Anda di halaman 1dari 9

BAB 10.

RELATIVITAS
A. GERAK RELATIF
Suatu benda dikatakan bergerak jika kedudukannya berubah terhadap suatu
kerangka acuan. Seorang penumpang kereta api yang sedang duduk di dalam kereta
api yang sedang bergerak meninggalkan stasiun dikatakan diam bila kereta api
ditinjau sebagai kerangka acuan dan dikatakan bergerak bila stasiun ditinjau sebagai
kerangka acuan.
Dalam menerapkan konsep gerak secara umum kita mengenal adanya dua
kerangka acuan, yaitu kerangka acuan diam dan kerangka acuan yang
bergerak.Semua gerak bersifat relatif tergantung pada kerangka acuan yang dipilih.

A.1. Transformasi Galileo


Pembahasan tentang transformasi galileo terbatas hanya pada suatu kerangka
acuan inersia, yaitu suatu kerangka acuan yang berada dalam keadaan diam atau
bergerak terhadap acuan lainnya dengan kecepatan tetap pada suatu garis lurus.
Dengan menggunakan transformasi Galileo, kita dapat memindahkan koordinat
ruang dan waktu dari suatu kerangka acuan inersia yang diam ke kerangka acuan
inersia yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan.
Perhatikan gambar berikut:
Y Y!
s = v.t x!

x
v
P u !x
s s' X!

Z Z!

Gambar diatas menunjukkan dua kerangka acuan s dan s’ dimana s diam dan s’
bergerak lurus beraturan dengan kecepatan v terhadap s sepanjang sumbu x positif.
Kita dapat membayangkan s sebagai stasiun dan s’ sebagai kereta api yang bergerak
dengan kecepatan konstan v. Mula-mula s dan s’ berimpit, kemudian setelah t sekon
s’ telah menempuh jarak sejauh :
s = v.t
Seorang penumpang P di dalam kereta api bergerak dengan kecepatan konstan ux
terhadap s dan dengan kecepatan konstan u’x terhadap s’ searah dengan v. Pada saat t
sekon P mempunyai koordinat ruang (x,y,z) dan koordinat waktu t terhadap s dan
memiliki koordinat ruang (x’,y’,z’) dan koordinat waktu t’ terhadap s’ yang
memenuhi hubungan:
x’ = x – v.t ; y’ = y ; z’ = z ; t’ = t …………………………………(1)
Persamaan ini selanjutnya disebut Transformasi Galileo.
Apabila persamaan di atas kita turunkan terhadap t, maka akan diperoleh persamaan
kecepatan sebagai berikut:
dx' dx
= − v atau u'x = u x − v ………………………….(2)
dt dt
Dengan cara yang sama akan diperoleh: u’y =uy; u’z = uz
Dengan : u’x = kecepatan P terhadap s’ (kerangka acuan bergerak)

Fisika SMA kelas XI 1


Created by Mr. Cuk Zagaloka
ux = kecepatan P terhadap s (kerangka acuan diam)
v = kecepatan s’ terhadap s.
atau dapat juga di beri keterangan:
u’x = kecepatan penumpang P terhadap kereta api
ux = kecepatan penumpang P terhadap stasiun atau benda yang diam di tepi rel
v = kecepatan kereta api relatif terhadap stasiun atau benda yang diam di tepi rel.

Sedangkan percepatannya diperoleh dengan menurunkan persamaan kecepatan


terhadap t dan diperoleh:
a’x = ax ; a’y = ay ; a’z = az ……………………….(3)
Persamaan di atas menunjukkan bahwa a’ = a. Karena massa partikel di kerangka
acuan s maupun s’ sama, maka hukum Newton di s adalah F = m.a dan di s’ adalah
F’ =m.a’.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: hukum-hukum Newton tentang gerak dan
persamaan gerak suatu benda tetap sama dalam semua kerangka acuan inersia
sedangkan kecepatan benda tergantung pada kerangka acuan (kecepatan bersifat
relatif). Keadaan ini selanjunya disebut sebagai Relativitas Newton.
Contoh Soal 1:
Sebuah kereta api bergerak dengan kelajuan 70 km/jam. Di atas kereta api, seorang
penumpang melemparkan sebuah benda dengan kelajuan 15 km/jam. Tentukan
kelajuan benda terhadap orang yang diam di tepi rel kereta, jika arah lemparan:
a. Searah gerak kereta api
b. Berlawanan dengan arah gerak kereta api.
Diket: v = 70 km/jam , u’x = 15 km/jam
Dit: ux
Jawab:
a. Jika arah lemparan searah kereta, maka u’x = +15 km/jam, sehingga:
ux = u’x + v = 70 + 15 = 85 km/jam
b. Jika arah lemparan berlawanan dengan kereta, maka u’x = -15 km/jam, sehingga:
ux = u’x + v = 70 + (-15) = 65 km/jam

Contoh Soal 2:
Sebuah kereta api bergerak dengan kelajuan 100 km/jam. Di atas kereta api, seorang
penumpang berjalan searah gerak kereta dengan kelajuan 105 km/jam relatif terhadap
orang yang diam di tepi rel. berapakah kecepatan penumpang relatif terhadap kereta?
Diket: v = 100 km/jam , ux = 105 km/jam
Dit: u’x
Jawab:
u’x = ux - v = 105 - 100 = 5 km/jam

A.2. Percobaan Michelson dan Morley


Pada tahun 1887, dua ilmuan fisika berkebangsaan Amerika bernama Albert
Abraham Michelson dan E. W. Morley telah melakukan percobaan untuk
menyelidiki tentang eter yang dianggap sebagai medium perambatan gelombang
cahaya yang mengisi alam semesta dengan alat yang disebut interferometer.
Michelson dan Morley menggunakan prinsip penjumlahan vector kecepatan
sehingga terjadi perbedaan waktu antara sinar yang melalui cermin I dan Cermin II
yang dapat diamati melalui pola interferensi akibat perbedaan fase kedua sinar

Fisika SMA kelas XI 2


Created by Mr. Cuk Zagaloka
seandainya eter benar-benar ada. Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema percobaan
sebagai berikut: cermin I

Perjalanan B
gelas setengah cermin

arah aliran eter

layar pengamat

Sinar datang pada gelas setengah cermin, sebagain sinar akan diteruskan ke cermin II
dan sebagian dipantulkan ke cermin I yang selanjutnya kedua sinar akan sampai di
layar pengamat. Apabila eter yang bergerak dengan kecepatan v benar-benar ada,
maka akan terjadi perbedaan waktu sampai antara sinar yang melalui cermin I dan
cermin II sebesar: L .c 2
Δt =
v2
Dengan L adalah jarak kedua cermin ke gelas setengah cermin dan c adalah kecepatan
cahaya.
Hasil pengamatan yang dilakukan berulang kali dengan posisi dan waktu yang
berbeda, menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan waktu diantara kedua sinar
tersebut. Dengan demikian kesimpulan dari percobaan Michelson dan Morley adalah:
1) Anggapan tentang adanya eter tidak benar, ternyata eter tidak ada.
2) Kecepatan cahaya adalah besaran mutlak, tidak bergantung pada pengamatnya
baik pengamat yang diam maupun pengamat bergerak.

B. TEORI RELATIVITAS EINSTEIN


Pada tahun 1905, Einstein memperkenalkan teori relativitas khusus dengan
mengusulkan revisi secara drastis terhadap konsep Newton tentang ruang dan waktu.
Menurut Einstein, ruang dan waktu adalah besaran yang juga bersifat relatif seperti
kecepatan yang tergantung pada kerangka acuannya. Mengenai hal ini akan di bahas
pada bagain belakang dari sub bab ini.
B.1. Postulat Einstein dalam Teori Relativitas Khusus
Einstein mengemukakan dua postulat dalam teori relativitas khusus, yaitu:
1) Postulat pertama : Hukum-hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua
kerangka acuan inersial.
2) Postulat kedua: Kelajuan cahaya di ruang hampa adalah sama untuk semua
pengamat, tidak bergantung pada gerak cahaya maupun pengamat.

Postulat pertama dikemukakan karena tidak adanya kerangka acuan


universal sebagai acuan mutlak dan merupakan perluasan relativitas Newton untuk
memasukkan tidak hanya hukum-hukum mekanika saja tetapi juga hukum fisika
lainnya termasuk listrik dan magnet.

Fisika SMA kelas XI 3


Created by Mr. Cuk Zagaloka
Postulat kedua memiliki implikasi yang sangat luas dimana kecepatan,
panjang, waktu dan massa benda semuanya bersifat relatif sehingga relativitas
Newton dan Transformasi Galileo tidak dapat digunakan lagi.

B.2. Transformasi Lorentz


Untuk permasalahan fisika yang melibatkan kecepatan yang jauh lebih kecil
dari kecepatan cahaya, Transformasi Galileo masih berlaku. Akan tetapi untuk
permasalahan yang lebih luas yang menyangkut kecepatan yang menyamai kecepatan
cahaya diperlukan transformasi baru sehingga diperoleh bahwa kecepatan cahaya
dalam ruang adalah besaran mutlak artinya tidak ada kecepatan yang nilainya
melebihi kecepatan cahaya.
Berdasarkan konsep relativitas Einstein, maka selang waktu t menurut kerangka
acuan diam tidak sama dengan selang waktu t’ menurut kerangka acuan
bergerak.Oleh karena itu, hubungan transformasi harus mengandung suatu faktor
pengali yang disebut konstanta transformasi (misalnya kita beri symbol K). Dengan
demikian, bila transformasi dianggap linear, maka persamaan transformasi Galileo
menjadi:
x’ = K (x – v.t) …………………….(4)
Apabila kerangka acuan s’ bergerak ke kanan dengan kecepatan v terhadap kerangka
acuan s’, maka s dapat dianggap bergerak realtif ke kiri dengan kecepatan v terhadap
s’, sehingga dapat kita tuliskan:
x = K (x’ + v.t’) …………………….(5)
Dengan mensubstitusikan nilai x’ pada persaman (4) ke persaman (5) , akan
diperoleh:
x = K (x’ + v.t’)
x = K (K (x – v.t) + v.t’)
x =K2(x – v.t) + K v.t’
x = K2.x –K2.v.t + K.v.t’
x - K2.x = –K2.v.t + K.v.t’ x ( 1 − K 2 ) + K 2. v.t
x ( 1 – K ) + K .v.t = K.v.t’ 
2 2 t' =
K.v
x ( 1 − K 2)
t' = K.t + .......... .......... .......... ....(6)
K.v
Misalkan kecepatan P terhadap s’ sama dengan kecepatan cahaya (u’x = c), maka
menurut postulat Einstein kecepatan P terhadap s akan sama besarnya yaitu ux = c.
sehingga diperoleh hubungan
x’ =ct’ dan x = ct ……………………(7)
Dengan mensubstitusikan persamaan 6 dan 7 ke dalam persamaan 4, maka diperoleh:
x’ = K (x – v.t)
ct’ = K (x – v.t)
c.t' = K .( x − v .t )
 x ( 1 − K 2) 
c. K.t +  = K .( x − v .t )
 K.v 
x.c ( 1 − K 2 )
K .c.t + = K .x − K .v .t karena c.t = x ,maka :
K.v
x.c ( 1 − K 2 ) x.c ( 1 − K 2 )
K .x + = K .x − K .v .t atau = − K .v .t
K.v K.v

Fisika SMA kelas XI 4


Created by Mr. Cuk Zagaloka
x.c ( 1 − K 2 )
= − K .v .t  x.c ( 1 − K 2 ) = − K 2 .v 2 .t
K.v
x.c − K 2 .x.c = − K 2 .v 2 .t atau K 2 .x.c − x.c = K 2 .v 2 .t kedua ruas dibagi dengan K 2
x.c
x.c − 2
= v 2 .t kedua ruas dibagi dengan t
K
x.c x.c t x.c x.c x
− 2 = v2  − 2 = v 2 karena = c, maka
t K .t t t K .t t
 1 
2
c
c2 − 2 = v 2  c 2 .1 − 2  = v 2
K  K 
1 v2
1− =
K 2 c2
1 v2
= 1− 2
K2 c
1 1
K2 = atau K =
v2 v2
1− 2 1− 2
c c J
1
adi diperoleh konstanta transformasi: K = ……………………………(8)
v2
1− 2
c
Dengan demikian diperoleh hasil transformasi Lorentz sebagai berikut:
x − v.t
x' = ; y’ = y ; z’ = z
v2
1− 2
c
x.v
t− 2
t' = c …………………………..( 9)
v2
1− 2
c
Transformasi Lorentz Untuk Kecepatan
Kecepatan dapat diperoleh dari turunan pertama fungsi kedudukan terhadap
waktu.
dx dy dz
ux = ; uy = ; uz =
dt dt dt
dx' dy' dz'
u'x = ; u'y = ; u'z =
dt' dt' dt'
Hasil diferensial dari persamaan 9 adalah:
 v 
dt −  2 dx
dx − v .dt c 
dx' = dan dt' = sehingga:
v2 v2
1− 2 1− 2
c c
dx
−v ux − v
u'x =
dx' dx − v.dt
= = dt u' =
 v  dx
atau x
u x v …………………..(10)
dt' dt − v dx
1− 2  1 −
c2  c  dt c2

Fisika SMA kelas XI 5


Created by Mr. Cuk Zagaloka
Dengan cara yang sama untuk sumbu y dan sumbu z diperoleh:
v2 v2
u y 1− 2 u z 1− 2
c c
u' y = u' z =
uxv ……….. (11) dan u x v ………………(12)
1− 2 1− 2
c c
Persamaan (10), (11) dan (12) dapat juga dituliskan dalam bentuk:
v2 v2
u' + v u 1 − u z 1− 2
ux = x u' =
y
c2
; u' z =
c
…………………….(13)
u' x v ; y u' v
1+ 2 u' v
1 + x2 1 + x2
c c c

B.3. Penjumlahan Kecepatan Berdasarkan Relativitas Einstein


Kita hanya akan meninjau penjumlahan kecepatan dalam satu arah koordinat
yaitu arah horizontal sepanjang sumbu-x seperti gambar berikut:
Y Y!
s = v.t x!

x
v
P u !x
s s' X!

Z Z!

Apabila suatu kerangka acuan s’ bergerak dengan kecepatan v dalam arah sumbu x
terhadap kerangka acuan s yang diam dan di dalam kerangka acuan s’ terdapat sebuah
benda yang bergerak dengan kecepatan u’x terhadap kerangka acuan s’, maka
kecepatan benda itu relatif terhadap kerangka acuan s (kerangka acuan diam) menurut
transformasi Lorentz adalah:
u' + v u −v
ux = x u'x = x
u' x v dan u x v …………………….(14)
1+ 2 1− 2
c c
ux = kecepatan P menurut kerangka acuan yang diam (kecepatan relatif P terhadap
kerangka acuan s)
u’x = kecepatan P menurut kerangka acuan yang bergerak (kecepatan relatif P
terhadap kerangka acuan s’)
v = kecepatan relatif kerangka acuan s’ terhadap s

Contoh Soal 3:
Partikel B bergerak ke kanan dengan kecepatan 0,8 c relatif terhadap A. Partikel C
bergerak relatif terhadap partikel B dengan kecepatan 0,6 c ke kanan. Tentukan
kecepatan partikel C relatif terhadap A berdasarkan:
a. Relativitas Newton
b. Relativitas Einstein

Fisika SMA kelas XI 6


Created by Mr. Cuk Zagaloka
Penyelesaian:
A kita pilih sebagai kerangka acuan s dan partikel B sebagai kerangka acuan s’ yang
bergerak dengan kecepatan v = 0,8 c relatif terhadap s. Partikel C adalah benda yang
bergerak dengan kecepatan ux terhadap s dan dengan kecepatan u’x= 0,6 c terhadap s’
a. Berdasarkan relativitas Newton
ux = u’x + v
= 0,6 c + 0,8 c = 1,4 c
b. Berdasarkan relativitas Einstein:
u' + v
ux = x
u' v
1 + x2
c
0,6 c + 0,8 c 1,4c
ux = = = 0,95c
(0,6 c)(0,8c) 1,48
1+
c2

Contoh Soal 4:
Seorang pengamat di bumi melihat dua pesawat luar angkasa A dan B. Pesawat A
mendekati bumi dengan kecepatan 0,8 c. Sedangkan pesawat B menjauhi bumi
dengan kecepatan 0,6 c. Tentukan kecepatan:
a. Pesawat A menurut pilot B
b. Pesawat B menurut pilot A

Penyelesaian
a. Kecepatan pesawat A menurut pilot B dapat ditentukan dengan memilih pesawat B
sebagai kerangka acuan s dan bumi sebagai kerangka acuan s’ yang bergerak
menjauhi s. Kita ambil arah yang mendekati B adalah arah +, berarti u’x = 0,8 c
dan v = - 0,6 c
u' x + v
ux =
u' v
1 + x2
c
0 ,8 c + ( −0 ,6 c ) 0 ,2c
ux = = = 0 ,385c
(0,8 c)(-0,6c) 0 ,52
1+
c2

Fisika SMA kelas XI 7


Created by Mr. Cuk Zagaloka
Jadi kecepatan pesawat A menurut B adalah 0, 385 c relatif mendekat.

b. Kecepatan pesawat B menurut pilot A dapat ditentukan dengan memilih pesawat A


sebagai kerangka acuan s dan bumi sebagai kerangka acuan s’ yang bergerak
mendekati s. Kita ambil arah yang mendekati A adalah arah +, berarti u’x = -0,6 c
dan v = + 0,8 c

u' x + v
ux =
u' v
1 + x2
c
( −0 ,6 c ) + ( 0 ,8 c ) 0 ,2c
ux = = = 0,385c
(-0,6c)(0,8c) 0 ,52
1+
c2

Jadi kecepatan pesawat B menurut A adalah 0, 385 c relatif mendekat.

SOAL LATIHAN 1:
1. Sebuah pesawat antariksa bergerak dengan kelajuan 0,8c. Seorang awak pesawat
menembakkan sebuah rudal dengan kelajuan 0,3 c relatif terhadap pesawat searah
dengan gerak pesawat. Tentukan kelajuan rudal tersebut menurut pengamat yang
diam di bumi berdasarkan : (a) relativitas Newton, (b) relativitas Einstein.
2. Partikel B bergerak terhadap C dengan kecepatan 0,4 c ke kanan. Partikel A
bergerak terhadap partikel B dengan kecepatan 0,6 c ke kanan. Tentukan
kecepatan partikel A relatif terhadap C berdasarkan: (a) relativitas Newton,
(b) relativitas Einstein.
3. Seorang pengamat di bumi melihat dua pesawat luar angkasa A dan B. Pesawat A
mendekati bumi dengan kecepatan 0,4 c sedangkan pesawat B menjauhi bumi
dengan kecepatan 0,7 c. Tentukan kecepatan
a. Pesawat A menurut pilot B
b. Pesawat B menurut pilot A
4. Seorang pengamat di bumi melihat pesawat P dan Q bergerak menjauhi bumi
dalam arah berlawanan. Pesawat P menjauhi bumi dengan kecepatan 0,8 c dan
kecepatan Q adalah 0,6 c. Tentukan kecepatan :
a. Pesawat P menurut pilot Q
b. Pesawat Q menurut pilot P
5. Seorang pengamat di bulan melihat dua pesawat X dan Y mendekati bulan dan
datang dari arah yang berlawanan dengan kecepatan 0,8 c dan 0,6 c. Tentukan
kecepatan :
a. Pesawat X menurut pilot Y
b. Pesawat Y menurut pilot X

Fisika SMA kelas XI 8


Created by Mr. Cuk Zagaloka
B.4. Kontraksi Panjang
Pengukuran panjang juga dipengaruhi oleh teori relativitas.Misalkan sebuah
batang yang panjangnya L0 berada dalam kerangka acuan s’ yang bergerak terhadap
kerangka acuan s. Panjang batang menurut pengamat yang berada dalam kerangka
acuan s’(disebut pengamat yang diam terhadap kejadian jelas sama dengan L 0. Tetapi
panjang batang menurut pengamat yang diam atau berada di luar s’ (disebut pengamat
yang bergerak terhadap kejadian

Fisika SMA kelas XI 9


Created by Mr. Cuk Zagaloka

Anda mungkin juga menyukai