Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIKUM

GEOFISIKA
Metode Geolistrik (resistivity) merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui
perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan
arus listrik DC (Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah.

Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik,
dimana setiap batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula.
Resistivitas batuan (di lapangan) dapat diukur secara tidak langsung dengan memasukkan (dan
juga mengukurnya) arus listrik ke dalam tanah melalui 2 titik (elektroda) di permukaan tanah dan
mengukur beda potensial antara 2 titik yang lain dipermukaan (gambar 1).

Gambar 1. Susunan elektroda untuk pengukuran resistivitas di lapangan

Elektroda A dan B disebut elektroda arus, sedangkan elektroda M dan N disebut elektroda
tegangan (potensial elektrode).
 Asumsinya bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh arus listrik ini sama dengan separuh
dari jarak AB atau lebih dikenal dengan AB/2,
 sehingga dapat diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran arus listrik ini akan berbentuk setengah bola
dengan jari-jari bola AB/2.
Asumsi yang selalu digunakan dalam metode geolistrik resistivitas adalah bumi bersifat
homogen isotropis.

Faktor yang dapat mempengaruhi homogenitas lapisan batuan adalah fragmen


batuan lain yang tersisipkan pada lapisan,
faktor lainnya:
1. ketidak-seragaman dari pelapukan batuan induk, material yang terkandung
pada keadaan jalan,
2. genangan air pada daerah setempat,
3. pagar kawat yang terhubung ke tanah dll.
Metode Geolistrik terbagi atas beberapa bagian yaitu:
 Metode Potensial Diri (Self potential)
merupakan salah satu metode geolistrik yang bertujuan untuk menganalisis struktur lapisan bumi
berdasarkan sifat kelistrikan batuan namun dengan tidak memberi medan listrik eksternal

 Induksi Polarisasi (IP)


merupakan salah satu metode geolistrik yang bertujuan melakukan pengukuran parameter listrik batuan
(resistivitas) berdasar potensial polarisasi yang terukur antara dua elektroda dalam kondisi tanpa polarisasi
volume

 Resistivitas Tahan Jenis


Adalah metode geolistrik yang mempelajari sifat resistivitas/konduktifitas listrik lapisan batuan di dalam bumi.
 Berdasarkan pada tujuan penyelidikannya, metode geolistrik tahanan dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar
yaitu :
- Metode resistivitas sounding
- Metode resistivitas mapping (profiling)
- Metode resistivitas imaging
 Metode resistivitas sounding
Metode Sounding adalah metode resistivitas yang bertujuan untuk mengetahui variasi resistivitas lapisan
bawah permukaan secara vertikal.

Caranya: pada titik ukur tetap, jarak elektroda arus dan


tegangan diubah / divariasi. Konfigurasi elektroda yang
biasanya dipakai adalah konfigurasi Sclumberger.

Pada prinsipnya semua konfigurasi


elektroda dapat digunakan untuk
sounding

Metode ini tidak terganggu oleh heterogenitas dekat permukaan karena


spasi elektroda potensial yg kecil (b = MN/2)
Metode resistivitas mapping (profiling)
Metode Mapping adalah metode resistivitas yang bertujuan untuk mengetahui variasi
resistivitas lapisan bawah permukaan secara horizontal

Caranya: dengan jarak elektroda arus dan tegangan tetap, titik ukur dipindah /
digeser secara horisontal. Konfigurasi elektroda yang biasa dipakai adalah konfigurasi
wenner atau dipole-dipole.
Metode Resistivitas 3-Dimensi
Resistivitas 3-D adalah metode untuk menentukan kedalaman pada batuan sebagai alas,
yang diharapkan bahwa endapan-endapan yang tidak menyatu dan batu pasir itu akan
menyediakan sesuatu yang cukup jelas di dalam keterhambatan karena perbedaan-perbedaan di
dalam porositas dan kejenuhan
Metode resistivitas 3-D mampu memberikan gambaran 3-dimensi dari bawah permukaan
tentang tahanan jenis lebih detail debandingkan dengan resistivitas 2-D, oleh karena itu tidak
hanya memberikan citra distribusi resistivitas dalam penampang vertikal saja tetapi juga dalam
bentuk penampang horizontal.
Konfigurasi elektroda yang biasa dipakai adalah Konfigurasi Pole-Pole
Gambar Konfigurasi pole-pole
Konfigurasi Elektroda
Konfigurasi elektroda terbagi atas :
Konfigurasi Wenner

Konfigurasi Schlumberger

Konfigurasi Dipole-dipole
 Akuisisi Data
Pengambilan data dilakukan sesuai dengan konfigurasi yang dipakai. Pengukuran dimulai dengan mengukur jarak
antara elektroda, kemudian elektroda arus dan tegangan ditancapkan sesuai dengan konfigurasi.

Setelah itu, tembakan arus kedalam tanah dan catat


nilai tegangan yang terukur. Pindahkan elektroda dan
lakukan hal yang sama dengan memberi arus dan
mengukur besar tegangannya.
Akuisisi data yang dilakukan berdasarkan beberapa metode geolistrik, yaitu:
1. Konfigurasi Wenner
Konfigurasi Wenner tersusun atas 2 elektroda arus dan 2 elektroda
potensial. Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan elektroda
arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a.
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping. Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2  a , sehingga
besar resisitivitas semu adalah: V 
  2  a 
I
Keunggulan Wenner : ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif
besar karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda AB.

Kelemahan Wenner : tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di dekat permukaan yang bisa berpengaruh
terhadap hasil perhitungan
2. Konfigurasi Schlumberger
Merupakan konfigurasi yang hampir sama dengan Wenner, hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap,
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar. Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM
= NB), sedangkan untuk jarak MN tetap. Faktor geometris untuk konfigurasi Schlumberger sebesar
dan besar resistivitas semu adalah:
bb  a 

V bb  a  a
 
I a
Schlumberger

A M N B
L
s
Keunggulan Schlumberger : kemampuan untuk mendeteksi adanya non-
homogenitas lapisan batuan pada permukaan

Kelemahan Schlumberger : pembacaan tegangan pada elektroda MN


adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh
3. Konfigurasi Dipole-Dipole
Konfigurasi dipole-dipole menggunakan 4 elektroda yang terdiri dari 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial. Jarak antara AB = MN sebesar a sedangkan elektroda arus dan potensial dipisahkan
oleh jarak na dimana n merupakan faktor kali dari pemindahan elektroda potensial. Dengan susunan
konfigurasi tersebut maka didapatkan nilai faktor geometris sebesar , dan resistivitas semu:

  ann  1n  2
V
I
 Konfigurasi Dipole-Dipole

M
𝜽 N
A 𝜽 B
Keunggulan Dipole-Dipole :
dapat digunakan untuk penetrasi yang lebih dalam dan waktu untuk perubahan bentangan elektroda yang
relatif lebih pendek

Kelemahan Dipole-Dipole :
pengukuran medan listrik menjadi sulit pada jarak pengukuran yang cukup jauh
Konfigurasi Pole-Pole
Konsep pengukuran geolistrik sebagaimana dijelaskan pada sub-bab ini menggunakan konfigurasi
elektroda paling elementer, yaitu sumber arus tunggal dan potensial diukur hanya pada satu titik.

Konfigurasi pole-pole merupakan konfigurasi elektrode yang paling sering digunakan untuk
survei resistivitas 3-D. Pada dasarnya konfigurasi pole-pole ini hanya memanfaatkan dua elektroda saja,
yaitu elektroda arus (C) dan elektrodelainnya berupa elektroda potensial (P1) seperti diperlihatkan
pada gambar berikut:
RES2DINV

RES2DINV adalah program komputer yang secara otomatis bisa menggambar atau membuat model
2 dimensi bawah permukaan dari data survey geolistrik.

Program ini menggunakan teknik forward modeling dari data resistivitas semu hasil
pengukuran untuk mendapatkan hasil inversinya.

2 Cara Kerja
Adapun langkah kerja dalam praktikum pengenalan software diantaranya :
 Pengoperasian Res2Dinv
 1. Buka program Res2Dinv yang sudah terinstal.
 2. Klik pada “file”, kemudian “read data file” dan pilih data yang diinginkan untuk
dirunning.
 3. Pilih menu “inversion” dan pilih poin “least square inversion” dan hasil akan
tergambar.
 4. hasil inversi akan tertampil.

Anda mungkin juga menyukai