Anda di halaman 1dari 21

1

KONSENTRASI LARUTAN, GRAVIMETRI DAN KAITANYA DENGAN GEOKIMIA


(Makalah tugas kimia dasar)








KElOMPOK 5 :
1. Agus Priyono ( 1215051002)
2. Andi Veaneta LA (1215051005)
3. Arianto Fetrus Silalahi (1215051008)
4. Bella Diah P (1215051011)
5. Carta Wijaya (1215051014)
6. Gita Purna Rae (1215051024)
7. Virgian Rahmanda (1215051054)
8. Zahidah Sholihah (1215051055)



JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
2


KONSENTRASI LARUTAN
Konsentrasi suatu larutan merupakan ukuran yang digunakan untuk menyatakan
kuantitas zat terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Terdapat berbagai cara yan digunakan
untuk menyatakan konsentrasi larutan, dan masing-masing cara memilik berbagai kegunaan
masing-masing.

Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)
Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit
Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak
Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm),
dll

1. Molaritas (M)
Molaritas larutan didefinisikan sebagai jumlah mol suatu solut (terlarut) dalam larutan
dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.






M =
Liter
mol
atau M =
mL
mmol

Jika mol =
Mr
gram
maka
M =
Ltr x Mr
gr
=
mL
1000
x
Mr
gr

atau M =
mL x Mr
mgr





3


2. Molalitas (m)
Molalitas didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut yang dilarutkan dalam satu kilogram
(1.000 gram) pelarut. Misalkan jika 2 mol garam dapur (NaCl) dilarutkan dalam 1.000 gram
air maka molalitas garam dapur tersebut adalah 2 molal.
Secara matematis pernyataan tersebut dinyatakan seperti berikut.Molalitas adalah jumlah
mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Rumus Molalitas adalah :




3. Normalitas (N)


Mol-ekivalen :
4

Asam/basa: jumlah mol proton/OH
-
yang diperlukan untuk menetralisir suatu asam / basa.
Contoh :
1 mol Ca(OH)
2
akan dinetralisir oleh 2 mol proton;
1 mol Ca(OH)
2
setara dengan 1 mol-ekivalen; Ca(OH)
2
1M = Ca(OH)
2
2N
Redoks : jumlah mol elektron yang dibutuhkan untuk mengoksidasi atau mereduksi suatu
unsur
Contoh :
1 mol Fe
+3
membutuhkan 3 mol elektron untuk menjadi Fe;
1 mol Fe
+3
setara dengan 3 mol-ekivalen;
Fe
+3
1 M = Fe
+3
3 N atau Fe
2
O
3
6 N

4. Fraksimol
Fraksi mol (x) menyatakan perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol
semua komponen-komponen. Perhatikan contoh berikut. Misalkan 2 mol garam (NaCl) yang
dinotasikan dengan A dilarutkan dalam 8 mol air yang dinotasikan dengan B, maka fraksi
mol garam (xA) = 0,2 dan fraksi mol air (xB) = 0,8. Jadi, fraksi mol masing-masing komponen
dalam suatu larutan dapat ditentukan sebagai berikut.
xA = nA / nA + nB xB = nB / nA + nB
Keterangan:
xA = fraksi mol zat A
nA = mol zat A
xB = fraksi mol zat B
nB = mol zat B
Fraksi mol (x) adalah perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua
komponen. Jika suatu larutan mengandung zat A, dan B dengan jumlah mol masing-masing
nA dan nB, maka fraksi mol masing-masing komponen adalah:

Bila campuran terdiri dari 2 komponen A dan B, maka :
A
X =
B A
A
n n
n

;
B
X =
B A
B
n n
n

dan
A
X +
B
X = 1




5


5. Ppm ( Part Per Million )

Cara lain untuk menuliskan konsentrasi suatu larutan yang konsentrasinya sangat kecil
adalah dengan bagian perjuta, miliar, atau triliun. Prinsip yang digunakan pada dasarnya
adalah persen massa dengan konsentrasi yang sangat kecil. Cara pernyataan konsentrasi
seperti ini banyak digunakan dalam ilmu lingkungan
ppm = massa komponen larutan (g) per 1 juta g larutan. Untuk pelarut air : 1 ppm setara
dengan 1 mg/liter.
Bila larutan sangat encer digunakan satuan konsentrasi parts per million, ppm (bagian
persejuta), dan parts per billion, ppb (bagian per milliar). Satu ppm ekivalen dengan 1 mg zat
terlarut dalam 1 L larutan. Satu ppb ekivalen dengan 1 ug zat terlarut per 1 L larutan.

Parts per million (ppm) dan parts per billion (ppb) adalah satuan yang mirip persen berat.
Bila persen berat, gram zat terlarut per 100 g larutan, maka ppm gram terlarut per sejuta
gram larutan, dan ppb zat terlarut per milliar gram larutan.


6. Persen Konsentrasi
Dalam bidang kimia sering digunakan persen untuk menyatakan konsentrasi larutan. Persen
konsentrasi dapat dinyatakan dengan persen berat (% W/W) dan persen volume (% V/V)
Persen berat (% W/W)

Persen ialah banyaknya bag solut dalam 1 bagian campuran (solut dan solven)
Campuran yang terdiri dari 2 komponen A dan B, maka :
dan
= x 100
6



Persen volume ; hanya mengganti massa dengan volume
Catatan :
Apabila tidak disebut lain, persen adalah % berat.
Contoh
Dalam suatu wadah berisi larutan asam sulfat, (pekat) dengan informasi pada etiketnya
sebagai berikut :
Rumus kimia zat : H
2
SO
4
(Mr = 98)
Kadar = 96% dan massa jenis 1,84 kg/l
Hitunglah : M, N, m dan x solut
jawab :
Berat 1 l larutan = 1 x 1,84 = 1,84 kg = 1840 g
a) Kadar H
2
SO
4
= 96% = 96/100 x 1840 g = 1766,4 g
= 1766,4/98 mol/l (M) = 18,02 M
b) N = M x jumlah H
= 18,02 x 2 = 36,04
c) Berat 1 liter camp = 1840 g (dari a)
Berat solut H
2
SO
4
= 1766,4 g = 18,02 mol = 18020 m mol.
Jadi berat pelarut = 1840 1766,4 g = 73,6 g
Maka : m =
18020 m mol
/73,6 g = .
d) Dari (a) mol H2SO4 = 18,02
Dari (c) mol H
2
O = 73,6/18 = 4,1
Jadi :
4 2
SO H
X =
1 , 4 02 , 18
02 , 18

= .





7


GEOKIMIA

Aplikasi Metode Isotop
Metode isotop dan geokimia memiliki peran penting dalam eksplorasi dan
eksploitasi energi panasbumi serta pengembangannya. Metode geokimia menyediakan
berbagai informasi penting antara lain sifat kimia fluida reservoir, temperatur reservoir,
rasio uap air (fraksi uap) dalam reservoir, kesetimbangan mineral serta potensi korosi
danscaling. Pada lapangan panasbumi yang telah beroperasi, monitoring geokimia
merupakan metode yang sangat penting untuk memantau respon reservoir terhadap
produksi.
Dalam tahap eksplorasi energi panasbumi, metode isotop dan geokimia dapat
dimanfaatkan untuk:
Memperkirakan temperatur bawah permukaan (reservoir) dengan penggunaan
geotermometer kimia dan isotop
Mengidentifikasi sumber fluida panasbumi dengan penggunaan metode isotop alam
Dalam tahap pengeboran sumur produksi, metode geokimia dan isotop bermanfaat
untuk memperoleh informasi:
Level (kedalaman) akuifer yang produktif dan temperaturnya
Perbandingan air dan uap air (steam fraction) dalam reservoir
Menilai kualitas air dan uap air dalam hubungannya dengan produksi dan lingkungan
Memperkirakan kecenderungan deposisi (scaling), baik dalam sumur produksi, sumur
reinjeksi, maupun peralatan produksi di permukaan
Dalam tahapan eksploitasi dan produksi, studi pemantauan geokimia difokuskan
pada komposisi fluida sumur produksi yang telah mengalami berbagai proses seperti
pendidihan dan pencampuran dalam reservoir. Secara prinsip, studi tersebut digunakan
untuk:
Mengidentifikasi masukan fluida dari air tanah dangkal yang dingin maupun dari
masukan fluida panas dari sumber yang lebih dalam
Memantau proses pendidihan dalam akuifer produktif
Mengidentifikasi perubahan kontribusi akuifer produktif terhadap keluaran sumur
8

Mengkuantifikasi perubahan dalam kecenderungan scaling
Mengkuantifikasi perubahan kualitas air dan uap
Merevisi model konseptual reservoir


PERKEMBANGAN GEOKIMIA PETROLEUM & GEOLOGI

Geokimia petroleum (minyak dan gas bumi) adalah penerapan prinsip-prinsip kimia yang
mempelajari tentang asal, migrasi, akumulasi dan alterasi dari petroleum (minyak dan gas
bumi ) selain itu menerapkan konsep-konsepnya dalam rangka eksplorasi petroleum yang
lebih efektif.

Walaupun sebenarnya pengetahuan dan eksplorasi minyak & gas bumi telah berlangsung
sejak zaman dahulu, namun begitu, seiring berkembangnya waktu, ilmu semakin
berkembang, dengan lahirnya teknologi-teknologi terbarukan sehingga semakin
memudahkan dalam eksplorasi minyak dan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan energi.
Tidak ada kepastian tentang kapan ilmu geologi dan geokimia di terapkan dalam ekplorasi
minyak dan gas bumi, dari mulai ekplorasi tahun pertama tercatat tahun 600 sebelum
masehi.
Teori asal usul minyak dan gas bumi
Teori tentang cebakan minyak dan gas bumi yang paling umum dan mendasar adalah teori
antklin, dimana menurut teori ini dikarenakan massa jenis minyak lebih rendah daripada
massa jenis air maka minyak akan selalu bergerak dan berada diatas air dan akan berhenti
dalam lapisan yang bagian atasnya terbuka ke bawah yaitu suatu bentuk antiklin. Prinsip
dasar dalam menemukan cadangan minyak berpotensi dalam suatu struktur-struktur
terkadang masih dilakukan, akan tetapi dengan teknologi terkini sebagian besar pemetaan
geologi permukaan telah lama diganti atau dilengkapi dengan pemetaan geofisika tiga-
dimensi struktur bawah permukaan.
Kegunaan geokimia
Geokimia menjawab berbagai tantangan ekplorasi dan eksploitasi termasuk ketika minyak
semakin sulit ditemukan. Apa komposisi petroleum?, Bagaimana keadaan asalnya?, dan
bagaimana cara dia bermigrasi?
9

Lebih dari 100 tahun penyelidikan dan penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar
minyak dunia berasal dari penguraian bahan organik yang tersimpan dalam cekungan
sedimen. Pengamatan geologi lapangan di akhir abad kesembilan belas menyatakan bahwa
bahwa minyak berasal dari serpih bitumen dan bermigrasi ke dalam batupasir. Dalam tahap
eklporasi diperlukan analisa yang cukup mengenai tahapan-tahapan pembentukan minyak
bumi mulai dari deposisi zat organik, pengawetan zat organic dalam sedimen, transformasi
zat organik menjadi minyak bumi, serta migrasi, dan akumulasi minyak dan gas bumi.
Eksplorasi yang sukses tergantung pada faktor-faktor dibawah ini:
1. Adanya jebakan (struktur, reservoir, seal)
2. Akumulasi muatan minyak (sumber, pematangan, migrasi ke waktu perangkap)
3. Pematangan minyak terperangkap (sejarah termal, invasi perairan meteoric
Fasies organik yang berbeda menghasilkan dan mengeluarkan jumlah minyak dan gas yang
berbeda pula
Petroleum generative depression adalah suatu area dimana batuan induk yang kaya sumber
organik berada pada suhu cukup tinggi untuk menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah
besar minyak bumi.

KARBON DAN ASAL MULA KEHIDUPAN
Keunikan karbon yang dambentuk unsur dasar kehidupan, terletak pada kemampuannya
untuk bergabung dengan dirinya sendiri membentuk rantai karbon yang panjang, dan
kompleks, Walaupun ada unsure lain yakni silikon yang mempunyai electron valensi yang
sama sebesar 4. Namun Rantai silicon banyak mempunyai kelemahan, diantaranya:
1. Energi ikatannya lemah. Energi ikatan antar Silikon sebesar 53 kkal/mol
sedangkan energi ikatan antar Karbon sebesar 83 kkal/mol
2. Tidak stabil
3. Struktur molekul paling sederhana dari Silikon adalah SiO
2
yang berbentuk solid dan
cair ini menyebabakan tidak ada mobilitas sirkulasi dari SiO
2
dalam lingkungan
hydrosfer dan biosfer berbeda dengan karbon dengan struktur molekul paling
sederhana CO
2
cenderung lebih dinamis.
Karbon menjadi struktur dasar semua kehidupan seperti yang kita tahu itu sejak awal
kehidupan di bumi. Akibatnya, kimia karbon sering disebut sebagaikimia organik, sedangkan
bahan kimia dari semua elemen lain yang disebutkimia anorganik.
Sejarah Awal Mula Kehidupan
10


Keterangan: Ga=10
9
tahun lalu, PAL= present atmosphere level (kandungan O
2
). Stomatolit=
struktur organo-sedimen (simbiose antara ganggang-sedimen gampingan)
Potensi Petroleum Batuan Prikambrium
Bukti awal kehidupan dengan ditemukannya stromatolit 3,5 Milyar tahun yang lalu.
Beberapa penelitian dan analisis sedimen Prakambrium menunjukkan bahwa tidak memiliki
kualitas batuan sedimen Fanerozoikum, baik dalam jumlah kandungan kerogen atau
hidrogen. Minyak dan gas akan terus ditemukan, khususnya dalam sedimen prikambrium
nonalterasi, namun jumlah tersebut tidak akan menjadi besar kecuali jika batuan sumber
kaya bahan organik, kerogen, atau konten hidrogen mereka tidak luas, dan sistem reservoir
yang terjaga dengan baik




11

Cadangan karbon dalam batuan sedimen
Siklus karbon terjadi di lingkup biosfer maka dalam hal ini akan terjadi proses fotosintesis
dan oksidasi. Prose terjadinya siklus karbon sehingga menghasilkan petroleum sebagai
berikut:
Fitoplankton (jenis tumbuhan) menggunakan CO2 untuk membentuk karbon dalam sel
mereka, selanjutnya zooplankton (hewan) memakan fitoplankton dan mengeluarkan
kelebihan karbon dalam bentuk CO2. Organisme yang mati akan teroksidasi menjadi CO2,
sehingga keluar dari siklus ini, jumlahnya sekitar 0,1% dari total karbon keseluruhan ditarik
dan terkubur oleh sedimen (Ryther, 1970). Sejak awal kehidupan, sekitar 0,1% carbon telah
menjadi akumulasi minyak komersial yang berlangsung sampai sekarang.


EKSPLORASI GEOKIMIA

Dispersi primer : kenampakan alterasi & kondisi zoning, memiliki dimensi sama dari
cm-m sekitar badan bijih/m-km bila badan bijih besar dan area
tambang
Dispersi sekunder : sisa mineralisasi bijih yang ditemukan dalam conto batuan, tanah,
air, vegetasi yang diambil sekitar sumber.
Eksplorasi geokimia :mengkonsentrasikan pd pengukuran kelimpahan, distribusi, &
migrasi unsur2 bijih atau yang berhubungan dengan bijih dengan
tujuan mendeteksi endapan bijih.
Spesifik : pengukuran sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam conto
(batuan, tanah, air dll) untuk mendapatkan anomali geokimia
(konsentarsi abnormal unsur tertentu yang kontras terhadap
lingkungan=background geokimia).
Prospeksi geokimia pada dasarnya terdiri dari 2 metode :
1. Pola dispersi mekanis (untuk mineral relatif stabil di permukaan bumi = Au, Pt, Cr dll)
2. Pola dispersi kimia (dapat pada endapan tererosi/tidak lapuk/tidak)

Urutan eksplorasi geokimia secara umum (Peters, 1978) :
1. Seleksi metode, elemen2 yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang dinginkan, serta pola
sampling
2. Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek conto2 secara
umum & kedalaman conto utk mnentukan level yg dpt diyakini & mengevaluasi faktor
bising (noise)
3. Analisis conto, dilapangan & laboratorium dgn analisis cek yang dibuat pada beberapa
metode
4. Melakukan statistik & evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika)
12

5. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi pada area yang
lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lbh rapat & pnambahan metode geokimia
6. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang & penambahan
analisis dari conto2 yang telah ada.

Dua Hal dasar yang berkaitan degan prospeksi geokimia :
1. Unsur penunjuk (indicator element) = unsur utama bijih dalam badan bijih yang
dicari
2. Unsur jejak (pathfinder element) = berasosiasi dengan badan bijih tapi sulit
dideteksi, lebih bebas dari bising, atau lebih luas penyebarannya dari unsur petunjuk.

Contoh asosiasi bijih, unsur-unsur penunjuk & jejak (Peters. 1978)
Asosiasi bijih Unsur penunjuk Unsur jejak :

Cu porfiri
Complex sulfide ore
Urat-urat logam berharga
Skarn deposits
U (sandstone)
U (vein)
Ultramafik ore body
Fluorspar veins Cu, Mo
Zn, Cu, Ag, Au
Au, Ag
Mo, Zn, Cu
U
U
Pt, Cr, Ni
F Zn, Mn, Au, Rb, Re, Ti, Te
Hg, As, S, (SO4), Sb, Se, Cd
As, Sb, Te, Mn, Hg, I, F, Bi, Co
B
Se, Mo, V, Rn, He
Cu, Bi, As, Co, Mo, Ni
Cu, Co, Pd
Y, Zn, Rb, Hg



13

Metode-metode utama dalam prospeksi geokimia (Peters, 1978)
Sumber conto Penyebab anomali
Batuan Konsentrasi singenetik
Aureole batuan-dinding

Bocoran atau irisan
Dispersi post mineralisasi
Tanah Akumulasi residual
Abu glasial Dispersi
Sedimen sungai Dispersi
Akumulasi mineral berat
Sedimen danau Akumulasi
Air permukaan Dispersi
Air tanah Dispersi
Salju Akumulasi hidrokimia
Uap Oksidasi dari bijih
Peluruhan radioaktif
Vegetasi Konsentrasi selektif
Air laut Dispersi primer
Sedimen laut Dispersi sekunder
Sampling batuan : dilakukan pada singkapan, area tambang atau inti bor. kg
utk batuan berbutir halus, 2 kg untuk material berbutir kasar. Konteks geologi dari
conto meggambarkan struktur, jenis batuan, mineralisasi, & alterasi.
Sampling tanah :menguntungkan untuk area jarang outcrop. Conto diayak -80#
25-50 gr fraksi halus. Interval conto 300-1500 m (awal), 15-60 m (lanjutan).
Sampling sedimen sungai : komposit alami material hulu lokasi sampling.
Efektif pada pengamatan awal dimana lokasi conto tunggal mungkin menunjukkan
area tangkapan (catchment area) yang luas. Conto diambil 50-100 m sepanjang
aliran (detail), 50 gr, -80#.
Sampling air : mudah dilakukan tapi conto air tidak stabil dalam waktu
singkat. Faktor pengontrol kandungan logam dalam air permukaan (dilusi, pH, suhu,
kompleks organik) sulit dievaluasi & kandungan logan relatif rendah.
Sampling vegetasi : untuk koreksi rock sampling & ground water untuk analisis
kimia. Interpretasi lebih kompleks dari metode yang lain. Sampling berupa daun &
atau ranting 100 gr, diabuk an & dianalisis. Conto abu 10-30 gr.
Sampling uap air raksa : petunjuk sulfide ore body diambil dari tanah, udara &
air. Spektrometer portabel memompa gas dari lubang bor berdiameter kecil dlm
tanah ( 5 cm). Conto efektif diambil dari tanah karena konsentrasi udara lebih
banyak drpd udara.
Metode analisis geokimia umumnya:
1. Chromatography
2. Calorimetry
3. Emission Spectrometry (EMS) = Analisis multiunsur
4. Plasma Emission Spectrometry menganalisis 12 unsur utama (Cu, Pb, Zn, Ag, W,
Sb, Ba, Ni, Mn, Fe, Cr, Sn) & 10 unsur jejak (V, P, As, Mo, B, Be, Cd, Co, Ni, Y)
14

5. Optical Emission Spectrometry yang langsung dibaca: Quanometer, mengukur
simultan 7 unsur utama & 26 unsur jejak
6. X-Ray Fluoresence (XRF)
7. Atomic Absorption Spectrometry (AAS) = Analisis unsur tunggal standar

Dalam survei prospeksi geokimia dapat berupa survei reconnaissance (peninjauan
awal) atau survei detil. Umumnya survei prospeksi geokimia dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis material conto, meliputi survei litogeokimia (batuan),
pedogeokimia (tanah), hidrogeokimia (air dan sedimen), survei zat terbang,
biogeokimia (tumbuhan dan binatang), penginderaan jarak jauh, dan survei isotop.

1. Survei litogeokimia biasanya dilakukan dalam suatu grid atau traverse, conto
batuan diambil pada tiap singkapan atau pada interval tertentu. Conto dapat
juga diambil dari hasil pemboran.
2. Survei pedogeokimia biasanya dilakukan dalam tahap detil dan dengan grid yang
rapat. Conto tanah yang umumnya diambil adalah horison B, walaupun pada
keadaan tertentu horison A dan C dapat berguna.
3. Survei hidrogeokimia meliputi survei air, sedimen, dan mineral berat.
Kebanyakan analisis air menggunakan metoda kalorimetri atau AAS. Air
permukaan diambil contonya pada interval teratur sepanjang jaring drainase.
4. Survei sedimen dan mineral berat dilakukan untuk menentukan arah migrasi dari
unsur dan mineral yang terdispersi di sepanjang alur drainase suatu daerah.
5. Survei zat terbang dilakukan terhadap gas-gas (H2S, SO2 dll), zat terbang
(merkuri) serta partikel organik maupun inorganik. Umumnya dilakukan
menggunakan peralatan airborne.
6. Survei biogekimia dapat dilakukan dengan menggunakan dua metoda, antara lain
: Menggunakan kandungan unsur jejak dari tumbuhan untuk menentukan
dispersi halo, trains atau fan dari mineralisasi. Menggunakan tumbuhan tertentu
atau kerusakan akibat kelebihan unsur pada tanah atau tumbuhan sebagai
indikator mineralisasi.
















15

Soal-Soal


Soal dan Pembahasan
1. Kemolalan larutan NaCl 10% massa dalam air adalah (Mr NaCl = 58,5 ).
Pembahasan :
Larutan NaCl 10% massa berarti dalam 100 gram larutan NaCl terdapat NaCl murni sebanyak
= 10 x 100 gram = 10 gram
100
Massa air sebagai pelarut = ( 100 10 ) gram = 90 gram
Molalitas = 10 x 1000 = 1,899 = 1,9 m
58,5 90

2. Konsentrasi larutan asam formiat HCOOH 4,6% massa dengan massa jenis 1,01 g/mL
adalah (Mr CHOOH = 46)
Pembahasan :
Karena massa jenis larutan = 1,01 gram/mL, maka 1 mL larutan = 1,01 gram massanya.
HCOOH yang terdapat dalam larutan = 4,6 x 1,01 = 0,0464 gram
100
Molaritas = 0,0464 x 1000 = 1,01 M
46 1

3. Sebanyak 23,4 gram NaCl (Mr = 58,5) dilarutkan dalam air sampai volumenya 500
mL. Besarnya molaritas larutan adalah
Pembahasan :
Volume larutan 500 mL = 0,5 L
M = 23,4 = 23,4 = 0,8 M
58,5 . 0,5 29,25




16

4. Volume HCl yang harus dilarutkan dalam 500 mL air untuk memperoleh larutan yang
memiliki persentase 30% adalah
Pembahasan :
30% = volume HCl x 100%
Volume HCl + 500
30 ( volume HCl + 500 ) = volume HCl . 100
30 volume HCl + 15000 = 100. volume HCl
15000 = ( 100 30 ) volume HCl
Volume HCl = 15000 = 214,29 mL
70


5. Dalam suatu larutan 16% massa naftalen dalam benzene, jika diketahui Mr naftalen
= 28 dan Mr benzene = 78 maka fraksi mol naftalen adalah
Pembahasan :
Misalkan massa larutan total = 100 gram maka berlaku :
Massa naftalen = 16 x 100 gram = 16 gram
100
nnaftalen = 16 mol = 0,125 mol
128
Massa benzena = ( 100 16 ) gram = 84 gram
nbenzena = 84 mol = 1,08 mol
78
Xnaftalen = nnaftalen = 0,125 = 0,104
nnaftalen + nbenzena 0,125 + 1,08


6. Suatu larutan dengan molalitas 0,25 m, jika kita gunakan air 250 gram sebagai
pelarut maka massa zat terlarutnya adalah (Mrt = 60)



17

Pembahasan :
m = gr x 1000
Mrt P
0,25 = gr x 1000
60 250
0,25 x 60 = 4 gr
gr = 15 = 3,75 gram
4


7. Pesentase 45 gram garam yang dicampurkan dengan 155 air adalah%
Pembahasan :
% massa = 45 x 100%
45 + 155
% massa = 45 x 100% = 22,50%
200

8. Volume uap air yang dapat ditambahkan pada 250 mL larutan H2SO4 0,3 M untuk
mendapatkan larutan H2SO4 dengan konsentrasi 0,1 M adalah
Pembahasan :
V1. M1 = V2 . M2
250. 0,3 = V2 . 0,1
V2 = 750 mL
Volume air yang ditambahkan = 750 250 = 500 mL

9. 150 mL larutan CH3COOH 0,2 M dicampurkan dengan 100 mL CH3COOH 0,3 M,
maka konsentrasi larutan setelah dicampur adalah
Pembahasan :
Mcampuran = (150. 0,2) + (100. 0,30)
150 + 100
Mcampuran = 30 + 30 = 60 = 0,24 M
250 250
18

10. Massa Magnesium Hidroksida yang terdapat dalam 200 mL larutan Magnesium
Hidroksida 0,15 M adalah.(Ar Mg = 24, Ar O = 16, Ar H =1)
Pembahasan :
M = gr
Mrt . V
0,15 = gr
58 . 0,2
gr = 0,15 . 58 . 0,2 = 1,74 gram

11. Bila bobot molekul fruktosa 180, maka molalitas fruktosa 10% adalah
Pembahasan :
m =
m = 10 x 1000 = 0,62 m
180. (100 10 )

12. Seorang siswa yang sedang praktikum akan membuat larutan NaOH 1 molal.
Massa air yang harus dilarutkan untuk 20 gram NaOH (Mr = 40) adalah
Pembahasan :
m = gr x 1000
Mr . P
1 = 20 x 1000
40 . P
P = 500 gram

13. Seorang petani akan membuat larutan urea untuk pupuk. Massa air yang diperlukan
melarutkan 15 gram urea (Mr = 60) agar diperoleh fraksi mol larutan urea 0,1 adalah
Pembahasan :
nurea = 15 = 0,25 mol
60
Xurea = nurea
nurea + nH2O

19

0,1 = 0,25
0,25 + nH2O
nH2O = 2,25 mol
massa air yang dibutuhkan = 2,25 x 18 = 40,5 gram

14. 20 mL asam sulfat dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Bila ternyata diperlukan 30 mL
larutan NaOH, maka kemolaran larutan asam sulfat tersebut adalah
Pembahasan :
Kita ingat dalam titrasi :
mol asam = mol basa
nasam.Vasam. Masam = nbasa. Vbasa. Mbasa
2 . 20 . MH2SO4 = 1 . 30 . 0,1
MH2SO4 = 0,075 M

15. Fraksi mol larutan 36 gram glukosa (Mr = 180) dalam 90 mL air (Mr = 18) adalah
Pembahasan :
nt = 36 = 0,2 mol np = 90 = 5 mol
180 18
Xt = nt = 0,2 = 0,038
nt + np 0,2 + 5

16. Banyaknya air yang harus ditambahkan kedalam 200 mL larutan 0,4 M NaOH agar
menjadi 0,1 M adalah
Pembahasan :
V1 . M1 = V2 . M2
200. 0,4 = V2 . 0,1
V2 = 800 mL
Jadi, banyaknya air yang harus ditambahkan = 800 200 = 600 mL




20

17. Suatu larutan gliserin (Mr = 92) dibuat dengan melarutkan 45 gram senyawa tersebut
dalam 100 gram H2O ( Mr = 18). Molalitas gliserin dalam larutan tersebut adalah
Pembahasan :
m = gr . 1000 = 45 . 1000 = 4,89 m
Mr . P 92 . 100


18. Dalam 200 mg contoh bahan terdapat 25 mg perak dan 10 mg. Persentase perak dan
emas dalam bahan tersebut berturut- turut adalah
Pembahasan :
% perak = 25 x 100% = 12,5%
200
% emas = 10 x 100% = 5%
200

19. Dalam 1 gram NaOH (Mr = 40) akan dihasilkan larutan NaOH 0,25 M sebanyak
Pembahasan :
Mol = gr = 1 = 0,025 mol
Mr 40
V = mol = 0,025 = 0,1 L = 100 mL
M 0,25

20. Massa jenis suatu larutan CH3COOH 5,2 M adalah 1,04 g/mL. Jika Mr CH3COOH = 60,
konsentrasi larutan ini dinyatakan dalam % berat asam asetat adalah
Pembahasan :
% massa = M . Mr = 5,2 . 60 = 30%
10 . p 10 . 1,04





21

Anda mungkin juga menyukai