1
Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154
2
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Badan Litbang Kementrian Energi
dan Sumber Daya Mineral
Jl. Dr. Djundjunan No.236, Bandung 40174
ABSTRAK
ABSTRACT
A research has been conducted to used magnetic method to know the subsurface
structure around Sulawesi Sea. The data was collected using a set Proton Procession
Magnetometer tools on Geomarine III ship with a total 22 trajectories. Processing
data with IGRF correction to obtain total field magnetic anomaly. The result
qualitative and quantitative interpretation is a variation of the total magnetic intensity
of -450 nT from the northeast toward the southwest of 110 nT. Variation of total
anomaly magnetic intensity is a parameter in determine the susceptibility rock have
the effect to the subsurface geological structure around Sulawesi Sea. The results of
geological effect are a subduction zone and a fault section. Magnetic suseptibility of
rocks on the subsurface around Sulawesi Sea is dominated by basalt rock (k =
0,041667 SI) and andesite rock (k = 0,01833 SI – 0,005 SI).
Key words: Magnetic Anomaly, Geology Structure Sulawesi Sea, Geology Structure,
Susceptibility, geomagnetic methods.
Indonesia merupakan negara dari kandungan magnetik batuan
kepulauan yang letaknya pada pertemuan penyusunnya yang ada di bawah permukaan
tiga lempeng besar dunia yang sangat aktif bumi. Kandungan magnetik tersebut dapat
yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan berasal dari suseptibulitas magnetik atau
lempeng Indo-Australia, dan satu lempeng magnetik remanent. Adanya kandungan
mikro yaitu lempeng mikro Filipina. Oleh magnetik tersebut diakibatkan oleh
karena itu, wilayah Indonesia baik di darat perubahan struktur geologi bawah
maupun di laut sangatlah rawan terhadap permukaannya atau perbedaan kandungan
bencana alam seperti gempa-gempa tektonik magnetik batuan dekat permukaan sehingga
sampai tsunami. anomali magnetik bisa terlihat. Dalam
Pulau Sulawesi merupakan pulau yang eksplorasi geomagnet, bumi dianggap
terletak di zona pertemuan di antara tiga sebagai penghasil medan magnet utama,
pergerakan lempeng Hindia-Australia. Pulau sedangkan medan magnet yang sebagian
Sulawesi memiliki keadaan geologi yang kecil dihasilkan oleh kerak bumi. Jika pada
sangat rawan dan sering terjaidnya gerakan daerah tertentu terlihat medan magnet, maka
dan benturan lempeng bumi sehingga hal ini yang disebut dengan anomali
menimbulkan fenomena geologi seperti magnetik yang dipengaruhi oleh
gempa dan tsunami. Di utara Indonesia suseptibilitas batuan. Dengan diketahuinya
Timur, lempeng pasifik menabrak sisi utara anomali magnetik batuan atau lapisan suatu
Pulau Irian dan pulau-pulau di utara Maluku permukaan bumi, maka dapat diketahui
Pada bagian utara Pulau Sulawesi dan struktur bawah permukaan atau struktur
kawasan Laut Maluku geologi suatu daerah, jenis batuan
Daerah Sulawesi Utara yang letaknya penyusunnya, dan sumber daya alam yang
baik di darat maupun di laut merupakan terdapat dalam lapisan tersebut.Data yang
daerah yang dekat dengan sumber gempa diperoleh pada eksplorasi magnetik ini
bumi dan penyebab tsunami akibat proses menunjukan sifat residual yang kompleks.
tektonik. Daerah Sulawesi Utara terdapat Pengukuran intensitas medan magnetik bisa
sesar aktif yang menimbulkan munculnya dilakukan melalui darat, laut, dan udara.
fenomena geologi. Sumber gempa di Laut Pada prinsipnya, dalam penyelidikan
Sulawesi biasanya berasal dari penunjaman magnet selalu dianggap bahwa kemagnetan
sublempeng Sulawesi Utara, lempeng batuan yang memberikan respon terhadap
Panggungan Mayu, dan lempeng Sangihe pengukuran magnet hanya disebabkan oleh
yang letaknya di sebelah timur Sulawesi pengaruh kemagnetan induksi. Dengan
Utara. Gempa yang terjadi di laut ini juga demikian, sifat kemagnetan ini
akan menimbulkan tsunami. dipergunakan sebagai dasar dalam
Struktur bawah permukaan bumi atau penyelidikan-penyelidikan magnet.
struktur geologi suatu daerah dapat Sedangkan kemagnetan sisa pada umunya
diperkirakan menggunakan metode seringkali diabaikan dalam penyelidikan
geofisika. Metode geofisika merupakan magnet karena disamping pengaruhnya
metode untuk mengetahui kondisi di bawah sangat kecil, juga untuk memperoleh
permukaan bumi yang melibatkan besaran dan arah kemagnetannya harus
pengukuran di atas permukaan bumi dari dilakukan pengukuran di laboratorium
parameter-parameter fisika yang dimiliki palaeomagnetik dengan menggunakan alat
oleh batuan di dalam bumi. Metode khusus. Perubahan yang terjadi pada kuat
geomagnet merupakan metode geofisika medan magnet bumi adalah sangat kecil dan
yang bersifat pasif, karena pengukuran memerlukan waktu yang sangat lama
dilakukan dengan cara memanfaatkan mencapai ratusan sampai ribuan tahun. Oleh
medan alami yang dihasilkan oleh bumi. karena itu, dalam waktu penyelidikan
Eksplorasi anomali magnetik bumi berasal magnet, kuat medan magnet tersebut selalu
dianggap konstan. Dengan menganggap kuat ini karena pada saat penelitian Tim PPPGL
medan magnet bumi (𝐻 ⃗ ) adalah konstan, tidak memasang Ground Magnetometer
pada saat akuisisi data. Wilayah yang
maka besarnya intensitas magnet bumi (𝐼 )
ditinjau dalam penelitian ini adalah wilayah
semata-mata adalah hanya tergantung pada
yang secara geografis termasuk ke dalam
variasi kerentanan magnet batuan yang
wilayah perairan Laut Sulawesi-Laut
merefleksikan harga pengukuran magnet.
Maluku yang terletak pada koordinat
Prinsip inilah yang digunakan sebagai dasar
5,33'57" LU - 1,08'17'' LU dan 126,35'29"
penyelidikan magnet (Telford, 1990).
BT - 122,25'47 BT. berikut merupakan
gambar 3.1 yang merupakan lintasan-
METODE PENELITIAN lintasan yang dipakai pada akuisisi data
Metode penelitian yang digunakan geomagnet. Lintasan L01 dimulai dari
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian pesisir Kepulauan Maluku. Selanjutnya
deskriptif analitik, yang mempunyai tujuan menyambung ke lintasan L02 sampai
untuk mendapatkan gambaran struktur dengan lintasan L11 mengarah dekat ke
geologi bawah permukaan laut di daerah Pilifina Selatan. Sedangkan lintasan L12
Laut Sulawesi dengan perkiran yang dimulai kembali dari perairan Laut Sulawesi
didasarkan pada peta kontur anomali Utara sampai dengan lintasan L22.
magnetiknya. Data yang diperoleh dari tim
PPPGL. Penelitian ini berdasarkan data
suseptibilitas batuan yang diperoleh
kemudian dimodelkan dengan pemodelan
2D menggunakan bantuan software
Mag2DC. Data mentah penelitian berupa
file Microsoft Excel yang di dalamnya
terdapat variabel-variabel seperti tanggal
penelitian, waktu penelitian, field magnetik,
latitude, longitude, dan koordinat yang telah
dikonversi menjadi koordinat UTM.
Selanjutnya data tersebut dikoreksi oleh Gambar 1.1 Lintasan Daerah Penelitian
koreksi-koreksi metode magnetik untuk (Tim PPPGL, 2016)
mendapatkan hasil anomali medan magnet Pada saat dikoreksi IGRF, nilai IGRF
yang menjadi target survei, sehingga data diperoleh dari situs NGDC. Setelah
magnetik harus terlebih dahulu dikoreksi mendapatkan nilai IGRF yang dimasukan
dari beberapa pengaruh medan magnet yang setiap datum pointnya pada setiap lintasan
lain. Secara umum koreksi pada metode kemudian untuk mendapatkan ∆𝐻 dengan
magnetik yaitu: menggunakan persamaan:
a. Koreksi Harian ∆𝐻 = 𝐻𝑂𝑏𝑠 − 𝐻𝐼𝐺𝑅𝐹
Koreksi ini dilakukan terhadap data Setelah melalui proses koreksi IGRF
magnetik yang terukur untuk dan koreksi harian, maka akan diperoleh
menghilangkan pengaruh medan magnet nilai anomali magnetik total lapangan yang
luar atau variasi harian. merupakan nilai magnetik kerak bumi.
b. Koreksi IGRF Untuk mendapatkan nilai anomali magnetik
Koreksi ini dilakukan untuk menggunakan bantuan software Surfer 10.
menghilangkan pengaruh medan magnet
bumi utama yang merupakan referensi
medan magnet di suatu tempat. HASIL DAN PEMBAHASAN
Koreksi mteode magnetik yang digunakan Gambar 1.2 merupakan pemodelan
dalam penelitian hanya koreksi IGRF. Hal data magnetik menjadi anomali magnetik
dan agar dapat diperoleh intensitas magnet interpretasinya dilakukan dengan membuat
total. Pemodelan ini berupa peta kontur. Peta model menggunakan software Mag2DC.
kontur ini dilihat berdasarkan tinggi Parameter yang digunakan dalam pemodelan
rendahnya nilai anomali magnetik. Jika adalah nilai IGRF sebesar 40077.8 nT, sudut
terdapat kontras nilai intensitas magnetnya inklinasi sebesar -12.5 derajat, sudut
dengan perubahan tinggi rendah yang drastis deklinasi 0.40 derajat, station spacing 10,
diperkirakan daerah tersebut daerah sesar maximum depth displayed 100 m, satuan
atau zona subduksi. yang digunakan adalah meter dan sistem cgs
(10-6 cgs).