OLEH
Kelompok 1:
DOSEN : Dr. Febriyanto , M.Pd
2021
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga,
maupun pikiran kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang “Transformasi Galileo dan Kegagalan Hipotesis Eter” tepat
pada waktunya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus
berupa ajaran agama yang sempurna.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
2.1 Transformasi Galileo.................................................................................................6
2.2 Transformasi Galileo Untuk Kecepatan.....................................................................8
2.3 Transformasi Galileo Untuk Percepatan.................................................................10
2.4 Kegagalan Hipotesis Eter.........................................................................................11
BAB III................................................................................................................................15
PENUTUPAN.......................................................................................................................15
3.1 Kesmpulan..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Suatu benda dikatakan bergerak relatif terhadap benda lain jika dalam
selang waktu tertentu posisi relatif benda yang bersangkutan berubah
terhadap benda lain. Sebaliknya, jika posisi relatifnya tidak berubah, maka
benda yang bersangkutan dikatakan dalam keadaan alamiah. Keadaan diam
atau gerak suatu benda merupakan konsep yang relatif, artinya bergantung
pada keadaan relatif suatu benda terhadap benda lain yang dijadikan acuan.
Untuk menggambarkan gerak suatu benda, seorang pengamat harus
menentukan kerangka acuan untuk menganalisis gerak benda tersebut,
inersia yang digunakan sebagai acuan.
Dalam makalah ini pembahasan masalah relativitas terbatas pada
masalah relativitas khusus yang berkaitan dengan transformasi Galileo dan
kegagalan hipotesis eter. Kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan
konstan adalah kerangka acuan inersia. Sebuah kerangka acuan inersia yang
berosilasi pada kecepatan konstan (dan tidak berputar) terhadap kerangka
acuan inersia lain juga merupakan kerangka acuan inersia.
Kerangka acuan yang dipercepat ke kerangka acuan inersia bukanlah
kerangka acuan inersia. Dalam kerangka acuan inersia berlaku hukum
pertama Newton yaitu hukum inersia; dimana benda yang diam akan tetap
diam dan benda yang bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan
konstan dalam garis lurus jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda
tersebut.
5
Bab II
PEMBAHASAN
6
sama seperti ketiga koordinat ruang. Penulisan seperti (x,y,z,t ) menyatakan harga
x, y, z dan t adalah relatif. Kita asumsikan bahwa jam pada masing-masing pada
kerangka acuan telah disinkronkan sedemikian sehingga hubungan antara
pembacaan jam pada dua kerangka acuan saat t = 0 , kedua titik asal O dan O'
adalah berhimpit dan kecepatan relatif antara kedua kerangka acuan adalah v
dalam arah-x. Pada saat t=t’ titik asal akan berpindah sejauh vt=vt’.
Dua buah kerangka acuan S dan S' bergerak relatif satu sama lain dengan
kecepatan v searah sumbu-x
7
…….(1)
Contoh soal:
8
interval waktu dari t1 hingga t2. Pengamat kemudian mendapatkan
dalamkerangka acuan S:
Sedangkan dalam S’
Sehingga diperoleh:
Ini adalah transformasi Galileo untuk kecepatan. Persamaan yang sama juga
diperoleh dengan cara mendiferensialkan persamaan (1) terhadap waktu
dengan mengingat bahwa t’=t ,
9
Dari persamaan diatas, kita dapat memperoleh transformasi balik dari S' ke
S untuk kecepatan sebagai berikut:
10
Sehingga diperoleh
2.4 Kegagalan Hipotesis Eter
11
Galilea c = c – u. Hubungan ini akan diuji secara eksperimental oleh beberapa
ilmuwan.
Pada tahun 1887, Albert A. Michelson (1852 - 1931) dan Edward
W. Morlqy (1838-1932) mencoba mengukur kecepatan aliran eter menggunakan
interferometer optik yang sangat sensitif yang dikenal sebagai interferometer
Michelson, jika eter benar-benar ada. Interferometer Michelson adalah
seperangkat peralatan yang memanfaatkan fenomena interferensi
cahaya. Interferensi cahaya sendiri merupakan gabungan dari dua gelombang
cahaya.
12
percobaan ini, misalkan Dalam kerangka acuan S yang dipilih, kecepatan cahaya
ke segala arah adalah sama, yaitu c. dan bumi bergerak dengan kecepatan V
dalam arah x positif terhadap kerangka acuan S. Jadi menurut seorang pengamat
di bumi besar kecepatan cahaya adalah c - V. Waktu yang diperlukan cahaya
untuk menempuh jarak dari beam splitter A ke cermin datar B dengan
kecepatan c : V dan kembali ke A dengan kecepatan c + V setelah dipantulkan
oleh cermin datar B :
Waktu yang diperlukan cahaya untuk menempuh jarak dari pembagi berkas A ke
cermin datar C dan kembali ke A (dengan kecepatan c) setelah dipantulkan oleh
cermin datar C:
13
Alat tersebut kemudian diputar 90⁰, sehingga peran l₁ dan l₂, serta t₁ dan t dapat
dipertukarkan (menjadi t₁ dan t₂). Jadi selisih waktu tempuh :
Dengan putaran pahat sebesar 90⁰ diharapkan akan terjadi pergeseran pola
interferensi yang diamati oleh detektor D sebesar:
Michelson dan Morley melakukan percobaan dengan menggunakan
ukuran (l₁ + l₂) = 22 m, = 5,9 x 10⁷ m, sedangkan kecepatan V sesuai dengan
kecepatan gerak bumi mengelilingi matahari, yaitu sekitar 30 km/s. Untuk nilai
tersebut diharapkan nilai 0,37 cukup signifikan. Berdasarkan pengamatan,
ternyata tidak terjadi pergeseran pola interferensi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kecepatan cahaya adalah konstan terlepas dari kerangka
pengamatan. Hasil ini juga menunjukkan bahwa eter yang berfungsi untuk
merambatkan cahaya dan gelombang elektromagnetik lainnya tidak ada. Karena
jika ada, ia harus memiliki kecepatan relatif V terhadap matahari dan bintang-
bintang lainnya sebesar 30 km/s sehingga pergeseran pola interferensi akan
14
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesmpulan
1. Hipotesis tentang eter tidak benar, eter tidak ada, dan Cahaya tidak
membutuhkan medium untuk merambat
2. Kecepatan cahaya adalah sama ke segala arah, tidak bergantung pada
kerangka acuan universal dan setara dengan C=3x10⁸ m/s
15
DAFTAR PUSTAKA
Arianto dkk. 2008. Materi Teori Relativitas. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Enstein, A. 1961. Relativitys The Special & the General Theory. New York: Wing Books.
Kusminarto. 1993. Pokok-pokok Fisika Modern. Jakarta: Depdikbud, Dikti, Proyek PTK
PT.
16