Anda di halaman 1dari 13

KISI DIFRAKSI

(Percobaan O.02)

A.PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan

: a. Memahami perbedaan antara laser dan cahaya biasa.


b. Memahami prinsip dasar difraksi oleh kisi.
c. Menentukan panjang gelombang sinar laser.

2. Hari, tanggal

: Sabtu, 15 Juni 2013

3. Tempat

: Lantai I, Laboratorium Fisika Dasar,Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Mataram.

B.ALAT DAN BAHAN


1.ALAT
a. Sumber laser (1 buah)
b. Penggaris
c. Statif (1 buah)
d. Layar (1 buah)
2.BAHAN
a. Kisi 100 mm/grs , 300 mm/grs , 600 mm/grs (1 buah).
C.LANDASAN TEORI
Suatu celah yang dikenai cahaya dari arah depan akan memproyeksikan bayangan
terang yang sebentuk dengan celah tersebut di belakangnya. Tetapi di samping itu,
terbentuk juga bayangan-bayangan terang yang lain dari celah tersebut di sebelah
menyebelah bayangn aslinya, dan yang semakin ke tepi, terangnya semakin merosot.
Jadi seolah-olah sinar cahaya yang lolos lawat celah itu ada yang dilenturkan atau

didifraksikan kea rah menyamping. Gejala difraksi demikian tak lain ialah interferensi
sinar-sinar gelmbang elektromagnetik cahaya dari masing-masing bagian medan
gelombang sebagai sumber gelombang cahaya (Soedojo,2004 : 123).
Laser adalah perangkat yang mengeluarkan cahaya melalui suatu proses disebut
emisi terangsang.Laser adalah kepanjangan dari Light Amplification by simulated
Emission of Radiation, yang artinya pembesaran cahaya oleh pancaran radiasi yang
terangsang.Laser merupakan perangkat yang menggunakan efek mekanika kuantum,
diinduksi atau merangsang emisi untuk menghasilkan sinar cahaya koheren.Cahaya
laser adalah geleombang elektromagnetik nampak yang berada dalam kisaran tertentu.
(http://id.shivong,com/exact-sciences/physich/228157-pengertian-laser-dan-definisilaser).
Interferensi cahaya adalah perpaduan antara dua buah gelombang cahaya atau
lebih.Syarat terjadinya interferensi cahaya yaitu sumber cahaya harus koheren
(frekuensi teteap,amplitudo tetap,dan beda fase tetap).Pola interferensi yang diuraikan
pada suatu arah sembarang sebelum mencapai titik yang diamati,masing-masing sinar
berasal dari celah yang berbeda pula.Jika gelombang yang datang pada kisi terdiri atas
beberapa panjang gelombang masing-masing akan menyimpan atau akan membentuk
maksimum pada arah yang berbeda (Hikam,2005: 20).

D.PROSEDUR PERCOBAAN
1.Sumber laser diletakkan pada meja, tepat mendatar dan tegak lurus pada layar atau
tembok.
2.Kisi difraksi diletakkan dengan jarak 30 dan 20 cm di depan lubang tempat sinar laser
keluar, sehingga pola difraksi terletak tepat horizontal pada layar.
3.Diukur jarak antara kisi difraksi dengan laser.
4.Diukur jarak tiap pola difraksi yang terjadi (terang ke-n) ke pola difraksi pusat.

E.HASIL PENGAMATAN
1. l = 0,3 m

a).Tabel jarak celah difraksi N+


No.

y(m)
100 grs/mm

300 grs/mm

1,9

x 10-2

5,8

x 10-2

3,8

x 10-2

12,2 x 10-2

5,8

x 10-2

20,5 x 10-2

7,9

x 10-2

10,1 x 10-2

12,6 x 10-2

15,3 x 10-2

18,2 x 10-2

600 grs/mm
12,5 x 10-2
36

x 10-2

b). Tabel jarak celah difraksi NNo.

y(m)
100 grs/mm

300 grs/mm

x 10-2

5,8

x 10-2

x 10-2

12,5 x 10-2

6,1 x 10-2

21,1 x 10-2

8,2 x 10-2

10,6 x 10-2

12,9 x 10-2

15,6 x 10-2

600 grs/mm
12,5 x 10-2
34,9

x 10-2

18,7 x 10-2

F.ANALISIS DATA
Y
L
L

N
d=
(grs/mm) (mm)

1/NY1(n=1)
(mm)

Y2(n=2)
(mm)

Y3(n=3)
(mm)

(mm)

500

6,51 x 10-4

100

1/100

165

330

300

1/300

500

1040

600

1/600

1090

L = 254 cm = 2540 mm
Menentukan Panjang Gelombang
Y = d sin
n= d sin
n= dy
L
= dy
nL

6,69 x 10-4
7,15 x 104

Panjang Gelombang N = 100

1 = dy1

nL
= 165 x 10-2
2540
= 6,49 x 10-4 mm

2 = dy2

nL
= 330 x 10-2
2 x 2540
= 6,49 x 10-4 mm

3 = dy3

nL
= 500 x 10-2
3 x 2540
= 6,56 x 10-4 mm
Panjang Gelombang Rata-rata
rata-rata =
n
= 1 + 2 + 3
N
= (6,49 + 6,49 + 6,56) x 10-4
3

= 6,51 x 10-4 mm
Standar Deviasi
SD =
=
= 4,06 x 10-6
%error = SD x 100%
r
= 4,06 x 10-6 x 100%
6,51 x 10-4
= 0,62 %
Panjang Gelombang
=r SD
= 6,51 0,0406) x 10-4 mm
(+) = r +SD
= 6,5506 x 10-4 mm
(-) = r SD
= 6,4694 x 10-4 mm
Panjang Gelombang N = 300

1 = dy1

nL
= 1/300 x 500
2540
= 6,56 x 10-4 mm

2 = dy2

nL
= 1/300 x 1040
2 x 2540
= 6,82 x 10 -4 mm
Panjang Gelombang Rata-rata
rata-rata =
n
= (6,5 + 6,82)10-4
2
= 6,69 x 10-4
Standar Deviasi
SD =
=
= 1,84 x 10 -5
% error = SD x 100%
r
= 1,84 x 10-5 x 100%
6,69 x 10-4
= 2,75%
Panjang Gelaombang
=r SD
= (6,69 0,184) x 10-4 mm

(+) = r +SD
= 6,874 x 10-4 mm
(-) = r SD
= 6,506 x 10-4 mm
Panjang Gelombang N= 600
= dy
nL
= 1/600 x 1090
2540
= 7,15 x 10-4 mm
G.PEMBAHASAN
Dari hasil analisa data dapat kita ketahui bahwa panjang gelombang pada tiap percobaan
dengan menggunakan ukuran kisi difraksi yang berbeda adalah hampir sama, yaitu
sekitar 6, 4694 x 10-4 7,15 x 10-4 mm. panjang gelombang ini tidak akan bertambah
ataupun berkurang walaupun menggunakan kisi difraksi yang berbeda, karena kisi
difraksi hanya melenturkan gelombang cahaya laser.
Pada praktikum ini, bisa kita lhat dari hasil pengamatan bahwa jika jumlah celahnya
berbeda, walaupun n nya sama, jarak dari terang pusat ke terang ke-n tidak
sama.Kisiyang memiliki 300 celah dalam tiap baris menghasilkan jarak yang lebih besar
dari titik pusat ke pita terang ke-n dibandingkan kisi difraksi 100 celah. Hal itu
dikarenakan gelombang dari satu celah dan gelombang lain dari yang kedua yang
berjarak beberapa ratus celah bisa tepat berlawanan fase;semua atau hampir semua
cahaya akan saling meniadakan dengan cara ini. Jadi, cahaya yang terlihat akan semakin
jauh dari terang pusat jika celah kisi semakin banyak.
Pada percobaan dengan kisi difraksi 600 celah, hanya dilakukan satu kali percobaan saja.
Hal itu dikarenakan jarak antar cahayanya terlalu jauh sehingga sulit untuk diukur.
H. KESIMPULAN
1. Laser merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki intensitas sangat kuat
yang
memiliki
sifat
monokromatik,koheren,dan
menuju
ke
satu
arah.Sedangkan,cahaya biasa memiliki sifat yang menuju ke segala arah dan
memiliki frekuensi yang berbeda-beda.

2.

DAFTAR PUSTAKA

Hikam.2005. Eksperimen Fisika Dasar untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana.


Soedojo, Peter, B.Sc.2004. Fisika Dasar. Yogyakarta : UGM.
http://id.shivong,com/exact-sciences/physich/228157-pengertian-laser-dan-definisi-laser.
Diunduh tanggal 16 Juni 2013 pukul 14.35 WITA.

ACARA III
KAPASITAS KAPASITOR

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan

:a. Menentukan kapasitas kapasitor yang tidak diketahui melalui


perbandingan dengan menggunakan bantuan pembagian
tegangan kapasitif.
b. Menentukan kapasitas kapasitor lempeng.

2. Hari, tanggal

: Sabtu,11 Mei 2013.

3. Tempat

: Laboratorium Fisika Dasar,Lantai II, Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B.ALAT dan BAHAN

C.LANDASAN TEORI
D.PROSEDUR PERCOBAAN
1.Dirangkai alat seperti pada gambar
2.Diukur tegangan masuknya.Dipasang kapasitas kapasitornya

E.HASIL PENGAMATAN

Tegangan Sumber

V C1 (mV)

V C2 (mV)

2V

29,3

30,2

4V

52,7

12,7

6V

42,0

56,6

8V

43,0

3,9

10 V

31,2

4,5

Kapasitor Lempeng = 0,473 F


C2 = 10 F

F.ANALISIS DATA
1. C2 = 10 F
V1 = 29,3 mV
V2 = 30,2 mV
C1 = C2 .V2
V1
= 10 . 30,2
29,3
= 10,307 F

2. C2 = 10 F
V1 = 52,7 mV
V2 = 12,7 mV
C1 = C2 .V2
V1
= 10 . 12,7
52,7
= 2,410 F
3. C2 = 10 F
V1 = 42 mV
V2 = 56,6 mV
C1 = C2 .V2
V1
= 10 . 56,6
42
= 13,476 F
4. C2 = 10 F
V1 = 43 mV
V2 = 3,9 mV
C1 = C2 .V2
V1
= 10 . 3,9
43

= 0,907 F
5. C2 = 10 F
V1 = 31,2 mV
V2 = 4,5 mV
C1 = C2 .V2
V1
= 10 . 4,5
31,2
= 1,442 F
G.PEMBAHASAN
Kapasitor merupakan komponen yang dapat menyimpan muatan listrik. Pada percobaan
ini, kita mencoba untuk menghitung kepasitas kapasitor yang belum diketahui (C1),
kemudian kita bandingkan hasil perhitungan tersebut dengan nilai kapasitor C1 yang
sebenarnya. Di mana, nilai sebenarnya setelah diukur dengan multimeter adalah 0,473 F.
Dari hasil analisa data, diperoleh bahwa nilai kapasitor C 1 berbeda-bed dan tidak sesuai
dengan nilai sebenarnya. Hal ini karena ketidaktelitian dalam pengukuran tegangan pada
C1 maupun C2, karena angka pada multimeter berubah begitu cepat sehingga sulit
menentukan angka yang pertama kali ditampakkan pada multimeter saat pengukuran
tegangan. Selain itu, pada pengukuran tegangan untuk C1, saat kabel penghubung dilepas,
harus sesegera mungkin diukur tegangannya. Jika terlalu lama, maka nilai nilai tegangan
yang terbaca akan semakin kecil. Sementara intuk memperoleh nilai kapasitor sebesar
0,473 F, sementara nilai kapasitor C2 10 F, maka tegangan pada C1 haruslah lebih besar
dari tegangan pada C2. Hal tersebut sesuai dengan perbandingan:
C1 V 1 = C 2 V 2
Selain ketidaktelitian dari para praktikan, faktor kelayakan alat juga perlu diperhitungkan.
Bisa saja beberapa alat yang digunakan sebenarnya tidak layak pakai tapi tetap saja
digunakan karena belum dicek ulang.
Pada praktikum ini, kami melakukan dua kali pengulangan untuk memastikan kebenaran
pengukuran pada percobaan yang pertama. Ternyata hasilnya sangat jauh berbeda dengan
pengukuran pertama. Itu menandakan kalau alat yang dignakan juga perlu dipertanyakan
kelayakannya, karena pada pengukuran yang kedua kami mengganti multimeter yang
pertama kami gunakan.

H.KESIMPULAN
1. Kapasitas kapasitor adalah kemampuan atau kapasitif suatu bahan untuk menyimpan
muatan listrik.
2. Jika jarak antar lempeng semakin jauh, maka kapasitornya semakin kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C.2001.Fisika Jilid 2.Jakarta : Erlangga.
Soedojo, Peter, B.Sc.2004. Fisika Dasar. Yogyakarta : UGM.

Anda mungkin juga menyukai