RELATIVITAS
A. GERAK RELATIF
Suatu benda dikatakan bergerak jika kedudukannya berubah terhadap suatu
kerangka acuan. Seorang penumpang kereta api yang sedang duduk di dalam kereta
api yang sedang bergerak meninggalkan stasiun dikatakan diam bila kereta api
ditinjau sebagai kerangka acuan dan dikatakan bergerak bila stasiun ditinjau sebagai
kerangka acuan.
Dalam menerapkan konsep gerak secara umum kita mengenal adanya dua
kerangka acuan, yaitu kerangka acuan diam dan kerangka acuan yang
bergerak.Semua gerak bersifat relatif tergantung pada kerangka acuan yang dipilih.
x
v
P u !x
s s' X!
Z Z!
Gambar diatas menunjukkan dua kerangka acuan s dan s’ dimana s diam dan s’
bergerak lurus beraturan dengan kecepatan v terhadap s sepanjang sumbu x positif.
Kita dapat membayangkan s sebagai stasiun dan s’ sebagai kereta api yang bergerak
dengan kecepatan konstan v. Mula-mula s dan s’ berimpit, kemudian setelah t sekon
s’ telah menempuh jarak sejauh :
s = v.t
Seorang penumpang P di dalam kereta api bergerak dengan kecepatan konstan ux
terhadap s dan dengan kecepatan konstan u’x terhadap s’ searah dengan v. Pada saat t
sekon P mempunyai koordinat ruang (x,y,z) dan koordinat waktu t terhadap s dan
memiliki koordinat ruang (x’,y’,z’) dan koordinat waktu t’ terhadap s’ yang
memenuhi hubungan:
x’ = x – v.t ; y’ = y ; z’ = z ; t’ = t …………………………………(1)
Persamaan ini selanjutnya disebut Transformasi Galileo.
Apabila persamaan di atas kita turunkan terhadap t, maka akan diperoleh persamaan
kecepatan sebagai berikut:
dx' dx
= − v atau u'x = u x − v ………………………….(2)
dt dt
Dengan cara yang sama akan diperoleh: u’y =uy; u’z = uz
Dengan : u’x = kecepatan P terhadap s’ (kerangka acuan bergerak)
Contoh Soal 2:
Sebuah kereta api bergerak dengan kelajuan 100 km/jam. Di atas kereta api, seorang
penumpang berjalan searah gerak kereta dengan kelajuan 105 km/jam relatif terhadap
orang yang diam di tepi rel. berapakah kecepatan penumpang relatif terhadap kereta?
Diket: v = 100 km/jam , ux = 105 km/jam
Dit: u’x
Jawab:
u’x = ux - v = 105 - 100 = 5 km/jam
Perjalanan B
gelas setengah cermin
layar pengamat
Sinar datang pada gelas setengah cermin, sebagain sinar akan diteruskan ke cermin II
dan sebagian dipantulkan ke cermin I yang selanjutnya kedua sinar akan sampai di
layar pengamat. Apabila eter yang bergerak dengan kecepatan v benar-benar ada,
maka akan terjadi perbedaan waktu sampai antara sinar yang melalui cermin I dan
cermin II sebesar: L .c 2
Δt =
v2
Dengan L adalah jarak kedua cermin ke gelas setengah cermin dan c adalah kecepatan
cahaya.
Hasil pengamatan yang dilakukan berulang kali dengan posisi dan waktu yang
berbeda, menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan waktu diantara kedua sinar
tersebut. Dengan demikian kesimpulan dari percobaan Michelson dan Morley adalah:
1) Anggapan tentang adanya eter tidak benar, ternyata eter tidak ada.
2) Kecepatan cahaya adalah besaran mutlak, tidak bergantung pada pengamatnya
baik pengamat yang diam maupun pengamat bergerak.
x
v
P u !x
s s' X!
Z Z!
Apabila suatu kerangka acuan s’ bergerak dengan kecepatan v dalam arah sumbu x
terhadap kerangka acuan s yang diam dan di dalam kerangka acuan s’ terdapat sebuah
benda yang bergerak dengan kecepatan u’x terhadap kerangka acuan s’, maka
kecepatan benda itu relatif terhadap kerangka acuan s (kerangka acuan diam) menurut
transformasi Lorentz adalah:
u' + v u −v
ux = x u'x = x
u' x v dan u x v …………………….(14)
1+ 2 1− 2
c c
ux = kecepatan P menurut kerangka acuan yang diam (kecepatan relatif P terhadap
kerangka acuan s)
u’x = kecepatan P menurut kerangka acuan yang bergerak (kecepatan relatif P
terhadap kerangka acuan s’)
v = kecepatan relatif kerangka acuan s’ terhadap s
Contoh Soal 3:
Partikel B bergerak ke kanan dengan kecepatan 0,8 c relatif terhadap A. Partikel C
bergerak relatif terhadap partikel B dengan kecepatan 0,6 c ke kanan. Tentukan
kecepatan partikel C relatif terhadap A berdasarkan:
a. Relativitas Newton
b. Relativitas Einstein
Contoh Soal 4:
Seorang pengamat di bumi melihat dua pesawat luar angkasa A dan B. Pesawat A
mendekati bumi dengan kecepatan 0,8 c. Sedangkan pesawat B menjauhi bumi
dengan kecepatan 0,6 c. Tentukan kecepatan:
a. Pesawat A menurut pilot B
b. Pesawat B menurut pilot A
Penyelesaian
a. Kecepatan pesawat A menurut pilot B dapat ditentukan dengan memilih pesawat B
sebagai kerangka acuan s dan bumi sebagai kerangka acuan s’ yang bergerak
menjauhi s. Kita ambil arah yang mendekati B adalah arah +, berarti u’x = 0,8 c
dan v = - 0,6 c
u' x + v
ux =
u' v
1 + x2
c
0 ,8 c + ( −0 ,6 c ) 0 ,2c
ux = = = 0 ,385c
(0,8 c)(-0,6c) 0 ,52
1+
c2
u' x + v
ux =
u' v
1 + x2
c
( −0 ,6 c ) + ( 0 ,8 c ) 0 ,2c
ux = = = 0,385c
(-0,6c)(0,8c) 0 ,52
1+
c2
SOAL LATIHAN 1:
1. Sebuah pesawat antariksa bergerak dengan kelajuan 0,8c. Seorang awak pesawat
menembakkan sebuah rudal dengan kelajuan 0,3 c relatif terhadap pesawat searah
dengan gerak pesawat. Tentukan kelajuan rudal tersebut menurut pengamat yang
diam di bumi berdasarkan : (a) relativitas Newton, (b) relativitas Einstein.
2. Partikel B bergerak terhadap C dengan kecepatan 0,4 c ke kanan. Partikel A
bergerak terhadap partikel B dengan kecepatan 0,6 c ke kanan. Tentukan
kecepatan partikel A relatif terhadap C berdasarkan: (a) relativitas Newton,
(b) relativitas Einstein.
3. Seorang pengamat di bumi melihat dua pesawat luar angkasa A dan B. Pesawat A
mendekati bumi dengan kecepatan 0,4 c sedangkan pesawat B menjauhi bumi
dengan kecepatan 0,7 c. Tentukan kecepatan
a. Pesawat A menurut pilot B
b. Pesawat B menurut pilot A
4. Seorang pengamat di bumi melihat pesawat P dan Q bergerak menjauhi bumi
dalam arah berlawanan. Pesawat P menjauhi bumi dengan kecepatan 0,8 c dan
kecepatan Q adalah 0,6 c. Tentukan kecepatan :
a. Pesawat P menurut pilot Q
b. Pesawat Q menurut pilot P
5. Seorang pengamat di bulan melihat dua pesawat X dan Y mendekati bulan dan
datang dari arah yang berlawanan dengan kecepatan 0,8 c dan 0,6 c. Tentukan
kecepatan :
a. Pesawat X menurut pilot Y
b. Pesawat Y menurut pilot X