Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Fisika FLUX

Volume 15, Nomor 1, Februari 2018


ISSN : 1829-796X (print); 2514-1713(online)
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/f/

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat Berdasarkan


Penampang Seismik Refleksi 2D

Surgiati Pertiwi1,*), Joko Sampurno1), Okto Ivansyah2), Yulinar Firdaus,3)


1)Jurusan Fisika-FMIPA Universitas Tanjungpura

2)Politeknik Negeri Pontianak

3)Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Bandung

Email korespondensi :giapertiwi@gmail.com


Submitted 15Januari 2018, accepted 23 Maret 2018
ABSTRAK−Telah dilakukan penelitian identifikasi sesar di Perairan Misool, Papua Barat berdasarkan
penampang seismik refleksi 2D yang terdiri dari dua lintasan. Data yang diperoleh kemudian diolah untuk
menghasilkan penampang seismik yang menggambarkan reflektivitas tiap lapisan bawah permukaanlaut.
Berdasarkan penampang seismik hasil pengolahan data pada lintasan 1 ditemukan keberadaan sesar yang
tampak diantara CDP 26761 hingga CDP 27547 pada TWT 3500 ms hingga 5000 ms. Sedangkan pada
penampang seismik lintasan 2 tidak ditemukan keberadaan sesar.
KATA KUNCI : Penampang Seismik, Perairan Misool, Seismik Refleksi 2D, Sesar
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/flux.v15i1.4377

I. PENDAHULUAN yaitu metode seismik refraksi dan metode


Dalam usaha pengembangan wilayah seismik refleksi (Priyantari and Supriyanto
suatu daerah diperlukan gambaran kondisi 2009). Metode seismik refraksi didasarkan
struktur geologi bawah permukaan. Salah pada penjalaran gelombang yang diteruskan,
satu gambaran kondisi geologi bawah sedangkan metode seismik refleksi
permukaan yang perlu diketahui adalah didasarkan pada penjalaran gelombang
keberadaan sesar. Sesar atau patahan adalah pantul yang merambat kembali ke
suatu rekahan pada batuan yang mengalami permukaan bumi dan direkam dengan
pergeseran sehingga terjadi perpindahan menggunakan geophone atau hydrophone
antara bagian-bagian yang berhadapan (Sukmono 1999).
dengan arah sejajar dengan bidang patahan Pada penelitian ini metode seismik
(Asikin 1997). Pergerakan yang terjadi bisa diaplikasikan untuk mengidentifikasi sesar di
relatif naik, relatif turun, ataupun bergerak Perairan Misool. Metode seismik yang
relatif mendatar terhadap blok yang lain digunakan ialah metode seismik refleksi.
(Noor 2009). Metode ini dipilih karena dapat
Salah satu metode geofisika yang dapat menghasilkan penetrasi yang lebih dalam
digunakan untuk memetakan kondisi daripada metode seismik refraksi dalam
struktur geologi bawah permukaan guna menggambarkan keadaan struktur geologi
mengetahui keberadaan sesar adalah metode bawah permukaan (Priyono, 2002). Penelitian
seismik. Metode seismik pada prinsipnya mengenai struktur bawah permukaan dengan
memanfaatkan penjalaran gelombang seismik menggunakan metode seismik pernah
yang melewati material bumi (Munadi 2000). dilakukan oleh Sarmili et al. (2014) Kemudian,
Metode seismik terbagi menjadi dua bagian dilakukan juga oleh Zuhrial et al. (2015).

54
Pertiwi., dkk. Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat.... 55

II. METODOLOGI PENELITIAN Misool, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi


Data yang digunakan dalam penelitian ini Papua Barat. Data yang digunakan terdiri
adalah data sekunder berupa data seismik dari dua lintasan yaitu lintasan 1 yang
refleksi 2D yang diperoleh dari Pusat berorientasi dari Selatan ke arah Utara dan
Penelitian dan Pengembangan Gelogi lintasan 2 yang berorientasi dari Barat ke arah
Kelautan (P3GL) Bandung pada Perairan Timur (ditunjukkan pada Gambar 1).

Gambar 1. Peta lintasan seismik (Firdaus 2015)


Data seismik yang telah diperoleh diidentifikasi keberadan sesar pada daerah
kemudian dilakukan pengolahan data. penelitian. Sesar dapat diamati secara visual
Pengolahan data yang dilakukan terdiri dari pada suatu singkapan di alam, berupa
dua tahapan yaitu pre-processing dan terpotong dan bergesernya bidang perlapisan
processing. Pre-processing merupakan proses oleh bidang sesar.Pada penampang seismik
pengolahan awal yang bertujuan untuk sesar ditunjukkan dengan adanya
menyiapkan data yang akan digunakan pada kenampakan diskontinuitas atau
proses processing. Pada tahap pre-processing ketidakmenerusan yang tiba-tiba dari
data dari hasil akuisisi yang masih reflektor seismik yang merefleksikan bidang
mengandung noise (gelombang yang tidak perlapisan secara lateral. Ketidakmenerusan
diinginkan dalam rekaman seismik) akan ini dapat berupa terputus dan bergesernya
diedit dengan menghilangkan noise-noise. seismik tersebut secara lateral (Hidayatullah
Tahapan pre-processing pada penelitian ini 2010).
dilakukan dari demultiplexing hingga
diperoleh penampang seismik hasil III. HASIL DAN PEMBAHASAN
deconvolution. 3.1 LINTASAN 1
Hasil yang telah diperoleh dari proses Lintasan seismik 1 adalah lintasan yang
pre-processing akan digunakan sebagai data berorientasi dari Selatan ke arah Utara
masukan untuk proses processing. Tahapan Perairan Misool. Lintasan ini terdiri dari 32163
processing pada penelitian ini dilakukan dari Common Depth Point (CDP) dengan total
velocity analysis hingga diperoleh penampang panjang 201,02 km (dapat dilihat pada Gambar
seismik hasil stacking. Setelah diperoleh 2). Lintasan seismik 1 membentuk pola sebuah
penampang seismik hasil stacking, kemudian penampang yang menggambarkan
56 Jurnal Fisika FLUX, 15(1), 2018. Hal. 54-58

reflektivitas tiap lapisan bawah permukaan identifikasi penulis dengan menggunakan


laut. Setiap CDP ditampilkan dalam waktu penampang seismik refleksi 2D dapat
tempuh gelombang yaitu Two Way Time (TWT) mengidentifikasi sesar di Perairan Misool,
yang menunjukkan kedalaman tiap titik Papua Barat. Sesar tersebut di tunjukkan
reflektor. Pada Lintasan 1 menunjukkan dengan adanya kenampakan diskontinuitas
reflektivitas penampang dengan penetrasi atau ketidakmenerusan yang tiba-tiba dari
gelombang mencapai TWT 5000 ms dan reflektor seismik yang merefleksikan bidang
bagian selanjutnya adalah multiple. Daerah perlapisan secara lateral. Ketidakmenerusan

Gambar 2. Penampang seismik lintasan 1

reflektivitas tersebut menunjukkan ini dapat berupa terputus dan bergesernya


strukturlapisan bumi di bawah laut yang akan seismik tersebut secara lateral pada
diidentifikasi keberadaan sesarnya. penampang seismik refleksi 2D. Pada dua
Kedalaman laut lintasan 1 tampak pada lintasan seismik yang diidentifikasi tampak
penampang dengan penetrasi gelombang adanya sesar pada penampang seismik
mencapai TWT 300 ms hingga TWT 5000 ms. lintasan 1. Sesar tampak diantara daerah CDP
Hasil identifikasi sesar di Perairan 26761 hingga 27547 pada TWT 3500 ms hingga
Misool, Papua Barat dengan menggunakan 5000 ms. Keberadaan sesar tersebut
metode magnetik yang dilakukan oleh Sari et membentang dari Barat Laut ke arah
al. (2017) menunjukkan keberadaan sesar Tenggara. Hal ini mengkonfirmasi dari
yang membentang dari Barat Laut ke arah keberadaan sesar yang diidentifikasikan oleh
Tenggara dan berada pada kedalaman 25 m Sari et all (2017) membentang dari Barat Laut
hingga 75 m dari dasar permukaan laut. ke arah Tenggara.
Gambar 3 menunjukkan hasil identifikasi Lintasan seismik 2adalah lintasan yang
sesar pada daerah penelitian. Hasil berorientasi dari Barat ke arah TimurPerairan
Pertiwi., dkk. Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat.... 57

Gambar 3. Sesar pada penampang seismik lintasan 1

Misool. Lintasan ini terdiri dari 17291 reflektivitas penampang dengan penetrasi
Common Depth Point (CDP) dengan total gelombang mencapai TWT 1800 ms dan
panjang 108,07 km (dapat dilihat pada bagian selanjutnya adalah multiple. Daerah
Gambar 4). Penampang seismik yang reflektivitas tersebut menunjukkan statigrafi
dihasilkan dari lintasan 2 menunjukan lapisan bumi yang ada di bawah laut.

Gambar 4. Penampang seismik lintasan 2

3.2 LINTASAN 2 lateral memiliki kemenerusan atau reflektor


Kedalaman laut lintasan 2 tampak pada seismiknya menerus.
penampang dengan penetrasi gelombang
mencapai TWT 300 ms hingga TWT 1800 ms. IV. KESIMPULAN
Setelah diamati dan diidentifikasi pada Berdasarkan penelitian yang telah
lintasan 2 tidak ditemukan keberadaan sesar. dilakukan dapat disimpulka nhbn bahwa
Pada lintasan ini seluruh reflektor seismik sesar yang teridentifikasi terdapat pada
yang merefleksikan bidang perlapisan secara penampang seismik lintasan 1 antara daerah
58 Jurnal Fisika FLUX, 15(1), 2018. Hal. 54-58

CDP 26.761 hingga 27.547 pada TWT 3500 ms Fakultas Sains dan Teknologi,
hingga 5000 ms. Keberadaan sesar tersebut Jakarta.
membentang dari Barat Laut ke arah Munadi, S., 2000. Aspek Fisis Seismologi
Tenggara. Eksplorasi. Depok: Universitas
Indonesia.
V. UCAPAN TERIMAKASIH Noor, D., 2009. Pengantar Geologi. Bogor:
Penulismengucapkan terima kasih Universitas Pakuan Bogor.
kepada Community Development and Priyantari, N., and Suprianto, A., 2009.
Outreaching Universitas Tanjungpura yang Penentuan Kedalaman Bedrock
telah memberikan beasiswa selama masa Menggunakan Metode Seismik
perkuliahan dan penelitian. Kami juga Refraksi di Desa Kemuning Lor
berterima kasih Pusat Penelitian dan Kecamatan Arjasa Kabupaten
Pengembangan Geologi Kelautan Bandung Jember. Jurnal Ilmu Dasar, 10, 6-12.
Priyono, A., 2002. Acquisition, Processing and
atas dukungan data dalam penelitian
Interpretation of Seismic Data.
ini.Tidak lupa juga kami ucapkan terima
Jurusan Geofisika dan Meteorologi.
kasih kepada Bapak Ishak Jumarang, S.Si,
ITB: Bandung.
M.Si, Bapak Apriansyah, S.Si, M.Si, dan
Sari, N.N., Ivansyah, O., and Sampurno, J.,
Bapak Dr. Halasan Sihombing atas
2017. Identifikasi Sesar di Prairan
kesediannya memberikan bantuan dan saran Misool, Papua Barat dengan
dalam penelitian ini. Menggunakan Metode Magnetik.
Jurnal PRISMA Fisika, 5(3), 88-87.
VI. DAFTAR PUSTAKA Sarmili, R., Claresya, C. S. D., and Satriadi, A.,
Asikin, A.,1997. Dasar-Dasar Geologi Struktur. 2014. Studi Morfologi Dasar Laut
Bandung: Departemen Teknik Berdasarkan Interpretasi Refleksi
Geologi Institut Teknologi Bandung. Seismik Di Perairan Komba, Laut
Firdaus, Y., 2015. Laporan Pengolahan Data Flores, Nusa Tenggara Timur. Jurnal
Seismik Multi-Channel Lembar Peta Oseanografi, 3, 375-383.
2713 dan 2714 Perairan Barat Papua. Sukmono, S., 1999. Interpretasi Seismik Refleksi.
Bandung: Puslitbang Geologi Bandung: ITB.
Kelautan. Zuhrial, R. I., Bernhard, T. and Ramalis, T. R.,
Hidayatullah, F.S., 2010. Identifikasi Patahan 2015. Pencitraan Bawah Permukaan
Pada Lapisan Sedimen Dasar Laut Perairan Seram dengan
Menggunakan Metode Seismik Penampang Seismik 2D dan
Refleksi 2D di Barat Sumatera. Batimetri. Jurnal Fibusi, 3(1).
Skripsi. Universitas Islam Negeri,

Anda mungkin juga menyukai