Anda di halaman 1dari 6

1.

Buktikan azimutal resistivity


2𝜋𝑎
𝑘=
2 − √2
2. Jelaskan perhitungan VES dengan mengguanakan optical analogue sampai
mendapatkan ΔV
3. Jelaskan kurva matching untuk konfigurasi Shlumberger

Jawaban

1. Penurunan rumus factor geometri resistivity square array

1 1 1 1 −1
𝑘 = 2𝜋 ( − − + )
𝐴𝑀 𝐵𝑀 𝐴𝑁 𝐵𝑁
1 1 1 1 −1
𝑘 = 2𝜋 ( − − + )
𝑎 𝑎√2 𝑎√2 𝑎
2 2 −1
𝑘 = 2𝜋 ( − )
𝑎 𝑎√2
−1
2√2 − 2
𝑘 = 2𝜋 ( )
𝑎√2
2𝜋𝑎√2
𝑘=
2√2 − 2
2𝜋𝑎
𝑘=
2 2
2 √2 −
√2
2𝜋𝑎
𝑘=
2 − √2
2. Penjelasan konsep optikal analog
Konsep optic dapat digunakan untuk memperkirakan distribusi potensial akibat sumber
arus dan pembiasan arus listrik pada medium non homogen sederhana.

Gambar diatas menunjukan pembelokan / pembiasan arah ketika melintasi bidang ρ1


dan ρ2. Pada konsep optic titik cahaya pada suatu medium dipisahkan dengan medium
lain oleh suatu cermin semi transparan yang dimiliki koefisien refleksi k dan koefisiem
transmisi 1-k. itensitas vahaya pada medium 1 berasal dari sumber cahaya sedangkan
itensitas cahaya medium 2dari berasal dari itensitas cahaya dimedim 1 yang berkurang
akibat transmisi. Pada metode geolistrik sumber cahaya diganti dnegan sumber arus
berupa titi dan itensitasnya dalah potensial.
3. Curva Matching
Teknik ini membutuhkan pencocokan segmen kecil dari profil lapangan dengan
kurva teoritis untuk dua atau, jika mungkin, tiga lapisan horizontal. Umumnya
seseorang akan mulai dari sisi kiri (jarak kecil) dari profil dan mencocokkan segmen
berturut-turut ke arah kanan (spasi besar). Ketika sebagian dari kurva cukup cocok
dengan cara ini, semua lapisan dalam segmen ini disatukan dan diasumsikan
memiliki resistivitas efektif p ~ dan kedalaman Z ".
Contoh pencocokan kurva parsial ditunjukkan di bawah ini dari sounding air tanah di
Sri Lanka. Secara keseluruhan resistivitas seragam dan tinggi. Pemboran selanjutnya
menghasilkan sumur kering. Teknik pencocokan kurva parsial, meskipun agak kasar
dibandingkan dengan analisis lengkap kurva bunyi dengan metode komputasi, cukup
berguna di lapangan untuk mengikuti pengukuran harian dan sebagai kontrol untuk
pendekatan yang lebih canggih nantinya.
Pencocokan kurva lengkap. Ekspresi untuk potensi permukaan lebih dari dua lapisan,
persamaan dapat dinyatakan dalam bentuk integral sebagai:

Dengan J0 adalah fungsi Bessel orde 0. Atau bisa ditulis juga sebagai;

Dengan J1 adalah fungsi Bessel orde 1.


Cara intepretasi Schlumberger adalah dengan metode penyamaan kuva (kurva matching).
Ada 3 (tiga) macam kurva yang perlu diperhatikan dalam intepretasi Schlumberger dengan
metode penyamaan kurva, yaitu:
 Kurva Baku
 Kurva Bantu, terdiri dari tipe H, A, K dan Q
 Kurva Lapangan
Untuk mengetahui jenis kurva bantu yang akan dipakai, perlu diketahui bentuk umum
masing-masing kurva lapangannya.
 Kurva bantu H, menunjukan harga ρ minimum dan adanya variasi 3 lapisan dengan
ρ1 > ρ2 < ρ3 .
 Kurva bantu A, menunjukkan pertambahan harga ρ dan variasi lapisan dengan ρ1 <
ρ2< ρ3.
 Kurva bantu, K menunjukan harga ρ maksimum dan variasi lapisan dengan ρ1 <
ρ2 > ρ3 .
 Kurva bantu Q, menunjukan penurunan harga ρ yang seragam: ρ1 > ρ2 > ρ3


 Alat-alat yang digunakan : kertas kalkir/mika plastik, kertas double log, marker
OHP.
 Plot nilai AB/2 vs ρ pada mika plastik diatas double log. AB/2 sebagai absis dan ρ
sebagai ordinat.
 Buat kurva lapangan dari titik-titik tersebut secara smooth (tidak selalu harus
melalui titik-titik tersebut, untuk itu perlu dilihat penyebaran titik-titiknya secara
keseluruhan).
 Pilih kurva Bantu apa saja yang sesuai dengan setiap bentukan kurva lapangan.
 Letakkan kurva lapangan diatas kurva baku, cari nilai P1 merupakan kedudukan :
 d1’,ρ1’ (kedalaman terukur, tahanan jenis terukur)
 d1’ = kedalaman lapisan perama = sebagai absis
 ρ1 = tahanan jenis lapisan pertama = sebagai ordinat
 Pindahlah kurva lapangan dan letakkan diatas tipe kurva Bantu pertama yang telah
ditentukan. Tarik garis putus-putus sesuai dengan harga ρ1/ρ2 pada kurva Bantu
tersebut. Garis putus-putus sebagai kurva Bantu ini merupakan tempat kedudukan
P2.
 Kembalikan kurva lapangan diatas kurva baku, geser kurva lapangan berikutnya
sedemikian sehingga kurva baku pertama melalui pusat kurva baku. Tentukan nilai
ρ3/ρ2serta plot titik P2. (catatan: posisi sumbu-sumbunya harus sejajar dengan
sumbu-sumbu pada kurva Bantu)
 Dari P2 dapat ditentukan d2’, ρ2’
 Titik pusat P3, koordinat d3’, ρ3’ dan nilai kurva Bantu selanjutnya dapat dicari
dengan jalan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai