Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FISIKA INTI

“ Peluruhan Beta (b) ”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Inti

OLEH :

Kelompok II

Nuramaliah. S H0417009

Warlia H0417002

Mastuti H0417306

Dosen Pengampu : Nurlina, S.Pd., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Peluruhan Beta (b)”. Salawat serta salam tidak lupa penulis ucapkan ke baginda
rasul Muhammad SAW. Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah
membantu kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Fisika Inti’’ Nurlina,
S.Pd.,M.Si. yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini masih jauh
dari kata kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang kurang sesuai, yang masih perlu
diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut karena hanya sebatas inilah yang dapat penulis
sampaikan. Hal ini penulis harapkan agar dapat dimaklumi sebagai akibat
keterbatasan dan kemampuan penulis. Maka dengan segala bentuk kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan, demi kesempurnaan dan menindak
lanjuti pada kajian-kajian yang lebih lanjut.

Majene, April 2019

Kelompok II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii DAFTAR
ISI .........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............. .................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Persamaan peluruhan Beta................................................................................3
2.2 Energi pada Peluruhan Beta...............................................................................4
2.3 Jenis Peluruhan Beta..........................................................................................5
2.4 Teori Peluruhan Beta.........................................................................................8
2.5 Aturan Seleksi Momentum Sudut dan Paritas...................................................9
2.6 Spektroskopi Beta............................................................................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
` BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak stabil untuk memancarkan radiasi
menjadi inti yang stabil. Besarnya radioaktivitas suatu unsure radioaktif ditentukan oleh
konstanta peluruhan (l), yang menyatakan laju peluruhan tiap detik, dan waktu paro (t 1/2).
Kedua besaran tersebut bersifat khas untuk setiap radionuklida. Berdasarkan sumbernya,
radioaktivitas dibedakan atas radioaktivitas alam dan buatan.
Peluruhan adalah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang lain, atau
berubahnya suatu unsure yang lain. Sebuah inti radioaktif dapat melakukan sejumlah reaksi
peluruhan yang berbeda seperti peluruhan Alfa, Beta dan Gamma. Jenis peluruhan atau jenis
radiasi yang dipancarkan dari suatu proses peluruhan ditentukan dari posisi inti atom yang
tidak stabil terseut dalam diagram N-Z. Jika jumlah proton lebih besar dari jumlah netron (N
< P), maka gaya elektrostatis akan lebih besar dari gaya inti, hal ini akan menyebabkan inti
atom berada dalam keadaan tidak stabil. Jika jumlah netron sama dengan jumlah protonnya
(N = P) akan memuat inti berada dalam keadaan stabil.
Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses dimana sebuah inti atom yang
tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah
nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak
sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom. Suatu atom yang tidak stabil dapat
distabilkan dengan cara radioaktivitas.
Peluruhan beta terjadi jika suatu inti memiliki kelebihan netron, atau rasio netron
terhadap protonnya melebihi rasio stabilnya. Pada kurva kestabilan inti, (kurva jumlah netron
N sebagai fungsi jumlah proton Z), suatu inti akan cenderung mengalami peluruhan beta jika
terletak di atas kurva kestabilan inti. Didalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai peluruhan beta (b).
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk persamaan peluruhan beta?


2. Bagaimana energi pada peluruhan beta?
3. Apa saja jenis peluruhan beta?
4. Apa itu teori peluruhan beta?
5. Bagaimana aturan seleksi momentum sudut dan paritas pada peluruhan beta?
6. Apa itu spektroskopi beta?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bentuk persamaan peluruhan beta.


2. Untuk mengetahui energi pada peluruhan beta.
3. Untuk mengetahui jenis peluruhan beta.
4. Untuk mengetahui bunyi dari teori peluruhan beta.
5. Untuk mengetahui aturan seleksi momentum sudut dan paritas pada peluruhan
beta.
6. Untuk mengetahui apa itu spektroskopi beta.

1.4 Manfaat

1. Mampu mengetahui bentuk persamaan peluruhan beta.


2. Mampu mengetahui energi pada peluruhan beta.
3. Mampu mengetahui jenis peluruhan beta.
4. Mampu mengetahui bunyi dari teori peluruhan beta.
5. Mampu mengetahui aturan seleksi momentum sudut dan paritas pada
peluruhan beta.
6. Mampu mengetahui apa itu spektroskopi beta.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Persamaan Peluruhan Beta

Peluruhan beta terjadi jika suatu inti memiliki kelebihan netron, atau rasio netron
terhadap protonnya melebihi rasio stabilnya. Pada kurva kestabilan inti, (kurva jumlah netron
N sebagai fungsi jumlah proton Z), suatu inti akan cenderung mengalami peluruhan beta jika
terletak di atas kurva kestabilan inti.

Suatu inti yang kelebihan netron (yang juga berarti kekurangan proton) akan berusaha
mencapai kestabilan dengan cara merubah ne-tron menjadi proton,
1
o → 11❑

Sayangnya reaksi di atas tidak mungkin terjadi karena tidak memenu-hi hukum
kekekalan muatan listrik. Seperti kita tahu, netron adalah partikel yang netral secara elektrik,
sedangkan proton bermuatan po-sitif, atau +e. Untuk memastikan hukum kekekalan muatan
listrik tidak dilanggar, maka reaksi di atas dituliskan sebagai

1
o → 11+ −1o❑

Pada persamaan di atas, −01e adalah elektron, yang pada saat emisi tersebut pertama
kali diamati, dikenal sebagai partikel beta. Reaksi terakhir sudah memenuhi hukum
kekekalan muatan listrik. Meskipun demikian, masih ada hukum lain yang dilanggar, yaitu
hukum keke-kalan momentum sudut atau spin. Spin netron, proton, dan elektron masing-
masing adalah 12 ~. Dengan demikian total spin sebelum reak-si adalah 12 ~, sedangkan total
spin setelah reaksi adalah nol. Untuk mengatasi hal tersebut, W. Pauli (1930) mengajukan
gagasan bahwa reaksi peluruhan beta juga menghasilkan suatu partikel lain dengan spin 12 ~,
dengan massa diam yang sangat kecil. Partikel tersebut ke-mudian dikenal sebagai anti
neutrino νe. Dengan demikian, reaksi peluruhan beta dapat dituliskan sebagai

→ 10+ 11+ v́ e + −1oQ β ¿


−¿

Secara umum, reaksi peluruhan β dapat ditulis sebagai

→ AZ + Z +1AQ β ¿
−¿ (2.2)
Pada persamaan di atas, notasi Qβ− dipakai untuk membedakannya dari Q untuk
reaksi beta yang lain, yang dibahas pada Sub Bab berikutnya.

2.2 Energi pada Peluruhan Beta

Energi peluruhan adalah energi yang dilepaskan oleh peluruhan radioaktif. Pada
Persamaan (2.1)dan Persamaan (2.2),Qβ− adalah energi yang dilepaskan, yang membuat
reaksi peluruhan beta memenuhi hukum kekekalan massa-energi. Mengacu pada Persamaan
(2.1),nilai Qβ− adalah

Qβ− = [m n−m p −m e ¿ c 2 (2.3)

Sekarang kita coba menghitung nilai Qβ− (Qβ− = Te maks) untuk peluruhan beta dari suatu inti,
dengan mengacu pada Persamaan (2.1). Dalam hal ini maka

Qβ− = [m X −m X ' −m e ¿ c 2 (2.4)

Pada persamaan di atas, m adalah massa inti. Sebagai alternatif, kita dapat
menyatakan nilai Qβ− dalam massa atom M, di mana MX = mX + Zme − ΣziBe,i dengan Be,i
adalah energi ikat elektron ke-i. Dengan demikian

M
Qβ− = [( A
z

(
z +1
−Zme + ∑ Be,i − M X − ( Z +1 ) me + ∑ Be ,i −me c
Z
i
'

i
) 2
))
z+1 z
Selanjutnya dengan pendekatan ∑ Be ,i ≈ ∑ Be ,i , maka didapatkan
i i

2
Qβ− = [ M X −M X ) c ' (2.5)

Contoh Soal :

Hitunglah energi kinetik partikel β yang dihasilkan dari inti Bi-210.

Penyelesaian :

Reaksi peluruhan β unruk Bi-210 adalah → 210 210 0


83 + 84 + v́ e +−1 Q β ¿. Nilai Qβ− dapat dihitung −¿

dengan menggunakan persamaan (2.5).


2
Qβ− = [ M X −M X ) c '

2
=[ M Po−210 −M Bi−210 ) c

= (209,98409u – 209,982848u) x 931,502 MeV/u


= 1,161 MeV

2.3 Jenis Peluruhan Beta

Seperti peluruhan alfa, peluruhan beta merupakan suatu cara untuk inti dapat merubah
komposisinya supaya mencapai kemantapan yang lebih besar atau peluruhan beta terjadi
karena inti memilki rasio N/P di atas atau di bawah (N/P) stabil. Peluruhan beta terjadi pada inti
tidak stabil yang relatif ringan. Selengkapnya jenis reaksi yang terkait dengan rasio N/P
adalah :

· Reaksi Pemancaran Beta (β


−¿¿
, beta emssion, BE)

Pada diagram N-Z, peluruhan β−¿¿ terjadi bila nuklida tidak stabil berada di atas
kurva kestabilan atau reaksi ini terjadi jika inti memiliki rasio N/P di atas (N/P)
stabil . Reaksi ini merupakan salah satu modus untuk mengurangi nilai N dan
menambah nilai P , dengan cara merubah netron menjadi proton, mengikuti pola
sebagai berikut

→ 10+ 11+ v́ e + −10Q β ¿


−¿

❑ biasa dituliskan sebagai e− dan dikenal sebagai


0
Pada persamaan di atas −1

partikel β (lengkapnya: beta negatif), elektron, atau negatron. Peluruhan beta


menghasilkan inti yang nomor massanya A tetap, tetapi nomor atomnya Z
14 14 0
bertambah satu. Contoh peluruhan beta adalah → 6+ 7+ v́ e + −1Q β ¿ . Perhatikan
−¿

4
bahwa rasio N/P = pada 146❑dan turun menjadi N/P = 1 pada 147.
3

· Reaksi Pemancaran Positron (β , positron emssion, PE)


+¿¿

Reaksi ini terjadi jika inti memiliki rasio N/P di bawah (N/P ) stabil. Untuk itu,
inti perlu menambah nilai N dan mengurangi nilai P , dengan cara merubah proton
menjadi netron, dan sebagai konsekuensinya, inti akan memancarkan positron. Reaksi
pemancaran positron dapat ditulis sebagai berikut.
→ 11+ 011+ v e + 01Q β +¿
(2. 6) ¿

Pada persamaan diatas 01❑ biasa dituliskan e+ dan dikenal sebagai positron
atau beta positif. Positron memiliki sifat yang sama dengan elektron, kecuali
muatannya, dimana positron bermuatan +1 sedangkan elektron bermuatan -1.
Partikel v e dikenal sebagai neutrino.

Karena massa proton lebih kecil dari massa netron yang dihasilkannya,
maka pemancaran positron hanya bisa terjadi di dalam inti. Pemancaran positron
menghasilkan inti yang nomor massanya A tetap, tetapi nomor atomnya Z
berkurang satu. Contoh peluruhan beta adalah 6429Cu → 6428Ni+01e++νe+Qβ+ .
Perhatikan bahwa rasio N/P = 3529 pada 6429Cu dan naik menjadi N/P = 3628 pada
64
28Ni. Nilai energi yang terkait dengan reaksi pemancaran positron dari inti X

sehingga menghasilkan inti baru X’ adalah


2
Qβ+ = [ M X −M X −2 me ) c
' (2.7)

Secara umum, tipikal nilai Qβ+ adalah 2 ≤ Qβ− ≤ 4 MeV.

· Reaksi Penangkapan Elektron (electron capture, EC)

Reaksi ini terjadi jika inti memiliki rasio N/P di bawah (N/P )stabil. Untuk itu,
inti perlu menambah nilai N dan mengurangi nilai P , antara lain dengan cara
menangkap elektron dari luar in-ti (biasanya dari kulit K) di mana elektron tersebut
kemudian bereaksi dengan proton menghasilkan netron. Reaksi peman-caran positron
dapat ditulis sebagai

1
+ → 10+ v e + Q EC
0
1 −1 (2.8)

Penangkapan elektron menghasilkan inti yang nomor massanya A tetap,


tetapi nomor atomnya Z berkurang satu. Contoh pelu-ruhan beta adalah 6429Cu + 01e−
→ 6428Ni + νe + QEC . Nilai energi yang terkait dengan reaksi penangkapan elektron
dari inti X sehingga menghasilkan inti baru X’ adalah

2
QEC = [ M X −M X ) c ' (2.9)

Secara umum, tipikal nilai QEC adalah 0, 2 ≤ QEC ≤ 2 MeV. Reaksi


penangkapan elektron bersaing dengan reaksi pemancaran positron, sebagai cara
untuk mendekati (N/P )stabil bagi inti dengan dengan N/P di bawah (N/P )stabil. Pada
inti berat, jari-jari orbit K lebih kecil sehingga peluang penangkapan elektron
menjadi lebih besar.

· Reaksi Penangkapan Positron (positron capture, PC)

Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi pemancaran positron, dan terjadi
jika inti memiliki rasio N/P di atas (N/P )stabil. Untuk itu, inti perlu mengurangi nilai N
dan menambah nilai P , antara lain dengan cara menangkap positron dari luar inti, di
mana positron tersebut kemudian bereaksi dengan netron menghasilkan proton.
Reaksi penangkapan positron dapat di-tulis sebagai

1
0 + 01→ 11+ v́ e + Q PC (2.10)

Penangkapan positron menghasilkan inti yang nomor massanya A tetap, tetapi


24
nomor atomnya Z bertambah satu. Contoh penangkapan positron adalah 11Na + 01e+
→ 2412Mg+ + ν¯e + QP C . Nilai energi yang terkait dengan reaksi penangkapan positron
dari inti X sehingga menghasilkan inti baru X’ adalah

2
QPC = [ M X −M X + 2me ) c
' (2.11)

Reaksi penangkapan positron bersaing dengan reaksi pemancaran elektron,


sebagai cara untuk mendekati (N/P )stabil bagi inti dengan dengan N/P di atas (N/P )stabil.
Kenyataannya, reaksi penangkapan positron sangat jarang terjadi karena hampir tidak
ada positron bebas di alam, serta baik inti maupun positron keduanya bermuatan
positif sehingga cenderung saling menolak.
§ Gambar 2.1 : Jenis peluruhan beta

Contoh :

1) Hitunglah energi dari inti anak dan neutrino yang dihasilkan ketika Be-7
mengalami penangkapan elektron.
Penyelesaian :
Reaksi penangkapan elektron oleh inti Be-7 adalah 74+ −10→ 73+ v e +Q EC, sehingga

QEC = (MBe – MLi)c2


= (7,016929 u – 7,016004 u) (931,5 MeV/u)
= 0,862 MeV

2) Hitunglah energi pada reaksi 24 0 24


11+ 1→ 12+ v́ e + Q PC

Penyelesaian :
Berdasarkan persamaan (2.10) energi yang dimaksud ialah energi pada reaksi
penangkapan elektron, sehingga

Q PC =( M Na−24−M Mg−24 +2 m e ) c 2
= (23,990964 u – 23,9985045 u + 0,00109716 u)(931,5 MeV/u)
= 8,04598029 MeV

2.4 Teori Peluruhan Beta

Pada tahun 1934 Fermi telah mengajukan teori peluruhan beta berdasarkan hipotesis
Pauli bahwa selain e- (elektron) juga dipancarkan v́ e (antineutrino) pada peluruhan b- .
Menurut hipotesis Pauli : bersama-sama dengan partikel b ada partikel lain yang
dipancarkan. Partikel ini harus netral, mempunyai spin ½ dan massa diamnya = 0.
Partikel ini sangat sukar dideteksi secara langsung yang disebut neutrino v.

Berikut asumsi-asumsi yang dikemukakan dalam teori fermi :

1. Karena elektron/positron dan neutrino tidak ada di dalam inti, maka mereka harus
dibentuk dulu pada waktu disintegrasi :
n→p + b- + v́
Menurut Fermi terdapat interaksi antara nukleon dengan b- dan v́ yang menyebabkan
transformasi dari neutron ke proton. Jadi ada interaksi antara medan elektron-nutrino
dengan nukleon hal ini analog dengan transisi gamma, dimana medan
elektromagnetik berinteraksi dengan nukleon.

2. Interaksi berjangka pendek


Kebolehjadian pemancaran partikel beta per satuan waktu, dengan momentum antara
p dan p + dp dihitung dengan Mekanika Kuantum ( tidak dibahas pada bab ini).

2.5 Aturan Seleksi Momentum Sudut dan Paritas

Pada peluruhan beta negatif, sebuah inti induk X meluruh menja-di inti anak
X’, elektron e dan anti neutriono ν¯e. Misalkan elektron dan anti neutriono dihasilkan
di r = 0 sehingga momentum sudutnya l = r × p = 0, maka momentum sudut total
1 1
keduanya hanya bersumber dari spin masing-masing, atau I e = 2 dan Iν¯e = 2 . Jika
elektron dan anti-neutriono anti paralel maka jumlahan momentum sudut ke-duanya
adalah nol sehingga ∆I = |IX − IX0 | = 0, dan dikenal sebagai peluruhan Fermi. Jika
keduanya paralel maka jumlahan momentum sudut keduanya adalah 1 sehingga ∆I = |
IX − IX’ | = 1, dan dikenal sebagai peluruhan Gamow-Teller. Selanjutnya perubahan
paritas terkait dengan (−1)l sedangkan le = lν¯e = 0, maka pada peluruhan beta tidak ada
perubahan paritas, ∆π, antara inti induk dan inti anak. Dengan demikian, peluruhan
betaakan dimungkinkan terjadi bila,

∆I = 0,1 tidak ada ∆π (2.12)


Beberapa contoh peluruhan beta yang memenuhi persamaan (2.12) sehingga
diijinkan adalah :
· Transisi Fermi dengan ∆ I = 0 dan tidak ada π yang merupakan transisi yang sangat
diijinkan, seperti 14O → 14N∗ (0− → 0−), 10C → 10B∗ (0+ → 0+), dan 34Cl → 34S (0+ →
0+).
· Transisi Gamow-Teller dengan ∆ I = 1 dan tidak ada π, yang merupakan transisi yang
diijinkan, seperti 6He → 6Li∗ (0+ → 1+), 13B → 13C (32 − → 12 −), dan 111Sn → 111In (72 +
→ 92 +).
Beberapa peluruhan beta yang tidak diijinkan adalah

· Reaksi terlarang orde pertama di mana ∆I = 0, 1, 2 dan ada π, seperti 17N → 17O (12 −

122 122 ∗ − +
→ 52 +), 76Br → 76Se (1− → 0+), dan Sb → Sn (2 → 2 ).

· Reaksi terlarang orde kedua dimana ∆ I =2,3 dan tidak ada ∆ π, seperti 25Na→22Ne (3-
→ 0-) dan 137 Cs → 137 Ba (7/2- →3/2-).
· Reaksi terlarang orde ketiga dimana ∆ I =3 ,4 dan ada ∆ π, seperti 87Rb→97Sr (3/2- →
9/2+) dan 40K→40Ca (4-→0+).
· Reaksi terlarang orde keempat dimana ∆ I =4,5 dan tidak ada ∆ π, seperti
115In→115Sn (9/2- →1/2- ).

2.6 Spektroskopi Beta

Spektroskopi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari


materibeserta perangkat yang lain yang bersumber dari cahaya, suara maupun berupa part
ikelang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Atau bisa dikatakan b
ahwa cabang ilmu ini juga mempelajari tentang interaksi antaracahaya dan materi.
Dimana cahaya yang digunakan adalah cahaya tampak
yang berhubungan dengan sturktur materi serta dianalisa secara kuantitatif dan kualitatif.
Jenis-jenis spektroskopi yaitu spektroskopi inframerah dan
spektroskopielektromagnetik.Spektroskopi inframerah merupakan suatu spektroskopi
yang berkaitan dengan rapat lingkungan inframerah dalam spektrum elektromagnetikyang
melewati berbegai jenis teknik dan yang paling biasa adalah dalam bentukspektroskopi
penyerapan.
Spektroskopi elektromagnetik adalah suatuspektroskopi yang berkaitan dengan
rentang elektromagnetik yang mungkin,untuk spektroskopi ini dapat dijelaskan dalam
panjang gelombang, frekuensi atau tenaga per foton. Sehingga dapat ditulis bahwa
spektroskopi berkaitandengan panjang gelombang.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Peluruhan beta terjadi jika suatu inti memiliki kelebihan netron, atau rasio netron
terhadap protonnya melebihi rasio stabilnya. Pada kurva kestabilan inti, (kurva jumlah
netron N sebagai fungsi jumlah proton Z), suatu inti akan cenderung mengalami peluruhan
beta jika terletak di atas kurva kestabilan inti. Adapun jenis-jenis peluruhan beta yaitu : 1)
Reaksi Pemancaran Beta (β−¿¿ , beta emssion, BE), 2) Reaksi Pemancaran Positron (β +¿¿,
positron emssion, PE), 3) Reaksi Penangkapan Elektron (electron capture, EC) dan 4)
Reaksi Penangkapan Positron (positron capture, PC). Reaksi-reaksi pada peluruhan beta
ini memiliki formula energi yang berbeda-beda dengan syarat terjadinya peluruhan yang
berbeda pula. Dalam peluruhan beta juga dikenal dengan istliah teori peluruhan beta yang
digagas oeh Fermi yang berdasarkan hipotesis Pauli bahwa selain e- (elektron) juga
dipancarkan v́ e (antineutrino) pada peluruhan b- . Juga terdapat aturan seleksi momentum
dan paritas dimana syaratnya ∆I = 0,1 dan tidak ada ∆π .

3.2. SARAN

Penulis menyarankan agar pembaca dapat membaca secara keseluruhan isi dari
makalah ini untuk lebih memahami konsep dan makna yang terkandung dalam makalah.
Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan
makalah ini agar ilmu yang kita bagikan dapat bermanfaat .

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrouf. 2015. Fisika Inti : Teori dan Penerapannya : Universitas Brawijaya

Beiser, Arthur.1999.Konsep Fisika Modern. : Jakarta : Erlangga

http://ramliyana-fisika.blogspot.com/2013/05/spektroskop.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai