NIM: 175090700111009
Gelombang radio merambat melalui material yang berbeda dengan kecepatan yang
berbeda. Kecepatan perambatan Bumi secara langsung memengaruhi waktu tiba
sinyal GPR. Kecepatan gelombang dipengaruhi oleh sifat fisis dari medium. Secara
umum, kecepatan gelombang radio pada material homogen dapat dituliskan dengan:
−1 /2
2 1 /2
V=
2
√ [(
με
1+
σ
ωε ( )) +1
]
Persamaan di atas menunjukkan bahwa kecepatan gelombang radio bernilai terbesar
pada ruang vakum ( ketika σ =0 , μ=μ0 , dan ε =ε 0 ¿dan lebih lambat ketika merambat
pada benda, serta lebih lambat dari kecepatan cahaya (c = 3.00 x 108 m/s).
Sinyal GPR termasuk dalam sinyal berfrekuensi tinggi sehingga dapat diasumsikan
bahwa σ ≪ ωε; khususnya ketika Bumi bersifat resistif. Hal ini dikenal dengan
sebutan wave regime approximation. Dengan menggunakan perkiraan tersebut dan
menganggap Bumi bersifat non-permeabel (µ = µ 0), kecepatan gelombang radio dapat
disederhanakan menjadi:
1 c
V≈ =
√ μ0 ε √ ε r
Di mana µr adalah permeabilitas relatif dan ε r adalah permitivitas relatif.
1/2
2 −1 /2
√ [(
δ= 2
2
ω με
1+
σ
ωε ( )) −1
]
Apabila dianggap Bumi bersifat non-permeabel (µ = µ0), maka terdapat dua perkiraan
untuk skin depth:
1
√
δ≈
{ 503
σf
√ε
∧untuk ωε ≪ σ
0,0053 r untuk σ ≪ ωε
σ
Transmisi, refleksi, dan refraksi dari sinyal gelombang radio bergantung pada sifat
dielektrik pada batas antar medium. Pada sinyal GPR yang tiba pada sudut datang
normal, koefisien transmisi dan refleksi dapat disederhanakan menjadi:
AmplitudoTerefleksi √ ε 1− √ ε 2
R= =
Amplitudo Datang √ ε1 +√ ε 2
Dan
Amplitudo Diteruskan 2 √ ε2
T= =
Amplitudo Datang √ ε 1+ √ ε 2
Refraksi sinyal GPR dapat dipahami dengan hukum Snell:
sin θ1 sin θ2
=
V1 V2
Untuk gelombang radio pada medium resistif dan non-magnetik, kecepatan rambatnya
setara dengan V =c / √ ε r. Pada kasus ini, Hukum Snell dapat dituliskan dengan:
Sebuah sistem GPR terdiri dari control unit, antena, dan power supply. Secara
sederhana, sistem kerja GPR membutuhkan transmitter sumber (Tx) yang
mengirimkan gelombang radio ke tanah. Sumber ini dapat dianggap sebagai arus
listrik dipol. Ketika gelombang radio menjalar melewati lapisan tanah, gelombang ini
akan terdistorsi sebagai akibat dari sifat elektromagnetik Bumi. Pada batas di mana
sifat elektromagnetik bawah permukaan berubah secara tiba-tiba, sinyal gelombang
radio akan mengalami transmisi (diteruskan), refleksi (dipantulkan), dan/atau refraksi
(dibiaskan). Sensor-sensor (Rx) akan mengukur amplitudo dan waktu tempuh sinyal
gelombang radio yang telah didistorsikan oleh Bumi.
Akuisisi data GPR dapat dilakukan dalam dua mode, yaitu mode common offset dan
common midpoint. Mode yang sering digunakan adalah common offset di mana
receiver dan transmitter diatur pada jarak yang teratur dan dipindahkan pada
sepanjang garis untuk menghasilkan sebuah profil. Terdapat anggota yang
memindahkan antena sepanjang profil yang telah ditentukan, dan terdapat anggota
yang mengoperasikan perekam (recorder) dan mencatat rekaman sehingga posisi
antena atau midpoint dapat diketahui. Hasil perekaman GPR akan diolah dalam
bentuk wiggle trace seperti wiggle trace seismik.
Pemrosesan data GPR sebagian besar terdiri dari filtering untuk menghilangkan
komponen-komponen perusak sinyal. Data yang difilter adalah data mentah (raw
data). Filtering tersebut terdiri dari beberapa koreksi, di antaranya adalah:
1. Static Correction: mengoreksi data setiap trace terhadap elevasi dan waktu
tempuh gelombang akibat pengurangan kecepatan
2. Subtract-Mean (Dewow): Mengoreksi dewow atau salah satu noise frekuensi
rendah yang terekam oleh sistem, terjadi karena instrumen elektronik tersaturasi
oleh nilai amplitudo besar dari gelombang langsung dan gelombang udara.
3. Gain: Digunakan karena pada lapisan tanah, frekuensi tinggi diserap lebih
cepat dibandingkan dengan frekuensi rendah.
4. Background Removal: Waktu dibagi dengan pemberian jarak jangkauan rata-
rata.
5. Bandpass Butterworth: Menghilangkan frekuensi-frekuensi yang tidak
diinginkan untuk menghilangkan sinyal horizontal.
6. F-K Filter: Membatasi area yang akan difilter, di mana amplitudo spektrum F-
K yang terpilih akan memperlihatkan profil asli.
1. Interpretasi Grafik
Kecepatan gelombang dapat diketahui dengan berasumsi bahwa suatu konstanta
dielektrik relatif mendekati atau sesuai nilainya dengan nilai material yang
menjadi sumber anomali. Two-way travel time (TWT) dapat diubah menjadi data
kedalaman, dan jika ditambahkan dengan pengidentifikasian sinyal pantulan dari
target (refleksi), maka peta TWT dapat dihasilkan untuk menunjukkan
kedalaman, ketebalan perlapisan, dan lain-lain. Lalu, dapat diketahui nilai
sebenarnya dari kecepatan gelombang.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis terdiri dari analisis kecepatan, analisis amplitudo, dan analisis koefisien
refleksi, untuk mengetahui kedalaman interpretasi sinyal dan kedalaman target
atau reflektor, serta variasi konstanta dielektrik relatif material yang dilewati.
Konfigurasi pengambilan data SP di lapangan terdiri dari fixed electrodes dan moving
electrodes. Fixed electrodes dilakukan dengan satu elektroda menjadi fixed point dan
lainnya bergerak pada titik-titik yang telah ditentukan di sepanjang garis survei, kabel
yang digunakan panjang. Sedangkan moving electrodes dilakukan dengan
memindahkan kedua elektroda.
Data yang diukur adalah perbedaan potensial antara dua elektroda. Lalu, dilakukan
perhitungan potensial menggunakan rumus:
V =¿
Rumus di atas digunakan untuk menghitung distribusi potensial pada suatu tubuh
sederhana yang terpolarisasi.
Ketika sebuah elektroda metal direndam dalam larutan ion dengan konsentrasi dan
valensi tertentu, perbedaan potensial akan didapatkan antara metal dan larutan.
Perbedaan potensial ini adalah fungsi eksplisit dari konsentasi ion, valensi, dan lain
sebagainya. Ketika tegangan eksternal diberikan sepanjang antarmuka metal dan
larutan, arus akan dihasilkan dan mengalir, dan turunnya potensial di sepanjang
antarmuka akan berubah nilainya dari nilai semula. Perubahan tegangan antarmuka ini
dinamakan dengan “overvoltage” atau polarisasi potensial elektroda. Overvoltage ini
terjadi ketika arus mengalir pada antarmuka konduksi ionik dan elektronik. Pada
batuan normal, arus yang mengalir di bawah EMF yang diberikan mengalir dengan
konduksi ionik pada elektrolit yang ada di pori-pori batuan. Namun, terdapat beberapa
mineral yang memiliki konduksi elektronik yang dapat diukur seperti hampir seluruh
mineral sulfida kecuali sfalerit, pirit, grafit, beberapa jenis batubara, magnetit,
pirolusit, metal murni, beberapa arsenida, dan mineral lainnya dengan cerat metalik.
Dalam medium heterogen yang terdiri dari n material berbeda, chargeability semu ηa
diperkirakan berhubungan dengan resistivitas semu:
n
∂ log ρα
ηα = ∑ ηi
i=1 ∂ log ρi
n
∂ log ρ
∑ ηi ∂ log ρα =1
i=1 i
η∝
semu tereduksi dapat diturunkan.
η1
Alat yang dibutuhkan untuk melakukan akuisisi data IP adalah transmitter baik dalam
mode time domain atau frequency domain. Lalu, terdapat receiver yang dapat berupa
voltmeter atau komputer. Pada time-domain, receiver adalah voltmeter terintegrasi
dari DC hingga Ac frekuensi rendah, sedangkan pada frequency-domain, receivernya
adalah voltmeter frekuensi rendah. Prosedur pengambilan data IP hampir sama
dengan resistivity dehingga dapat digunakan beberapa konfigurasi seperti
Schlumberger, pole-dipole, dan dipole-dipole. Resistivitas sebu pada konfigurasi
double dipole adalah:
Pada Pole-dipole:
ρa =2 πn ( n+1 ) x ∆ V /I
4. Magnetotellurik (MT)
Magnetotelurik adalah metode geofisika pasif dalam pengukuran elektromagnetik
yang mengukur komponen orotogonal atau tegak lurus dari medan listrik dan
magnetik pada permukaan Bumi. Sumber medan ini biasanya berupa variasi pada
medan magnetik Bumi, yang menyebabkan spektrum gelombang elektromagnetik
yang luas dan kontinu. Kedua medan ini menginduksikan arus ke Bumi yang
kemudian diukur pada permukaan dan memberikan informasi mengenai struktur
resistivitas di bawah permukaan. Tidak seperti metode elektromagnetik terkontrol
yang menggunakan loop induktif sebagai sumbernya, metode MT bergantung
sepenuhnya pada medan elektromagnetik alami. Pada sumber dengan frekuensi lebih
dari 1 Hz, sumber yang signifikan adalah muatan dari petir pada daerah ekuator Bumi,
sedangkan medan elektromagnetik dengan frekuensi kurang dari 1 Hz berasal dari
interaksi medan magnetik Bumi dan angin matahari (solar wind).
Perambatan medan EM dapat dijelaskan oleh persamaan Maxwell pada medium yang
dapat dipolarisasi dan dimagnetisasi tanpa sumber magnetik maupun listrik di seluruh
waktu untuk seluruh frekuensi:
∇ . B=0
∇ . D=ϱ
−∂ B
∇ x E=
∂t
∂D
∇ x H= j+
∂t
Persamaan pertama menyatakan bahwa medan magnetik yang dinyatakan dengan
induksi magnetik B (dalam T) selalu bebas sumber atau tidak memiliki kutub
magnetik yang bebas. Perpindahan elektrik D (dalam C/m2) adalah berdasarkan
densitas muatan listrik ϱ (dalam C/m3). Hukum Faraday pada persamaan ketiga
menunjukkan adanya kopling dari medan listrik terinduksi E (dalam V/m) pada loop
tertutup karena adanya medan magnetik yang bervariasi terhadap waktu B sepanjang
sumbu medan listrik terinduksi. Curl dari medan magnet pada intensitas magnetik H
(dalam A/m) disebabkan oleh densitas arus listrik j (dalam A/m2) dan perpindahan
elektrik yang bervariasi terhadap waktu. Hal ini dinyatakan oleh persamaan keempat
yang disebut juga dengan Hukum Ampere.
Alat MT mengukur medan listrik dan magnetik terhadap waktu, namun data yang
menjadi perhatian studi MT adalah impedansi yang merupakan rasio atau
perbandingan antara medan listrik dan medan magnetik. Beberapa langkah
dibutuhkan untuk menghitung impedansi dari deret waktu (time series) yang terukur.
Deret waktu ini kemudian diamplifikasi, difilter, dan diubah dari format analog ke
digital oleh sistem pengumpulan data.
Lalu, untuk memroses data, deret ini kemudian dipisahkan menjadi segmen-segmen
(time windows) dan ditransformasi Fourier dari domain waktu menjadi domain
frekuensi. Hal ini umumnya dilakukan menggunakan transformasi Fourier cepat (Fast
Fourier Transform/FFT). Hal ini dilakukan untuk tiap stasiun pengukuran:
ex(t) Ex(ω)
ey(t) Ey(ω)
hx(t) Hx(ω)
hy(t) Hy(ω)
hz(t) Hz(ω)
Setelah data diubah ke domain frekuensi, tensor impedansi dapat dibentuk untuk tiap
frekuensi. Impedansi Z adalah matriks yang menghubungkan medan listrik dan
magnetik. Data medan magnetik pada stasiun referensi terpencil (remote reference
station) digunakan untuk menghilangkan bias pengukuran yang disebabkan oleh
noise. Impedansi dihitung dengan:
R∗¿ ( ω ) > ¿ ¿
R∗¿ (ω )> ¿¿
¿ H y ( ω) H y ¿
Z xy=¿ E x ( ω ) H y ¿
Tanda (*) mengindikasikan konjugasi kompleks dan < > dirata-rata dari beberapa
sampel. Dengan menggunakan impedansi, dapat dihitung resistivitas semu dan fase
dan kemudian diplot untuk frekuensi lainnya.
Plot resistivitas semu dan fase dapat diinterpretasikan secara langsung, namun karena
kesulitan dan kekompleksannya, maka data MT diinversi. Inversi data MT dapat
dilakukan dengan beberapa catatan, yaitu pentingnya menggunakan kondisi batas
(boundary condition) ketika memodelkan data MT karena sumber medannya sangat
besar.