Pembahasan
Pada prinsipnya, semua atom ingin mulia. Maksudnya ingin mempunyai elektron terluar
seperti gas mulia, yaitu 8. Dalam istilah kimia, ketentuan ini disebut kaidah oktet.
Atom M dengan konfigurasi elektron [Ar] 4s2, berarti mempunyai 2 elektron valensi
(elektron terluar). Agar elektron valensinya bisa 8, atom M harus menangkap elektron
sebanyak 6. Hal ini sangat berat bagi M. Jalan satu-satunya, atom M harus rela melepas 2
elektron terluarnya tersebut sehingga berubah wujud menjadi ion M2+.
Sedangkan atom N dengan konfigurasi elektron [Ne] 3s2 3p5, berarti memiliki elektron
valensi sebanyak 7 (2 + 5). Jika atom N ikut-ikutan melepas elektron seperti atom M maka ia
harus melepas 7 elektron valensinya.
"Ini tidak mungkin. Ini pemborosan,' pikir atom N. Akhirnya atom N memutuskan untuk
menangkap 1 elektron agar tercapai target 8. Jadilah atom N dalam bentuk ion N-.
Bayangkan ion M2+ adalah orang yang mengulurkan 2 tangannya. Sedangkan ion N- adalah
orang yang mengulurkan 1 tangannya. Jika semua tangan harus bergandengan maka seorang
M2+ akan membutuhkan 2 orang N-.
−M− + −N → N−M−N
M2+ + N- → MN2
Jadi, rumus senyawa yang terbentuk antara M dan N adalah MN2 (B).
P 11
Q 12
R 13
S 14
Grafik yang tepat menggambarkan perubahan energi ionisasi unsur-unsur tersebut adalah ....
Pembahasan
Unsur-unsur yang disebutkan dalam soal sebenarnya adalah sebagian dari unsur-unsur
periode ketiga. Perhatikan tabel berikut ini.
Secara teoretis, energi ionisasi (EI) makin ke kanan makin besar. Tapi teori ini tidak berlaku
pada unsur-unsur periode ketiga karena terdapat penyimpangan pada Aluminium (Al) dan
Sulfur (S).
Seharusnya EI Al > EI Mg
Kenyataannya EI Al < EI Mg
Hal ini disebabkan kestabilan jumlah elektron valensi pada sub kulitnya. Dikatakan stabil
apabila subkulit terisi penuh atau setengah penuh.
Jadi, grafik yang tepat menggambarkan perubahan energi ionisasi unsur-unsur tersebut adalah
grafik pada opsi (D).
Soal No. 3 tentang Sifat Ikatan Kimia
X −115 Larut − − +
Y −94 Tidak larut − − −
Keterangan:
(−) : nonkonduktor
(+) : isolator
Zat X Zat Y
Pembahasan
Untuk menjawab soal di atas, kita harus mengetahui perbedaan antara sifat ikatan ion,
kovalen polar, dan kovalen nonpolar. Perhatikan tabel berikut ini!
Wujud pada suhu kamar padat padat, cair, gas padat, cair, gas
Struktur kristal keras, rapuh lunak, tidak rapuh lunak, tidak rapuh
Berdasarkan tabel di atas, sifat zat X dan zat Y berturut-turut adalah senyawa kovalen polar
dan nonpolar (A).
Soal No. 4 tentang Bilangan Kuantum
Harga keempat bilangan kuantum untuk elektron terakhir dari atom 17Cl adalah ....
A. n = 3; l = 0; m = −1; s = +½
B. n = 3; l = 0; m = +1; s = −½
C. n = 3; l = 1; m = +1; s = +½
D. n = 3; l = 2; m = 0; s = −½
E. n = 3; l = 1; m = 0; s = −½
Pembahasan
Untuk menentukan bilangan kuantum m dan s, kita gambarkan orbital atau kamar elektron
pada subkulit p. Ada 5 elektron yang menempati subkulit p.
Secara berurutan, kelima elektron tersebut menempati 3 kamar yang tersedia sebagai berikut:
elektron pertama menempati kamar nomor −1, elektron kedua menempati kamar nomor 0,
dan elektron ketiga menempati kamar nomor +1.
Karena semua kamar sudah terisi satu elektron, maka elektron keempat menempati kamar
nomor −1 bersama dengan elektron pertama. Sedangkan elektron terakhir menempati kamar
bersama dengan elektron kedua.
Dengan demikian, elektron terakhir menempati kamar nomor 0 (m = 0). Sebagai elektron
kedua yang menempati kamar tersebut, posisinya digambarkan terbalik (s = −½).
Jadi, keempat bilangan kuantum elektron terakhir dari atom 17Cl adalah n = 3; l = 1; m = 0; s
= −½ (E).
Salah satu bahan campuran dalam bensin adalah heptana. Jika senyawa tersebut dibakar
sempurna akan menghasilkan gas karbondioksida dan uap air. Persamaan reaksi berikut yang
tepat adalah ....
Kalau diperhatikan pilihan jawabannya, kita hanya diminta menentukan rumus dari heptana.
Secara harfiah, heptana adalah golongan alkana yang mempunyai jumlah atom C sebanyak 7.
Dari semua opsi jawaban, yang mempunyai jumlah atom C sebanyak 7 hanya opsi C.
Supaya pembahasannya agak panjang, akan Kak Ajaz ulas lebih dalam (lagi nggak ada
kerjaan). Alkana dirumuskan sebagai berikut:
CnH2n+2
n = 7 → C7H16
Kemudian heptana ini dibakar sempurna atau direaksikan dengan oksigen. Pembakaran
sempurna pada hidrokarbon selalu menghasilkan karbondioksida dan air. Reaksinya sebagai
berikut.
Jika tidak diperlukan, fase reaksi seperti (g), (aq), atau (s) tidak perlu ditulis. Pembuat soal
sengaja menulisnya supaya soal terkesan sulit. Ok, lanjut!
Reaksi di atas tinggal disetarakan. Patokannya pada C7H16. Karena jumlah C-nya 7 maka CO2
harus dikalikan 7. Jumlah H pada heptana ada 16 sehingga H2O harus dikalikan 8. Sekarang
tinggal dihitung jumlah O pada CO2 dan H2O setelah dikalikan. Ternyata jumlah O ada 22,
maka O2 harus dikalikan 11. Hasil akhirnya sebagai berikut:
Suatu senyawa hidrokarbon dianalisis mengandung 86% massa karbon dan 14% massa
hidrogen. Jika Ar H = 1 dan C =12, rumus molekul senyawa hidrokarbon tersebut adalah ....
(Mr = 56)
A. CH2
B. C2H4
C. C4H6
D. C4H8
E. C3H4
Pembahasan
Besi dapat bereaksi dengan oksigen membentuk besi (II) oksida dengan perbandingan massa
sebagai berikut:
7 10 9
14 4 18
16 4 18
10 2 9
A. 2:1
B. 7:2
C. 7:3
D. 7:4
E. 7:8
Pembahasan
Hukum Kekekalan Massa yang dikemukakan oleh Antonie Lavoisier menyatakan bahwa
massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Berdasarkan hukum Lavoisier tersebut,
isi tabel yang sesuai adalah baris ke-2.
14 + 4 = 18
Sedangkan hukum Perbandingan Tetap yang dikemukakan oleh Joseph Proust menyatakan
bahwa perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap. Mengacu pada
hukum Proust tersebut, perbandingan massa Fe dan O dalam senyawa tersebut adalah:
massa Fe : massa O = 14 : 4
= 7:2
1. penjernihan air,
2. pemutihan gula pasir,
3. pembentukan delta di muara sungai,
4. proses cuci darah, dan
5. sorot lampu pada malam berkabut.
Sifat dialisis dan efek Tyndall berturut-turut dapat ditunjukkan dalam contoh kejadian
nomor ....
Pembahasan
Jadi, sifat dialisis dan efek Tyndall ditunjukkan oleh nomor 4 dan 5 (E).
Beberapa contoh penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut:
Penerapan sifat koligatif larutan yang berhubungan dengan tekanan osmosis adalah ....
Pembahasan
Sedangkan penambahan etilen glikol pada radiator mobil, penambahan NaCl pada salju, dan
menentukan massa molekul relatif adalah penerapan sifat koligatif larutan yang berhubungan
dengan penurunan titik beku.
Jadi, penerapan dari tekanan osmosis adalah pernyataan nomor 1 dan 3 (B).
Data titrasi 10 ml larutan NaOH 0,1 M dengan larutan H2SO4 sebagai berikut:
1 10 4
2 10 5
3 10 6
Massa H2SO4 yang bereaksi pada titrasi tersebut adalah .... (Mr H2SO4 = 98)
A. 0,049 gram
B. 9,800 gram
C. 19,600 gram
D. 29,400 gram
E. 98,000 gram
Pembahasan
Jadi, massa H2SO4 yang bereaksi pada titrasi tersebut adalah 0,049 gram (A).
1. H2CO3
2. H2SO4
3. H2PO4−
4. HCO3−
5. HPO42−
Pasangan ion/senyawa yang berguna sebagai penyangga pada ekstrasel adalah ....
Pembahasan
Larutan penyangga mengandung campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa
lemah dengan asam konjugasinya. Jika suatu asam lemah mengandung CO3 maka basa
konjugasinya juga harus mengandung CO3. Bedanya, yang mempunyai jumlah atom H lebih
besar adalah asam.
Berikut ini adalah asam lemah dan basa konjugasinya yang terdapat pada soal.
H2CO3 HCO3−
H2SO4 HSO4−
H2PO4− HPO42−
Berdasarkan tabel di atas, yang sesuai dengan opsi jawaban hanya H2CO3 dan HCO3−. Secara
kebetulan pasangan asam basa konjugasi ini merupakan penyangga alami yang terdapat
dalam cairan ekstrasel makhluk hidup. Sedangkan H2PO4− dan terdapat HPO42− dalam cairan
intrasel.
Jadi, pasangan ion/senyawa yang berguna sebagai penyangga ekstrasel adalah nomor 1 dan 4
(B).
Ke dalam 1 liter aquades dilarutkan 0,49 gram H2SO4. Jika Ar H = 1; S = 32; O = 16 maka pH
larutan yang terbentuk adalah ....
A. 2 + log 1
B. 3 − log 5
C. 3 + log 5
D. 11 + log 5
E. 12 + log 5
Pembahasan
Melarutkan H2SO4 dalam aquades atau air hanya merupakan pengenceran atau pembentukan
larutan. Yang berubah hanya konsentrasi atau kepekatan dari asam sulfat tersebut.
Konsentrasi larutan H2SO4 dalam satuan molar adalah:
[H+] = a . M
= 2 . 5 × 10−3
= 1 × 10−2
dengan a adalah banyak ion H+ dalam H2SO4, yaitu 2. Dengan demikian diperoleh
pH = −log [H+]
= −log 1 × 10−2
= 2 + log 1
Jadi, pH larutan yang terbentuk adalah 2 + log 1 (A).
Sebanyak 100 ml CaCl2 0,6 M dicampur dengan 100 ml Na2CO3 0,6 M. Jika Ksp CaCO3 = 2,8
× 10−9, massa zat yang mengendap sebesar .... (Ar Ca = 40; C = 12; O = 16; Na = 23; Cl =
35,5)
A. 6 gram
B. 9 gram
C. 60 gram
D. 100 gram
E. 120 gram
Pembahasan
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut, sebenarnya kita masih belum tahu zat mana yang
mengendap, CaCO3 atau NaCl? Ini harus diuji dahulu dengan nilai Ksp masing-masing.
Karena nilai Ksp yang diketahui pada soal hanya CaCO3, dapat dipastikan yang mengendap
adalah CaCO3.
mol CaCl2 = M × V
= 0,6 M × 100 ml
= 60 mmol
Mr CaCO3 = 40 + 12 + 3×16
= 100
gr CaCO3 = mol × Mr
= 60 mmol × 100
= 6000 mg
= 6 gram
Garam amonium klorida, NH4Cl, dapat dibuat dengan mereaksikan 50 ml larutan NH3 0,2 M
dan 50 ml larutan HCl 0,2 M menurut reaksi:
Senyawa tersebut dalam air mengalami hidrolisis dengan pH larutan sebesar .... (Kb NH3 =
10−5, Kw = 10−14)
A. 1 − log 5
B. 1 + log 5
C. 5 + log 1
D. 9 + log 1
E. 9 + log 5
Pembahasan
Suatu garam akan terhidrolisis apabila pereaksinya (asam dan basa pembentuknya)
mempunyai nilai mol yang sama. Dari data pada soal diperoleh:
Karena semua koefisien dalam reaksi tersebut sama, mol NH4Cl juga sama dengan 10 mmol.
Sedangkan volumenya merupakan volume gabungan, yaitu 50 ml + 50 ml = 100 ml.
Sehingga molaritas garam tersebut adalah:
Garam NH4Cl berasal dari asam kuat dan basa lemah sehingga bersifat asam. Rumus
hidrolisis garam yang bersifat asam adalah:
pH = −log [H+]
pH = −log 1×10−5
pH = 5 + log 1
Jadi, garam amonium klorida terhidrolisis dalam air dengan pH = 5 + log 1 (C).
1. C12H22O11 2 M
2. CaCl2 2 M
3. Ca(OH)2 2 M
4. H2C2O4 2 M
Pasangan larutan yang diperkirakan mempunyai daya hantar listrik sama kuat terdapat pada
nomor ....
Pembahasan
Suatu larutan dapat menghantarkan listrik apabila larutan tersebut merupakan larutan
elektrolit. Larutan elektrolit di antaranya ditandai dengan adanya unsur logam dalam
senyawanya.
Dengan demikian yang merupakan larutan elektrolit adalah CaCl2 dan Ca(OH)2 (mengandung
logam Ca). Sedangkan C12H22O11 dan H2C2O4 adalah larutan nonelektrolit sehingga tidak
dapat menghantarkan listrik.
Adanya nilai molaritas pada soal di atas tidak berpengaruh karena nilainya sama semua. Yang
berpengaruh adalah banyaknya ion dalam senyawa tersebut.
CaCl2 mengandung 1 ion Ca2+ dan 2 ion Cl−, berarti ada 3 ion. Demikian juga dengan
Ca(OH)2, mengandung 1 ion Ca2+ dan 2 ion OH−. Sehingga daya hantar listrik keduanya
adalah sama kuat.
Jadi, pasangan larutan yang diperkirakan mempunyai daya hantar listrik sama kuat terdapat
pada nomor 2 dan 3 (C).
Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan makanan tersebut
mengandung ....
A karbohidrat amilum
B karbohidrat glukosa
C protein metionin
D protein tirosin
E protein histidin
Pembahasan
Uji Biuret dilakukan untuk mengetahui adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji.
Adanya ikatan peptida mengidentifikasikan kandungan protein dalam zat tersebut. Reaksi
positif uji Biuret ditunjukkan dengan terbentuknya warna ungu atau merah muda.
Sedangkan uji timbal (II) asetat digunakan untuk mengetahui adanya unsur S (belerang)
dalam protein. Unsur belerang dalam protein terdapat pada metionin. Reaksi positif dari uji
ini ditunjukkan oleh perubahan warna larutan menjadi hitam.
Berdasarkan hasil uji, bahan makanan tersebut adalah protein yang mengandung metionin (C).
1. biokatalis,
2. kontrol genetika,
3. sumber energi,
4. memperbaiki sel-sel yang rusak, dan
5. mengatur metabolisme lemak.
Pasangan kegunaan bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah ....
Pembahasan
Adapun biokatalis dan memperbaiki sel-sel yang rusak adalah kegunaan dari protein.
Sedangkan mengatur metabolisme lemak adalah fungsi dari vitamin A, D, E, dan K.
Jadi, kegunaan bahan makan yang mengandung karbohidrat adalah nomor 2 dan 3 (C).
Berikut ini adalah tabel data polimer yang berisi reaksi pembentukan, jenis polimer, dan
contoh polimer.
Pembahasan
Polimer yang dibentuk melalui reaksi adisi, monomernya berikatan rangkap (ada nama -ena)
dan nama polimernya diawali dengan kata 'poli', seperti politetrafluoroetena (teflon),
polivinilklorida (PVC), dan polietilena. Sedangkan bakelit dan protein dibentuk melalui
reaksi kondensasi.
Polimer alam adalah polimer yang sudah ada di alam, sedangkan polimer sintetis adalah
polimer buatan manusia. Semua polimer yang tersebut dalam soal adalah polimer sintetis
kecuali protein.
Jadi, pasangan yang berhubungan dengan tepat adalah nomor 2 dan 3 (B).
5 aseton antiseptik
Pembahasan
Jadi, pasangan nama senyawa karbon dan kegunaannya adalah nomor 1 dan 3 (B).
Nama senyawa yang merupakan isomer struktur dari senyawa tersebut adalah ....
A. 3-metil butana
B. 3-metil butena
C. 2-metil-3-butena
D. 3-metil-1-butena
E. 2-metil-2-butena
Pembahasan
Nama senyawa tersebut adalah 2-metil-1-butena. Sayang sekali bukan itu pertanyaannya.
Yang ditanyakan adalah nama isomer strukturnya. Isomer struktur berarti hanya rangkanya
yang berbeda, gugusnya tetap (ikatan rangkapnya tetap pada C nomor 1). Kemungkinannya
adalah:
Suatu senyawa memiliki rumus molekul C3H8O. Jika bereaksi dengan logam natrium
menghasilkan gas hidrogen. Senyawa tersebut adalah ....
A. 1-propanol
B. 2-propanol
C. metoksi metana
D. metoksi etana
E. propanon
Pembahasan
Senyawa karbon dengan rumus molekul C3H8O adalah senyawa dari golongan alkohol atau
eter (CnH2n+2O). Sedangkan yang dapat bereaksi dengan logam natrium adalah dari golongan
alkohol. Alkohol primer jika bereaksi dengan logam natrium akan membentuk natrium
alkoholat dan gas hidrogen.
Penyelesaian
Sebenarnya soal tersebut tidak padu antara gambar dan pernyataan. Gambar tersebut adalah
percobaan untuk membuktikan adanya unsur C dan O. Senyawa karbon yang dipanaskan
akan menghasilkan uap. Uap tersebut akan mengalir menuju air kapur. Jika air kapur yang
semula jernih menjadi keruh maka terbukti bahwa senyawa karbon tersebut melepas uap CO2
yang berarti mengandung unsur C dan O.
Sedangkan pengujian dengan kertas kobalt (II) klorida atau CoCl2 tidak perlu menggunakan
air kapur. Cukup memanaskan senyawa karbon yang akan diuji. Ketika sudah mendidih,
kertas kobalt tersebut dimasukkan. Jika terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah
jambu berarti pemanasan tersebut menghasilkan uap air atau H2O. Hal ini membuktikan
bahwa senyawa karbon tersebut mengandung unsur H dan O.
Jadi, berdasarkan uji kertas kobalt (II) klorida, senyawa karbon tersebut mengandung unsur
hidrogen dan oksigen (E).
Soal No. 23 tentang Tata Nama Benzena
Jawab
Cabang CH3 merupakan gugus fungsional sehingga penomoran atom C benzena dimulai dari
C yang mengikat CH3. Benzena dengan gugus fungsional CH3 mempunyai nama trivial
toluena.
Senyawa turunan benzena tersebut dapat diberi nama dengan dua cara, yaitu:
2-bromo-1-metilbenzena
orto-bromometilbenzena
o-bromometilbenzena
2-bromotoluena
orto-bromotoluena
o-bromotoluena
Jadi, sesuai opsi yang ada, nama senyawa turunan benzena tersebut adalah orto-bromotoluena
(E).
Soal No. 24 tentang Turunan Benzena
Senyawa yang digunakan sebagai obat gosok dan desinfektan berturut-turut adalah ....
Pembahasan
Nama dan kegunaan senyawa turunan benzena sesuai urutan pada soal.
Jadi, senyawa yang digunakan sebagai obat gosok dan desinfektan adalah nomor 3 dan 5 (E).
Diagram tingkat energi pembentukan senyawa timbal oksida (PbO2) sebagai berikut.
A. −218,00 kJ
B. −235,50 kJ
C. −276,60 kJ
D. −335,20 kJ
E. −344,60 kJ
Penyelesaian
Coba perhatikan grafik pada soal. Grafik tersebut sangat membantu dalam menentukan
persamaannya. Secara sederhana, grafik tersebut dapat diterjemahkan bahwa panah yang
panjang sama dengan jumlah dari dua panah yang pendek. Sehingga diperoleh persamaan:
Massa jenis air dianggap 1 g/cm3 dan kalor jenis air 4,2 J/g°C.
A. −50,40 kJ
B. −51,50 kJ
C. −54,60 kJ
D. −55,44 kJ
E. −57,10 kJ
Pembahasan
Pada gambar percobaan di atas, setelah HCl dicampur dengan NaOH, terjadi kenaikan suhu
sebesar 6 °C, yaitu dari 25 °C menjadi 31 °C. Ini menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi
adalah reaksi eksoterm (pelepasan panas).
Adapun setelah 30 menit suhu turun kembali menjadi 25 °C, bukan berarti terjadi reaksi
endoterm. Ini adalah proses penurunan suhu saja, karena reaksi sudah selesai.
ΔH untuk reaksi eksoterm dirumuskan:
Tada negatif menunjukkan bahwa reaksi tersebut menghasilkan kalor atau eksoterm.
Besarnya kalor yang dilepas pada reaksi tersebut adalah
Q = m.c.Δt, [m = ρ.V]
= ρ.V.c.Δt
= 1 × 50 × 4,2 × 6 J
= 1260 J
Jadi, ΔH reaksi per mol H2O yang terbentuk adalah −50,40 kJ (A).
Pembahasan
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap atau membutuhkan kalor. Pada reaksi ini
terjadi penurunan suhu. Sedangkan reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepas atau
menghasilkan kalor sehingga terjadi kenaikan suhu.
1. Bensin dibakar akan melepas kalor ditandai dengan body mesin yang semakin panas
(eksoterm).
2. Fotosintesis pada tumbuhan membutuhkan energi matahari (endoterm).
3. Besi berkarat atau korosi adalah reaksi oksidasi yang melepas energi (eksoterm).
4. Air keringat menguap ketika berolahraga karena saat berolahraga terjadi pembakaran
atau dihasilkan energi. Energi ini kemudian diserap keringat sehingga keringat
menguap (endoterm).
Jadi, pasangan yang merupakan proses endoterm adalah nomor 2 dan 4 (C).
Pada percobaan reaksi antara logam aluminium dan asam sulfat sesuai persamaan reaksi:
Gas hidrogen ditampung dan diukur volumenya pada temperatur yang tetap. Data pengukuran
tiap waktu sesuai tabel berikut:
1 0 0
2 15 40
3 30 80
A. 0,83 ml/detik
B. 1,33 ml/detik
C. 2,67 ml/detik
D. 2,50 ml/detik
E. 7,50 ml/detik
Pembahasan
Laju reaksi pada detik ke-15 dan detik ke-30 mempunyai nilai yang sama. Berarti reaksi
tersebut berjalan dengan kecepatan konstan (mempunyai nilai v yang sama setiap nilai t)
Jadi, laju reaksi pembentukan gas hidrogen setelah detik 30 detik juga sama, yaitu 2,67
ml/detik (C).
Mula-mula 1,4 - -
Nilai konsentrasi yang dimasukkan dalam rumus tersebut adalah nilai konsentrasi pada saat
setimbang. Yang perlu diingat, besaran konsentrasi yang dilambangkan dengan kurung siku
adalah konsentrasi dalam satuan molar.
Sedangkan konsentrasi yang tersedia pada tabel adalah konsentrasi dalam satuan mol. Jadi,
masing-masing harus dibagi V = 2 liter terlebih dahulu.
1 2M Kerikil 25 4
2 1M Kerikil 25 10
3 1M Serbuk 25 3
4 1M Kerikil 35 1
5 0,5 M Serbuk 25 8
A. waktu
B. massa
C. luas permukaan
D. konsentrasi larutan
E. suhu
Pembahasan
Percobaan 2 dan 3 mempunyai konsentrasi dan suhu yang sama. Perbedaannya hanya pada
ukuran partikel. Sedangkan ukuran partikel berhubungan dengan luas permukaan. Semakin
halus ukuran partikel, semakin besar luas permukaannya sehingga reaksi berjalan lebih cepat.
Jadi, perubahan laju reaksi pada percobaan 2 dan 3 dipengaruhi oleh luas permukaan (C).
Jika volume tetap dan suhu dinaikkan maka kesetimbangan akan bergeser ke ....
Pembahasan
Jenis reaksi di atas adalah reaksi endoterm yang ditandai dengan nilai ΔH yang positif.
Artinya, reaksi ke kanan adalah reaksi endoterm sebaliknya reaksi ke kiri adalah reaksi
eksoterm.
Jika suhu diperbesar maka reaksi akan bergeser ke endoterm atau ke kanan.
Jadi, pada volume tetap dan suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke kanan, karena
bergeser ke arah endoterm (A).
Ke dalam 2 sel, larutan Ni(NO3)2 dan larutan AgNO3 yang disusun secara seri dialirkan arus
listrik, ternyata diendapkan 14,75 gram nikel. Jika Ar Ag = 108 dan Ar Ni = 59 maka
banyaknya logam Ag yang mengendap adalah ....
A. 2,70 gram
B. 5,40 gram
C. 13,50 gram
D. 27,00 gram
E. 54,00 gram
Penyelesaian
Ini adalah soal elektrolisis yang berhubungan hukum II Faraday. Cirinya, dalam soal terdapat
kata kunci 'rangkaian seri', 'arus sama', dan sejenisnya. Selain itu, hukum II Faraday juga
untuk menyelesaikan soal elektrolisis yang diketahui data-data pada anoda tetapi ditanyakan
data-data pada katoda.
mol1 . n1 = mol2 . n2
Misalkan indeks (1) mewakili Ni dan indeks (2) mewakili Ag, diperoleh:
Sedangkan n adalah valensi. Valensi dapat diperoleh dengan mengionkan masing-masing
larutan.
A. Cr(s) → Cr3+(aq) + 3e
B. K+(aq) + e → K(s)
C. Cr3+(aq) + 3e → Cr(s)
D. NO3−(aq) + 4H+(aq) + 3e → NO(g) + 2H2O(l)
E. 2H2O(l) + 2e → H2(g) + 2OH−(aq)
Jawab
Gambar di atas adalah elektrolisis larutan cairan KNO3 (kalium nitrat) dengan elektroda Cr.
Karena fase KNO3 cairan (leburan/lelehan) maka reaksi yang terjadi di katoda adalah reduksi
logam K. Sedangkan elektroda yang digunakan adalah elektroda aktif (selain Pt/C) maka
reaksi di anoda adalah oksidasi elektroda Cr.
katoda : K+ + e → K
anoda : Cr → Cr3+ + 3e
Zat yang mengalami autoredoks beserta perubahan bilangan oksidasinya adalah ....
A. S dari +2 ke 0 dan +4
B. S dari −2 ke 0 dan +4
C. S dari +4 ke 0 dan +4
D. S dari −4 ke 0 dan +2
E. S dari −2 ke 0 dan +2
Pembahasan
Autoredoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi yang terjadi pada satu unsur. Jadi, unsur
tersebut bertindak sebagai oksidator sekaligus reduktor. Autoredoks juga dikenal dengan
istilah disproporsionasi.
Mari kita tentukan biloks masing-masing unsur tanpa melibatkan koefisien. Sebelumnya,
coba perhatikan opsi jawaban. Secara implisit, semua opsi jawaban menyatakan bahwa S
mengalami autoredoks.
Sekarang kita hanya fokus memperhatikan biloks S di ruas kiri dan kanan. Unsur yang tidak
mengandung S tidak perlu ditulis, supaya soal terkesan mudah dan sederhana.
Jadi, zat mengalami autoredoks beserta perubahan bilangan oksidasinya adalah S dari 2 +2 ke
0 dam +4 (B A).
Soal No. 35 tentang Korosi
Paku yang mengalami perkaratan yang paling cepat adalah nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Penyelesaian
1. besi berada pada medium yang mengandung O2 dan H2O (medium yang lembab),
2. pH larutan,
3. garam-garam, dan
4. kontak besi dengan logam lain.
Gambar (1) memenuhi point 1 dan 3, yaitu paku berada pada medium yang mengandung O2
(tabung terbuka) dan H2O (terendam dalam air), serta berada dalam larutan garam.
Pada gambar 5, sebenarnya seng lebih mudah teroksidasi, tetapi senyawa oksida yang
dihasilkan bersifat inhibitor yang akan menutup rapat logam yang dilingkupinya.
Jadi, paku yang mengalami perkaratan yang paling cepat adalah nomor 1 (A).
A. Fe | Fe2+ || Cu2+ | Cu
B. Zn | Zn2+ || Fe2+ | Fe
C. Mg | Mg2+ || Cu2+ | Cu
D. Al | Al3+ || Zn2+ | Zn
E. Cu | Cu2+ || Al3+ | Al
Pembahasan
Mari kita urutkan terlebih dahulu unsur-unsur tersebut dari harga potensial sel terendah
sampai tertinggi.
Unsur yang lebih kiri (E° lebih kecil) akan melakukan reaksi oksidasi sedangkan yang lebih
kanan akan melakukan reduksi. Sekarang kita periksa masing-masing opsi.
A. Fe | Fe2+ || Cu2+ | Cu (spontan, karena Fe lebih kiri dari Cu)
B. Zn | Zn2+ || Fe2+ | Fe (spontan, karena Zn lebih kiri dari Fe)
C. Mg | Mg2+ || Cu2+ | Cu (spontan, karena Mg lebih kiri dari Cu)
D. Al | Al3+ || Zn2+ | Zn (spontan, karena Al lebih kiri dari Zn)
2+ 3+
E. Cu | Cu || Al | Al (tidak spontan, karena Cu lebih kanan)
Jadi, notasi sel yang tidak berlangsung spontan adalah opsi (E).
13Al
27
+ α → 15P30 + x
Partikel x yang dihasilkan pada persamaan reaksi inti tersebut adalah ....
A. proton
B. neutron
C. beta
D. positron
E. triton
Pembahasan
Untuk mengerjakan soal ini, kenali dulu jenis-jenis partikel radioaktif berikut.
Nah, sekarang kita gunakan nomor atom dan nomor massa partikel tersebut untuk reaksi inti
berikut ini.
13Al
27
+ 2α4 → 15P30 + axb
Prinsip reaksi inti tersebut sederhana, jumlah nomor atom ruas kiri (13 + 2) sama dengan
jumlah nomor atom ruas kanan (15 + a).
13 + 2 = 15 + a
15 = 15 + a
a=0
Demikian juga jumlah nomor massa ruas kiri (27 + 4) sama dengan jumlah nomor massa ruas
kanan (30 + b).
27 + 4 = 30 + b
31 = 30 + b
b=1
1
Sehingga partikel x tersebut adalah 0x (neutron)
Jadi, jadi partikel x yang dihasilkan pada reaksi tersebut adalah neutron (B).
1. Zn Siderit
2. Mn Pyrolusite
3. Ca Gypsum
4. Al Rutile
Pasangan data yang keduanya berhubungan dengan tepat adalah ....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 4
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
Pembahasan
Unsur-unsur yang disebutkan dalam soal adalah unsur logam beserta mineralnya. Ini soal
hafalan murni. Sebaiknya dihafal data dalam tabel berikut.
Unsur Mineral
Na senyawa chili
Ti Rutile
Cr Kromit
Mn pyrolusite, manganit
Co Kobaltit
Ni Pentlandit
Jadi, pasangan data yang keduanya berhubungan dengan tepat adalah nomor 2 dan 3 (C).
A. halogen
B. golongan oksigen
C. golongan nitrogen
D. alkali
E. periode ketiga
Pembahasan
Point 3 dan 4: memiliki afinitas besar dan oksidator kuat, menunjukkan bahwa unsur
yang dimaksud terletak di sebelah kanan pada sistem periodik.
Point 2: mampu membentuk senyawa asam beroksigen lebih dari satu, memastikan
bahwa unsur yang dimaksud adalah golongan halogen. Halogen mampu membentuk
asam oksihalida (HXOn), contoh: HClO (asam hipoklorit), HClO2 (asam klorit),
HClO3 (asam klorat), dan HClO4 (asam perklorat).
Point 1: tidak terdapat bebas di alam: lebih meyakinkan bahwa unsur yang dimaksud
adalah golongan halogen. Unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif dan selalu
berusaha untuk berikatan, minimal dengan dirinya sendiri membentuk molekul
diatomik, misal Cl2, atau bersenyawa dengan unsur lain, misal NaCl. Tak pernah kita
temui unsur-unsur halogen jalan-jalan sendirian, Cl sendirian atau Br sendirian.
Jadi, yang memiliki sifat-sifat tersebut adalah unsur dari golongan halogen (A).
1. Si Hall-Heroult semikonduktor
5. P Down pupuk
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 san 4
D. 3 dan 4
E. 4 dan 5
Pembahasan