Anda di halaman 1dari 19

MENENTUKAN DENSITAS BATUAN PADA METODE GAYA BERAT Oleh :

Dhea Intan Patya


( GRAVITY METHOD ) DENGAN MENGGUNAKAN METODE
1301982
NETTLETON
Sumber Jurnal :

STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN SEKARAN DAN SEKITARNYA


BERDASARKAN DATA GAYA BERAT

S. Imam, Supriyadi
Prodi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia, 50229
E-mail korespodensi: syaifulklaten@gmail.com
LATAR BELAKANG
Metode gaya berat merupakan salah satu metode
penyelidikan geofisika dengan menggunakan Teori
Potensial Gravitasi

perbedaan massa jenis


mengukur perbedaan densitas batuan batuan penyusunnya

Mengetahui struktur bawah


Anomali gravitasi
permukaan
TUJUAN
Mengetahui cara menentukan densitas rata-rata pada metode gaya
berat (gravity) dengan metode nettleton.
Mengetahui jenis batuan dari nilai densitas dengan metode
nettleton.
Mengatahui keadaan geologi dari struktur bawah permukaan.
MEDAN GRAVITASI DI PERMUKAAN BUMI

Pembacaan gravitasi pada permukaan bumi


tidaklah sama:
g ~ 9.81 ms-2
g di kutub ~9.83 ms-2
g di khatulistiwa ~ 9.78 ms-2
Besarnya nilai gravitasi tergantung pada 5 faktor:
1. Lintang
2. Ketinggian
3. Kondisi bawah permukaan
4. Perubahan pasang surut bumi dan bulan
5. Topografi
6. Variasi densitas
PENENTUAN DENSITAS BATUAN
1. Metode Core atau Sampling Pengujian kualitatif

2. Metode Nettleton

3. Metode Parasnis
Data diplot ( + 0,03086) terhadap 0,04193 untuk memastikan garis yang linier dan kemiringan

pada garis merupakan nilai densitas yang benar.


KOREKSI-KOREKSI METODE GAYA BERAT

1. Koreksi Drift dan Tidal


2. Koreksi Lintang
3. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)
4. Koreksi Bouguer
5. Koreksi Terrain
ALAT DAN BAHAN
Data Sekunder yang dilakukan penelitian di daerah Provinsi Lampung terdiri dari 85
titik pengamatan yang dibatasi oleh 104.990 sampai 105.500 LS dan -5.359 sampai -
5.304 BT menggunakan Gravimeter LaCoste Romberg G-826.
Adapun data dan program komputer yang digunakan adalah:
Nilai gravitasi yang terukur dalam mgal
Alat Gravimeter LaCoste Romberg G-826
Surfer 10.0
Map Info Profesional 12.0
METODE PENELITIAN

Kajian pustaka

Peta kontur anomali


bouguer lengkap Analisis

Data lapangan
Kedalaman Bidang Batas
Anomali
Anomali Bouguer Variasi Densitas Batuan
Identifikasi Kemiringan
Koreksi Data: Struktur Sesar
Koreksi Pasang Surut (Tide Correction)
Koreksi Apungan (Drift Correction)
Koreksi Lintang (Normal Correction/ teoritic)
Koreksi Ketinggian (Elevation Correction) Menghitung densitas
Koreksi Udara Bebas & Koreksi Bouguer batuan (Metode
Koreksi Topografi/ Medan (Terrain Nettleton)
Correction)
METODE NETTLETON
Metode ini merupakan penentuan densitas batuan yang diperoleh dari
pengukuran dibuat grafik anomali bouguer dengan berbagai macam nilai densitas
dan dibandingkan dengan peta topografi. Metode ini didasarkan pada pengertian
tentang koreksi Bouguer dan koreksi medan,

Rapat massa batuan rata-rata


=1
= 0 + diperoleh dari harga rapat massa yang
2
=1 =1 diasumsikan (0 ) ditambah dengan
suatu faktor koreksi berdasarkan
persamaan:
Tabel nilai densitas rata-rata berbagai jenis batuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai Gravitasi Pada Lokasi Penelitian
Hasil Penentuan Densitas Rata-rata Batuan

Persebaran titik pengamatan pada


peta geologi Lampung
Profil anomali Bouguer

Jenis batuan dengan densitas


rata-rata 2,5233 g/cm3 adalah
jenis batuan rhyolite atau batuan
beku vulkanik. Nilai tersebut
digunakan untuk menghitung
koreksi Bouguer sehingga
diperoleh anomali Bouguernya
Daerah penelitian yang sebagian besar wilayahnya memiliki formasi geologi
dengan batuan penyusunnya berupa batuan beku seperti batuan tuf apung dan
batuan tuf riolitik yang memiliki densitas rata-rata sebesar 2,52 g/cm3, batuan
pasir (sandstone) dan lempung (clay) yang merupakan jenis batuan sedimen
memiliki densitas rata-rata sebesar 2,50 g/cm3. Batuan beku yang tersebar di
sebagian besar wilayah penelitian di daerah Lampung merupakan batuan endapan
gunung api muda yang merupakan limpahan dari lahar dingin Gunung Betung dan
membentuk formasi lampung.
KESIMPULAN
Warna merah yang memiliki nilai anomali tertinggi merupakan daerah dataran tinggi
dengan batuan penyusunnya memiliki densitas 2,60 g/cm3 sampai dengan 2,65 g/cm3.
Berdasarkan literature maka batuan tersebut merupakan batuan kuarsit dan kuarsa. Warna
orange hingga warna hijau dengan batuan penyusunnya memiliki densitas sekitar 2,50 g/cm3
hingga 2,52 g/cm3 yang merupakan jenis batuan endapan gunung api muda berupa lava seperti
andesit dan basalt. Sedangkan dari warna biru hingga ungu menandakan nilai anomali Bouguer
yang semakin kecil. Pada daerah penelitian ini merupakan daerah dataran rendah dengan
batuan penyusunnya berupa batuan sedimen seperti batuan pasir, batuan lempung dan breksi
yang memiliki nilai densitas rata-rata 2,21 g/cm sampai dengan 2,5 g/cm3. Rendahnya nilai
anomali Bouguer juga menunjukka adanya sesar Lampung Panjang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai