagian kecil dari spektrum emisi hidrogen. Sebagian besar
spektrum tak terlihat oleh mata karena berada pada daerah infra-merah atau
ultra-violet.

Pada foto berikut, sebelah kiri menunjukkan bagian dari tabung sinar
katoda, dan sebelah kanan menunjukkan tiga garis yang paling mudah dilihat
pada daerah tampak (visible) dari spektrum.
Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis yang dapat
anda lihat dengan mata telanjang. Hal ini memungkinan untuk mendeteksi
pola garis-garis pada daerah ultraviolet dan infra-merah spektrum dengan
baik. Hal ini memunculkan sejumlah “deret” garis yang dinamakan dengan
nama penemunya. Gambar tersebut menunjukkan tiga dari deret garis
tersebut, deret lainnya berada di daerah inframerah, jika digambarkan terletak
di sebelah kiri deret Paschen.5

4
Razita, Melani Putri. “Deret Balmer pada Spektrum Hidrogen”. Jurnal FMIPA UNPAD vol 1. no. 1. 2015.
hlm 1.
5
Suyanti Dwi Retno dan Sugiyamo.” Efektifitas Praktikum Multimedia Struktur Atom dalam Mengatasi
Miskonsepsi Kimia Anorganik Mahasiswa”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan vol. 17 No. 5. 2014.
hlm. 556-557.
Jumlah garis spektral atom unsur tergantung pada konfigurasi elektron
atau banyaknya elektron dalam orbital yang terdapat pada suatu sub kulit.
Karakteristik suatu garis spektra ditentukan oleh panjang gelombang dan
intensitas garis spektra tersebut.

Jika gas atomik atau uap atomik yang bertekanan sedikit di bawah
tekanan atmosfer dieksitasi dengan mengalirkan arus listrik radiasi yang
dipancarkan hanya mempunyai spektrum yang berisi panjang gelombang
tertentu saja.6

Pada abad 19 ditemukan bahwa panjang gelombang yang terdapat pada


spektrum atomik jatuh pada kumpulan tertentu yang disebut deret spektral. J.
J Balmer pada tahun 1885 mempelajari bagian tampak dari spektrum
hidrogen. Rumus Balmer untuk panjang gelombang dalam deret memenuhi
persamaan7:

1  1 1 
 R 2  2 
 2 u 
u  3,4,5

Nilai R disebut tetapan Rydberg, R = 1,097x10-3 A°-1

C. ALAT DAN BAHAN


Gambar 3 Susunan peralatan percobaan deret Balmer

6
Bodner, G.M. "Constructivisme : A Theory of Knowledge". Journal of Chemical Education. Volume 1. No
63. Hal 873
7
Dessiana Irma Yuanita.”Pengembangan Panduan Praktikum Spektroskopi pada Mata Kuliah Fisika
Modern”. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika vol. 2 no. 1. 2015. hlm. 80.
Peralatan yang diperlukan pada percobaan ini adalah
1. Lampu hidrogen Balmer
2. Sumber tegangan
3. Kisi dengan tetapan 100, 300 dan 600 mm-1
4. Lensa pemokus cembung f = 50 mm dan f = 100 mm
5. Diafragma
6. Pemegang lensa, difragma dan kisi
7. Layar /spektrometer

D. LANGKAH KERJA
Langkah-langkah percobaan adalah sebagai berikut :

1. Menyusun dan menyiapkan peralatan percobaan deret Balmer seperti


Gambar (3).

2. Saat mempersiapkan lampu Balmer, memastikan bahwa sumber tegangan


pada keadaan terputus (off).

3. Meletakan kisi 100 mm-1 pada pemegang kisi diantara layar dan lensa f =
100 mm.
4. Menyalakan sumber tegangan sehingga lampu Balmer menyala.
5. Mengamati pola intensitas spektrum menggunakan spektrometer.
6. Menentukan kedudukan titik nol sehingga spektrometer menangkap
warna merah pusat tepat di titik nol.

7. Menggeser kedudukan spektrometer hingga teramatinya spektrum garis


orde pertama yang terdiri dari warna-warna merah, hijau-biru dan ungu.
8. Mencatat sudut kedudukan spektrometer untuk masing-masing warna.

9. Menggeser lagi kedudukan spektroskopi hingga teramati spektrum garis


orde kedua, ketiga dan seterusnya.

10. Mencatat sudut kedudukan spektrometer untuk masing-masing warna


pada setiap orde yang teramati.
11. Mengulangi percobaan untuk kisi 300 mm-1 dan 600 mm-1
E. PERTANYAAN AWAL
1. Atom hidrogen memiliki satu elektron. Jelaskan mekanisme peristiwa
eksitasi dan de-eksitasi serta bagaimana dan mengapa terjadi.

2. Spektrum pancaran dari suatu atom merupakan karakteristik atom


tersebut. Jelaskan.

3. Tentukan nilai panjang gelombang yang mungkin terlihat dari


percobaan Balmer.
4. Turunkan rumusan deret balmer berdasarkan teori atom Bohr.

5. Turunkan pola intensitas difraksi pancaran energi atom gas hidrogen


dengan menggunakan tetapan kisi yang berbeda. Jelaskan.
Jawab :

1. Eksitasi adalah salah satu sarana utama dimana materi menyerap pulsa
energi elektromagnetik (foton), seperti cahaya dan dengan dipanaskan
atau terionisasi oleh dampak partikel bermuatan, seperti elektron dan
partikel alpha. Dalam atom, energi eksitasi diserap oleh elektron yang
mengorbit yang diangkat ke tingkat energi yang berbeda yang lebih
tinggi.

Deeksitasi adalah perpindahan elektron dari tingkat energi yang lebih


tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah dengan memancarkan energi.

Peristiwa eksitasi dan de-eksitasi dapat terjadi karena adanya perubahan


energi yang dihasilkan oleh tegangan tinggi yang diberikan ada tabung
sinar hidrogen. Mekanisme terjadinya adalah pada saat molekul
hidrogen pecah menjadi atom hidrogen dan elektron, kemudian
berpindah ke tingkat yang lebih tinggi, karena diberikan tegangan yang
tinggi. Namun elektron cenderung melepaskan ke tingkat yang lebih
rendah (contohnya : kembali ke tingkat 2). Energi yang dilepas ini yang
akan muncul untuk diamati.

2. Cahaya yang dipancarkan dalam bentuk garis, berkaitan erat dengan


struktur atom. Sehingga, spektrum garis atomik dapat digunakan untuk
menguji kebenaran dari sebuah model atom. Jumah garis spektral atom
unsur bergantung pada konfigurasi elektron (banyaknya elektron dalam
orbital yang terdapat pada suatu sub-kulit. Karakteristik suatu garis
spektral ditentukan oleh panjang gelombang dan intensitas garis
tersebut. Jika gas atomik atau uap atomik yang bertekanan sedikit di
bawah tekanan atmosfer dieksitasi dengan mengalir arus listrik, radiasi
yang dipancarkan hanya mempunyai spektrum yang mempunyai
panjang gelombang tententu saja.

3. Misal, transisi electron terjadi dari kulit 8-3 ke kulit 2, maka :


1 1 1
=R( − )
𝜆 22 𝑛2

𝑛2 𝑚2
𝜆=  = panjang gelombang
(𝑚2 −𝑛2 )−𝑅

R = tetapan Rydborg ( 1,097 x 107 nm )


n = kulit yang dituju
m = kulit mula – mula

Panjang gelombang yang mungkin terlihat


1. Dari kulit 8 ke kulit 2
𝑛 2 𝑚2 22 82
𝜆= = = 388,9 nm ( ultra violet )
(𝑚2 −𝑛2 )−𝑅 (82 −22 )−1097

2. Dari kulit 7 ke kulit 2


𝑛 2 𝑚2 22 72
𝜆= (𝑚2 −𝑛2 )−𝑅 = = 397,0 nm ( violet )
(72 −22 )−1097

3. Dari kulit 6 ke kulit 2


𝑛 2 𝑚2 22 62
𝜆= (𝑚2 −𝑛2 )−𝑅 = = 410,2 nm
(62 −22 )−1097

4. Dari kulit 5 ke kulit 2


𝑛 2 𝑚2 22 52
𝜆= (𝑚2 −𝑛2 )−𝑅 = = 434,1 nm ( blue )
(52 −22 )−1097

5. Dari kulit 4 ke kulit 2


𝑛 2 𝑚2 22 42
𝜆= (𝑚2 −𝑛2 )−𝑅 = = 486,1 nm ( blue – green )
(42 −22 )−1097

6. Dari kulit 3 ke kulit 2


𝑛 2 𝑚2 22 32
𝜆= (𝑚2 −𝑛2 )−𝑅 = = 656,3 nm (red)
(32 −22 )−1097

4.
Eî – Ef = -Eî ( 1/hz2 – 1/hf2 ) . hv
V = -Eî/h ( 1/hz2 – 1/hf2 )
Apabila C = λV, maka V = C/λ
C/λ = - Eî/h ( 1/hz2 – 1/hf2 )
1/λ = - Eî/hC ( 1/hz2 – 1/hf2 )
Dimana R = Eî/hC , maka
1/λ = R ( - 1/hz2 – 1/hf2 )
Balmer → nf = 2, maka
1/λ = R ( 1/22 – 1/n2 )

5.

𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝜆𝑛
𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
𝜆=
𝑛
𝜕𝜆 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
= −
𝜕𝑛 𝑛2
𝜕𝜆 𝑠𝑖𝑛𝜃
=
𝜕𝑑 𝑛
𝜕𝜆 𝑑𝑐𝑜𝑠𝜃
=
𝜕𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑛
F. TABEL PENGAMATAN
Kisi 100 mm-1

Warna Orde 1   Orde 2   Orde 3  

Merah

Ungu

Hijau-Biru

Kisi 300 mm-1

Warna Orde 1   Orde 2   Orde 3  

Merah

Ungu

Hijau-Biru

Kisi 600 mm-1

Warna Orde 1   Orde 2   Orde 3  

Merah

Ungu

Hijau-Biru

Anda mungkin juga menyukai