Dalam astronomi, klasifikasi bintang adalah peng-klasifikasian bintangbintang berdasarkan kuat beberapa garis serapan pada pola spektrum,
dan besarnya luminositas. Kuat garis serapan, khususnya garis-garis
serapan atom hidrogen, diperoleh dari analisis pola spektrum bintang
yang didapatkan dari pengamatan spektroskopi. Garis-garis serapan
tertentu hanya dapat diamati pada satu rentang temperatur tertentu
karena hanya pada rentang temperatur tersebut terdapat populasi
signifikan dari tingkat energi atom yang terkait. Pemeriksaan kuat garisgaris serapan ini pada akhirnya dapat memberikan informasi mengenai
temperatur permukaan. Informasi luminositas dapat diperoleh dari
pengamatan fotometri.
Berdasarkan spektrumnya, bintang dibagi ke dalam 7 kelas utama yang
dinyatakan dengan huruf O, B, A, F, G, K, M yang juga menunjukkan
urutan temperatur , warna, radius, Luminositas dan komposisi-kimianya.
Klasifikasi ini dikembangkan oleh Observatorium Universitas Harvard
dan Annie Jump Cannon pada tahun 1920 dan dikenal sebagai sistem
klasifikas Harvard. Untuk mengingat urutan penggolongan ini biasanya
digunakan kalimat "Oh Be A Fine Girl Kiss Me". Dengan kualitas
spektrogram yang lebih baik memungkinkan penggolongan ke dalam 10
sub-kelas yang diindikasikan oleh sebuah bilangan (0 hingga 9) yang
mengikuti huruf. Sudah menjadi kebiasaan untuk menyebut bintangbintang di awal urutan sebagai bintang tipe awal dan yang di akhir
urutan sebagai bintang tipe akhir. Jadi, bintang A0 bertipe lebih awal
daripada F5, dan K0 lebih awal daripada K5.
Pada tahun 1943, William Wilson Morgan, Phillip C. Keenan, dan Edith
Kellman dari Observatorium Yerkes menambahkan sistem
pengklasifikasian berdasarkan kuat cahaya atau luminositas, yang
seringkali merujuk pada ukurannya. Pengklasifikasian tersebut dikenal
sebagai sistem klasifikasi Yerkes dan membagi bintang ke dalam kelaskelas berikut :
silikon, besi, dan kalsium terionisasi satu kali mulai tampak. Garis logam
netral tampak lemah.
Contoh :Bintang Sirius, Vega, Altair, Fomalhaut, dan Deneb
4. Kelas Spektrum F
Warna : putih kekuningan
Temperatur : 6 000 7 500 K
Ciri utama : Garis hidrogen tampak lebih lemah daripada kelas A, tapi
masih jelas. Garis-garis kalsium, besi dan kromium terionisasi satu kali
dan juga garis besi dan kromium netral serta garis-garis logam lainnya
mulai terlihat.
Contoh : Bintang Canopus, Wezen, Polaris dan Procyon
5. Kelas Spektrum G
Warna :kuning
Temperatur : 5 000 6 000 K
Ciri utama : Garis hidrogen lebih lemah daripada kelas F. Garis kalsium
terionisasi terlihat. Garis-garis logam terionisasi dan logam netral
tampak. Pita molekul CH (G-Band) tampak sangat kuat.
Contoh : Matahari, Alpha Centauri A, Tau Ceti, Capella, dan Beta
Leporis
6. Kelas Spektrum K
Warna : jingga
Temperatur : 3 500 5 000 K
Ciri utama : Garis logam netral tampak mendominasi. Garis hidrogen
lemah sekali. Pita molekul Titanium Oksida (TiO) mulai tampak.
Contoh : Alpha Centauri B, Pollux, Arcturus dan Aldebaran
7. Kelas Spektrum M
Warna : merah
Temperatur : 2 500 3 000 K
Ciri utama : Pita molekul TiO terlihat sangat mendominasi, garis logam
BINTANG
2.1 SPEKTRUM BINTANG
relativitas umum Einstein. Studi mengenai spektrum bendabenda langit ini merupakan cara yang sangat berguna bagi
Astronom untuk mendapatkan data tentang jagat raya ini.
2.3 Klasifikasi Spektrum
Penelitian foto spektrum bintang-bintang menghasilkan
berbagai jenis spektrum. Tiap jenis spektrum memiliki pola
garis spektrum yang berbeda, karena banyaknya pola
spektrum yang dihasilkan ini maka orang mengelompokkan
spektrum radiasi bintang yang disebut dengan klasifikasi
spektrum. Pada tahun 1863, Angelo Secci mengklasifikasikan
spektrum bintang menjadi 4 kelompok menurut garis-garis
spektrumnya. Tetapi dewasa ini para Astronom membagi
spektrum bintang menjadi tujuh kelompok atau klas. Tidak
lama kemudian ditemukan bahwa klasifikasi ini ternyata
bergantung pada suhu permukaan bintang, bukan pada
komposisi bahan kimia penyusunnya. Klas spektrum ini
disusun menurut penurunan suhunya dan diberi kode dengan
huruf yaitu: klas O, B, A, F, G, K, M. Tiap klas dibagi lagi
menjadi sepuluh bagian yang diberi tanda dari 0 sampai 9.
Misalnya bintang yang klas spektrumnya G5 berarti berada
antara G0 dan K0.
0
B
B1
A
F
G0
G5
K0
M
M2
Urutan spektrum ini mulai dari bintang terpanas
sampai bintang yang paling rendah suhu permukaannya. Tabel
di bawah ini memperlihatkan deret klas spektrum bintang
dengan rentang suhu pada klas masing-masing.
DERET KLAS SPEKTRUM BINTANG
Klas
Warna
Suhu
Contoh
Di
rasi
spektrum
bintang
O
Biru
> 25000
Lacertae
Lacerta
B
Biru
11. 103 Rigel
Orion
Biru
25. 103
Spica
7,5. 103 Sirius
11. 103
Vega
Biruputih
6.
103 Canopus
7,5. 103
Procyon
Putihkuning
Orangemerah
Merah
5. 103 6.
103
3,5. 103
5000
<3500
K
M
Matahari
Capella
Acturus
Aldebaran
Antares
Betelgeuse
Virgo
Canis
mayor
Lyra
Carina
Canis
minor
Auriga
Bootes
Taurus
Scorpio
Orion
dalam
jenis
bintang
klas
yang
R,
adalah
bintang
dengan
ciri
N,
adalah
bintang
yang
d. Tipe
2) Luminositasnya kecil
3) Temperaturnya tinggi
4) Ukurannya (jari-jari) kecil, beberapa puluh kali lebih kecil
dari matahari.
Diagram H-R ternyata dapat juga digunakan untuk
menaksir jarak bintang. Misalnya suatu bintang dengan kelas
spektrum G2 pada deret utama. Dari diagram H-R dapat
diketahui magnitudo mutlak bintang tersebut misalnya M =
+5.
Pandanglah sekarang bintang-bintang yang ada di
sudut kanan atas diagram H-R. Misalnya suatu bintang
dengan magnitudo mutlak -8 atau kurang. Bintang seperti ini
luminositasnya hampir 104 kali luminositas matahari, tetapi
kelas spektrumnya M yang menandakan suhu permukaannya
rendah atau dingin misalkan dengan suhu 3000 K yang berarti
setengah dari suhu permukaan matahari. Ini berarti luas
permukaan bintamg itu sekitar 160.000 kali permukaan
matahari atau jejarinya 400 kali jejari matahari dan volume
sekitar 64.104 kali volume matahari. Dapat disimpulkan
bahwa bintang seperti ini adalah bintang yang sangat besar
dengan klas spektrum merah sehingga dinamakan raksasa
merah (red giant). Di lain pihak massa bintang ini adalah
sekitar 50 kali massa matahari. Jadi, bintang ini kerapatannya
sangat rendah sepersepuluh juta kali kerapatan matahari dan
bagian luarnya terdiri dari gas yang sangat renggang.
Sebaliknya ujung kanan bawah deret utama terdiri dari
bintang yang merah, dingin, dan luminositasnya rendah.
Bintang ini jauh lebih kecil dari matahari, jejarinya sekitar
sepersepuluh jejari matahari dan lebih mampat. Bintang
seperti ini dinamakan bintang katai merah (red dwarf). Suhu
bintang ini sekitar 2700 K dan mutlaknya +13.
..(1)
Dengan menyelesaikan
didapatkan
persamaan (1) di
atas
maka
.(2)
Berdasarkan persamaan L = 4R4W ternyata luminositas
bintang tergantung pada suhu dan jejarinya. Mungkin saja
sebuah bintang luminositasnya (L) besar tetapi suhunya
rendah. Hal ini akan terjadi bila jejari R sangat besar. Dari
diagram HR kita bisa mengetahui suhu efektif bintang,
magnitudo mutlaknya, dan luminositas relatifnya terhadap
matahari.
Selanjutnya
dengan
menggunakan
persamaan (2) kita dapat menentukan jejari bintang.
Dengan mengeksplisitkan R dari persamaan (1) maka
didapatkan
atau
..(3)
..(4)
Bila periode orbit bintang diketahui yang biasanya dalam
puluhan tahun, maka massa bintang dapat diketahui dengan
menggunakan mekanika Newton dengan rumus.
M 1a 1 =
M2a2
....(5)
Gambar di bawah ini memberikan bagan sistem bintang ganda
M1 dan M2 dengan pusat massa bersama cm, dan jarak
masing-masing ke pusat massa adalah a1 dan a2.
...(6)
Di mana adalah panjang gelombang yang dipancarkan oleh
sumber, adalah perubahan panjang gelombang yang diukur
pengamat, c adalah laju cahaya, dan v adalah kecepatan relatif
sumber.
Bila gerak sumber relatif terhadap pengamat itu
menjauh, maka harga v positif dan bila gerak mendekat maka
harga v negative. Bila kecepatan relatif sumber terhadap
pengamat sangat kecil dibandingkan dengan laju cahaya
(v<<c), maka persamaan (6) di atas menjadi lebih sederhana,
yaitu:
...(7)
Dengan persamaan (7) kita bisa menghitung kecepatan
sumber relatif terhadap pengamat. Dalam spektrum kontinu,
adanya pergeseran Doppler tidak bisa diukur dengan cermat.
Vr = c. /
Bila Vr menandakan gerak resesi atau bintang menjauh
relatif terhadap pengamat, yang ditandai dengan pergeseran
garis spektrum ke arah merah. Bila Vr negatif menandakan
gerak mendekati yang ditandai dengan pergeseran spektrum
ke daerah biru atau ungu (violet).
Kecepatan Tangensial
Kecepatan tangensial adalah komponen kecepatan bintang
dalam arah tegak lurus dengan garis pandang pengamat. Kita
tidak bisa mengukur kecepatan sebenarnya (kecepatan ruang)
bintang itu secara langsung dari pergeseran Doppler
spektrumnya. Tetapi komponen kecepatan tangensialnya (v T)
tidak mungkin bisa diukur secara langsung. Namun untuk
bintang yang dekat kita bisa mengamati kecepatan anguler
yang disebabkan oleh kecepatan tangensialnya (v T) dalam
hubungan
vT =
d
..(8)
di mana gerak sejati bintang dan d adalah jarak bintang.
Jadi agar bisa mengetahui kecepatan tangensial suatu bintang,
kita harus tahu gerak sejati bintang () dan jaraknya d. Suatu
bintang A dilihat dari matahari S pada jarak d dan dalam arah
SA. Selama satu tahun bintang pindah dari A ke B dan muncul
dalam arah SD, dengan sudut (gerak sejati) dari SA. Gerak
radial bintang adalah AC dan gerak tangensialnya adalah AD.
Gerak tangensial AD dapat dipandang sebagai busur
lingkaran dengan jejari d yang berpusat di matahari. Busur
AD adalah bagian dari keliling lingkaran 2d, sehingga bila
gerak sejati itu 3600 maka busur AD = 2d. Gerak sejati ini
dinyatakan dalam detik busur pertahun (/tahun), sehingga
kita akan dapatkan,
(3600 = 1.296.000)
dalam
detik
busur
pertahun: = /th)
, sehingga dipermukaan
E=
+V
E=
=
E=
(12)
Keterangan:
E
= energi total foton
h
= konstanta Planck (h = 6,626 x 10-34 J.s)
c
= kelajuan cahaya dalam ruang hampa (2,998 x
8
10 m/s)
= panjang gelombang foton
G
= konstanta gravitasi universal (6,673 x 10-11 N.m2/kg2)
M
= massa bintang
R
= jari-jari bintang
Pada jarak yang sangat jauh dari bintang, misalnya di bumi,
maka foton berada di luar medan gravitasi bintang, namun
demikian energinya tetap sama. Energi foton sekarang
sepenuhnya merupakan energi elektromagnetik. Bila panjang
gelombang yang tiba di bumi itu adalah
maka energi
foton,
E = h =
.............................................(13)
Keterangan:
E
= energi yang dipancarkan ke bumi
h
= konstanta Planck (h = 6,626 x 10-34 J.s)
atau
..(14)
Keterangan:
z
= pergeseran merah gravitasi
G
= konstanta gravitasi universal (6,673 x 10-11 N.m2/kg2)
M
= massa bintang
c
= kelajuan cahaya dalam ruang hampa (2,998 x
8
10 m/s)
R
= jari-jari bintang
Perubahan
panjang
gelombang
ini
dinamakan
pergeseran merah gravitasi. Kebanyakan bintang termasuk
matahari, perbandingan M/R harganya terlalu kecil (dalam
orde 1021), sehingga pergeseran merah gravitasinya sangat
kecil (z 10-7) dibandingkan dengan pergeseran galaksi yang
teramati (z 0,1). Oleh karena itu Einstein menyarankan
menggunakan spektrum bintang katai putih karena bintang ini
sangat mampat dan ukurannya yang kecil, sehingga medan
gravitasi di permukaan bintang yang sangat kuat, dengan
demikian akan didapat pergeseran berada dalam batas
pengamatan (bisa teramati). Umumnya katai putih besarnya
sekitar sebesar bumi dan massa matahari sehingga didapat z
10-4.
Dengan menganalisis pergeseran merah gravitasi suatu
bintang dan dengan menggunakan persamaan (14) dan (13)
dalam menentukkan jejari bintang, kita dapat mencari massa
bintang. Popper adalah merupakan orang yang pertama
..(15)
Keterangan:
Rs
= jejari Schwarzchild
G
= konstanta gravitasi universal (6,673 x 10-11 N.m2/kg2)
M
= massa bintang
c
= kelajuan cahaya dalam ruang hampa (2,998 x
108 m/s)
Rs ini dinamakan jejari Schwarzchild. Suatu benda akan
menjadi lubang hitam bila seluruh massa benda berada di
sebelah dalam bola dengan jejari Rs tersebut.
Selanjutnya dari persamaan (15) kita akan dapatkan
....(16)
Dari persamaan (4.42) kita telah tahu bahwa,
adalah merupakan kecepatan lepas dari benda tersebut. Dari
kedua persamaan (4.42) dan (16) ini dapat disimpulkan bahwa
kecepatan lepas dari suatu benda dengan jejari R s sama
dengan laju cahaya. Suatu lubang hitam jejarinya R <
Rs sehingga ini berarti kecepatan lepas dari lubang hitam akan
lebih besar dari laju cahaya atau v e > c. Dengan demikian
cahaya sekalipun tidak bisa lepas dari lubang hitam.
Menurut teori relativitas Einstein, tidak ada kecepatan
yang melebihi laju cahaya, dan ini berarti tidak ada
sesuatupun yang bisa lepas dari lubang hitam tersebut. Salah
satu obyek yang oleh para astronom diyakini sebagai lubang
hitam adalah pasangan yang tak tampak dariCygnus X1 dengan massa sekitar 10 kali massa matahari dan dengan
jejari sekitar 10 km.