Pendahuluan
A sensitive compass having a Bi needle would be ideal for the young man
going west or east, for it always aligns itself at right angles to the magnetic
field.
William H. Hayt Jr., Engineering Electromagnetics, 1958
2. Paramagnetic
2
N B P2
(2.19)
3V k BT
C
(2.20)
T
P g J J 1
1
2 (2.21)
3 1 S S 1 L L 1
g (2.22)
2 2 J J 1
Suseptibilitas
0 Suhu T
Gambar 2.3. Grafik hubungan antara suseptibilitas magnetik
terhadap temperatur T pada bahan paramagnetik (Kittel, 1996)
3. Feromagnetik
Feromagnetik merupakan bahan yang memiliki nilai suseptibilitas
magnetik m positif, yang sangat tinggi. Dalam bahan ini sejumlah kecil
medan magnetik luar dapat menyebabkan derajat penyearahan yang tinggi
pada momen dipol magnetik atomnya. Dalam beberapa kasus,
penyearahan ini dapat bertahan sekalipun Medan pemagnetannnya telah
hilang. Ini terjadi karena momen dipol magnetik atom dari bahan- bahan
feromagnetik ini mengerahkan gaya- gaya yang kuat pada atom
tetangganya sehingga dalam daerah ruang yang sempit momen ini
disearahkan satu sama lain sekalipun medan luarnya tidak ada lagi. Daerah
ruang tempat momen dipol magnetik disearahkan ini disebut daerah
magnetik. Dalam daerah ini, semua momen magnetik disearahkan, tetapi
arah penyearahannya beragam dari daerah ke daerah sehingga momen
magnetik total dari kepingan mikroskopik bahan feromagnetik ini adalah
nol dalam keadaan normal (Tipler, 2001).
aan:
C
T Tf
(2.14)
Tf
C
(2.15)
0 N ( g B ) 2
C
kB
(2.16)
Dimana adalah konstanta Weiss yang besarnya
k BT f
0 N g B
2
(2.17)
Kompleks
0 T
T
f
Jawab:
4. Anti Feromagnetik.
5. Ferrimagnetik
Pada bahan yang bersifat, dipole yang berdekatan memiliki arah yang
berlawanan tetapi momen magnetiknya tidak sama besar. Bahan
ferrimagnetik memiliki nilai suseptibilitas tinggi tetapi lebih rendah dari
bahan feromagnetik, beberapa contoh dari bahan ferimagnetik adalah
ferriete dan magnetite.
Dalam aplikasi modern ferriete lebih berguna dibanding semua jenis
bahan magnetik, karena selain dari sifat magnetiknya, bahan ini juga
merupakan isolator yang baik (Omar, 1993).
C. Parameter Magnetik
B=μH
μ = μr . μo
sehingga :
B = μr . μo . H
Semua bahan adalah memungkinkan menghasilkan medan magnetik , dari itu secara
eksperimental untuk menimbulkan momem magnetik. Besar momen ini per unit
volume disebut magnetisasi dari madium (M) dengan satuan C/m.dt atau A/m .
Induksi magnetik (rapat fluksi) adalah penjumlahan dari effek pada keadaan fakem
suatu bahan, besar rapat fluksi (B) menjadi :
B = μo . H + μo . M
M =( μ – 1) . H = Xm . H
Xm adalah susceptifitas magnetik . Magnetisasi (M) dari bahan dapat diekspresikan
sebagai momen dwikutub magnetik (pm) dengan satuan C. m2 / dt atau A/m2 dimana :
M = N . pm
N adalah jumlah dwikutub magnetic per unit volume. Berdasarkan susceptibilitasnya
dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu bahan yaitu untuk Xm negatif 10-5 adalah
diamagnetik, untuk Xm kecil dan positif 10-3 pada suhu kamar (karena Xm
berbanding terbalik dengan suhu) adalah paramagnetik , untuk Xm yang besar adalah
ferromagnetik .
Supaya gambaran mengenai bahan magnetik mempunyai dasar yang
kuantitatif, sekarang kita akan menunjukkan bagaimana dwikutub magnetik berlaku
sebagai sumbar yang terbesar untuk medan magnetik. Hasilnya akan merupakan
terdiri dari gerak muatan terikat (elektron orbital, spin elektron, dan spin niklir) dan
madannya yang berdimensi sama dengan H akan disebut magnetisasi M. Arus yang
dihasilkan oleh ikatan tersebut disebut arus terikat (bond current) atau arus Ampere.
Jika terdapat n dwikutub magnetik per satuan volume, dan kita meninjau
penjumlahan vektor,
mtotal = (19)
M=
Kita lihat bahwa satuannya harus sama dengn satuan H yaitu A/m.
Gb. 9.8 suatu bagian lintasan-tertutup dL, sepanjang lintasn tersebut dwikutub
magnetiknya sudah mengalami penjajaran sebagian oleh medan magnetik
eksternal. Penjajaran tersebut telah menyebabkan arus terikat yang melalui
permukaan yang terdefinisikan oleh lintasan-tertutup bertambah dengan nIb
dS.dL ampere.
Sekarang marilah kita tinjauefek penjajaran dwikutub magnetik sebagai akibat
dari pemasangan medan magnetik. Kita akan membahas penjajaran sepanjang lintasa
tertutup, sebagian kecil dari lintasan itu diperlihatkan pada Gb. 9.8. gambar tersebut
unsur lintasa dL; masing-masing momen terdiri dari arus terikat Ib yang mengelilingi
bidang seluas dS.dL; didalam volume tersebut terdapan n dS.dL dwikutub magnetik.
Waktu kita ubah dari orientasi rambang ke pejajaran sebagian, arus terikat yang
menembus permukaan yang terlingkungi lintasan (kearah kiri kita jika kita berjalan
dalam arah aL dalam Gb. 9.8) untuk tiap-tiap dwikutub sebanyak n dS.dL telah
bertambah dengan Ib. Jadi
d Ib = n Ib dS.dL = M. dL (20)
Ib = (21)
Rumusan terakhir ini mirip dengan hukum integral Ampere, dan sekarang kita
boleh membuat hubungan antara B dan H, yang umum sehingga berlaku pula untuk
media lainselain ruang hampa pembahasan kita bersandar pada gaya dan torka sosok
arus defrensial dalam medan B, yang berarti bahwa kita telah mengambil B sebagai
kuantitas yang pokok dan telah menemukan perbaikan dari pendefinisian H. Jadi kita
dapat meuliskan hukum integral Ampere yang dinyatakan dalam arus total yang
terdiri dari arus terikat dan arus bebas,
(22)
Dengan
IT = I b + I
Ddan I adalah arus total muatan bebas yang dilingkungi oleh lintasan.
Perhatikan bahwa arus bebas muncul tanpa subskrip, karena arus ini termasuk jenis
arus yang terpenting dan merupaka satu-satunya jenis arus yang muncul dalam
persamaan Maxwell.
IT = I b + I = (23)
H= (24)
Dan kita lihat dalam ruang hampa B = H, karena dalam hal ini
magnetisasinya nol. Hbungan ini biasaya dituliskan dalam bentuk yang menghindari
bentuk fraksi dan bentuk dan tanda minus sbb:
B= (25)
Ib
IT
(27)
Kita hanya menekankan pada pers (26) dan pers (27 ), rumus yang mengan
dung muatan bebas dalam pekerjaan kita selanjutnya.
B=
B=
Atau
(29)
(30)
(31)
Sebagai contoh pemakaian beberapa kuantitas magnetik ini, marilah kita pilih
bahan ferit dengan dan bekerja dengan kerapatan fluks yang cukup rendah
B=
Dan
H=
B=
Atau
0,05 =
Dan kia lihat bahwa arus Ampere menghasilkan $9 kali intensitas medan
magnetik yang ditimbulkan muatan bebas, dan kedua,
B=
Atau
0,05 = ;
Disini kita telah memakai permeabilitas relatif 50 dan membiarkan kuantitas
ini menyirat gerak muatan terikat. Kita akan menekankan lagi cara penafsiran seperti
ini dalam bab yang akan datang.
Dua hukum permulaan yang kita teliti untuk medan magnetik ialah hukum
Bio-Savart dan hukum integral Ampere. Keduanya terbatas pada pemakaian dalam
ruang hampa. Sekarang kita telah memperluas pemakainnya untuk setiap bahan
magnetik yang serbasama, linear dan isotropik harus digambarkan dengan
permeabilitas relatif .
Seperti juga pada bahan dielektrik tak isotropik, bahan magnetik tak isotropik,
bahan magnetik tak isotropik harus digambarkan dengan permeabilitas tenso
Bx =
By =
Bz =
pada umumnya tidak sejajar lagi. Bahan magnetik tak isotropikyang paling umum
ialah kristal feromagnetik tunggal; walaupun film magnetik tipis juga
memperlihatkan sifat tak isotropik. Namun, banyak sekali pemakaian bahan
feromagnetik yang menyangkut kisi polikristal yang lebih mudah dibuat.
Definisi kita mengenai suseptibilitas dan permeabilitas bergantung pada anggapan
kelinearan. Sayang sekalihal itu haynya benar untuk bahan para magnetik dan
diamagnetik yang kurang menarik pemakaiannya; dalam hal ini permeabilitas
relatifnya hampir mendekati satu, bedanya hanya satu bagian dalam seribu. Beberapa
harga yang khas dari suseptibilitas bahan diamagneti ialah sbb: untuk hidrogen, -2
Kita tidak akan mengalami kesukaran untuk mendapatkan syarat batas yang
tepat untuk B, H dan M pada permukaan batas antara bahan magnetik yang berbeda,
karena kita telah memecahkan persoalan serupa itu untuk bahan konduktor dan
dialektik. Kita tidak memerluka teknik yang baru.
Gambar 9.9 menunjukkan perbatasan antara dua bahan yang linear serbasama
Bn1 Bn2
Atau
Jadi
dengan rasio .
Gb.9.9 permukaan Gauss dan lintasan tertutup dibuat pada permukaan batas antara
Dengan mengambil lintasan tertutup kecil pada bidang datar yang normal
pada permukaan batas, seperti yang terlihat pada bagian kanan Gb. 9.9, kita peroleh:
Ht1 - Ht2 =K
Dimana aN12 menyatakan vektor pada perbatasan yang arahnya dari 1daerah 1
ke daerah 2.
Ketiga syarat batas yang baru kita tulis untuk komponen tangensial akan
menjadi jauh lebih sederhana jika kerapatan arus permukaannya nol. Dalam hal ini
kerapatan tersebut ialah kerapatan arus bebas, dan kerapatan itu nol jika kedua bahan
tersebut bukan konduktor.
1. Motor listrik
2. Generator
3. Transformator
4. Speaker.
5. Foto Transistor
6. Peredam medan magnet pada rangkaian elektronika
7. Kompas
8. Alat ukur/instrument.
REFERENSI