DAR 2/Profesional/184/021/2018
2018
-
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan ………………………………..………………………… 1
B. Capaian pembelajaran …....………………………………………… 1
C. Petunjuk penggunaan ………….............................................……… 1
D. Materi Pembelajaran ……………………………..………………… 2
Transformasi Koordinat Galileo …………...……...…………… 2
Eksperimen Michelson Morley ………………………………… 10
Postulat Einstein …...…...…..………………………………….. 12
Transformasi Lorentz …………………………………………... 18
Momentum dan energi relativistic ……………………………... 24
- iv -
- v-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
A. PENDAHULUAN
Modul ini merupakan modul yang termasuk pada bagian Fisika Modern.
Pembahasan pada materi ini ditujukan agar mahasiswa menguasai konsep fisika
modern secara mendalam. Isi modul meliputi transformasi koordinat Galileo,
postulat Einstein, transformasi Lorentz, kontraksi panjang, dilatasi waktu, massa,
momentum dan energi relativistik. Materi pembelajaran disajikan dalam uraian
dan disertai dengan pemaparan dalam video. Pada bagian akhir diberikan test
untuk mengetahui tingkat pemahaman.
Bahan dalam modul ini akan digunakan pada modul yang lain yaitu konsep
dan fenomena kuantum khususnya pada pembahasan efek Compton, modul teori
atom dan modul fisika inti.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
C. PETUNJUK PENGGUNAAN
- 1-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Transformasi Galileo
- 2-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Hal ini bisa diperluas, kerangka acuan lain yang bergerak dengan kecepatan
konstan terhadap kerangka acuan yang inersial juga akan menjadi kerangka acuan
yang inersial. Hukum-hukum fisika yang mempunyai bentuk persamaan yang
sama untuk semua pengamat yang berbeda gerakan dan berbeda tempat disebut
kovarian.
Kita akan melihat persamaan untuk suatu kejadian atau peristiwa dilihat di
kerangka acuan yang berbeda. Coba perhatikan kerangka acuan pada gambar 1.1.
Kerangka acuan pertama S adalah kerangka acuan yang diam. Sedang kerangka
acuan kedua (S’) adalah kerangka acuan yang bergerak ke arah sumbu x positip
dengan kecepatan tetap v. Pada saat awal yaitu t=t’=0, kedua kerangka acuan
berimpit.
y y’ P
vt x’
x O’ x’
S’
O
S
z z’
Gambar 1.1. Sebuah letusan terjadi di titik P, dipandang dari kerangka acuan
S yang diam dan kerangka acuan S’ yang bergerak dengan kecepatan v terhadap S.
- 3-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Perhatikan kembali gambar 1.1 di atas. Ketika terjadi letusan pada saat t,
kerangka acuan S’ sudah berpindah sejauh v t. Pada arah mendatar, menurut
pengamat di S, titik P berjarak x dari pusat koordinat O, sedang menurut
pengamat di S’, berjarak x’ dari pusat koordinat O’. Sedang pada arah vertikal
titik P berjarak y (menurut pengamat di S) dan y’ (menurut pengamat di S’).
Demikian pula untuk posisi ke arah sumbu z, menurut pengamat di S dan S’
adalah z dan z’ . Karena itu dan dari gambar kita dapat memperoleh hubungan
sebagai berikut:
𝑥′ = 𝑥 − 𝑣 𝑡 (1.1a)
𝑦′ = 𝑦 (1.1b)
𝑧′ = 𝑧 (1.1c)
𝑡′ = 𝑡 (1.1d)
𝑥 = 𝑥′ + 𝑣 𝑡 (1.2a)
𝑦 = 𝑦′ (1.2b)
𝑧 = 𝑧′ (1.2c)
𝑡 = 𝑡′ (1.2d)
Contoh soal 1:
- 4-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Jawab:
𝑥1′ = 𝑥1 − 𝑣 𝑡 = 𝐴 − 𝑣 𝑡
𝑥2′ = 𝑥2 − 𝑣 𝑡 = 𝐴 + 𝑙 − 𝑣 𝑡
𝑙 ′ = 𝑥2′ − 𝑥1′
𝑙 ′ = 𝐴 + 𝑙 − 𝑣 𝑡 − (𝐴 − 𝑣 𝑡)
𝑙′ = 𝐴 + 𝑙 − 𝑣 𝑡 − 𝐴 + 𝑣 𝑡
𝑙′ = 𝑙
Contoh soal 2:
Jawab:
- 5-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
𝑑𝑥
𝑣𝑥 = 𝑑𝑡
𝑑𝑥′
𝑣𝑥′ =
𝑑𝑡′
𝑑𝑥 ′ = 𝑑𝑥 − 𝑣 𝑑𝑡
dt’ = dt,
𝑑𝑥 − 𝑣 𝑑𝑡
𝑣𝑥′ =
𝑑𝑡
atau
𝑣𝑥′ = 𝑣𝑥 − 𝑣
𝑣𝑥′ = 𝑣𝑥 − 𝑣 (1.3a)
𝑣𝑦′ = 𝑣𝑦 (1.3b)
𝑣𝑧′ = 𝑣𝑧 (1.3c)
- 6-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
𝑣𝑥 = 𝑣𝑥′ + 𝑣 (1.4a)
𝑣𝑦 = 𝑣𝑦′ (1.4b)
𝑣𝑧 = 𝑣𝑦′ (1.4c)
Perhatikan baik-baik persamaan (1.3) dan (1.4) berlaku untuk kerangka acuan S’
yang bergerak ke arah sumbu x positip. Bila arah geraknya terbalik, ke arah
sumbu x negatip maka tanda plus dan minusnya harus juga dibalik.
Contoh soal 3:
Diketahui jalan raya yang sejajar dengan rel kereta api pada arah utara-
selatan. Mobil Agung bergerak ke utara dengan laju 120 km/jam terhadap
jalan, sedang motor Budi menuju ke selatan dengan laju 60 km/jam.
Candra naik kereta api juga bergerak ke utara dengan kelajuan
100km/jam terhadap stasiun. Tentukan
Jawab:
Pandang arah utara sebagai arah x positip dan arah selatan sebagai x
negatip.
- 7-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
vx = 120 km/jam
vx = - 60 km/jam
vx = 100 km/jam
- 8-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Contoh soal 4:
Jawab:
𝑑𝑣𝑥
𝑎𝑥 = 𝑑𝑡
𝑑𝑣𝑥′
𝑎𝑥′ =
𝑑𝑡′
dengan
𝑑(𝑣𝑥 − 𝑣) 𝑑𝑣𝑥
𝑎𝑥′ = =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑎𝑥′ = 𝑎𝑥
Dari pembahasan dan contoh di atas kita ketahui bahwa pada transformasi Galileo
untuk panjang, selang waktu dan percepatan dihasilkan nilai yang sama, tetap atau
disebut invarian.
- 9-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
2. Eksperimen Michelson-Morley
Selama ini kita menghitung kecepatan cahaya terhadap pengamat yang diam
di bumi. Bagaimana dengan ether? Bumi bergerak mengelilingi matahari dengan
kecepatan 30 km/s. Bagi orang yang diam di bumi, berarti ether bergerak dengan
kecepatan 30 km/s pula dengan arah kebalikan arah gerak bumi mengelilingi
matahari. Cahaya ke arah utara akan tegak lurus terhadap kecepatan ether, sedang
yang ke timur searah. Karena itu sesuai transformasi Galileo, kecepatan cahaya di
bumi dapat berbeda tergantung pada arahnya. Benarkah demikian? Bagaimana
hal ini bisa ditunjukkan dengan eksperimen?
- 10 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
gambar terlihat dua berkas terpisah, ini dibuat agar terlihat jelas. Dalam praktek
kedua berkas menyatu, tidak terpisah)
C1
S
BS
C2
pengama
t
- 11 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
3. Postulat Einstein
Apa konsekuensi dari postulat ini? Pandang sebuah kejadian yaitu seseorang
berada di dalam kereta, seperti pada gambar 3.1. Kereta bergerak dengan
kecepatan v, searah sumbu x positip. Kereta ini juga dijadikan kerangka acuan S’.
Di dalam kereta juga terdapat jam untuk mengukur selang waktu.
d
d
S’
t’=0 t’
Gambar 3.1. Lintasan cahaya pada arah vertikal di dalam kereta yang bergerak,
menurut orang yang berada di dalam kereta ( S’ ).
- 12 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Pada saat t’ = 0, orang menyalakan sinar dari lantai kereta ke arah cermin di
bagian atas. Selanjutnya orang tersebut akan mendeteksi pantulan cahaya di lantai,
setelah selang waktu . Jika tinggi kereta adalah d, menurut orang di dalam
kereta berarti cahaya telah menempuih lintasan sejauh 2 d selama selang waktu
. Dengan kecepatan cahaya sebesar c, kita mendapatkan persamaan
2𝑑
𝑇0 = (3.1)
𝑐
Bagaimana menurut orang yang berada di luar kereta? Akan tetapi menurut
orang yang diam di bumi pada kerangka acuan S, lintasan cahayanya akan terlihat
seperti gambar 3.2.
l l
d
x=0 v /2 v
S
Gambar 3.2. Lintasan cahaya di dalam kereta yang bergerak, menurut pengamat
yang ada di bumi ( S ).
Pada saat awal penyalaan sinar, kereta masih berada di posisi x=0. Pantulan
cahaya terdeteksi setelah selang waktu . Pada saat ini kereta telah bergerak
sejauh v
2𝑙
𝑇= (3.2)
𝑐
𝑣𝑇 2
𝑙2 = 𝑑2 + ( ) (3.3)
2
- 13 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Dengan memasukkan persamaan (3.1) dan (3.2) ke dalam persamaan (3.3) kita
akan mendapatkan persamaan
𝑐 2 𝑐 2 𝑣 2
(2 𝑇) = (2 𝑇0 ) + (2 𝑇) (3.4)
atau
𝑇0
𝑇= (3.5)
√1− 𝑣 2 ⁄𝑐 2
Nilai kelajuan v jauh lebih kecil dari kelajuan cahaya c, karena itu penyebut
dalam persamaan (3.5) bernilai kurang dari 1. Dengan demikian persamaan (3.5)
menunjukkan bahwa selang waktu yang teramati oleh pengamat yang bergerak
terhadap benda ( T ) lebih lama dibandingkan dengan yang teramati oleh
pengamat yang diam / berada di tempat kejadian (). Kejadian ini disebut
dilatasi waktu. Selang waktu menurut pengamat yang berada di tempat kejadian
di sebut waktu wajar (proper time).
Untuk lebih memahami gejala ini, silahkan anda lihat pada video tentang
penjelasan Time Dilation ini. Jalankan video 1.1 dengan mengklik ikon di bawah.
- 14 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
L0
t’=0
S’ t’
L0
Gambar 3.3. Lintasan cahaya pada arah 15horisontal di dalam kereta yang
bergerak, menurut orang yang berada di dalam kereta ( S’ ).
Dari gambar 3.3, selang waktu dari saat penyalaan sampai kembali ke detektor
adalah . Selama selang waktu tersebut cahaya telah menempuh jarak sejauh 2L0,
sehingga berlaku hubungan
2𝐿0
𝑇𝑜 = (3.6)
𝑐
Sedang menurut pengamat yang ada di bumi (kerangka acuan S), kejadian
tersebut dapat diurutkan seperti pada gambar 3.4. sebagai berikut
t=0
t1
t
Gambar 3.4. Urutan kejadian pada cahaya yang merambat ke arah horisontal di
dalam kereta yang bergerak, menurut orang yang berada di bumi ( S ).
- 15 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Pada saat t=0, nyala mulai di ujung kereta sebelah kiri. Cahaya mencapai
cermin di ujung kanan kereta setelah selang waktu t1. Pada keadaan ini cahaya
telah menempuh jarak L+ v t1, sehingga berlaku hubungan
𝐿+𝑣 ∆𝑡1
∆𝑡1 = (3.7)
𝑐
atau
𝐿
∆𝑡1 = (3.8)
𝑐−𝑣
Selanjutnya cahaya akan dipantulkan balik, dan mencapai detektor di ujung kiri
pada saat t=t. Detektor ini berada pada jarak v t, dihitung dari awal gerak.
Selama selang waktu antara (t - t1 ) cahaya telah menempuh jarak (L+ v t1 - v
t ) yang memenuhi persamaan
𝐿+𝑣 ∆𝑡1 −𝑣 ∆𝑡
∆𝑡 − ∆𝑡1 = (3.9)
𝑐
atau
𝐿
∆𝑡 − ∆𝑡1 = (3.10)
𝑐+𝑣
𝐿 𝐿 2𝐿𝑐
∆𝑡 = + = (3.11)
𝑐+𝑣 𝑐− 𝑣 𝑐 2 −𝑣 2
- 16 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
2𝐿𝑐 𝑇𝑜
= (3.12)
𝑐 2 −𝑣 2 √1− 𝑣 2 ⁄𝑐 2
2𝐿𝑐 2 𝐿0
= (3.12)
𝑐 2 −𝑣 2 𝑐 √1− 𝑣 2 ⁄𝑐 2
atau
2𝐿𝑐 2 𝐿0
= (3.13)
𝑐 2 −𝑣 2 √𝑐 2 − 𝑣 2
𝑣2
𝐿 = 𝐿0 √1 − (3.14)
𝑐2
Sesuai dengan persamaan (3.14) panjang kereta terlihat lebih pendek menurut
orang yang bergerak terhadap kereta itu. Hal ini disebut ada kontraksi panjang.
Penjelasan gejala ini juga dapat dilihat pada video Length Contraction di
bawah ini. Marilah kita mulai dengan melihat video1.2. Jalankan video 1.2
dengan mengklik ikon di bawah.
- 17 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
4. Transformasi Lorentz
y y’
P
v
S S’
O O’ x x’
z z’
’
Gambar 4.1. Kerangka acuan yang diam S dan kerangka acuan yang bergerak
dengan kecepatan v ke arah sumbu x positip.
Pada saat awal, yaitu t=t’=0, kedua kerangka acuan berimpit atau x=x’=0.
Transformasi koordinat menurut Lorentz mengikuti:
𝑥−𝑣 𝑡
𝑥′ = (4.1a)
√1− (𝑣/𝑐)2
𝑦′ = 𝑦 (4.1b)
𝑧′ = 𝑧 (4.1c)
𝑡− (𝑣/𝑐 2 ) 𝑥
𝑡′ = (4.1d)
√1− (𝑣/𝑐)2
dengan
- 18 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
1
𝛾= (4.2)
√1− (𝑣/𝑐)2
𝑥 ′ = 𝛾 (𝑥 − 𝑣 𝑡) (4.3a)
𝑦′ = 𝑦 (4.3b)
𝑧′ = 𝑧 (4.3c)
𝑣
𝑡 ′ = 𝛾 (𝑡 − 𝑥) (4.3d)
𝑐2
𝛾≥1 (4.4)
Persamaan (4.3) akan menjadi sama dengan persamaan (1.1) kalau kelajuan
kerangka acuan v bernilai kecil, sehingga nilai v/c mendekati nol dan 1. Untuk
nilai kelajuan yang besar, persamaan (4.1) menunjukkan bahwa posisi dan waktu
tidak lagi absolut. Dari persamaan (4.3d) kita dapat ketahui bahwa koordinat
waktu di S’ berbeda dari di S. Waktu tergantung pada posisi dan kecepatan
pengamat.
Contoh soal 5: Sebuah roket bergerak dengan kelajuan 0,6 c diukur di kerangka
acuan S yang diam di bumi. Pada saat t=0 ketika roket berada 100 ly
(light year: tahun cahaya) dari bumi, terjadi dua peristiwa yaitu bom
meletus di bumi dan bom kedua meletus di roket. Tentukan koordinat
posisi dan waktunya, menurut pengamat di roket dengan menggunakan
transformasi Galileo dan transformasi Lorentz. Satu tahun cahaya adalah
jarak yang ditempuh cahaya selama 1 tahun.
- 19 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
b. Transformasi Lorentz
𝑣
𝑡2 − ( 2 ) 𝑥2
dan 𝑡2′ = 𝑐
√1− (𝑣/𝑐)2
0,6𝑐
0−( 2 )100 𝑙𝑦
𝑡2′ = 𝑐
0,8
𝑑𝑥 ′ = 𝛾 (𝑑𝑥 − 𝑣 𝑑𝑡)
𝑑𝑦 ′ = 𝑑𝑦
- 20 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
𝑑𝑧 ′ = 𝑑𝑧
𝑣
𝑑𝑡 ′ = 𝛾 (𝑑𝑡 − (𝑐 2 ) 𝑑𝑥) ( 4.4)
𝑑𝑥 ′ 𝑑𝑥−𝑣 𝑑𝑡
𝑣𝑥′ = = (4.5)
𝑑𝑡 ′ 𝑑𝑡− (𝑣/𝑐 2 ) 𝑑𝑥
Bila pembilang dan penyebut persamaan (4.5) kita bagi dengan dt, akan
dihasilkan persamaan
𝑣𝑥 −𝑣
𝑣𝑥′ = (4.6)
1− (𝑣/𝑐 2 ) 𝑣𝑥
Dengan cara yang sama untuk komponen ke arah y dan z, kita dapatakan
̇
𝑣𝑦 √1− (𝑣/𝑐)2
𝑣𝑦′ = (4.7)
1− (𝑣/𝑐 2 ) 𝑣𝑥
̇
𝑣𝑧 √1− (𝑣/𝑐)2
𝑣𝑧′ = (4.8)
1− (𝑣/𝑐 2 ) 𝑣𝑥
𝑣𝑥 = 𝑐
- 21 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
𝑣𝑥 − 𝑣 𝑐−𝑣 𝑐−𝑣
𝑣𝑥′ = 2
= 2
=
1 − (𝑣/𝑐 ) 𝑣𝑥 1 − (𝑣/𝑐 ) 𝑐 1 − (𝑣/𝑐)
𝑐−𝑣
𝑣𝑥′ = ×𝑐 =𝑐
𝑐−𝑣
Kontraksi panjang
Kita dapat menghitung panjang batang dari selisih kedua persamaan di atas yaitu
atau
𝐿0 = 𝛾 𝐿 (4.11)
𝐿0
𝐿= (4.12)
𝛾
- 22 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Oleh pengamat yang bersama batang, panjang batang teramati sebagai L0. Oleh
pengamat yang bergerak terhadap batang, batang tersebut akan terlihat sebagai L
yang lebih pendek. Kejadian ini yang disebut kontraksi panjang.
Dilatasi waktu
Penggunaan persamaan (4.2) pada pengukuran selang waktu. Misal ada dua
kejadian di tempat yang sama yaitu di x=x0, terjadi pada saat t=t0 dan t=t1. Kedua
peristiwa tersebut terjadi di kerangka acuan S yang diam dengan selang waktu
wajar (proper time) mengikuti
𝑇0 = 𝑡1 − 𝑡0 (4.14)
𝑣
𝑡0′ = 𝛾 (𝑡0 − (𝑐 2 ) 𝑥0 ) (4.15)
𝑣
𝑡1′ = 𝛾 (𝑡1 − ( 2 ) 𝑥0 ) (4.16)
𝑐
𝑇 = 𝛾 𝑇0 (4.19)
Selang waktu antara dua peristiwa akan teramati lebih lama oleh pengamat yang
bergerak.
- 23 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Contoh soal 7
Muon adalah partikel tidak stabil dengan life time = 2,2 x 10-6 s
bergerak dengan kelajuan 0,9 c. Hitunglah jarak yang ditempuh muon
tersebut sebelum meluruh, secara langsung dan memperhatikan adanya
dilatasi waktu!
Jawab
x = v
2,2 𝑥 10−6 𝑠
𝜏′ = 𝛾 τ = = 5,047 × 10−6 𝑠
√1− 0,92
x = v ’
- 24 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
𝑝̅ = 𝛾 m0 𝑣̅ (5.1)
dengan
1
𝛾=
√1 − (𝑣/𝑐)2
𝑝̅ = 𝑚0 𝑣̅ (5.2)
Untuk mendapatkan gaya yang bekerja kita dapat menurunkan persamaan (5.1)
terhadap waktu seperti pada persamaan (5.3)
𝑑𝑝̅ 𝑑
𝐹̅ = = (𝛾 m0 𝑣̅ ) (5.3)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝐹̅ 𝑑𝑣̅ 𝑑𝛾
=𝛾 + 𝑣̅ (5.4)
𝑚0 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝐹̅ 𝑑𝑣̅
= = 𝑎̅ (5.5)
𝑚0 𝑑𝑡
- 25 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Contoh soal 8
Jawab
Massa elektron dengan kelajuan 0,9 c adalah
𝑚0
𝑚1 = 𝛾 m0 = = 2,29 m0
√1− 0,92
Contoh soal 9
Sebuah proton bergerak dengan kecepatan 0,4 c searah sumbu x+.
Proton tersebut bertumbukan dengan sebuah elektron yang bergerak ke
arah sumbu x-. Bila akibat tumbukan tersebut keduanya menjadi diam,
hitunglah kecepatan elektron! Massa proton = 1836 massa elektron
Jawab Tumbukan tersebut menyebabkan proton dan elektron diam, hal ini
berarti bahwa momentum keduanya sama besar.
𝑚𝑝 𝑣𝑝 = 𝑚𝑒 𝑣𝑒
1836 𝑚𝑒 × 0,4 𝑐 = 𝑚𝑒 𝑣𝑒
𝑣𝑒 = 734,4 𝑐
- 26 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Kecepatan elektron ini luar biasa besar, jauh lebih besar dari
kecepatan cahaya c. Hal ini tidak sesuai, karena melampaui
kecepatan tertinggi sebesar c.
b. Secara relativistik
𝑚𝑝 𝑣𝑝 𝑚𝑒 𝑣𝑒
=
√1− (𝑣𝑝 /𝑐)
2 √1− (𝑣𝑒 /𝑐)2
1836× 𝑚𝑒 ×0,4 𝑐 𝑚𝑒 𝑣𝑒
=
√1− (0,4 𝑐/𝑐)2 √1− (𝑣𝑒 /𝑐)2
𝑣𝑒
801,3 𝑐 =
√1− (𝑣𝑒 /𝑐)2
𝑣𝑒 = 0,999999 … . 𝑐
𝐸𝑘 = (𝛾 − 1) m0 𝑐 2 (5.6)
atau
𝛾2
𝐸𝑘 = (𝛾+1) m0 𝑣 2 (5.7)
Coba kita perhatikan persamaan (5.6). Pada persamaan ini ruas kiri adalah
besaran tenaga. Karena di ruas kanan adalah bilangan, maka yang menunjukkan
besaran tenaga adalah m0 c2. Jadi dapat dikatakan untuk benda bermassa diam m0
memilki tenaga diam sebesar
𝐸0 = m0 𝑐 2 (5.8)
- 27 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Persamaan (5,7) menyatakan nilai tenaga kinetik dari benda bermassa diam
m0 yang bergerak dengan kecepatan v. Apakah persamaan ini sesuai dengan nilai
tenaga kinetik yang sudah kita kenal dalam mekanika? Untuk kecepatan rendah
berarti nilai mendekati 1 (satu), sehingga persamaan (5.7) dapat dituliskan
menjadi
𝛾2 1
lim 𝐸𝑘 = lim (𝛾+1) m0 𝑣 2 = m0 𝑣 2
𝑣/𝑐→0 𝛾→1 2
Sebaliknya bila kecepatan benda sangat besar mendekati kecepatan cahaya maka
akan diperoleh tenaga kinetiknya sebesar
lim 𝐸𝑘 = lim (𝛾 − 1) m0 𝑐 2 = 𝛾 m0 𝑐 2
𝑣/𝑐→1 𝛾→∞
𝐸𝑘 = (𝛾 − 1) m0 𝑐 2 = 𝛾 m0 𝑐 2 − 𝐸0
atau
𝐸0 + 𝐸𝑘 = 𝛾 m0 𝑐 2 = 𝑚 𝑐 2 (5.9)
Ruas kiri persaman (5.9) merupakan jumlah dari tenaga diam yang menyatu
dengan benda dan tenaga geraknya. Karena itu kita dapat menyebutnya sebagai
tenaga total E. Dari persamaan-persamaan di atas tenaga total dapat dirumuskan
sebagai
𝐸 = 𝐸0 + 𝐸𝑘 = 𝛾 m0 𝑐 2 = 𝛾 𝐸0 = 𝑚 𝑐 2 (5.10)
𝑝̅ = 𝛾 m0 𝑣̅
- 28 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 21: Teori Relativitas Khusus
Bila pesamaan ini kita kwadratkan dan dikalikan dengan c2, kita akan
mendapatkan persamaan
𝑣 2
𝑝2 𝑐 2 = 𝛾 2 𝑚02 𝑣 2 𝑐 2 = 𝛾 2 (𝑚0 𝑐 2 )2 (𝑐 ) (5.11)
1
𝑝2 𝑐 2 = 𝛾 2 (𝑚0 𝑐 2 )2 (1 − ) (5.12)
𝛾2
Atau
𝑝2 𝑐 2 = 𝐸 2 − 𝐸02 (5.13)
𝐸 2 = 𝐸02 + 𝑝2 𝑐 2 (5.14)
Persamaan (5.14) menyatakan hubungan antara tenaga total dengan tenaga diam
dan momentum secara relativistik.
- 29 -