Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FISIKA INTI

TENTANG
PELURUHAN BETA

OLEH :
ANCE FERONIKA BEIS
YODI ERLAN SABUNA
Kelas: C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas penyertaan
dan perlindunganNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.
Adapun makalah yang kami buat ini dengan judul “Peluruhan Beta”
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Dosen Mata
Kuliah,Fisika Inti yang telah memberikan Topik materi pada kami, guna menambah wawasan
untuk menyelesaikan penulisan makalah ini. Tak lupa kami, menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, baik bantuan secara
moral maupun material.
Kami menyadari sungguh bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari para pembaca sekalian
demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian, terutama yang
membutuhkan materi tentang strategi pembelajaran afektif.
Sekian dan Terima Kasih.

Kupang, 23 September 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi .......................................................................................................... iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………...
1.3 Tujuan Pembahasan…………………………………………………

BAB II.
PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Aturan seleksi: momentum sudut dan paritas……………………………….
2.2 Peluruhan beta ganda……………………………….

BAB III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………
3.2 Saran…………………………………………………………………

Daftar Pustaka .................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak stabil untuk memancarkan radiasi
menjadi inti yang stabil. Besarnya radioaktivitas suatu unsure radioaktif ditentukan oleh
konstanta peluruhan (l), yang menyatakan laju peluruhan tiap detik, dan waktu paro (t1/2).
Kedua besaran tersebut bersifat khas untuk setiap radionuklida. Berdasarkan sumbernya,
radioaktivitas dibedakan atas radioaktivitas alam dan buatan.
Peluruhan adalah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang lain, atau
berubahnya suatu unsure yang lain. Sebuah inti radioaktif dapat melakukan sejumlah reaksi
peluruhan yang berbeda seperti peluruhan Alfa, Beta dan Gamma.
Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses dimana sebuah inti atom yang tidak
stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah
nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak
sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom. Suatu atom yang tidak stabil
dapat distabilkan dengan cara radioaktivitas. Didalam makalah ini akan dibahas lebih
lanjut mengenai peluruhan beta ().
1. Rumusan Masalah
a. Apa itu Peluruhan Beta?
b. Apa saja Perbandingan waktu paruh dan peluruhan Terlarang ?
c. Apa itu Peluruhan Beta Beta Ganda ?

2. Tujuan Penulisan.
a. Untuk Mengetahui Apa itu peluruhan Beta!
b. Untuk mengetahuii apa saja perbandingan waktu paeruh dan peluruhan Terlarang!
c. Untuk mengetahui apa itu peluruhan Beta Ganda!
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Peluruhan Beta

Peluruhan beta merupakan peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel beta (elektron atau
positron). Pada kasus pemancaran sebuah elektron, peluruhan ini dinamakan sbg peluruhan beta
minus (β−), sementara pada pemancaran positron dinamakan sbg peluruhan beta plus (β+).

Pada tingkatan partikel dasar, peluruhan beta terjadi karena konversi sebuah quark bawah
dijadikan sebuah quark atas oleh pemancaran sebuah boson W.

Pada peluruhan β−, interaksi lemah mengubah sebuah netron dijadikan sebuah proton ketika
sebuah elektron dan sebuah anti-neutrino dipancarkan:

Elektron yang dipancarkan bukanlah elektron orbital. Juga bukan elektron yang semula berada di
dalam inti atom, karena asas ketidakpastian melarang elektron mempunyai di dalam inti atom.
Elektron tersebut “diciptakan” oleh inti atom dari energi yang berada. Jika beda energi diam
selang kedua inti atom sekurang-kurangnya E=mc², karenanya hal tersebut memang mungkin
terjadi.

Dalam peluruhan β+, sebuah proton dikonversi dijadikan sebuah netron, sebuah positron dan
sebuah neutrino:

.
Jadi, tidak seperti peluruhan beta minus, peluruhan beta plus tidak bisa terjadi dalam isolasi,
karena harus berada suplai energi dalam bagian “penciptaan” massa, karena massa netron
(sebagai inti anak) ditambah massa positron dan neutrino semakin luhur daripada massa proton
(sebagai inti induk).

Jika proton dan netron merupakan anggota dari inti atom, bagian peluruhan men-transmutasikan
satu elemen kimia ke dalam wujud lainnya.

B. Aturan seleksi: momentum sudut dan paritas.

Pada peluruhan beta negatif, sebuah inti induk X meluruh menjadi inti anak X0 , elektron e dan
anti neutriono ¯νe. Misalkan elektron dan anti neutriono dihasilkan di r = 0 sehingga momentum
sudutnya l = r × p = 0, maka momentum sudut total keduanya hanya bersumber dari spin masing-
masing, atau Ie = 1 2 dan Iν¯e = 1 2 . Jika elektron dan anti-neutriono anti paralel maka jumlahan
momentum sudut keduanya adalah nol sehingga ∆I = |IX − IX0| = 0, dan dikenal sebagai
peluruhan Fermi. Jika keduanya paralel maka jumlahan momentum sudut keduanya adalah 1
sehingga ∆I = |IX − IX0| = 1, dan dikenal sebagai peluruhan Gamow-Teller. Selanjutnya
perubahan paritas terkait dengan (−1)l sedangkan le = lν¯e = 0, maka pada peluruhan beta tidak
ada perubahan paritas, ∆π, antara inti induk dan inti anak. Dengan demikian, peluruhan beta4
akan dimungkinkan terjadi bila,
∆I = 0, 1 tidak ada ∆π.
Beberapa contoh peluruhan beta yang memenuhi Persamaan (5.40) sehingga diijinkan adalah 5
➢ Transisi Fermi dengan ∆I = 0 dan tidak ada ∆π yang merupakan transisi yang sangat
diijinkan, seperti 14O → 14N ∗ (0− → 0 −), 10C → 10B ∗ (0+ → 0 +), dan 34Cl → 34S
(0+ → 0 +).
➢ Transisi Gamow-Teller dengan ∆I = 1 dan tidak ada ∆π, yang merupakan transisi yang
diijinkan, seperti 6He → 6Li∗ (0+ → 1 +), 13B → 13C ( 3 2 − → 1 2 − ), dan 111Sn →
111In ( 7 2 + → 9 2 + ).
Beberapa peluruhan beta yang tidak diijinkan adalah
➢ Reaksi terlarang orde pertama di mana ∆I = 0, 1, 2 dan ada ∆π, seperti 17N → 17O ( 1 2 −
→ 5 2 + ), 76Br → 76Se (1− → 0 +), dan 122Sb → 122Sn∗ (2− → 2 +).
4Yang dimaksud di sini adalah peluruhan beta dalam arti yang luas, yang meliputi
pemancaran elektron, pemancaran positron, dan penangkapan elektron. 5Contoh berikut
mengacu pada Krane (1988), sehingga nilai spinnya juga mengacu pada tabel pada buku
yang sama.
➢ Reaksi terlarang orde kedua di mana ∆I = 2, 3 dan tidak ada ∆π, seperti 22Na → 22Ne (3−
→ 0 −) dan 137Cs → 137Ba ( 7 2 − → 3 2 − ).
➢ Reaksi terlarang orde ketiga di mana ∆I = 3, 4 dan ada ∆π, seperti 87Rb → 97Sr ( 3 2 − →
9 2 + ) dan 40K → 40Ca (4− → 0 +).
➢ Reaksi terlarang orde keempat di mana ∆I = 4, 5 dan tidak ada ∆π, seperti 115In → 115Sn
( 9 2 − → 1 2 − ).

C. Peluruhan beta ganda


Pada peluruhan beta ganda, dua netron secara bersamaan berubah menjadi dua proton diikuti dua
elektron dan dua anti neutrino, tanpa melalui keadaan transisi,
A Z X → A Z+2X 00 + 2β + 2νe.
Peluruhan beta ganda bisa terjadi akibat salah satu dari hal berikut:
➢ Peluruhan beta (tunggal) tidak mungkin terjadi karena aturan seleksi, sekalipun Q
reaksinya positif. Sebaliknya peluruhan beta ganda merupakan transisi yang sangat
diijinkan.
Contoh untuk kasus ini adalah adalah Ca-48. Jika Ca-48 meluruh mengikuti 48 20Ca → 48
21Sc + β − + νe maka energi yang dilepaskan adalah Q = 0, 281 MeV yang harusnya
merupakan reaksi yang spontan. Sekalipun demikian, karena spin untuk Ca-48 adalah 0+
sedangkan keadaan yang mungkin untuk Sc-48 adalah 4 −, 5−, dan 6−, maka peluruhan
tersebut termasuk peluruhan yang tidak dijinkan orde kempat atau keenam. Sebaliknya,
reaksi 48 20Ca → 48 22Ti+2β − +2νe mungkin menghasilkan Ti-48 dengan spin 0+,
sehingga merupakan reaksi yang sangat diijinkan.
➢ Peluruhan beta (tunggal) tidak mungkin terjadi karena Q reaksinya negatif. Sebaliknya
peluruhan beta ganda merupakan transisi dengan Q yang bernilai positif. Contoh untuk
kasus ini adalah adalah Te-128. Jika Te-128 meluruh mengikuti 128 52 Te → 128 53 I+β
− +νe maka nilai Q-nya adalah negatif. Sebaliknya, reaksi 128 52 Te → 128 54 Xe + 2β −
+ 2νe menghasilkan Q yang bernilai positif sehingga bisa berlangsung secara spontan.
Contoh unsur yang teramati mengalami peluruhan beta ganda adalah Ca-48, Ge-76, Se-82,
Zr-96, Mo-100, Cd-116, Te-128, Te-130, Ba-130, Xe-136, Nd-150, dan U-238.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada peluruhan beta negatif, sebuah inti induk X meluruh menjadi inti anak X0 , elektron e
dan anti neutriono ¯νe. Misalkan elektron dan anti neutriono dihasilkan di r = 0 sehingga
momentum sudutnya l = r × p = 0, maka momentum sudut total keduanya hanya bersumber
dari spin masing-masing, atau Ie = 1 2 dan Iν¯e = 1 2 .
Peluruhan beta ganda bisa terjadi akibat salah satu dari hal berikut:
➢ Peluruhan beta (tunggal) tidak mungkin terjadi karena aturan seleksi, sekalipun Q
reaksinya positif. Sebaliknya peluruhan beta ganda merupakan transisi yang sangat
diijinkan.
➢ Peluruhan beta (tunggal) tidak mungkin terjadi karena Q reaksinya negatif. Sebaliknya
peluruhan beta ganda merupakan transisi dengan Q yang bernilai positif.

B. SARAN
Makalah ini jauh dari kata sempurnah dan masih terdapat banyka kekurangan disana, dan disini
dalam penulisan dan penyusunan atas rumusan masalahnya. Dimihonkan kepada pembimbing
dan pembaca makalah ini dapat memberikan saran yang sebanyak-banyaknya agar kami dapat
melakukan penulisan yang lebih baik lagi dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Hadayati dan Mahrizat.2018 Fisika inti.Padang:UNP Press

http://www.scribd.com/doc/28899911/Fisin-peluruhan-Beta

Anda mungkin juga menyukai