Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN UNTUK BATUBARA DAN

JALUR PATAHAN SESAR DI KAWASAN LAM APENG SEULIMUM ACEH BESAR


MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

Islahul putra1,akbarul amin 1, ichmatul hidayah 1 ,zahri zulchairy 1 ,silka amalia 1 ,radha
salsana 1 ,gozian islami 1 ,nanda luthfia 1 ,
Program Studi teknik geofisika, Fakultas Teknik, Universitas syiah kuala

ABSTRAK

Survey magnetik telah dilakukan di sekitar Lam Apeng Seulimum Aceh Besar. Penelitian
bertujuan untuk mengidentifikasi batubara dan jalur sesar yang mungkin terdapat di daerah
di sekitar daerah tersebut dengan menggunakan metode magnetik. Data intensitas magnetik
total yang diperoleh, selanjutnya diolah, dikoreksi, dan direduksi sehingga diperoleh data
anomali magnetik lokal. Peralatan yang digunakan terdiri dari Magnetometer GSM-19T,
Proton Sensor, Batang Alumunium, Konektivitas Kable ,GPS, Kompas, dan Jam.peralatan
lainnya seperti handy talky,payung,pulpen dan buku catatan untuk data observasi.
Pengambilan data dilakukan selesai 1 hari acak pada area seluas 3000 m ² dengan spasi
antar titik adalah 50 meter.Pengolahan data pertama dilakukan dengan koreksi IGRF dan
koreksi variasi harian. Pengolohan data dilakukan dengan software Surfer 10.

1. PENDAHULUAN mengalami kerusakan dengan adanya gaya


eksogen dari kendaraan yang melaluinya.
Indonesia merupakan negara kaya Patahan Semangko terletak di
yang memiliki berbagai sumber daya alam antara Zona Semangko patahan Lampung.
yang salah satunya adalah berupa bahan Bagian selatan dari blok Semangko terbagi
galian tambang. Beberapa bahan tambang menjadi bentang alam menjadi seperti
yang banyak terdapat di Indonesia adalah pegunungan Semangko, Depresi
batu bara, emas, perak, nikel, tembaga, Ulehbeluh dan Walima, Horst Ratai dan
intan, batu kapur, dan besi (Jahidin, 2012). Depresi Teluk Belitung. Sedangkan bagian
Zona sesar merupakan area dimana utara blok Semangko berbentuk seperti
rawan terjadi bencana kegempaan maupun Dome (diameter +40 Km). Patahan
pergerakan tanah. Lokasi ini tidak Semangko adalah bentukan geologi yang
dianjurkan sebagai lokasi pemukiman membentang di pulau Sumatera dari
dikarenakan potensi bencana yang selatan ke utara. Patahan inilah yang
mungkin terjadi dapat membahayakan membentuk pegunungan Barisan, suatu
penduduk setempat. Pergerakan tanah rangkaian dataran tinggi di sisi barat pulau
yang mungkin terjadi juga berpengaruh Sumatera. Patahan ini relatif lebih muda
terhadap jalur transportasi. Kondisi bawah dan paling mudah terlihat di daerah ngarai
permukaan yang tidak stabil Sianok dan Lembah Anai di dekat kota
mengakibatkan badan jalan mudah Padang Panjang.
Lam apeng yang berada di di sekitar Lam Apeng terdapat beberapa
kecamatan Seulimun Aceh Besar diduga mukim di antaranya Ateuk, Blang
berada di patahan Sesar Sumatra Tingkeum, Lambada, Lampantee,
(semangko)dan juga memiliki kandungan Lamteuba Droe, Meurah, Pulo. Kondisi
batubara sehingga perlu adanya geologi daerah Lam Apeng terdiri dari
penyelidikan eksplorasi lebih lanjut batuan vulkanik, Alluvium serta fine
menggunakan metode magnetik. grained tephra.
Metode magnetik salah satu
metode geofisika yang didasarkan pada 2.2. Batubara
pengukuran variasi intensitas medan Batu bara adalah batuan sedimen
magnet dipermukaan bumi. Metode
yang bisa terbakar, terbentuk dari endapan
magnet umumnya digunakan untuk
mengetahui sifat magnetic batuan,serta organik, utamanya adalah sisa-sisa
untuk mengetahui struktur geologi bawah tumbuhan yang mengendap yang
permukaan berdasarkan anomali medan
selanjutnya berubah bentuk akibat proses
magnetik. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode magnet. Untuk fisika dan kimia yang berlangsung selama
menemukan indikasi batu bara dan sesar jutaan tahun. Proses pengubahan batu bara
Sumatera di daerah tersebut.
itu disebut dengan coalification
2. TINJAUAN PUSTAKA (pembentukan batu bara), (iswati, 2012).
2.1. Geologi Regional
2.3 Sesar
Sesar adalah fraktur pranar atau
diskontinuitas dalam valome batuan
dimana telah ada perpindahan segnifikan
sebagai akibat dari gerakan massa batuan.
Sesar-sesar berukiran bear dikerak bumi
merupakan hasil dari aksi gaya lempeng
tektonik, dengan yang terbesar membntuk
batas-batas antara lempeng, seperti zona
subduksi atau sesar transform.

2.3. Teeori Dasar Magnetik

Metode Geomagnetik adalah salah


satu metoda di geofisika yang
Gambar 2.1 Keadaan Geologi daerah memanfaatkan sifat kemagnetan bumi.
Menggunakan metoda ini diperoleh
penelitian (dimodifikasi dari Bennet, 1981) kontur yang menggambarkan distribusi
susceptibility batuan di bawah permukaan
pada arah horizontal. Dari nilai
Secara geografis daerah Lam
susceptibility selanjutnya dapat
Apeng terletak dalam wilayah Kecematan
dilokalisir / dipisahkan batuan yang
Seulimum Kabupaten Aceh besar dimana
mengandung sifat kemagnetan.
Metode magnetik didasarkan pada pengoperasian di lapangan relatif
pengukuran variasi intensitas medan sederhana, mudah dan cepat. Dasar metode
magnetik di permukaaan bumi yang magnetik adalah gaya Coulomb (Blakely,
disebabkan oleh adanya variasi distribusi 1995; Cooper, 2000; Corbett, 1998) dalam
benda termagnetisasi di bawah permukaan (Singarimbun, dkk., 2013).
bumi (suseptibilitas). Suseptibilitas
magnetik batuan merupakan harga magnet mi m2
yang erat kaitannya dengan kandungan F= 2 r
μ0r
mineral dan oksida besi (Seftyand dan
Tony, 2015). Menurut J. Milson dalam 2.4. Kemagnetan Batuan
buku Field Geophysics, 2003 rumus untuk
mencari nilai suseptibilitas (k) adalah : Sifat magnetik batuan menjelaskan
perilaku beberapa zat yang berada dibawah
k = M/H pengaruh medan magnet. Kuat medan
magnet sekunder yang dihasilkan oleh
anomali magnet sangat bergantung pada
Secara umum, metode geofisika sifat kemagnetan batuan (Ibnu Rusydy,
dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 2014).
 Metode pasif dilakukan Berdasarkan sifat fisika,
dengan mengukur medan kemagnetan batuan di bagi menjadi tiga
macam,
alami yang dipancarkan
antara lain :
oleh bumi. 1. Diamagnetik
 Metode aktif dilakukan Merupakan jenis magnet dimana
dengan membuat medan jumlah elektron dalam atomnya
gangguan kemudian berjumlah genap yang berpasangan
mengukur respon yang sehingga efek magnetisasinya paling
kuat dalam medan polarisasi.
dilakukan oleh bumi.
2. Paramagnetik
Medan dalam ilmu geofisika terdiri Medan magnet paramagnetik akan
dari 2 : ada jika dimagnetisasi oleh medan
 Medan alami adalah magnet luar, sehingga jika pengaruh
misalnya radiasi gelombang medan magnet luarnya dihilangkan,
gempa bumi, medan maka pengaruh medannya menghilang
gravitasi bumi, medan juga.
3. Ferromagnetik
magnet bumi, medan listrik
Pada jenis magnet ini sebagian
dan elektromagnetik bumi besar elektron tidak memiliki
serta radiasi radiokativitas pasangan, sehingga sangat mudah
bumi. terinduksi medan magnet dari luar
 Medan buatan dapat berupa serta memiliki sifat suseptibilitas
ledakan dinamit, pemberian magnetik yang besar.
4. Antiferromagnetik
arus listrik ke dalam tanah,
Merupakan jenis material yang
pengiriman sinyal radar dan tidak umum seperti superkonduktor,
lain sebagainya. padajenis ini hampir mirip dengan
ferromagnetik hanya saja spin
Metode magnetik mempunyai magnetiknya bernilai lebih kecil atau
akurasi pengukuran medan anomali yang sama, arah spin magnetiknya
relatif tinggi. Instrumentasi dan
berlawanan dan tidak memiliki gaya merupakan hasil gabungan medan
magnet. magnetik remanen dan induksi, bila arah
5. Ferrimagnetik medan magnet remanen sama dengan arah
Jenis ini hampir menyerupai
medan magnet induksi maka anomalinya
ferromagnetik, namun perbedaannya
arah spin magnetiknya sebagian besar bertambah besar. Demikian pula
berlawanan. sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek
medan remanen akan diabaikan apabila
Beberapa mineral yang memiliki anomali medan magnetik kurang dari 25 %
mineral besi, kobat, dan nikel serta batuan medan magnet utama bumi (Telford, 1976)
basalt memiliki kemagnetan sifat batuan
yang sangat tinggi walaupun tidak ada
Dalam melakukan akuisisi data magnetik
medan magnet luar. Hal ini di karenakan
remanent magnet (sisa kemagnetan) yang yang pertama dilakukan adalah
masih ada pada batuan tersebut. menentukan base station dan membuat
1.Medan magnet utama (main field) station – station pengukuran (usahakan
Medan magnet utama dapat didefinisikan membentuk grid – grid). Ukuran gridnya
sebagai medan rata-rata hasil pengukuran disesuaikan dengan luasnya lokasi
dalam jangka waktu yang cukup lama pengukuran, kemudian dilakukan
mencakup daerah dengan luas lebih dari pengukuran medan magnet di station –
106 km2.. station pengukuran di setiap lintasan, pada
2.Medan magnet luar (external field) saat yang bersamaan pula dilakukan
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengukuran variasi harian di base station.
pengaruh luar bumi yang merupakan hasil
ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh Koreksi dalam Metode Magnetik
sinar ultraviolet dari matahari. Karena 1. Koreksi Harian
sumber medan luar ini berhubungan Koreksi harian (diurnal correction)
dengan arus listrik yang mengalir dalam merupakan penyimpangan nilai medan
lapisan terionisasi di atmosfer, maka magnetik bumi akibat adanya perbedaan
perubahan medan ini terhadap waktu jauh waktu dan efek radiasi matahari dalam satu
lebih cepat. hari. Waktu yang dimaksudkan harus
3.Medan magnet anomali mengacu atau sesuai dengan waktu
Dalam survei dengan metode magnetik pengukuran data medan magnetik di setiap
yang menjadi target dari pengukuran titik lokasi (stasiun pengukuran) yang akan
adalah variasi medan magnetik yang dikoreksi.
terukur di permukaan (anomali magnetik). Data hasil pengukuran medan
Secara garis besar anomali medan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi
magnetik disebabkan oleh medan magnetik dari tiga komponen dasar, yaitu medan
remanen dan medan magnetik induksi. magnetik utama bumi, medan magnetik
Medan magnet remanen mempunyai luar dan medan anomali. Nilai medan
peranan yang besar terhadap magnetisasi magnetik utama tidak lain adalah niali
batuan yaitu pada besar dan arah medan IGRF.. Persamaan koreksinya (setelah
magnetiknya serta berkaitan dengan dikoreksi harian) dapat dituliskan sebagai
peristiwa kemagnetan sebelumnya berikut :
sehingga sangat rumit untuk diamati. Dimana H0 = IGRF
Anomali yang diperoleh dari survei ΔH = Htotal ± ΔHharian ± H0
Magnetik Bumi
Dalam banyak kasus, data anomali dan Parameter
medan magnetik yang menjadi target Pemodelan
survei selalu bersuperposisi atau
bercampur dengan anomali magnetik lain 1. Medan magnetik 44869,80
yang berasal dari sumber yang sangat utama bumi (IGRF) nT
dalam dan luas di bawah permukaan bumi.
Anomali magnetik ini disebut sebagai 2. Sudut deklinasi 0,94ᵒ
anomali magnetik regional (Breiner, 3. Sudut inklinasi -32,16ᵒ
1973). Untuk menginterpretasi anomali 4. Profile bearing 0,0ᵒ
medan magnetik yang menjadi target 5. Ketinggian referensi 0 meter
survei, maka dilakukan koreksi efek 6. Panjang strike 100 meter
regional, yang bertujuan untuk 7. Kedalaman 500 meter
maksimum
menghilangkan efek anomali magnetik
8. Jumlah benda 6 buah
regional dari data anomali medan
anomali
magnetik hasil pengukuran.
Tabel 2. Parameter medan magnetik bumi
daerah penelitian dan parameter model
Interpretasi Data Geomagnetik
Secara umum interpretasi data 3. METODOLOGI
geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu 3.1. Lokasi Penelitian
interpretasi kualitatif dan kuantitatif.
Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola 3.2. Alat dan bahan
kontur anomali medan magnetik yang Adapun alat dan bahan yang digunakan
bersumber dari distribusi benda-benda pada penelitian ini yaitu:
termagnetisasi atau struktur geologi bawah
permukaan bumi. Selanjutnya pola Tabel 3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
anomali medan magnetik yang dihasilkan Konsol Magnetik 2 unit
ditafsirkan berdasarkan informasi geologi Magnetomrter GSM- 2 unit
19T
setempat dalam bentuk distribusi benda
Stik 8 unit
magnetik atau struktur geologi, yang Sensor 2 unit
dijadikan dasar pendugaan terhadap Kabel konsol 2 unit
keadaan geologi yang sebenarnya. Parang 2 unit
Interpretasi kuantitatif bertujuan GPS 2 unit
untuk menentukan bentuk atau model dan Kompas 2 unit
kedalaman benda anomali atau strukutr Jam 1 Unit
geologi melalui pemodelan matematis.
Untuk melakukan interpretasi kuantitatif,
3.3 Tahapan Penelitian
ada beberapa cara dimana antara satu Tahapan selanjutnya dilakukan
dengan lainnya mungkin berbeda, pengukuran dan intepretasi data anomali
tergantung dari bentuk anomali yang magnetik dalam suatu kurun waktu
diperoleh, sasaran yang dicapai dan tertentu. Pada tahapan pertama ini,
ketelitian hasil pengukuran. kegiatan yang akan dilakukan berupa, studi
literatur, persiapan peta serta persiapan
peralatan yang akan digunakan di
No Parameter Medan Nilai
lapangan. Kemudian dilakukan survei berdasarkan frekuensi, panjang
lapangan untuk menentukan konsep desain gelombang, maupun amplitudo, sehingga
lapangan yang tepat berupa titik yang diperoleh anomali lokal saja atau
pengukuran di kawasan Lamsujen, Aceh anomaly regional saja.Surver juga
Besar. digunakan untuk pembuatan peta kontur
Selanjutnya tahapan akuisisi data dan pemodelan tiga dimensi berdasarkan
Teknik pengumpulan data penelitian ini pada grid. Kemudian setelah mendapatkan
akan dilakukan menggunakan metode hasil penampang kontur anomali magnetik,
magnetik. Dengan metode ini akan di maka langkah selanjutnya yaitu
peroleh data medan magnet total yang interpretasi data. Interpretasi data yang
kemudian akan diproses sacara lanjut dilakukan pada penelitian ini merupakan
untuk memetakan penyebaran sumber bijih interpretasi data secara kualitatif, yaitu
besi di kawasan Lamsujen, Aceh Besar. teknik penafsiran data magnetik
Adapun alat yang di gunakan adalah berdasarkan tinggi, sedang dan rendahnya
Magnetometer jenis Proton GSM-19T. kontur anomali magnetik.
Tahapan awal yang harus dilakukan adalah
menghubungkan peralatan magnetometer 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan sensor proton, GPS dan tiang
sensor.Pengambilan data lapangan
dilakukan menggunakan mode grid
dengan spasi sekitar 50 meter. Idealnya
pengambilan data lapangan menggunakan
2 unit alat magnetometer. Satu alat
magnetometer diletakkan di base secara
statis untuk mengamati perubahan medan
harian (diurnal) dan satu lagi alat
magnetometer bergerak untuk melakukan
pengukuran nilai intensitas magnet di
lapangan. Jarak antara alat magnetometer
yang mengamati perubahan medan harian
dengan yang bergerak harus berada dalam
kawasan yang memiliki kondisi atmosfer
yang sama. Ketika melakukan
pengambilan data, pastikan sensor proton
menghadap ke utara.
Data yang sudah didapatkan di
lapangan adalah medan magnet total.
Untuk memperoleh anomali magnetik dari
data yang didapatkan dari hasil
pengukuran di lapangan, maka perlu
dilakukan koreksi. Koreksi yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu koreksi harian
dan koreksi IGRF.
Pengolahan data anomali medan
magnetik dilakukan dengan menggunakan
Surver. Dalam penelitian ini, surver ini
digunakan untuk melakukan penapisan
data magnetik untuk memudah proses
Gambar 4.1 Peta Kontur 2D Nilai Anomali
interpretasi. Tahapan penapisan digunakan
Magnetik pada Daerah Penelitian
untuk memisahkan data anomali magnetik
Penelitian ini dilakukan dengan metode Pada gambar di atas, dapat diduga
magnetik untuk mendapatkan nilai anomali bahwa terdapat patahan pada daerah
magnetik. Dari peta kontur nilai anomali lembah atau dataran rendah yang ditandai
gradasi dengan warna ungu dan diantara
magnetik menunjukkan warna putih
perbukitan atau gunung tersebut terdapat
memiliki nilai anomali magnetik yang patahan yang dimanifestasikan ke dalam
tinggi. Anomali magnetik rendah dengan bentuk sungai. Dari gambar di atas juga
warna ungu. Tempat lokasi pengukuran dapat dilihat ketinggian lapisan-lapisan di
berada pada pengawasan yang tidak rata, permukaan.
dimana terdapat sungai, tebing, lembah
dan rawa sehingga nilai suseptibilitas yag 5. KESIMPULAN
Adapaun kesimpulan yang telah
didapatkan berbeda-beda. Diketahui bahwa
diperoleh adalah sebagai berikut:
nilai minus pada suseptibilitas batuan  Pada range nilai
menandakan kalau adanya daerah yang suseptibilitas dari 0-40 nT
terdapat patahan. Namun, patahan tersebut sebagian besar terdiri dari
bisa berupa patahan kosong yang tidak lapisan batuan sedimen,
terdapat intrusi mineral. namun dibeberapa titik juga
terdapat batuan metamorf
Pada range nilai suseptibilitas dari seperti batu Dolorite,
0-40 nT sebagian besar terdiri dari lapisan Rhyolite, Augite
batuan sedimen, namun dibeberapa titik  Pada range nilai 40-100 nT
juga terdapat batuan metamorf seperti batu bisa diduga terdapat batuan
beku berupa btuan granit,
Dolorite, Rhyolite, Augite. Pada range nilai gabbro, porphyry, basalt,
40-100 nT bisa diduga terdapat batuan dan diorit
beku berupa btuan granit, gabbro,  Mineral organik batubara
porphyry, basalt, dan diorit. Untuk yang dicari terdapat pada
kandungan mineral organik batubara yang raange antara nilai
dicari terdapat pada raange antara nilai suseptibilitas 0.02 nT
suseptibilitas 0.02 nT sehingga letaknya sehingga letaknya diduga di
diduga di sekitaran sungai dan lembah sekitaran sungai dan
yang memiliki suseptibilitas di bawah 0. lembah yang memiliki
suseptibilitas di bawah 0.

 Pada lintasan pengukuran


medan yang di lalui dapat
diduga bahwa terdapat
patahan pada daerah
lembah atau dataran rendah.

6. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut menggunakan metode lain
Gambar 4.1 Peta Kontur 3D Nilai Anomali dalam mengidentifikasi struktur
Magnetik pada Daerah Penelitian atau lapisan bawah tanah dan
mengkaji lebih lanjut terdap
dugaan batu bara dan terdapatnya Penentuan Struktur Bawah
patahan dikawasan terseut, hal ini Permukaan di Sekitar Gunung
perlu dilkukan untuk membuktikn Kelud Kabupaten Kediri. Jurnal
Penelitian Fisika dan Aplikasinya
dugaan yang ada.
(JPFA) ITS Surabaya , Juni 2012
ISSN: 2087-9946 Vol 2 No 12
DAFTAR PUSTAKA Singarimbun, A., C. A. N. Bujung, R. C.
Fatihin. 2013 Penentuan Struktur
Pamuji, E., Survei Geofisika Dengan Bawah Permukaan Area Panas
Menggunakan Metode Magnetik. Bumi Patuha dengan Menggunakan
Skripsi. Fmipa Universitas Negeri Metode Magnetik. Jurnal
Papua. Manokwari. 2015 Matematika & Sains 18 (2)
Rusydy, I., 2014. Sifat Kemagnetan Telford, W.N., Geldard, L.P., Sherrif, R.E.
Batuan. Teknik Geofisika & Keys, D.A., Applied Geophysics.
Universitas Syiah Kuala: Banda 2nd ed. London: Cambridge
Aceh. University Press;
Santoso, B.J., dkk., 2012, Interpretasi 1990.
Metode Magnetik Untuk
Lampiran Foto

Anda mungkin juga menyukai