Anda di halaman 1dari 7

Nama : Alfin Saputra Gedje Dima

NIM : 1901050078

Kelas/Semester : C/V

Mata Kuliah : Fisika Modern

Soal :

1. Jelaskan kekurangan teori John Dalton !


2. Bagaimana sifat dan karakteristik bilangan spin atom ?
3. Jelaskan penemuan deret-deret spektrum atom hydrogen dibawah ini:
a. Deret Lyman ( deret ultra unggu )

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=2 , 3 , 4 , 5 , … …
1 n

b. Deret Balmer ( deret cahaya nampak )

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=3 , 4 ,5 , … …
2 n

c. Deret Paschen ( deret infamerah I )

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=4 , 5 , 6 … …
3 n

d. Deret Bracket ( deret infamerah II )

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=5 , 6 , 7 … …
4 n

e. Deret Pfund ( deret infa merah III )


1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=6 ,7 , 8 … …
5 n
4. Apa penyebab terbentuk deret-deret tersebut diatas ?

Jawab :

1. Kekurangan teori atom Dalton:


a. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik dari materi.
b. Tidak dapat menjelaskan perbedaan antar atom.
c. Tidak dapat menjelaskan bagaiamana cara atom saling berkaitan.
d. Atom sebenarnya dapat dilainkan membuat partikel yang lebih kecil, sehingga
bertentangan dengan teori atom Dalton.
2. Sifat dan karakteristik bilangan spin atom :
a. Sifat :
i. Bilangan kuantum spin menunjukan sifat orientasi electron
−1 1
ii. Bilangan kuantum spin ( m 3 ) memiliki nilai atau + .
2 2
+1
iii. H memiliki n = 1, I = 0, ms = .
2
iv. He memiliki set bilangan kuantum yang sama untuk electron pertama

−1
namun berbeda ms untuk electron kedua dengan nilai ms = .
2
b. Karakteristik :
Dalam fisika atom, bilangan kuantum spin adalah bilangan kuantum yang
menentukan momentum sudut intrinsic partikel tertentu.yang menggambarkan
keadaan kuantum suatu electron yang dilambangkan dengan huruf s' dan
menggambarkan energi, bentuk dan orientasi orbital.

3. Penemuan deret-deret spektrum atom hydrogen :

a. Deret Lyman (Deret Ultra Ungu)


Pada tahun 1906, ahli fisika dan kimia Theodore Lyman mempelajari
spektrum ultraviolet dari atom hidrogen tereksistasi dengan listrik. Ditemukan
bahwa spektrum radiasi hidrogen teremisi tidak kontinu. Deret Lyman adalah
deret pertama dari garis emisi hidrogen yang merupakan deret garis pada daerah
ultra-violet. Garis makin merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi.
Akhirnya, garis-garis makin rapat dan tidak mungkin diamati satu per satu
sehingga terlihat seperti spektrum kontinu. Garis-garis tersebut tampak sedikit
gelap pada ujung kanan tiap spektrum. Kemudian pada titik tertentu akan
terdapat deret limit yang menandakan bahwa deret terhenti. Pola yang sama juga
terlihat pada deret Balmer dan Paschen, tetapi deretnya menjadi makin dekat.
Deret Lyman berisi spektrum transisi elektron dari kulit lebih luar (n=2,3,4…)
menuju n=1

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=2 , 3 , 4 , 5 , … …
1 n

Dimana :

R= Ketetapan Rydberg (1,097 × 107 m−1) n= Lintasan luar λ= Panjang gelombang

b. Deret Balmer (Deret Cahaya Tampak)


Seorang guru matematika Swiss bernama Balmer menyatakan deret untuk
gas hidrogen. Selanjutnya, deret ini disebut deret Balmer. Pada percobaan,
spektrum cahaya dari atom hidrogen terlihat 4 garis dari cahaya tampak, yaitu
merah, cyan (jingga), biru dan violet. Keempat cahaya itu memiliki panjang
gelombang yang sesuai dengan emisi foton oleh transisi elektron tereksitasi ke
tingkat kuantum yang dijelaskan oleh bilangan kuantum utama, n = 2. Dengan
frekuensi yang lebih tinggi, energi sinar akan lebih tinggi. Jika suatu elektron
turun dari tingkat-3 ke tingkat-2, tampak sinar merah. Hal ini menyebabkan
spektrum hidrogen berwarna merah, dengan menghitung frekuensi sinar merah
tersebut maka besarnya energi juga dapat dihitung. Energi tersebut harus sama
dengan perbedaan energi antara tingkat-3 dan tingkat-2 pada atom hidrogen.
Tingkat tak hingga menunjukkan energi tertinggi yang mungkin dari suatu
elektron atom hidrogen. Jika elektron melampaui energi tersebut elektron bukan
lagi bagian dari atom. Balmer sadar bahwa satu angka tunggal memiliki hubungan
dengan setiap garis pada spektrum hidrogen dalam daerah visible. Angka tersebut
adalah 364.50682 nm. Dengan angka ini, pada 1885 Balmer membuat rumus yang
dapat digunakan untuk menentukan nilai 𝞴 garis absorpi atau emisi yang sulit
ditentukan dengan alat spektroskopi pada zaman itu. dengan B adalah nilai
konstan yaitu 364.50682 nm, n bernilai 2 dan m bernilai m > n. Terdapat juga
bilangan dari deret Balmer yang menampilkan bagian ultraviolet degnan panjang
gelombang kurang dari 400 nm.Pada tahun 1888, fisikawan Johannes Rydberg
menyederhanakan persamaan Balmer sehingga dapat diterapkan untuk
memperkirakan panjang gelombang beberapa garis pada spektrum emisi
hidrogen. Dan menemukan konstanta Rydberg yakni, 1,097 × 107 m−1. Deret
Balmer berisi spektrum transisi elektron dari kulit lebih luar (n=3,4,5….) menuju
n= 2.

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=3 , 4 ,5 , … …
2 n

Balmer juga meramalkan adanya sejumlah garis-garis spektrum yang pada


waktu itu belum ditemukan; garis-garis spektrum yang memenuhi persamaan di
atas kemudian disebut deret Balmer. Dalam kurun waktu kira-kira 40 tahun
kemudian akhirnya ditemukan beberapa deret garis lain yang mirip dengan deret
Balmer. Deret baru ini kemudian diberi nama sesuai dengan penemunya, yaitu
Lyman (1906) pada daerah ultraviolet, Paschen (1908) pada daerah inframerah-
dekat, Brackett (1922) pada daerah inframerah, dan deret Pfund (1923) pada
daerah inframerah-jauh. Pada dasarnya, setiap deret menunjukkan pola sebaran
garis-garis yang cenderung konvergen dan melemah sejalan dengan makin
pendeknya panjang gelombang atau naiknya energi.

c. Deret Paschen (Deret Infra Merah I)


Pada tahun 1915, dengan bantuan seorang teknisi, Paschen mengambil
masalah garis helium Bohr. Garis sebelumnya ditafsirkan sebagai seri tajam
hidrogen tapi sekarang menjadi helium terionisasi. Pada awalnya pekerjaannya
untuk memeriksa prediksi Bohr dari perbedaan kecil antara konstanta Rydberg, N,
untuk hidrogen dan helium, dan yang terhambat oleh kelonggaran dari garis.
Paschen menemukan bahwa lapisan tertentu dalam glow negatif di dalam tabung
silinder-katoda umum Geissler memberikan spektrum utama tajam dan lengkap.
Menindaklanjuti pengamatan ini, ia mengembangkan tabung katoda berongga
debit, di mana pada kondisi yang tepat retret debit cahaya seluruhnya ke dalam
interior sebagian besar bidang-bebas dari katoda perak. Deret Paschen berisi
spektrum transisi elektron dari kulit lebih luar (n=4,5,6…) menuju n=3.

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=4 , 5 , 6 , … …
3 n

d. Deret Bracket (Deret Infra Merah II)

Ditemukan oleh Bracket pada tahun 1922. Deret Bracket ini berisi spektrum
transisi elektron dari kulit lebih luar (n=5,6,7…) menuju n=4.

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=5 , 6 , 7 , … .…
4 n

e. Deret Pfund (Deret Infra Merah III)

Kurang lebih setahun (1923) setelah Bracket menemukan spektrum tepat di


batas sinar inframerah (>760 nm), Pfund menemukan spektrum di batas jauh sinar
inframerah. Dan dinamain deret Pfund. Deret Pfund, berisi spektrum transisi
elektron dari kulit lebih luar (n=6,7,8…) menuju n=5.
1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=6 ,7 , 8 , .. … …
5 n

Table 1. Data Panjang Gelombang Untuk Tiap Deret

Deret m n Panjang Panjang


gelombang gelombang
untuk n = m +1 untuk n = n → n
Lyman 1 2, 3, 4,… 121,6 91,8
Balmer 2 3, 4, 5, … 656,5 364,7
Paschen 3 4, 5, 6, … 1876 820,6
Brackett 4 5, 6 ,7 , … 4052 1459
pfund 5 6, 7, 8, … 7460 2279

4. Terbentuknya deret spektrum pada atom hydrogen Spektrum Hidrogen adalah susunan
pancaran dari atom hydrogen saat elektronnya melompat atau bertransisi dari tingkat
energi tinggi ke rendah. Susunan pancaran dari atom hidrogen dibagi menjadi beberapa
rangkaian spektral, dengan panjang gelombang yang dihitung dengan formula Rydberg.
Garis-garis spektral yang diamati ini terbentuk karena elektron yang bertransisi antara
dua tingkat energi yang berbeda di dalam atomnya. Klasifikasi rangkaian oleh formula
Rydberg sangatlah penting dalam pengembangan mekanika kuantum. Rangkaian spektral
sangat penting dalam astronomi untuk mendeteksi keberadaan dari hidrogen dan
menghitung pergeseran merah.

5.

Anda mungkin juga menyukai