“ RELATIVITAS KHUSUS ”
DI SUSUN OLEH:
Selaku manusia biasa, kami menyadari bahwa dalam hasil makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu
kami sangat membutuhkan kritik dan saran. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Fisika Kuantum jurusan
Fisika, Universitas Negeri Medan.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Prinsip relativitas yang digunakan para fisikawan klasik adalah
berdasarkan transformasi Galileo. Transformasi ini bermanfaat untuk
memeriksa pertanyaan yang telah dilontarkan sebelumnya tentang kondisi
hukum-hukum fisika dalam kerangka acuan yang berbeda. Dalam hal ini, kita
memerlukan suatu kerangka acuan inersial, yaitu kerangka acuan di mana
hukum pertama Newton berlaku. Dengan kata lain, 3 kerangka inersial adalah
suatu kerangka yang berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan terhadap kerangka acuan lainnya pada suatu garis lurus.
Sedangkan Lorentz telah menurunkan persamaan transformasi dengan
menganggap bahwa kecepatan cahaya tetap sama di semua kerangka acuan
inersial dan koordinat waktu (t) juga tidak sama di kerangka acuan inersial yang
berbeda Sebagai hukum fisika. Berikut kita akan membahas lebih jelas tentang
dasar hukum relatifitas.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari materi adalah :
1. Apa konsep transformasi Galileo
2. Apa konsep transformasi Lorenz
3. Bagaimana aturan penjumlahan kecepatan dan penerapan dalam fisika
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari mempelajari efek compton :
1. Memahami konsep transformasi Galileo
2. Mempelajari konsep transformasi Lorenz
3. Memahami aturan penjumlahan kecepatan dan penerapan dalam fisika
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Transformasi Galileo
Peristiwa dalam fisika didefinisikan sebagai segala sesuatu yang terjadi
pada suatu titik tertentu dalam ruang dan pada sautu waktu tertentu. Gerak
sebuah benda merupakan sebuah rentetan acuan pengamatan terhadap gerak
benda tersebut. Tanpa sistem kerangka acuan konsep gerak benda tidak ada
artinya.
Apabila Anda hendak mempelajari benda yang sedang bergerak dalam
arah horizontal, Anda dapat memilih sebuah kerangka acuan yaitu suatu tempat
tertentu yang diam terhadap benda tersebut. Anda dapat pula memilih kerangka
acuan lain, yang bergerak dengan kecepatan tetap terhadap benda tersebut.
Menurut seorang pengamat dalam kerangka acuan ini, benda tersebut sedang
melakukan gerakan dalam arah horizontaldengan kecepatan tetap.
Kerangka acuan yang diam atau bergerak dengan kecepatan tetap
terhadap benda yang sedang diamati tersebut dikenal dengan nama kerangka
acuan inersial. Dengan demikian, semua gerak akan dapat dinyatakan sebagai
gerak relatif terhadap suatu kerangka acuan tertentu yang melekat dengan
pengamat atau sebagai tempat melakukan pengamatan. Pada dasarnya, ada
kebebasan untuk memilih kerangka acuan ini.
Akan tetapi, tentu saja dalam praktiknya Anda akan memilih kerangka
acuan yang memungkinkan penyelesaian persoalan dengan cara yang paling
sederhana. Kerangka acuan yang telah dipilih untuk menelaah suatu peristiwa
fisika selalu dapat dikaitkan dengan suatu sistem koordinat tertentu.
Selanjutnya, hukum-hukum fisika yang berlaku dalam kerangka acuan yang
telah dipilih dinyatakan dalam sistem koordinat tersebut.
Prinsip relativitas Galileo dikenal pula sebagai prinsip relativitas klasik.
Karena hanya berkaitan dengan hukumhukum gerak Newton. Persoalan
perambatan gelombang elektromagnetik (cahaya) tidak ditinjau dalam prinsip
ini. Prinsip relativitas Galileo tersebut dibangun berdasarkan dua postulat antara
lain sebagai berikut.
• Waktu adalah besaran mutlak.
2
• Hukum-hukum gerak Newton tidak berubah bentuk (invarian)
Selanjutnya kita akan menurunkan transformasi koordinat yang memenuhi
prinsip relativitas Galileo tersebut. Transformasi ini dikenal dengan nama
transformasi Galileo.
𝑑𝑥 ′
𝑣′𝑥 = = 𝑣𝑥 − 𝑣
𝑑𝑡 ′
(2)
𝑑𝑥 ′
𝑣′𝑦 = = 𝑣𝑦
𝑑𝑡 ′
(3)
𝑑𝑥 ′
𝑣′𝑧 = = 𝑣𝑧
𝑑𝑡 ′
(4)
3
yang setara dalam kerangka acuan yang lain. Persyaratan kedua mensyaratkan
bahwa kelajuan cahaya c baik ditentukan oleh K atau K' harus sama. Jika kita
ukur kelajuan cahaya dalam arah x dalam system K ternyata c dan dalam system
K' akan menjadi c' = c-v.
Contoh Soal
Penyelesaian:
= 400m-200m = 200m
4
𝑥 ′ = 𝑌(𝑥 − 𝑣. 𝑡), 𝑦 ′ = 𝑦, 𝑧 ′ = 𝑧 dan 𝑡 ′ ≠ 𝑡
(1)
Misalkan kecepatan Hasan berjalan terhadap kerangka acuan S’ diganti dengan
cahaya yaitu v’ = c, maka menurut postulat Einstein yang kedua menyatakan
bahwa pengamat pada kerangka acuan S akan mendapatkan v = c, maka
didapatkan bahwa :
x = c.t
(2)
dan
x’ = c.t’
(3)
Bila nilai x’ dan t’ dimasukkan pada persamaan (3) didapatkan :
(4)
Berdasarkan persamaan ini bila yang mengandung nilai x dijadikan satu pada
ruas kiri didapat :
(5)
Sehingga transformasi Lorentz dituliskan menjadi :
5
Contoh Soal
Seorang pengamat yang diam di bumi mengamati sebuah benda langit pada jarak
16 x 108 m dengan menggunakan sebuah teleskop. Jika sebuah pesawat antariksa
melintasi pengamat tersebut dengan kecepatan konstan 0,1c lurus kearah benda
langit tersebut, tentukanlah jarak benda langit dari pesawat antariksa setelah 10
sekon?
Pembahasan :
Diketahui :
x = 16 x 108 m
v = 0,1c
t = 10s
6
Teori relativitas khusus yang pertama digagas oleh Einstein memiliki dua
postulat atau konsep: pertama, hukum fisika berlaku untuk tiap objek dalam semua
kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap (inersia) terhadap yang lain.
Artinya, bentuk persamaan fisika akan selalu sama walaupun diamati dalam
keadaan bergerak.Konsep kedua menyebut bahwa kelajuan cahaya dalam ruang
hampa selalu sama untuk semua pengamat dan tidak bergantung pada gerak sumber
cahaya maupun pengamatnya (dengan kecepatan cahaya c = 3×108 m/s).
Tinjaulah sebuah partikel yang bergerak dengan kelajuan u' terhadap kerangka
acuan S', dimana kerangka acuan S' tersebut bergerak dengan kelajuan konstan v
7
terhadap kerangka acuan S. Secara klasik kecepatan partikel relative terhadap S
dapat dituliskan u = u'+v. Dimana u merupakan perubahan posisi partikel terhadap
waktu menurut S, dan u' adalah perubahan posisi partikel terhadap waktu menurut
S'.
1.Cahaya
Terkait hal ini, Moore memiliki penjelasan kenapa cahaya juga menjadi bukti dari
teori relativitas. ''Tidak hanya medan magnet, cahaya juga tidak akan kita kenal
seperti sekarang, karena relativitas membutuhkan perubahan dan pergerakan di
medan elektromagnetik dalam sebuah kurun waktu serta tidak terjadi secara instan.
Jika relativitas tidak membutuhkan syarat ini, maka perubahan di medan listrik akan
terjadi secara instan, tidak melalui gelombang magnetik. Alhasil, magnet dan
cahaya akhirnya tidak diperlukan,'' kata Moore.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip relativitas Galileo dikenal pula sebagai prinsip relativitas klasik.
Karena hanya berkaitan dengan hukumhukum gerak Newton. Persoalan
perambatan gelombang elektromagnetik. Sedangkan Kerangka acuan sendiri bisa
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu inersia (bergerak relative dengan kecepatan konstan)
dan non-inersia (mengalami percepatan, bergerak melengkung, gerak rotasi dengan
kecepatan sudut konstan). Istilah “transformasi Lorentz ini hanya mengacu pada
transformasi antar kerangka inersia, biasanya dalam konteks relativitas khusus.
Einstein menyatakan bahwa kelajuan cahaya sama bagi semua pengamat, tidak
bergantung gerak sumber maupun pengamat. Tetapi ketika kita berada dalam suatu
kerangka yang bergerak konstan terhadap kerangka lain, dalam kerangka pertama
kita menembakkan cahaya ke arah depan, pengamat dalam kerangka lain tentunya
akan mendapatkan bawah kelajuan cahaya akan lebih besar.
3.2 Saran
Adapun saran dari makalah ini diharapkan dapat membantu dalam
memahami, mengerti terutama materi relativitas khusus sebagai referensi dalam
pembelajaran, terutama untuk mendalami materi – materi sehingga dapat
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dan menerapkan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
11