Metode geolistrik merupakan metode dalam geofisika dan bersifat aktif karena menggunakan aliran listrik
guna mendapatkan data resistivity batuan yang terdapat dalam permukaan bumi. Karena resistivity dalam
batuan di bawah permukaan berbeda-beda maka dari itu akan didapatkan interpretasi geolistrik pada suatu
penampang yang didapatkan menggunakan aplikasi komputer sehingga memudahkan geofisikiawan/wati
menganalisa batuan atau perlapisan apa yang ada di bawah permukaan tersebut
Berdasarkan asal sumber arus listrik yang digunakan, metode resistivitas dapat dikelompokan kedalam dua
kelompok yaitu (Prasetiawati, 2004):
1. Metode pasif
Metode ini menggunakan arus listrik alami yang terjadi di dalam tanah (batuan) yang timbul akibat adanya
aktivitas elektrokimia dan elektromekanik dalam materi-materi penyusun batuan. Metode yang termasuk
dalam kelompok ini diantaranya Potensial Diri/Self Potensial (SP) dan Magneto Teluric (MT).
2. Metode aktif
Yaitu bila arus listrik yang diinjeksikan (dialirkan) didalam batuan, kemudian efek potensial yang
ditimbulkan arus buatan tersebut diukur di permukaan. Metode yang termasuk kedalam kelompok ini
diantaranya metode resistivity dan Induced Polarization (IP).Teori utama dalam metoda resistivity sesuai
dengan hokum Ohm yaitu arus yang mengalir (I) pada suatu medium sebanding dengan voltage (V) yang
terukur dan berbanding terbalik dengan resistansi (R) médium, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = I.R
Dimana R (Resistansi) sebanding dengan panjang medium yang dialiri (x), dan berbanding terbalik dengan
luas bidang (A), yang sesuai dengan rumus :
R = x/A
Untuk mendapatkan pengukuran resistivity yang menghasilkan harga resistivitas semu ρapp (apparent
resistivity) dirumuskan oleh :
ρ app = K array . V / I
Dalam pelaksanaan survey dikenal beberapa metoda pengambilan data sesuai dengan peletakan eloktroda
yang dilakukan. Hal ini berpengaruh terhadap faktor geometri peneletian resistivity yang kita lakukan.
Adapun aturan/metoda tersebut antara lain :
· Konfigurasi Wenner, pada konfigurasi ini jarak antara keempat elektroda sama yaitu a dengan dipole
potensial P1P2 berada di tengah-tengah antara C1 dan C2.
· Konfigurasi Schlumberger, pada konfigurasi ini sering digunakan penamaan yang berbeda yaitu A dan B
sebagai C1 dan C2, M dan N sebagai P1 dan P2. Konfigurasi ini dimaksudkan untuk mengukur gradient
potensial sehingga jarak antar elektroda yang membentuk dipole potensial MN dibuat sangat kecil dan
berada di tengah-tengah antara A dan B.
· Konfigurasi Double dipole, pada konfigurasi ini elektroda arus dan elektroda potensial masing-masing
membentuk dipole yang disebut sebagai dipole arus C1C2 dan dipole potensial P1P2 dengan jarak a.
· Konfigurasi Pole Dipole, yaitu sumber arus tunggal tetapi pengukuran beda potensial dilakukan pada
elektroda P1 dan P2 yang membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a. Konfigurasi Pole-Pole,
yaitu merupakan konfigurasi elektroda elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur
potensial. Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan di tempat yang
cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya dapat diabaikan.
Bernilai tetap, pada integrasi bernilai nol ketika V=0 pada r=~.
Jika ada dua elektroda arus dipermukaan sumber +I di titik C1 dan –I dititik C2 (gambar 1.2)
memungkinkan jumlah distribusi potensial dari kombinasi sumber masukan ditemukan disetiap tempat.
Suatu rencana penelitian pada permukaan bumi ditunjukkan oleh empat buah elektroda
Dengan
Dimana K adalah faktor geometri yang bergantung pada susunan empat elektroda. Secara umum
resistivitimeter memberikan nilai resistivitas dengan, R=V/I, sehingga nilai apparent resistivity dihitung
dengan
ρa = K . R
Nilai resistivitas yang dihitung belum merupakan nilai resistivitas bawah permukaan sesungguhnya tetapi
nilai semu yang merupakan nilai resistivitas permukaan homogen yang memberikan nilai resistivitas yang
seragam untuk susunan elektroda yang sama. Hubungan antara resistivitas semu dan resistivitas
sesungguhnya ini sangat rumit. Untuk menentukan resistivitas bawah permukaan yang sesungguhnya,
digunakan program komputer untuk menghitung inversi nilai resistivitas semu yang terukur.
Bristow (studi§ Tidak harus dilakukan pada dataran§ Teknis pengukuran tidak praktis
gua) § Akurat pada posisi rongga/gua § Noise pengukuran besar
§ Dapat mengestimasi dimensi rongga§ Sukar mengetahui anomali dalam gua
Penggunaan metode geolistrik yang dapat digunakan pada keseluruhan tipologi akifer yang ada adalah
electricl logging. Penggunaan metode ini dilakukan pasca pemboran dan sangat membantu dalam penentuan
konstruksi sumur bor dan pembuatan model hidrodinamika airtanah. Penggunaan metode dan konfigurasi
geolistrik yang ideal pada tiap tipologi sistem akifer airtanah dapat disintesakan sebagai berikut :
Penggunaan geolistrik saat ini sudah sangat berkembang penggunaannya baik dalam eksplorasi air hingga
minyak dan gas bumi. Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang menggunakan medan potensial
listrik bawah permukaan sebagai objek pengamatan utamanya. Kontras resistivity yang ada pada batuan
akan mengubah potensial listrik bawah permukaan tersebut sehingga bisa kita dapatkan suatu bentuk
anomali dari daerah yang kita amati.
· Magnetotelluric
Aplikasi Geolistrik dalam eksplorasi Hidrogeologi digunakan untuk mengidentifikasi muka air tanah,
akuifer, intrusi air asin dan lain-lain.
Pada eksplorasi Hidrogeologi adanya variasi nilai aliran listrik digunakan untuk membedakan lapisan
berdasarkan Variasi kedalaman dari lapisan akifer yang berbeda (multi akifer), Perubahan horisontal dari
lapisan akifer (menebal/menipisnya suatu lapisan akifer), Ketidakmenerusan akifer akibat perbedaan
kondisi geologi setempat (intrusi, patahan, lensa), Ketebalan dari lapisan akifer dan lapisan impermeabel,
Nilai porositas dan permeabilitas suatu lapisan, Derajat salinitas dari airtanah (kandungan
garam dari airtanah)
Metode yang umum digunakan di Indonesia adalah electrical logging dan metode tahanan jenis (resistivity),
sedangkan metode geolistrik lainnya, seperti metodepengukuran resistivity 2D dan 3D, VLF (Very Low
Frequency), Georadar, IP (Induced Polarization) dan magnetotelurik belum terlalu berkembang dan lebih
sering digunakan untuk suatu studi khusus, sebagai contoh studi intrusi airlaut.
Interpretasi mengenai penyebaran air asin untuk mengetahui zona intrusi air laut ini dilakukan pada
kecamatan Genuk Kota Semarang dengan metode tahanan jenis menggunakan konfigurasi elektroda
schlumberger.
Akuisisi data lapangan diolah dengan menggunakan program Ipi2win yang hasilnya digunakan untuk
menggambarkan penampang tahanan jenis daerah penelitian. Penampang tahanan jenis dikombinasikan
dengan sebaran keasinan air tanah dari pendekatan nilai daya hantar listrik untuk menentukan zonasi
intrusi air laut di daerah penelitian.
1. Survey awal
Pencarian data dilakukan pada sumur-sumur penduduk berdasarkan nilaii hantaran listrik sehingga dapat
diketahui batas-batas dari zona air tawar dan air asin
2. Pengambilan data
Menempatkan elektroda-elektroda arus dan tegangan dengan konfigurasi schlumberger untuk sebaran
keasinan air tanah dilakukan observasi nilai daya hantaran listrik pada sumur gali di daerah penelitian.
Dari hasil Ip2win diperoleh harga tahanan jenis sesungguhnya dari tiap kedalaman, penampang geolistrik
dibuat berupa sayatan penampang pagar, setiap titik sounding dalam satu lintasan digambar dalam satu
garis lurus, kemudian diplotkan harga tahanan jenis tiap-tiap kedalaman, interval harga tahanan jenis
tertentu dihubungkan, penampang ditasirkan, analisis data dengan melihat penampang tahanan jenis dari
masing-masing pengukuran dan dibandingkan dengan harga normal tahanan jenis batuan
Menentukan posisi vertikal dan horizontal tiap titik-titik daya hantar listrik, lalu memasukkan data ke
dalam software surfer
Metode penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen di lapangan yaitu di TPA Muara Fajar
dengan menggunakan metode geolistrik aturan Schlumberger. Metode geolistrik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah susunan elektroda schlumberger dilakukan di lapangan dimana data yang diperoleh
merupakan hasil pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran dilakukan dengan menentukan 5 titik yakni
sebelah utara, selatan, barat,timur dan tengah pembuangan sampah. Kelima titik ini akan diketahui daerah
mana yang memiliki anomali polutan paling besar dan terkecil yaitu dengan melihat perbedaan nilai
resistivitas yang dihasilkan alat geolistrik tersebut dengan nilai resistivitas air bersih yaitu antara 10-100
ohm-m, jadi berdasarkan nilai ini dapat ditentukan titik daerah mana yang anomali polutannya besar atau
kecil dan arah pergerakan air lindi
Besarnya arus dan tegangan untuk setiap perubahan jarak elektroda arus dan elektroda potensial dicatat
untuk berbagai pengukuran. Hasil yang diperoleh diproses dengan komputer menggunakan program
res2dinv selanjutnya diinterpretasikan untuk memperoleh arah pergerakan air lindi di sekitar TPA sampah
Muara Fajar Rumbai Pekanbaru.
Referensi
Juandi M, 2009, “Analisa pencemaran air tanah berdasarkan metode geolistrik studi kasus
tempat pembuangan sampah muara fajar kecamatan Rumbai”, FMIPA Universitas Riau.
Indonesia
Nisa Khoirun dkk, 2012, “Aplikasi metode geolistrik tahanan jenis untuk menentukan zona
intrusi air laut di kecamatan genuk Semarang, FMIPA UNDIP, Semarang, Indonesia.
Purnomi Heri dkk, 2011, “Aplikasi metode geolistrik kenfigurasi wenner-schlumberger pada
survey gerakan tanah di Bajawa”, Pusat vulkanologi dan mitigasi bencana, Bandung,
Indonesia.
Yunirwan, 2013, “Metode Geolistrik”,
,http://yunirwangeography.blogspot.com/2013/04/nirwan-geolistrik.html
No name, 2013, “Metode Geolistrik (resistivitas)”;
http://www.echogeo.net/2013/11/metode-geolistrik-resistivitas.html