(Metode Geofisika)
Meilanny DKP/22116026
2017
1. Controlled Source Audio-Frequency Magnetotellurics (CSAMT)
Dasar teori dari metode CSAMT adalah persamaan maxwell, yang merupakan
persamaan umum yang dapat mendeskripsikan sifat gelombang elektromagnetik
(Zonge and Hughes, 1991).
Terdapat 4 parameter dalam gelombang elektromagnetik, yaitu :
a. Skin Depth
f = frekuensi dalam Hz
Effective Depth Penetration (D) adalah kedalaman yang dapat dicapai saat
dilakukan survei CSAMT. Nilai D ini dapat ditulis sesuai dengan persamaan 2.9
(Zonge and Hughes, 1991).
c. Persamaan Cagniard
Dari hasil pengukuran Metode CSAMT didapatkan data berupa nilai medan
listrik dan medan magnet. Untuk mendapatkan nilai resistivitas batuan, dapat
digunakan persamaan resistivitas Cagniard yang ditunjukkan pada persamaan 2.10
(Zonge and Hughes, 1991).
d. Near Field dan Far Field (Zona Dekat dan Zona Jauh)
Berikut merupakan contoh data yang mengandung zona jauh (far field) , zona
transisi (transision zone), dan zona dekat (near field)
Pada setiap pengukuran semua metode geofisika tidak lah selalu menghasilkan
data yang sempurna, tidak ter kecuali metode CSAMT ini. Data yang dihasilkan dapat
mengandung noise. Noise tersebut dapat diakibatkan dari alam ataupun teknis
dilapangan. Zonge membagi noise pada pengukuran metode CSAMT menjadi 5
macam, yaitu :
V= I.R
Metode resistivitas ini, dibagi menjadi dua yakni mapping dan sounding.
Metode resistivitas mapping merupakan metode resistivitas yang bertujuan
mempelajari variasi resistivitas lapisan bawah permukaan secara horizontal, metode
yang biasa digunakan adalah metode IP dengan konfigurasi dipole-dipole. Sedangkan
metode resistivitas sounding bertujuan mempelajari variasi resistivitas batuan di
bawah permukaan bumi secara vertikal, metode yang biasa dilakukan adalah metode
VES dengan konfigurasi Schlumberger.
Pengukuran dengan metode IP biasa digunakan untuk keperluan pemetaan,
sehingga digunakan konfigurasi dipoledipole. Dalam konfigurasi dipole-dipole,
elektroda arus dan elektroda potensial bergerak bersama-sama, sehingga diperoleh
harga tahanan jenis semu secara lateral (horizontal). Dengan konfigurasi dipole-dipole
akan diperoleh pseudosection dari parameter resistivitas, metal factor
dan chargaebility pada setiap lintasannya.
Prinsip dasar metode IP, arus dialirkan ke dalam tanah melalui elektrode arus
dan mengukur potensi dengan elektrode potensial. Jika arus listrik diputus, seharusnya
potensial atau tegangan terukur akan langsung berharga nol. Dalam kenyataannya
tegangan tidak langsung berharga nol, tetapi ada selang waktu beberapa saat untuk
tegangan menuju nol. Kejadian inilah yang dinamakan efek polarisasi terinduksi,
sedang mediumnya (dalam hal ini adalah batuan) dinamakan medium atau batuan
polarisabel.
1. Frequency domain
2. Time domain
Frequency Domain
Tidak terdapat mineral konduktif : nilai selalu sama pada tiap freq
Terdapat mineral konduktif : nilai < pada freq tinggi ; nilai > pada freq
rendah
Parameter nilai yang didapatkan : Resistivitas & PFE
Prinsip: mengukur waktu peluruhan muatan listrik pada batuan ketika arus
listrik diinjeksikan dan ketika arus listrik dihentikan
Pengolahan Data Mt
Seleksi data dalam domain waktu dapat dilakukan secara manual (seleksi
visual) maupun otomatis dengan menetapkan nilai minimal korelasi data yang dapat
diterima. Korelasi yang dimaksud adalah korelasi silang (cross-correlation) antara
medan listrik dan medan magnet yang saling tegak-lurus. Hasilnya dalam bentuk seri
waktu (time series) disimpan dalam file di disket. Pada tahap analisa spektral,
transformasi seri waktu tiap kanal ke dalam domain frekuensi menghasilkan spektrum
daya dan juga spektrum silang (power- dan cross-spectra). Seleksi data dalam domain
frekuensi didasarkan pada koherensinya.
Pemodelan menggunakan model 1-D hanya dapat diterapkan pada data yang
memenuhi kriteria data 1-D. Namun demikian, dengan asumsi tertentu pemodelan 1-D
dapat pula diterapkan pada data yang dianggap mewakili kecenderungan lokal atau
struktur secara garis besar, misalnya impedansi invarian dan impedansi dari TE-mode.
Pemodelan 1-D menggunakan kurva sounding TE-mode didasarkan atas anggapan
bahwa pengukuran medan listrik searah jurus tidak terlalu dipengaruhi oleh
diskontinuitas lateral tegak lurus jurus.
Metoda inversi Bostick (Jones, 1983) merupakan cara yang cepat dan mudah
untuk memperkirakan variasi tahanan-jenis terhadap kedalaman secara langsung dari
kurva sounding tahanan-jenis semu. Metode ini diturunkan dari hubungan analitik
antara tahanan-jenis, frekuensi dan kedalaman investigasi atau skin depth. Namun
perlu diingat bahwa metoda ini bersifat aproksimatif sehingga hanya dapat dilakukan
sebagai usaha pemodelan dan interpretasi pada tahap pendahuluan.
Metode potensial diri (self potential/SP) pertama kali ditemukan oleh Robert
Fox ketika berusaha menemukan endapan tembaga sulfida di Cornwall, Inggris pada
tahun 1830. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan elektroda plat tembaga yang
dihubungkan dengan suatu galvanometer.
Metode SP ini mulai digunakan sejak 1920 sebagai salah satu metode untuk
eksplorasi logam dasar, lebih khusus lagi untuk mendeteksi adanyha suatu badan bijih.
Beberapa mineral yang mungkin di prospeksi dengan metode SP adalah Pirit, Pirhotit,
Grafit, Kalkopirit, Kovelit, Bornit, Kalkosit, Antrasit, dan Galena karena mineral-
mineral tersebut dapat berfungsi sebagai konduktor. Sedangkan Sfalerit karena bersifat
nonkonduktor maka mineral ini tidak dapat diprospeksi dengan metode SP.
Saat ini, metode SP tidak hanya digunakan untuk eksplorasi logam dasar saja
tetapi berkembang untuk investigasi air tanah dan panas bumi. Metode ini dapat
digunakan untuk pemetaan geologi seperti delineasi zona rekahan dan near-surface
fault.
Secara umum, peralatan yang digunakan pada metoda potensial diri ini terdiri dari
elektroda, kabel, dan voltmeter. Elektroda yang digunakan terbuat seperti tabung
panjang yang diisi dengan larutan CuSO4 dengan porosnya terbuat dari dari tembaga.
Tipe lainnya dikenal dengan elektroda Calomel yang diisi oleh KCl-HgCl 2 (lihat
Gambar A.1). Voltmeter digunakan sebagai penghubung elektroda-elektroda.
Dasar Teori
Metode SP adalah metode yang pasif, beda potensial alami yang dihasilkan
oleh suatu material geologi di suatu daerah survey diukur diantara dua titik elektroda
di permukaan tanah. Beda potensial yang terukur mulai dari beberapa milivolt hingga
lebih dari satu volt. Positif dan negatif harga beda potensial adalah faktor yang penting
di dalam interpretasi anomali SP.
Pada tabel B.1. ditampilkan beberapa tipe umum untuk anomali SP dan sumber
geologi yang menghasilkan anomali tersebut. Tetapi sebagai tambahan, geometri dari
struktur geologi dapat juga memberikan anomali SP, sehingga sumber-sumber pada
tabel berikut hanya digunakan sebagai petunjuk.
Potensial alami terdiri dari dua komponen, komponen pertama bernilai konstan
dan tak berarah, sedangkan komponen berikutnya berfluktuasi dengan waktu.
Komponen konstan berhubungan dengan proses elektrokimia sedangkan komponen
variabel berhubungan dengan variasi dari berbagai proses, seperti induksi arus bolak
balik akibat adanya petir dan medan magnetik bumi. Di dalam eksplorasi mineral
kedua komponen tersebut dikenal dengan nama mineral potensial dan backgroud
potentials.
Hipotesis lain menyebutkan bahwa variasi pH di atas dan di bawah muka air tanah
dapat menyebabkan terjadinya aliran arus di sekitar sumber. Sebagai contoh, pH
larutan yang berada di atas badan bijih sulfida dan muka air tanah cenderung bersifat
asam (pH = 24) sedangkan larutan di bawah muka air tanah cenderung bersifat basa (
pH = 7-9). Adanya hubungan antara potensial minealisasi dengan variasi pH mungkin
saja terjadi, tetapi pada dasarnya, perbedaan nilai pH tidak akan menyebabkan
terjadinya perpindahan elektron yang akan menghasilkan aliran arus.
Teori yang disampaikan oleh (Sato and Mooney, 1960) menyebutkan bahwa terdapat
dua jenis setengah reaksi elektrokimia yang berlawanan tanda. Satu katoda berada di
atas muka air tanah sedangkan anoda berada di kedalaman tertentu. Reduksi di katoda
akan menyebabkan terjadinya penambahan jumlah elektron sedangkan reaksi oksidasi
di anoda akan menyebabkan hilangnya elektron. Zona mineral berfungsi sebagai
media yang mentransportasikan elektron dari anoda ke katoda. Metode self potensial
bertujuan untuk menentukan potensial oksidasi yang terjadi di antara dua larutan
setengah sel.
Beberapa nilai potensial untuk berbagai sumber seperti grafit ( > 500 mV), pyrit (100
200 mV) dan masif sulfida ( < 100 mV).
Teknik Pengukuran
Hasil pengukuran digrafikkan antara jarak (m) dengan hasil pengukuran (mV).
Jika gradien hasil pengukuran memperlihatkan gradien yang tinggi (negatif ke positif
yang tinggi) terhadap zero level dapat dijadikan sebagai indikator anomali (titik
infleksi), lihat Gambar C.3.
Hasil dari survei potensial ini disajikan dalam bentuk peta isopotensial, dan
interpretasi dilakukan terhadap daerah anomali dengan menggunakan penampang
melintang yang memotong daerah anomali.
Koreksi Data
Survey potensial diri untuk daerah yang cukup luas (beberapa km 2) akan
memiliki kecenderungan regional, berdasarkan arus telluric, sekitar 100 km2.
Gradien regional ini kemungkinan akan mempengaruhi nilai potensial mineral. Untuk
menginterpretasi anomali yang dihasilkan, maka data hasil survey harus di koreksi
terlebih dahulu dengan data regional sehingga diperoleh anomali residual. Koreksi ini
tidak perlu dilakukan untuk daerah yang tidak begitu luas dan harus dilakukan terlebih
dahulu sebelum pencocokan dengan topografi dilakukan.
Selain itu, ketinggian topografi atau perubahan elevasi akan berpengaruh juga
terhadap arus telluric. Kombinasi kedua efek terhadap anomali SP akan sulit
dilakukan tetapi secara umum koreksi terhadapnya dapat dilakukan (Yungul, 1950;
Bhattacharya dan Roy, 1981; Bhattacharya, 1986). Jika kemiringan permukaan daerah
survey > 200 maka SP anomali tidak mencerminkan keadaan sebenarnya, dengan kata
lain posisi target (badan bijih) dapat berpindah. Sehingga bila dilakukan pemboran
pada posisi tersebut maka target (badan bijih) kemungkinan tidak dapat ditemukan. Di
dalam melakukan koreksi data baik regional maupun topografi maka anomali SP yang
berasal dari polarisasi individu badan bijih harus diisolasikan terlebih dahulu.
Interpretasi Anomali
1. Penampang amplitudo
2. Polaritas (positif atau negatif)
3. Pola kontur
Top dari badan bijih diasumsikan berada secara langsung di bawah potensial
minimum. Jika sumbu polarisasi (misalnya sumbu antara katoda dan anoda dari badan
bijih) memiliki kemiringan tertentu dari arah vertikal maka penampang akan
memberikan bentuk yang tidak simetris dengan arah kemiringan dan kutub positif
berada pada sisi yang curam (gambar E.1). Interpretasi badan bijih grafit di batuan
gneiss, seperti terlihat pada gambar E.3 adalah sebagai berikut. Model pertama adalah
dua badan bijih grafit yang terpisah pada struktur sinklin. Kutub positif dari badan
bjiih lebih dekat bila dibandingkan kutub negatif dan memberikan anomali SP dengan
dua minima. Model kedua adalah dua badan bijih grafit yang terpisah pada struktur
antiklin. Kutub negatif dari kedua badan bijih lebih dekat dibandingkan dengan kutub
positif, sehingga memberikan satu nilai negatif yang besar. Pemisah kedua minimal
sama dengan pemisah antara dua top badan bijih grafit.
Tahap interpretasi berikutnya adalah memperkirakan bentuk badan bijih
dengan bentuk geometri yang sudah dikenal pada umumnya yaitu bola (sphere) atau
tabung dengan asumsi arah polarisasi. Pendekatan langsung adalah dengan
memperhitungkan nilai potensial untuk model dan membandingkan dengan nilai
sebenarnya/observed. Model hasil pendekatan kemudian disesuaikan hingga dua
anomali yang berbeda mencapai batas tertentu (secara stasistik) telah ditentukan
sebelumnya.\
Sedangkan pendekatan yang lain yaitu pendekatan invers adalah dengan
memanipulasi data anomali hasil observasi hingga menghasilkan model. Metode ini
mungkin digunakan untuk memperkirakan ukuran dari bentuk/kondisi/struktur
geologi. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa bentuk/kondisi/struktur geologi
memberikan suatu bentuk geometri yang sudah dikenal secara umum.
5. Metode Very Low Frequency (VLF)
Teori
Pada saat gelombang primer masuk ke dalam medium, gaya gerak listrik (ggl)
induksi akan muncul dengan frekuensi yang sama, namun fasenya tertinggal 90 0.
Dalam pengukurannya, alat T-VLF akan menghitung parameter sudut tilt dan
elipstisitas dari pengukuran komponen in-phase dan out-of-phase medan magnet
vertikal terhadap komponen horizontalnya. Besarnya sudut tilt (%) akan sama dengan
perbandingan Hz/Hx dari komponen in-phasenya, sedangkan besarnya eliptisitas
(%) sama dengan perbandingan komponen kuadraturnya. Jika medan magnet
horizontal adalah Hx dan medan vertikalnya sebesar Hz, maka besar sudut yang
diberikan adalah:
Instrumentasi
Instrumen VLF yang dibahas adalah produk dari IRIS Instrument dengan nama
produk T-VLF BRGM. Instrumen ini terdiri dari dua unit, unit sensor dan unit
console/T-Unit. Unit sensor adalah penerima gelombang radio dengan jangkauan
frekuensi 10 30 kHz yang dilengkapi dengan automatic gain dan digital filtering.
Pengukuran dilakukan secara otomatis dan dikontrol oleh microprocessor. Pada unit
sensor terdapat tiga sensor magnetik X, Y, dan Z yang saling tegak lurus satu sama
lain. Terdapat dua inklinometer pada sensor X dan sensor Y untuk mengkoreksi posisi
miring dan memungkinkan sensor untuk memperoleh data yang direferensikan pada
bidang horizontal nyata dan bidang vertikal nyata. Unit sensor ini mampu mengukur
dua frekuensi secara bersamaan.
Mode Pengukuran
Mode tilt angle digunakan untuk memperkirakan struktur konduktif maupun kontak
geologi seperti zona alterasi, patahan, atau dyke konduktif. Dalam mode ini
disarankan untuk memilih pemancar yang letaknya sejajar dengan strike target dengan
toleransi 45 derajat. Dalam konfigurasi tersebut, medan magnet primer yang tegak
lurus terhadap struktur akan menimbulkan fluks yang maksimum sehingga
mendapatkan anomali yang paling jelas.
Mode Resistivity
2. Kedalaman Penetrasi
Kedalaman yang dapat dicapai dikontrol oleh sebuah besaran yang
dinamakan electrical skin depth. Skin depth bergantung pada resistivitas batuan utama
dan frekuensi gelombang yang digunakan. Besarnya skin depth dihitung dengan
formula:
Dengan:
= Skin Depth
DAFTAR PUSTAKA
Perdana, Adiya Wira., Metode Controlled Source Audio Frequency Magnetotelluric (Csamt)
Untuk Eksplorasi Mineral Emas Daerah A Dengan Data Pendukung Metode Magnetik
Dan Geolistrik, Universitas Indonesia, 2011.
Ranganayaki, R.P., 1984, An interpretive analysis of magnetotelluric data, Geophysics,
49, 1730 - 1748.
Sternberg, B.K., Washburne, J.C., Pellerin, L., 1988, Correction for the static shift in
maagnetotellurics using transient electromagnetic soundings, Geophysics, 53,
1459 - 1468.
Suyanto, Imam. Eksplorasi Batu Besi Dengan Metode Polarisasi Terinduksidi Ujung
Langit, Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat
Vozoff, K., 1972, The magnetotelluric method in the exploration of sedimentary
basins, Geophysics, 37, 98 - 141.
http://www.pusdiklat-minerba.esdm.go.id/index.php/kerjasama/item/353-metode-
geofisika-potensial-diri-self-potential . Diakses tanggal 27 April 2017
http://nursina.blogspot.co.id/2012/11/metode-very-low-frequency-vlf_7.html.