Anda di halaman 1dari 6

PENGOLAHAN DATA LAPANGAN ELEKTROMAGNETIK

VLF MENGGUNAKAN SOFTWARE KHFILT,SURFER, DAN MATLAB


Arif Setiawan
115.130.083
Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
1995arif.setiawan@gmail.com

INTISARI
Metode elektromagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan
gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi adanya benda-benda yang memiliki nilai konduktivitas
di bawah permukaan bumi. Hal itu karena induksi dari gelombang primer ke dalam medium akan
timbul arus induksi (arus Eddy) yang akan menimbulkan gelombang sekunder yang ditangkap oleh
receiver. Besarnya kuat medan EM sekunder ini , sehingga sebanding dengan besarnya daya hantar
listrik batuan ( dengan mengukur kuat medan pada arah tertentu, secara tidak langsung kita dapat
mendeteksi daya hantar listrik batuan di bawahnya. Metode Elektromagnetik memiliki beberapa
metode dalam pengukurannya, salah satunya metode ialah Metode Very Low Frequency (VLF-EM).
Gelombang dari metode VLF memiliki frekuensi rendah (15-30 kHz). Metode VLF memanfaatkan
pemancar yang digunakan dalam militer sebagai gelombang primernya. Dalam laporan ini dilakukan
pengolahan data menggunakan software matlab,KHfilt, dan surfer dimana dengan melakukan
interpretasi terhadap penampang yang dihasilkan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat endapan
vulkanik dan juga batuan dengan mineral logam tinggi pada lokasi penelitian.
Kata Kunci : Elektromagnetik, VLF, KHFILT,MATLAB,Surfer.
1. PENDAHAHULUAN
Metode elektromagnetik merupakan
salah
satu
metode
geofisika
yang
memanfaatkan gelombang elektromagnetik
untuk mendeteksi adanya benda-benda yang
memiliki nilai konduktivitas di bawah
permukaan bumi. Hal itu karena induksi dari
gelombang primer ke dalam medium akan
timbul arus induksi (arus Eddy) yang akan
menimbulkan gelombang sekunder yang
ditangkap oleh receiver. Besarnya kuat medan
EM sekunder ini , sehingga sebanding
dengan besarnya daya hantar listrik batuan
( dengan mengukur kuat medan pada arah
tertentu, secara tidak langsung kita dapat
mendeteksi daya hantar listrik batuan di
bawahnya. Metode Elektromagnetik memiliki
beberapa metode dalam pengukurannya, salah
satunya metode ialah Metode Very Low
Frequency (VLF-EM). Gelombang dari
metode VLF memiliki frekuensi rendah (15-30
kHz). Metode VLF memanfaatkan pemancar
yang digunakan dalam militer sebagai

gelombang primernya. Praktikum lapangan


elektromagnetik dengan acara
Very Low
Fequency dilakukan pada hari Sabtu, 31
November 2015 di Lapangan Softball ,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Yogyakarta dari jam 09:00 - 11:00 WIB.
Maksud dan tujuan dari praktikum kali
ini yaitu bermaksud agar praktikan
elektromagnetik dapat memahami dan
mengerti
dengan
jelas
tahap-tahap
pepngolahan data mengenai elektromagnetik,
dan dapat menghitung ataupun mengolah data
elektromagnetik khususnya metode VLF (Very
Low Frequency).
Kemudian tujuan dari praktikum ini
agar praktikan dapat mengolah data dengan
menggunakan
software
excel,
surfer,
matlab,khffilt dan dapat membuat penampang
dari masing-masing software tersebut dan
grafik menggunakan excel. Disamping itu
praktikan dapat mengetahui rapat arus
ekuivalen dengan mengggunakan matlab.
2. DASAR TEORI

Metode Very Low Frequency (VLFEM) merupakan salah satu metode dalam
eksplorasi geofisika. Metode ini menggunakan
prinsip induksi gelombang elektromagnetik
akibat adanya suatu benda yang konduktif di
bawah permukaan bumi. Dalam penelitian ini
dibahas
fenomena
efek
induksi
elektromagnetik akibat adanya batuan yang
mempunyai nilai konduktivitas yang cukup
tinggi.
Metode VLF mengukur daya hantar
listrik batuan dengan cara mengetahui sifatsifat gelombang EM sekunder. Gelombang
sekunder ini dihasilkan dari induksi EM
sebuah gelombang EM primer yang
berfrekuensi sangat rendah dari 10 sampai 30
KHz. Karena rendahnya harga frekuensi yang
digunakan,
maka
jangkau
frekuensi
dikelompokkan ke dalam kelompok VLF
(Very Low Frequency).
Metode ini memanfaatkan gelombang
pembawa (carrier wave) dari pemancar yang
dibuat oleh militer yang sebenarnya untuk
komunikasi bawah laut. Gelombang ini
memiliki penetrasi yang cukup dalam karena
frekuensinya yang cukup rendah. Gelombang
VLF menjalar ke seluruh dunia dengan
atenuasi yang kecil dalam pandu gelombang
antara permukaan bumi dan ionosfer.
Karena induksi gelombang primer
tersebut, di dalam medium akan timbul arus
induksi (arus Eddy). Arus induksi inilah yang
menimbulkan medan sekunder yang dapat
ditangkap di permukaan. Besarnya kuat medan
EM sekunder ini sebanding dengan besarnya
daya hantar listrik batuan (), sehingga dengan
mengukur kuat medan pada arah tertentu,
secara tidak langsung kita dapat mendeteksi
daya hantar listrik batuan di bawahnya.
3. METODOLOGI
Pengolahan data VLF (Very Low
Frequency) menggunakan software KHfilt,
Surfer dan Matlab yang mana pengambilan
data nya dilaksanakan pada hari Sabtu, 24
November 2015 di Lapangan Softball ,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Yogyakarta dari jam 09:00 - 11:00 WIB.

3.1 Diagram Alir

Gambar 1. Diagram alir

Berdasarkan pengolahan data yang


sudah diolah maka dapat dibuat diagram
alirnya seperti yang sudah ada di halam an
sebelumnya, yaitu :
1. Siapkan data lapangan yang ingin
diolah
2. Lakukan
pengolahan
data
menggunakan software matlab
terlebih dahulu untuk membuat
penampang arus ekuivalennya,
karena
dalam
pembuatan
penampang arus ekuivalen ini
rumus dan perhitungannya sudah
diberkan, sehingga pengolahan
jauh lebih mudah.
3. Sesudah membuat penampang
menggunakan software matlab,
maka langkah selanjutnya yaitu
menhitung nilai-nilai yang ingin di
cari menggunakan excel yang
kemudian nantinya akan dibuat
beberapa grafik.
4. Setelah pengolahan menggunakan
excel maka langkah selanjutnya
membuat
penampang
menggunakan software surfer
ataupun khffilt.
5. Kemudian setelah penampang jadi
menggunakan kedua software
tersebut jadi maka analisa grafik
dan penampang.

6. Setelah dilakukan analisa maka


tinggal membuat kesimpulan dari
hasil pengolahan datanya.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PEMANCAR AUSTRALIA

Gambar 4.1.1 Penampang MATLAB Australia

Gambar 4.1.2 Penampang Surfer Australia

Gambar 4.1.3 Penampang KHfilt Australia

Dengan melihat dan membandingkan


antara masing-masing gambar penampang
diatas maka dapat dilihat bahwa secara garis
besar
kenampakan
penampang
bawah
permukaan baik menggunakan software
Matlab, Surfer, dan KHfilt adalah tidak jauh
berbeda. Dimana letak anomali dengan nilai
konduktivitas tinggi berada pada offset 110120 m. Dimana pada penampang bawah
permukaan software matlab, nilai tilt tertinggi
adalah 250% dan nilai tilt terendah nya adalah
150%. Untuk pada penampang bawah

permukaan dengan mengunakan software


KHfilt, nilai RAE tertinggi nya adalah bernilai
200% dan nilai RAE terendah nya adalah
bernilai -180%. Sedangkan untuk penampang
bawah permukaan menggunakan software
surfer, nilai RAE tertinggi nya adalah bernilai
220% dan untuk nilai RAE terendahnya adalah
bernilai -180%.
Dengan
membandingkan
ketiga
penampang yang didapatkan maka dapat
dilihat bahwa penampang yang dihasilkan
menggunakan software matlab menghasilkan
penampang
yang
lebih
jelas
dalam
menunjukkan letak anomali bawah permukaan
nya sedangkan bbaik pada KHfilt dan surfer
juga menunjukan kenampakan yang sama
namun hasil yang didapatkan pada software
matlab lebih jelas untuk dilakukan interpretasi.
Dengan melihat nalai rapat arus
equifalen yang didapatkan pada ketiga
penampang
diatas
maka
dapat
diinterpretasikan bahwa daerah penelitian
didominasi oleh batuan dengan nilai RAE
sedang yang ditunjukkan dengan warna hijau
pada surfer dan warna biru tua pada matlab.
Daerah dengan nilai RAE sedang ini dapat
diinterpretasikan sebagai batuan dengan nilai
konduktivitas
sedang
seperti
endapan
vulkanik.
Hal ini dikarenakan daerah
penelitian memiliki jarak yang dekat dengan
gunung berapi dan juga aliran sungai sehingga
dapat dimungkinkan bahwa adanya dominasi
endapan vulkanik pada daerah ini.
Sedangkan untuk
daerah yang
menunjukkan adanya nilai konduktifitas tinggi
seperti pada surfer yang ditunjukkan dengan
warna jingga dan pada matlab ditunjukkan
dengan warna merah dengan offset antara 110120m dapat diinterpretasikan dengan batuan
yang memiliki nilai konduktivitas yang tinggi
seperti adanya batuan dengan kandungan
mineral besi yang tinggi.
4.2 PEMANCAR JEPANG

Gambar 4.2.1 Penampang Matlab Jepang

Gambar 4.2.2 Penampang KHfilt Jepang

Gambar 4.2.3 Penampang Surfer Jepang

Dengan melihat dan membandingkan


antara masing-masing gambar penampang
diatas maka dapat dilihat bahwa secara garis
besar
kenampakan
penampang
bawah
permukaan baik menggunakan software
Matlab, Surfer, dan KHfilt adalah tidak jauh
berbeda. Dimana letak anomali dengan nilai
konduktivitas tinggi berada pada offset 110120 m dan juga pada offset 60-70m. Dimana
pada penampang bawah permukaan software
matlab, nilai tilt tertinggi adalah 80% dan nilai
tilt terendah nya adalah -75%. Untuk pada
penampang bawah permukaan dengan
mengunakan software KHfilt, nilai RAE
tertinggi nya adalah bernilai 65% dan nilai
RAE terendah nya adalah bernilai -35%.
Sedangkan
untuk
penampang
bawah
permukaan menggunakan software surfer, nilai
RAE tertinggi nya adalah bernilai 65% dan
untuk nilai RAE terendahnya adalah bernilai
-55%.
Dengan
membandingkan
ketiga
penampang yang didapatkan maka dapat
dilihat bahwa penampang yang dihasilkan
menggunakan software matlab menghasilkan
penampang
yang
lebih
jelas
dalam
menunjukkan letak anomali bawah permukaan
nya sedangkan bbaik pada KHfilt dan surfer

juga menunjukan kenampakan yang sama


namun hasil yang didapatkan pada software
matlab lebih jelas untuk dilakukan interpretasi.
Dengan melihat nalai rapat arus
equifalen yang didapatkan pada ketiga
penampang
diatas
maka
dapat
diinterpretasikan bahwa daerah penelitian
didominasi oleh batuan dengan nilai RAE
sedang yang ditunjukkan dengan warna hijau
pada surfer dan warna biru tua pada matlab.
Daerah dengan nilai RAE sedang ini dapat
diinterpretasikan sebagai batuan dengan nilai
konduktivitas
sedang
seperti
endapan
vulkanik.
Hal ini dikarenakan daerah
penelitian memiliki jarak yang dekat dengan
gunung berapi dan juga aliran sungai sehingga
dapat dimungkinkan bahwa adanya dominasi
endapan vulkanik pada daerah ini.
Sedangkan untuk
daerah yang
menunjukkan adanya nilai konduktifitas tinggi
seperti pada surfer yang ditunjukkan dengan
warna jingga dan pada matlab ditunjukkan
dengan warna merah dengan offset antara 110120m dapat diinterpretasikan dengan batuan
yang memiliki nilai konduktivitas yang tinggi
seperti adanya batuan dengan kandungan
mineral besi yang tinggi dan untuk daerah
dengan nilai RAE tinggi yang berada pada
offset 60-70m dimungkinkan adanya noise
dikarenakan kontras warna dari gambar yang
dihasilkan tidak begitu jelas.
4.3 PERBANDINGAN
ANTAR
LINE PEMANCAR JEPANG

Gambar 4.3.1 Perbandingan antar line

Gambar diatas merupakan gambar


dengan melakukan korelasi penampang matlab
dengan pemancar jepang antara lintasan 11,
12, 5 dan 6. Dengan melakukan korelasi diatas
dapat dilihat bahwa nilai RAE maksimal pada
line 11 adalah 300%, nilai RAE maksimal
pada line 12 adalah bernilai 400%, untuk nilai
RAE maksimal pada line 5 adalah senilai
1600% dan untuk nilai RAE pada line 6 adalah
bernilai 1000%. Dengan melihat persebaran
anomali yang ada pada line 11,12,5 dan 6
dapat dilihat bahwa lokasi anomali utama yang
menunjukkan adanya daerah dengan nilai
konduktivitas tinggi adalah pada offset 90-110
m . Selain itu anomali berupa daerah dengan
konduktivitas tingi juga muncul pada offset 5060m pada line 11 dan line 12. Nilai RAE
maksimal yang ada pada line 11 dan 12 apabila
dikaitkan dengan line 5 dan line 6, maka nilai
RAE pada line 11 dan 12 tergolong kecil dan
ditunjukkan dengan warna biru jika terdapat
pada line 5 dan 6 . Sehingga dengan demikian
daerah dengan warna merah pada line 11 dan
12 dimungkinkan adalah berupa endapan
vulkanik dengan kandungan mineral besi yang
sedikit lebih tinggi daripada daerah
disekitarnya.
Sedangkan nilai RAE tinggi pada line
5 dan line 6 yang terdapat pada offset 90-110m
dapat diinterpretasikan sebagai adanya batuan
dengan dominasi mineral logam tinggi
sehingga mengakibatkan nilai konduktivitas
batuan menjadi sangat tinggi.
5. KESIMPULAN
Hasil dai pengolahan data lapangan
VLF menggunakan software KHfilt, surer, dan
matlab adalah
1. Pada
penampang
dengan
menggunakan
transmitter
Australia didapatkan anomali
dengan nilai konduktivitas tinggi
berada pada offset 110-120m.
Penampang
yang
dihasilkan
menggunakan software matlab
menghasilkan penampang yang
lebih jelas dalam menunjukkan
letak anomali bawah permukaan.
Daerah penelitian didominasi
oleh batuan dengan nilai RAE
sedang
yang
dapat

diinterpretasikan sebagai batuan


dengan
endapan
vulkanik.
Sedangkan untuk daerah yang
menunjukkan
adanya
nilai
konduktifitas
tinggi
dapat
diinterpretasikan dengan batuan
dengan kandungan mineral besi
yang tinggi.
2. Pada
penampang
dengan
menggunakan transmitter Jepang
didapatkan anomali dengan nilai
konduktivitas tinggi berada pada
offset 110-120m dan 60-70m.
Penampang
yang
dihasilkan
menggunakan software matlab
menghasilkan penampang yang
lebih jelas dalam menunjukkan
letak anomali bawah permukaan.
Daerah penelitian didominasi
oleh batuan dengan nilai RAE
sedang
yang
dapat
diinterpretasikan sebagai batuan
dengan
endapan
vulkanik.
Sedangkan untuk daerah yang
menunjukkan
adanya
nilai
konduktifitas
tinggi
dapat
diinterpretasikan dengan batuan
dengan kandungan mineral besi
yang tinggi.
3. Dengan melakukan pengolahan
data menggunakan transmitter
jepang
dan Australia
baik
menggunakan software matlab,
KHfilt, dan surfer didapatkan
bahwa
pengolahan
data
menggunakan software matlab
mempunyai kenampakan yang
lebih baik dibandingkan dengan
yang lain. Dan dengan melakukan
korelasi antar line yang ada,
didapatkan 2 batuan yang ada
pada lintasan penelitian yaitu
adalah berupa endapan vulkanik
dan
juga
batuan
dengan
kandungan mineral logam yang
tinggi.
6. DAFTAR PUSTAKA
Staff Asisten Geolistrik, 2015, Buku Panduan
Praktikum
Elektromagnetik,
Laboratorium
Geofisika
Eksplorasi, Fakultas Teknologi
Mineral,
UPN
Veteran
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai