Oleh:
Virgian Rahmanda
1215051054
LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ii
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ................................................................... 1
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Letak dan posisi daerah pengukuram ..................................... 2
B. Kondisi Geologi ..................................................................... 2
III.
TEORI DASAR
A. Tahanan jenis .......................................................................... 3
B. Resistivitas mineral dan batuan .............................................. 4
C. Tabel Resisitivitas Batuan ...................................................... 4
IV.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum ...................................................................... 5
B. Diagram Alir .......................................................................... 5
V.
VI.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Lokasi daerah pengukuran ............................................................... 2
Gambar 3.1 Elektroda metode geolistrik ............................................................. 3
Gambar 3.2 Tabel resistivitas batuan .................................................................. 4
Gambar 4.1 Diagram alir ..................................................................................... 5
Gambar 5.1 Model perlapisan peta tahanan jenis semu ...................................... 6
Gambar 5.2 Overlay peta geologi dengan kontur resistivitas AB/2 = 250m ....... 7
Gambar 5.3 Hasil stack map peta geologi dengan kontur elevasi DEM SRTM . 7
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode Geolistrik adalah salah satu metode eksplorasi geofisika yang
menggunakan sifat kelistrikan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan
seperti stratigrafi, struktur geologi dan distribusi sifat material. Dalam
eksplorasi geolistrik terdapat konfigurasi elektroda yang mimiliki sensitivitas
terhadap lapisan bawah permukaan dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Konfigurasi tersebut diantaranya; konfigurasi wenner, konfigurasi
schlumberger, konfigurasi wenner-schlumberger; konfigurasi dipole-dipole,
konfigurasi pole-pole, konfigurasi pole dipole dan konfigurasi square.
Berkaitan dengan metode geoofisika tersebut, dapat diaplikasikan
dalam eksplorasi panas bumi untuk mengidentifikasi lapisan panas bumi yang
memiliki variasi nilai resistivitas, yang menandakan adanya komponenkomponen panas bumi berdasarkan sifat kelistrikanya, konduktif atau resistif.
Pada aplikasinya, hal ini dapat ditunjukkan dengan penampang harga tahanan
jenis yang semakin kecil sehingga mencerminkan karakteristik fisik atau
struktur bawah permukaan berdasarkan kondisi ideal geologi yang memenuhi
persyaratan daerah panasbumi (geothermal reservoir) yang dapat
menghasilkan uap panas adalah adanya sumber panas (heat source), adanya
batuan reservoir dengan porositas dan permeabilitas cukup tinggi berisi fluida
panas (ada pengisian kembali air dingin melalui rekahan atau sesar), serta
adanya batuan penutup (cap rock) yang dapat menahan pelepasan panas.
Oleh sebab itu, untuk lebih mengetahui tentang dasar-dasar
interpretasi setruktur geologi pada eksplorasi Panasbumi, serta pengolahan
data menggunakan metode geolistrik, maka dilakukanlah praktikum
mengenai metode geolistrik untuk eksplorasi panas bumi.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi eksplorasi geolistrik pada panas
bumi.
2. Mahasiswa dapat mengolah data gelostrik lapangan panasbumi
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan olahan data geolistrik yang
berkaitan dengan panas bumi.
), yang besarnya
.......................................(3.1)
dengan K adalah faktor geometri yang besarnya tergantung pada konfigurasi
elektrode yang digunakan (Setiawan, 2011).
B. Resistivitas Batuan dan Mineral
Konduktor adalah bahan yang harga resistivitasnya kurang dari 10-5
103 Ohm m. Isolator disifatkan dengan adanya ikatan ionik sehingga elektron
valensi tidak bebas bergerak. Perbedaan lain dari konduktor dan
semikonduktor adalah variasinya terhadap suhu. Konduktor konduktivitasnya
tinggi ketika suhu sekitar 0K, semikonduktor sebaliknya. Dalam
pengelompokkannya konduktor dapat dibagi menjadi :
a. Konduktor bagus, harga resistivitasnya 10-8 1 Ohm m
b. Konduktor sedang, harga resistivitasnya 1 107 Ohm m
c. Konduktor jelek, harga resistivitasnya lebih dari 107 Ohm m
(Oktara, 2007)
C. Tabel Resistivitas Batuan
Adapun pada saat interpretasi kualitatif pada metode geolistrik tahanan jenis
dibutuhkan suatu table nilai yang menunjukkan jenis perlapisan berdasarkan
harga resistivitas yang terukur. Tabel resistivitas batuan menurut Telford
adalah sebagai berikut:
IV. METODELOGI
Laptop
2.
Software surfer
3.
Mulai
Interpretasi
Selesai
V.
A. Data Praktikum
Data dari praktikum ini antara lain data peta kontur resistivitas pada
kedalaman 250 m, 500 m, 750 m dan 1000 m yang telah diidentifikasi nilai
tahanan jenisnya teradap komponen panas bumi serta peta geologi daerah
pengukuran. Adapun hasil pengolahan data adalah sebagai berikut;
Gambar 5.1 Model stack map perlapisan peta tahanan jenis semu
Gambar 5.2 Overlay peta resistivitas AB/2 = 250 dengan peta geologi
Gambar 5.3 Hasil stack map peta geologi dan 3D elevasi DEM SRTM
B. Pembahasan
Dalam praktikum mengenai metode geolistrik untuk ekspolrasi panas
bumi, praktikan diharuskan untuk memahami fungsi metode geolsitrik untuk
panas bumi, pengolahan data, hingga interpretasi hasil permodelan geolistrik
pada suatu area panas bumi. Daerah pengukuran yang dirujuk pada data
merupakan data geolistrik yang diambil dai kabupaten Tanggamus, dengan
luasan koordinat seperti yang terdapat pada gambar 2.1. Secara geologi daearah
pengukuran berada di Geologi regional daerah penelitian didominasi oleh
vulkanik muda (Holocene- Pleistosen) seperti breksi, lava dan tuffa. Pada
formasi Hulusimpang (miocene- Oligosene) terdiri dari breksi vulkanik dan
lava. Batuan tua terdapat pada komplek Gunung Kasih dengan sekuen
metamorpik dari rendah sampai sedang di daerah timurlaut dari vulkanik muda.
Geologi permukaan di area penelitian banyak didominasi oleh produk vulkanik
kuarter dan vulkanik tersier atau disebut vulkanik Tanggamus. Alluvium
dan batuan altrasi berada pada bagian baratdaya area penelitian. Banyak
lapisan yang terpanaskan tetapi lapisan altrasi dari sistem geothermal berada
pada bagian tengah area penelitian dekat dengan daerah Pagaralam pada
kaldera Ulubelu. Dengan arah trend dari utara ke selatan dan baratdaya, sejajar
dengan sungai Belu dan sungai Ngarip. Gunung Sulah, Gunung Kukusan dan
Gunung Duduk tersusun atas andesitik, basaltik dan dasit vulkanik pada masa
Pliosen. Gunung-gunung tersebut berada pada tengah area penelitian dengan
produk vulkanik menuju arah barat dan baratdaya (Suharno, 2000). Lava dari
Gunung Sulah berada dibawah lava Gunung Kukusan dan tutupan dari
Piroklastik Gunung Rindingan pada struktur grabennya. Gunung Duduk tepat
berada pada bagian tengah kaldera Ulubelu, adalah sebuah dome yang
tertutup oleh Piroklastik Gunung Rindingan. Gunung Kebawok, Gunung
Tanggamus, Gunung Rindingan dan Gunung Korupan adalah gununggunung pada masa vulkanik Pleistosen berada pada tenggara, timur, utara dan
timutlaut mengelilingi daerah penelitian.
Pada praktikum ini terdapat 4 data nilai AB/2= 250 m, AB/2=500 m,
AB/2=750 m, AB/2=1000 m, yang dilakukan permodelan dengan
menggunakan software surfer didukung oleh peta geologi serta data elevasi
yang berasal dari data Digital Elevation Model (DEM). batas daerah reservoar
dan luar daerah reservoar berdasarkan kontras resistivitas yang tegak dan
analisis resistivitas berdasarkan kandungan elektrolit reservoar.
Analisis
dilakukan dengan asumsi peta kontur dibuat dengan menggunakan software
Surfer berdasarkan data mapping di lapangan untuk AB/2= 250 m, AB/2=500
m, AB/2=750 m, AB/2=1000 m yang dikorelasikan dengan geologi dan data
DEM. Data permodelan ditampilkan dalam tampilan stack map untuk
mempermudah menginterpretasi perubahan zona resisitivitas rendah terhadap
perubahan nilai kedalaman.
V. KESIMPULAN
DAFRTAR PUSTAKA
Jenis.
Milsom, John. 2003. Field Geophysics : The Geological Field Guide Series Third
Edition. England : John Wiley & Sons Ltd
Oktara, Tri Tofan. 2007. Laporan Laboratorium Lanjut Geofisika. ITS: Surabaya.
Setiawan,
Tri
Susanto.
2011.
Metode
Geolistrik
Resistivitas.
http://trisusantosetiawan.wordpress.com/2011/01/04/metode-geolistrikresistivitas/. Diakses pada 5 juni 2014 pukul 20.00 WIB
LAMPIRAN