Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT

TIPE KINETIKA PELURUHAN RADIOAKTIF

KELOMPOK 2 :

ADE RESTANTI WARDAH 4191131035

KRISNA RAHAYU 4192431019

RAHMI MAULIDZA PASARIBU 4191131006

RIZKI HAYATI 4193131034

YOSSIE JULIASTRI NAPITUPULU 4193331003

KELAS : KIMIA DIK B 2019

DOSEN PENGAMPU : RIKHA YOLANDA S.Si, M.Sc

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Critical Book Report (CBR) Mata Kuliah Perkembangan Peserta
Didik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
Critical Book Report (CBR) ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada


kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh
karena itu kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Critical Book Report (CBR)
yang selanjutnya akan kami susun.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Critical Book Report ini dapat
memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca.

Medan, 5 Maret 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pentingnya CBR............................................................................1


B. Tujuan CBR............................................................................................................ 1
C. Manfaat CBR.......................................................................................................... 1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU.........................................................................................2

BAB III KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU

A. Keunggulan dan Kelemahan Buku I.......................................................................8


B. Keunggulan dan Kelemahan Buku II......................................................................8
BAB IV IMPLIKASI BUKU

A. Teori baru yang diperoleh.......................................................................................10


B. Mnafaat topic review bagi pembangunan Indonesia...............................................10
C. Analisis................................................................................................................... 11

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1 1 Latar Belakang

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas
dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku
yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang
dianalisis. Melakukan Critical Book Report pada suatu buku dengan membanding- kan
nya dengan buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku.
Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan informasi yang kompeten dengan cara
menggabungkan informasi dari buku yang lain. Selain itu menulis CBR juga dapat
menambah wawasan kita dalam menganalisa buku dengan lebih baik. Kita dapat
memberikan kritik ,namun bukan sebuah kritik yang menjatuhkan tetapi kritik yang
membangun manakala bisa menjadi resensi bagi pembaca ataupun penulis lainnya.

1 2 Tujuan CBR
1. Menambah wawasan dalam menulis Critical Book Report
2. Memahami lebih dalam tentang materi radiokimia tepatnya materi peluruhan
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dua buku dengan topik yang sama

1 3 Manfaat CBR
1. Critical Book Report bermanfaat bagi mahasiswa untuk dapat lebih memahami
perbedaan dan persamaan topik dalam dua buku yang berbeda
2. Critical Book Report bermanfaat untuk menambah wawasan dan literatur penulis
mengenai Buku Radiokimia
3. Critical Book Report bernanfaat untuk melatih daya pikir mahasiswa dalam menilai
buku dengan cara memberikan kritikan yang membangun

1
BAB II

RINGKASAN ISI

TIPE TIPE PELURUHAN RADIOAKTIVITAS

A. Pengertian Radioaktifitas

Radioaktifitas ialah proses meluruhnya suatu inti atom agar inti atom stabil.

B. Jenis Jenis Peluruhan


1. Peluruhan Alfa
Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan
memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi
pembebasan energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel
alfa dan inti anak. Inti anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih tinggi
dibandingkan induknya.
Jika inti memancarkan sinar α (inti 2He4), maka inti tersebut kehilangan 2 proton
dan 2 neutron, sehingga Z berkurang 2, n berkurang 2, dan A berkurang 4.
Persamaan peluruhannya :
Contoh:

Peluruhan alfa dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat

(nomor atom lebih besar dari 80).

2. Peluruhan Beta

Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron akan
meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino merupakan partikel
netral yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki massa.

Peluruhan sinar beta bertujuan agar perbandingan antara proton dan neutron di
dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti atom tetap stabil.

2
Jika inti radioaktif memancarkan sinar beta (β ) maka nomor massa inti tetap
(jumlah nukleon tetap), tetapi nomor atom berubah. Terjadi dua proses peluruhan,
yaitu :

3. Peluruhan Gamma

Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke
keadaan dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma.
Peristiwa ini dinamakan peluruhan sinar gamma.

Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang memancarkan sinar alfa
maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya menyertai
pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi
saja, tetapi tidak mengubah susunan inti.

Seperti dalam atom, inti atom dapat berada pada keadaan eksitasi, yaitu
keadaan inti yang tingkat energinya lebih tinggi dari keadaan dasarnya. Inti yang
berada pada keadaan eksitasi diberi tanda star (*). Keadaan eksitasi inti ini
dihasilkan dari tumbukan dengan partikel lain.

Persamaan peluruhan sinar gamma:

3
LAJU PELURUHAN RADIOAKTIVITAS

Laju peluruhan adalah seberapa cepat suatu zat radoiaktif meluruh. Laju peluruhan
menandakan keaktifan zat radioaktif, dengan berbanding lurus terhadap konstanta dan
jumlah nuklida radioaktif. Rumusnya:

WAKTU PARUH

Waktu paruh merupakan parameter peluruhan radioaktif Parameter ini mengukur berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk sebuah zat radioaktif meluruh sampai tersisa setengah
dari massanya semula . Zat radioaktif memiliki jumlah inti atom yang sangat banyak
sehingga sulit untuk mencari tahu kapan inti atom tertentu akan mengalami peluruhan.
Sehingga ilmuwan mencari parameter lain untuk mengukur lamanya peluruhan tersebut
terjadi dengan menghitung kapan zat tersebut meluruh sampai setengah dari kondisi
semula.

Persamaan dari waktu paruh dapat dituliskan sebagai berikut:

PELURUHAN RADIOKARBON

Penanggalan radiokarbon (disebut pula penanggalan karbon atau penanggalan karbon-


14) adalah suatu metode penentuan usia suatu objek yang mengandung materi organik
dengan memanfaatkan sifat radiokarbon, suatu isotop radioaktif dari karbon.[1]

4
Metode ini dikembangkan pada akhir tahun 1940-an oleh Willard Libby,[2] yang menerima
Hadiah Nobel dalam Kimia pada tahun 1960 berkat karyanya ini. Metode ini didasarkan
pada fakta bahwa radiokarbon (14C) dihasilkan terus-menerus di atmosfer sebagai hasil
interaksi sinar kosmik dengan nitrogen di atmosfer. 14C yang dihasilkan bergabung dengan
oksigen di atmosfer untuk membentuk karbon dioksida radioaktif, yang digunakan tumbuhan
untuk proses fotosintesis; hewan memakan tumbuhan tersebut dan menerima 14C. Ketika
hewan dan tumbuhan tersebut mati, pertukaran karbon antara mereka dengan lingkungan
berakhir, dan sejak saat itu, jumlah 14C yang dikandungnya mulai berkurang sedikit demi
sedikit ketika 14C mengalami peluruhan radioaktif. Pengukuran jumlah 14C dalam sampel
tumbuhan atau hewan mati seperti pada suatu potongan kayu atau potongan tulang
menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperkirakan kapan tumbuhan atau
hewan tersebut mati. Semakin tua sampel tersebut, maka semakin sedikit 14C yang dapat
dideteksi dari sampel tersebut, dan karena waktu paruh 14C (masa ketika setengah dari
sampel yang diberikan telah meluruh) adalah sekitar 5.730 tahun, penanggalan tertua yang
dapat terukur melalui metode ini adalah sekitar 50.000 tahun lalu, meskipun metode
penyiapan khusus terkadang dapat memberikan analisis akurat bagi sampel yang sudah
sangat tua.

Sejumlah penelitian telah dilakukan sejak tahun 1960-an untuk menentukan proporsi 14C di
atmosfer. Hasilnya, dalam bentuk kurva kalibrasi, saat ini digunakan untuk mengkonversi
pengukuran radiokarbon dalam suatu sampel ke dalam perkiraan usia sampel tersebut.
Koreksi lainnya harus dibuat dengan mempertimbangkan proporsi 14C dalam jenis
organisme yang berbeda (fraksionasi), serta kadar 14C yang bervariasi di biosfer (efek
reservoir). Pembakaran bahan bakar fosil seperti arang dan minyak, serta uji nuklir yang
dilakukan pada 1950-an dan 1960-an mempersulit perhitungan penanggalan karbon.
Karena waktu yang diperlukan untuk mengubah materi biologis menjadi bahan bakar fosil
lebih lama dibanding waktu yang diperlukan bagi 14C untuk meluruh pada batas deteksi,
bahan bakar fosil hampir sama sekali tidak mengandung 14C, dan karenanya sempat terjadi
penurunan proporsi 14C di atmosfer yang berawal pada akhir abad ke-19. Kebalikannya, uji
nuklir meningkatkan jumlah 14C di atmosfer, yang mencapai maksimumnya pada sekitar
tahun 1965 dengan hampir dua kali dari jumlah 14C yang ada sebelum uji tersebut dimulai.

Pengukuran radiokarbon pada mulanya dilakukan dengan alat pencacah-beta, yang


menghitung jumlah radiasi beta yang dipancarkan melalui peluruhan atom 14C dalam
sampel. Baru-baru ini, spektrometri massa pemercepat menjadi metode pilihan dalam
pengukuran radiokarbon; metode ini menghitung seluruh atom 14C dalam sampel dan tidak
hanya karbon yang akan meluruh selama pengukuran; karenanya metode ini dapat
digunakan dengan sampel yang lebih sedikit (seperti biji tumbuhan), dan lebih cepat
memberikan hasil. Pengembangan penanggalan radiokarbon berdampak besar pada bidang
arkeologi. Selain memberi penanggalan yang lebih akurat dibandingkan metode
sebelumnya, metode ini mampu membandingkan penanggalan dengan jarak yang amat
besar. Sejarah arkeologi terkadang merujuk pengaruh ini sebagai "revolusi radiokarbon".
Penanggalan radiokarbon memberikan penanggalan bagi sejumlah masa transisi prasejarah
penting, seperti akhir zaman es terakhir, dan awal Neolitikum dan Zaman Perunggu di
wilayah yang berbeda.

5
DERET PELURUHAN RADIOAKTIF

Unsur-unsur radioaktif mengalami peluruhan dengan cara memancarkan sinar alfa, beta,
dan gamma yang menghasilkan unsur baru yang pada umumnya juga masih bersifat
radioaktif. Unsur hasil transmutasi ini akan meluruh lebih lanjut sehingga terjadi deret
peluruhan (deret radioaktif) yang berakhir setelah terbentuk unsur stabil.

Misalnya isotop radioaktif 92U235 meluruh menjadi 90Th231 dengan memancarkan sinar α,
selanjutnya 90Th231 meluruh menjadi 91Pa231 dengan memancarkan sinar β. Pemancaran
sinar α dan sinar β ini akan berlangsung terus hingga terbentuk inti atom yang stabil yaitu
82Pb207.

Deret Radioaktif Alamiah

Empat deret radioaktif alamiah, yaitu deret thorium, neptunium, uranium, dan aktinium.

1. Deret Thorium

Deret torium dimulai dari inti induk dan berakhir pada inti . Deret ini juga disebut dengan
deret 4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.

2. Deret Neptunium

Deret Neptunium dimulai dari induk dan berakhir pada inti . Deret ini juga disebut deret (4n
+1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n +1.

3. Deret Uranium

Deret uranium dimulai dari inti induk 92U238 dan berakhir pada 82Pb206. Deret ini disebut
juga deret (4n +2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 2.

Uranium-238 (238U atau U-238) adalah isotop uranium yang paling umum ditemukan.
Sekitar 99,284% uranium alami adalah uranium-238, yang memiliki waktu paruh 1,41 × 1017
detik (atau 4,46 × 109 tahun, atau 4,46 miliar tahun).

Uranium-238 digunakan terutama sebagai bahan pembuat plutonium, sumber bahan bakar
untuk reaktor nuklir, dan juga digunakan sebagai penahan ( tamper ) dalam bom nuklir.

Jika ditembakkan neutron, Uranium-238 ini akan menangkapnya dan berubah menjadi
uranium-239, suatu unsur yang tak stabil, yang akan meluruh menjadi neptunium-239, yang
selanjutnya akan meluruh lagi, dengan waktu paruh 2,355 hari, menjadi Plutonium-239.

4. Deret Aktinium

Deret aktinium dimulai dari inti induk dan berakhir pada . Deret ini juga disebut deret (4n
+3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 3.

6
7
BAB III

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

3.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku I

1. Kelebihan Buku I

Pada buku karya Dr. Iis Siti Jahro yang berjudul “Radiokimia” mencakup tujuan
tujuan pembelajaran pada setiap pokok materi atau setiap babnya.

2. Kekurangan Buku I

Pada buku karya Dr. Iis Siti Jahro ini memiliki sampul buku yg kurang menarik
perhatian .

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku II

1. Kelebihan Buku II

Dalam buku karya Raymond Chang yang berjudul “Kimia Dasar” ada membahas
tentang radiokimia, tepatnya materi kinetika peluruhan radioaktif. Buku ini sangat
menarik untuk dibaca karena materinya sangat jelas dan banyak gambar yang dapat
membuat pembaca tidak bosan. Buku ini juga dilengkapi dengan contoh soal dan
penyelesaiannya, sehingga bukan pembaca bukan hanya disajikan teori tentang
kimia saja.

8
2. Kekurangan Buku II

Buku karya Raymond Chang ini ada 3 jilid, dan bukunya juga tebal sehingga perlu
waktu lama untuk membaca dan memahaminya

BAB IV

9
IMPLIKASI BUKU
4.1 Teori Baru Yang Diperoleh

Setelah kami mempelajari kedua buku ini. Kami mendapati bahwasanya zat radioaktif jika
memancarkan radiasi secara terus menurus sampai menvcapai inti baru yang stabil akan
mengakibatkan berkurangnya jumlah inti atom. Pengurangan ini lah yang dinamakan
peluruhan. Dan kami juga mengetahui bermacam-macam peluruhan mulai dari peluruhan
Alfa, Peluruhan Beta dan Peluruhan Gamma. .

4.2 Manfaat Topik Riview bagi Pembangunan Indonesia

Manfaat Kinetika Peluruhan Radioaktif Terhadap Pembangunan Indonesia

Di Indonesia, adakah tempat yang berpotensi terjadinya ledakan nuklir atau proses
radioaktif? Ada. Untuk terjadinya ledakan nuklir, kemungkinannya amat sangat kecil sekali.
Karena zat radioaktif yang memiliki potensi energi nuklir hanya ada di lembaga-lembaga
riset milik negara, yaitu BATAN dan Bapeten. Itu pun dalam jumlah dan kadar yang sangat
terkendali. Jadi, pada dasarnya sangat aman.

Namun, proses radiasi radioaktif yang berbahaya justru terjadi di area terbuka, yaitu di lahan
pertambangan atau bekas lahan pertambangan mineral. Hal ini tidak banyak disadari publik.
Tingkat radiasi pada lokasi-lokasi penambangan sumber daya mineral tersebut jauh lebih
tinggi di atas tingkat radiasi normal. Jelas, itu sangat berbahaya bagi siapapun yang berada
atau dekat dengan lokasi penambangan atau bekas lokasi penambangan mineral.

Indonesia adalah negara yang diberkahi dengan berbagai sumber daya mineral, bijih besi,
tembaga, emas, perak, nikel, bauksit, batubara, sulfur, hingga uranium. Semua sumber daya
mineral itu adalah komoditas bahan baku untuk diproses menjadi produk setengah jadi atau
produk jadi yang bernilai ekonomi tinggi. Hanya saja, teknologi dan perlakuan terhadap
jenis-jenis sumber daya mineral itu berbeda-beda.

Sebagai penanggung-jawab atas bahaya radiasi dari bahan-bahan radioaktif sisa tambang,
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah merumuskan dan mensosialisasikan cara-
cara yang aman dalam penanganannya. Pada umumnya sisa bahan tambang
memancarkan radiasi secara terus-menerus. Lokasi penambangan dan sisa-sisa tambang
yang menimbulkan radiasi pada tingkat berbahaya bagi kesehatan itu harus dikelola dengan
benar.

Sejauh ini BATAN juga telah mengawasi beberapa lokasi sisa tambang, termasuk lokasi
tailing dari perusahaan tambang di seluruh Indonesia. Dalam penanganannya, BATAN
selalu mengedepankan basic security yang disebut dengan 3S. Safety, Secure, dan
Saveguard. Dalam menangani bahan-bahan radioaktif, ada tiga kiat yang biasa disingkat
dengan PeJaWat (Pelindung. Jarak, dan Waktu).

‘Pelindung’, artinya boleh berada di lokasi tambang yang dinilai mengandung radioaktif tapi
harus menggunakan pelindung. Kemudian ‘Jarak’, artinya siapapun harus berada pada jarak
tertentu dengan objek yang memancarkan radiasi. Kemudian ‘Wat’ atau waktu, adalah

10
ukuran durasi, berapa lama waktu maksimal seseorang berada di sekitar material yang
mengandung radioaktif.

Namun, hingga kini di Indonesia masih banyak lokasi penambangan, khususnya yang
dilakukan oleh para penambang liar, hanya menggunakan alat semprot sederhana untuk
memisahkan material-material yang bersifat radioaktif tersebut. Sebab tindakan itu bisa
mengakibatkan radiasi radioaktif menyebar kemana-mana. Praktik-praktik semacam itu
harus segera dihentikan.

Sedangkan penambangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang legal,


umumnya sudah jauh lebih baik. BATAN bekerja-sama dengan perusahaan-perusahaan
tambang tersebut dalam menampung seluruh sisa bahan galian perusahaan tambang yang
dinilai berbahaya. Bahan tersebut disimpan di dalam bunker, dihitung berapa jumlahnya,
dari perusahaan mana, dan diawasi secara ketat.

Radiasi dari zat-zat radioaktif yang biasanya terdapat di lokasi penambangan atau bekas
lahan penambangan, bisa membahayakan tubuh manusia karena bisa menyebabkan
kerusakan sel-sel tubuh, seperti jaringan otak, jaringan kulit, sistem darah dan organ
reproduksi. Radiasi itu juga bisa menyebabkan kerusakan DNA tubuh sehingga bisa
menyebabkan perubahan sel sehat menjadi sel kanker.

Radiasi (nuklir) dari zat radioaktif adalah jenis radiasi dari berbagai jenis ratusan atom yang
tidak stabil. Radiasi nuklir terbagi dalam tiga jenis (partikel).

4.3 Analisi
Setelah kami analisis, ternyata materi radiokimia bisa di dapatkan dalam buku kimia yang
lain, dalam arti bukan hanya buku yang khusus membahas tentang “radiokimia”. Jadi, untuk
belajar radiokimia, bisa melalui buku kimia yang lain, contohnya saja buku Kimia Dasar
karya Raymond Chang. Pembahasan mengenai tipe peluruhan radioaktif sangat jelas dan
mudah dipahami dalam kedua buku.

11
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Untuk mempertahankan stabilitas inti perbandingan neutron terhadap Proton harus berada
pada kestabilan tertentu satu ukuran kuantitatif untuk stabilitas inti ialah ikatan inti yaitu
energi yang diperlukan untuk membelah sebuah inti menjadi komponen-komponen yaitu
proton neutron energi ikatan dapat dihitung dari massa proton dan neutron.

Energi ikatan dapat dihitung dari massa proton dan neutron dan massa inti dengan
menggunakan hubungan kesetaraan inti yang tidak stabil bersifat radioaktif memiliki
perbandingan NPWP di luar pita kestabilan yaitu di atas pita kestabilan mencapai kestabilan
dengan cara pemancaran partikel proton dan neutron di atas pita kestabilan mencapai
kestabilan dengan cara pemancaran partikel proton dan neutron partikel positron dan
penangkapan elektron di seberang pita kestabilan nuklida berat mencapai kestabilan
dengan cara pemancaran partikel Alfa.

5.2 Saran

Merekomendasikan kepada pembaca untuk menggunakan sumber relevan lainnya selain


makalah ini agar jangkauan informasi yang didapatkan menjadi lebih luas karena ada
beberapa hal yang belum cukup luas untuk dibahas

12
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Jahro, I., S. 2013. Modul Radio Kimia. Medan: Unimed Press.

13

Anda mungkin juga menyukai