( )
( n x ,n y , n z ) =
2 mV
2
3
( n2x , n2y ,n 2z )
qx=
qx=
h2
2mV
2
3
h2
2mV
2
3
h2
2mV
2
3
nx
ny
nz
Setiap status energi, akan diwakili oleh satu titik dengan nilai n x, ny, nz,
untuk status energi itu. Ruangan itu akan dipenuhi oleh titik semacam ini,
sehingga terbentuk kisi-kisi kubus masing-masing dengan volume :
2m
h3
=
q= ( q 2x +q 2y + q2z )
2
=q
atau sebuah kulit bola dengan jari jari q dan tebal dq, akan mempunyai
volume yang besarnya :
2
4 q dq
dN =
4 q dq
Atau
dq=
d
2
sehingga :
dN =
2
d
g( )=
besaran
dN
d , dinamakan kerapatan status energi untuk kumpulan
dN 4 V
= 3
d
h
(2 m )
( 4hV ) ( 2 m )
C=
sehingga:
g ( )=C
N= g ( ) d
0
C 2 d
0
2
2
N= C ( 0 ) 3
3
( )( )
0 =
3N
8 V
2
3
ini berarti, besarnya energi Fermi tergantung pada jumlah partikel persatuan
N
volume V . Agar diperoleh makna yang lebih mudah dipahami, di defenisikan
suhu Fermi menurut persamaan :
kTf = 0
3
2
U= g ( ) f ( ) d
0
Perhitungan untuk integral ini, agak rumit, oleh sebab itu diperlukan cara
khusus untuk menyelesaikannya. Karena suhu Fermi pada umumnya cukup tinggi,
maka untuk keperluan praktis, kita akan menggunakan suhu T yang jauh lebih
kecil dari Tf. Jika kita misalkan :
h ( ) = g ( ) ,
dan
h ()=
dH ( )
d
U= [ H ( ) f ( ) ] H ( ) F ( ) d ( )
0
2
H ( )= C 2
5
maka fungsi H() dalam integral pada persamaan tersebut, dapat dijabarkan dalam
deret Taylor disekitar energi fermi, sehingga:
1
2
( 0)+ ( 0 ) H ( {} rsub {0} )+
2
H ( )=H ( ) +( 0 )H '
L0= f ( ) d
0
L1= ( 0) f ( ) d
0
L2=
1
( 0 )2 f ( ) d
2 0
Akan diperoleh:
U=L0 H ( 0 ) + L1 H ' ( 0 ) + L2 H ( {} rsub {0} )+
Dari sifat-sifat f() kita peroleh L 0=1, L1=0, karena f() simetrik terhadap
titik =0, sedangkan:
1
x exp x
L2= k T 2
dx
2
2
0 [ 1+exp ( x ) ]
2
( )
L 2=
2
( kT )
6
2
1
2
2
U= C ( 0 ) 5 + C ( 0 ) 2 k T 2+
5
6
Ini berarti bahwa pada suhu 0 K, energi kinetik rata-rata suhu elektron sama
dengan:
3
()= k T f
5
( ) ( )
C v=
1
T
C v = 2 Nk
2
Tf
( )
Hasil ini bisa dibandingkan dengan kapasitas panas gas biasa yang besarnya
3
2 Nk, karena faktor yang amat menentukan adalah faktor
( TT ) . Jika T
f
sumbangan
1
30
terasa pengaruhnya, ketika kita mengukur kapasitas panas jenis logam tersebut.
M =uNtanh
( uBkT )
uB
u2 N
=
B
kT
kT
( )( )
( MB )
berbanding
( MB )
tidak berubah jika suhu T berubah, artinya sifat paramagnetik gas elektron,
tidak mengikuti hukum Curie. Kenapa demikian?
Sebetulnya, masalah ini dapat dijelaskan dengan menggunakan statistik
Fermi-Dirac. Elektron-elektron dengan momen magnetik yang searah dengan
medan magnetik B, akan mempunyai tambahan energi magnetidak sebesar (-uB),
sedangkan yang tidak searah akan memperoleh tambahan energi magnetik sebesar
(+uB). Elektron-elektron ini harus diatur satu demi satu untuk menduduki status
energi, dari tingkat energi paling bawah, sampai mencapai energi Fermi.
Akibatnya, tingkatan- tingkatan energi yang momen magnetiknya searah B, akan
tergeser kebawah sebesar uB. Sebaliknya, tingkatan-tingkatan energi yang momen
megnetiknya berlawanan dengan B, akan bergeser keatas sebesar uB. Jadi jumlah
elektron yang momen magnetiknya sejajar dengan B, menjadi:
1
N 1= g ( +uB ) f ( ) d
2
M =u
1
{ g ( +uB ) f ( )g ( uB ) } f ( ) d
2
Sehingga:
2
'
M =u B g ( ) f ( ) d
Untuk suhu yang cukup jauh dari Tf, integrasi dengan f() akan
menghasilkan g(f), sehingga:
3
uB
M =u2 B g ( f ) = Nu
2
kTf
( )