Anda di halaman 1dari 19

Critical Book Report Dasar Dasar Pendidikan MIPA

Dosen Pengampu : Feri Andi Syuhada, S.Pd, M.Pd

METODE DEMONTRASI, DISCOVERY, DAN EXPOSITORY

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. CHATRINE MONALISA BR TARIGAN 4193131037
2. FIRDA NUR HIDAYAH 4191131005
3. RISA AD’DHALIA 4191131011
4. YAPARNO FAMAHATO DAELI 4191131021

KELAS : KIMIA DIK A 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
1
KONTRIBUSI ANGGOTA KELOMPOK
1. Chatrine Monalisa Br Tarigan, meringkas materi tentang metode expository dalam buku
pembanding III dan menemukan kelebihan serta kelemahan buku tersebut
2. Firda Nur Hidayah, meringkas materi tentang metode discovery dalam buku pembanding I dan
menemukan kelebihan serta kelemahan buku tesebut
3. Risa Ad’dhalia, meringkas materi tentang metode demonstrasi dalam buku pembanding II dan
menemukan kelebihan serta kelemahan buku tersebut
4. Yaparno Famahato Daeli, mengetik makalah dan meringkas materi tentang metode
demonstrasi, discovery dan expository dalam buku utama serta menemukan kelebihan serta
kelemahan buku tersebut.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunia-Nya CBR ini
dapat terselesaikan. Dalam CBR kami yang berjudul “Metode Demontrasi, Discovery dan Expository”
membandingkan beberapa buku yang berisi materi sesuai judul tersebut.
Pada kesempatan kali ini, kami ingin megucapkan terimaksih kepada Bapak Feri Andi
Syuhada, S.Pd, M.Pd sebagai dosen yang telah bersedia memberikan waktunya serta bimbingannya
dalam penyusunan CBR ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang membangun.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan
makalah selanjutnya. Dan semoga CBR ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama dalam dunia
pendidikan.

Medan, 13 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kontribusi Anggota Kelompok i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan 1
1.1 Identitas Buku 1
Bab II Pembahasan 3
2.1 Ringkasan Isi Buku 3
2.2 Keunggulan Buku 11
2.3 Kelemahan Buku 12
Bab III Penutup 14
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
Daftar Pustaka 15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Identitas Buku
a. Buku Utama
Judul : Dasar Dasar Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Penulis : Dr. Saronom Silaban, M.Pd
Tahun Terbit : 2017
Penerbit : Harapan Cerdas Publisher
Kota Terbit : Medan
Jumlah Halaman : 204 Halaman
ISBN : 978-602-73497-9-7
b. Buku Pembanding I
Judul : Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah
Penulis : Muhamad Afandi, S.Pd., M.Pd., dkk
Tahun Terbit : 2013
Penerbit : UNISSULA Press
Kota Terbit : Semarang
Jumlah Halaman : 141 Halaman
ISBN : 978-602-7525-64-1
c. Buku Pembanding II
Judul : 53 Metode Belajar Dan Pembelajaran Plus Aplikasinya
Penulis : Syifa S. Mukrimaa
Tahun Terbit : 2014
Penerbit : Universitas Pendidikan Indonesia
Kota Terbit : Bandung
Jumlah Halaman : 210
ISBN :-
d. Buku Pembanding III
Judul : Paradigma Baru Mengajar
Penulis : Wina Sanjaya dan Andi Budimanjaya
Tahun Terbit : 2017
Penerbit : Kencana
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 273 Halaman
ISBN : 978-602-422-129-4
1
Buku Utama Buku Pembanding I

Buku Pembanding III


Buku Pembanding II

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Isi Buku
a. Buku Utama
1. Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti
papan tulis, papan planel, dan sebagainya. Guru memperlihatkan bagaimana sesuatu itu
berlangsung, misalnya pembuatan es, membuat hitungan aljabar. Alat demonstratif yang
sangat penting dalam pengajaran adalah papan tulis.
Metode demonstrasi mempunyai kelebihan, antara lain: (1) menambah kegiatan belajar
murid yang aktif; (2) menghemat waktu belajar; (3) hasil belajar lebih permanen; (4)
membantu anak-anak yang ketinggalan pelajaran; (5) memberi alasan yang wajaruntuk
belajar karena membengkitkan minat, perhatian, aktivitas murid; (6) membantu anak
memperhatikan kelangsungan proses; (7) dapat mengarahkan pusat perhatian pada suatu
lajur cerita; (8) dapat menghindari bahaya yang mungkin akan terjadi bila dilakukan oleh
siswa; dan (9) dapat mengatur persiapan yang memadai.
Sementara kelemahan dari metode ini antara lain: (1) peran serta siswa terbatas, (2)
siswa kurang akrab dengan apa yang didemonstrasikan, (3) terkadang siswa tidak
mengikuti jalannya demonstrasi dengan baik, dan (4) terkadang menyebabkan siswa
terlalu yakin akan kebenaran yang tak dapat dibantah.
2. Metode Discovery
Metode penemuan mementingkan pengajaran seseorang, mamanipulasi objek,
percobaan sebelum sampai kepada regeneralisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian,
guru tidak menjelaskan dengan kata-kata. Siswa dituntut dapat mengasimilasikan suatu
konsep atau prinsip. Metode penemuan berkembang dari gerakan pendidikan progresif dan
pendekatan yang berpusat pada anak.
Metode discovery mempunyai kelebihan, antara lain: (1) Dapat membantu siswa
mengembangkanpenguasaan keterampilan dan proses kognitifnya andaikan terus dalam
penemuan; (2) Pengetahuan yang diperoleh sangat pribadi sifatnya dan merupakan suatu
pengetahuan yang sangat kukuh; (3) Membnagkitkan gairah para siswa dengan jerih
payahnya pendidikan; (4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berbuat sesuai dengan
kemampuannya; (5) Menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia
lebih termotivasi; (6) Dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya
kepercayaan pada dirinya sendiri malaui prosespenemuan; (7) Memungkinkan siswa
sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan; (8) Memberi kesempatan kepada anak
3
dan guru berpartisipasi sebagaisesama dalam mengecek ide dalam arti guru menjadi teman
belajar; dan (9) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat.
Sementara kelemahan metode ini adalah: (1) Dipersyaratkan keharusan adanya
persiapan mental yang baik untuk belajar ini, (2) Kurang berhasil untuk mengajar kelas
besar, (3) Mungkin dapat mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan
perencanaan dan pengajaran secara tradisional, (4) Dipandang terlalu mementingkan
pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan, (5) Dalam
beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide yang mungkin
tidak ada, dan (6) Tidak memberikan kesempatanuntuk berpikir kreatif kalau pengertian
yang akan ditemukan telah diseleksi lebih dahulu oleh guru.
3. Metode Expository
Metode exspository hampir sama dengan discovery dalam hal tujuan, isi, dan prosedur
seperti yang dikemukakan dalam method for teaching:”.... expository and discovery, and
Procedures...” (David Jacobsen, 1989). Discovery lebih berpusat pada siswa sedangkan
expository lebih berpusat pada guru.
Metode expository mempunyai kelebihan, antara lain: (1) Lebih efisien dalam waktu;
(2) Memungkinkan guru menyelesaikan materi lebih banyak untuk suatu topik; dan (3)
Bagi guru pengalaman kekuatan memfokuskan pelajaran sering menjadi sumber
keberhasilan.
Sementara kelemahan dari metode ini adalah: (1) Kemungkinan bisa berubah menjadi
ceramah dalam komunikasi yang satu arah yang dapa mematikan perhatian siswa, dan (2)
memungkinkan siswa banyak menghafal tanpa memahami konsep

b. Buku Pembanding I
1. Pengertian Metode Discovery Learning
Menurut Djamarah (2008: 22) Discovery Learning adalah belajar mencari dan
menemukan sendiri. Secara garis besar prosedurnya adalah demikian:
1) Simulation. Guru bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh peserta didik
untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
2) Problem statement. Anak didik diberi kesempatan mengidebtifikasi berbagai
permasalahan.
3) Data collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis ini, anak didik diberi kesenpatan untuk mengumpulkan berbagai informasi
yang relevan.

4
4) Data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semua diolah, diacak, diklasifikasikan ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu,
5) Verification atau pembuktian. Berdasarkan hasih pemngolahan dan pembuktian,
hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu kemudian dicek.
6) Generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar
menarik kesimpulan.
Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah
yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini:
1) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif;
2) Dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang
diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa;
3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai
dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain;
4) Dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode
ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri;
5) Siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi
sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
Dengan menggunakan metode Discovery Learning pembelajaran akan lebih bermakna
mengena kepada siswa. Sebab siswa disini tidak hanya sebagai pendengar setia, namun
dalam metode pembelajaran ini siswa dituntut aktif dalam pembelajaran.
2. Langkah-langkah metode pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi kebutuhan siswa;
2) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan;
3) Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4) Membantu dan memperjelas (tugas/ problema yang akan dipelajari, peranan masing-
masing siswa).
5) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.
6) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas–
tugas siswa.
7) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.
8) Membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan oleh siswa.
9) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi proses.
5
10) Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
11) Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan.
12) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil
penemuannya.
3. Kebaikan dan kelemahan metode Discovery Learning
1) Kelebihan metode Discovery Learning
a) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan
terus dalam penemuan terpimpin.
b) Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin
merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh; dalam arti pendalaman dari
pengertian; retensi, dan transfer.
c) Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan
jerih payah penyelidikannya, menemuk an keberhasilan dan kadang–kadang
kegagalan.
d) Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri.
e) Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia
lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit dapa
suatu proyek penemuan khusus.
f) Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya
kepercayaan pada diri sendiri melalui proses–proses penemuan.
g) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan kepada mereka
dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide.
h) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk
menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
2) Kelemahan metode Discovery Learning
a) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Siswa
yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan
frustrasi pada siswa yang lain.
b) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar.
c) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan
siswa yang sudah biasa dengan perencanan dan pengajaran secara teradisional.

6
d) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu
mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya
sikap dan ketrampilan.
e) Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba
ide–ide mungkin tidak ada.
f) Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berfikir kreatif, kalau
berfikir kreatif, kalau pengertian– pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi
terlebih dahulu oleh guru, demikian proses–proses dibawah pembinaannya.

c. Buku Pembanding II
1. Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara
menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi
merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi
menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan
demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.
Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai
hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan,
dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek
adalah membuat perubahan pada rana keterampilan.
Langkah-langkah melaksanakan metode demonstrasi adalah sebagai berikut.
1) Tahap persiapan, pada tahap persiapan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan
antara lain:
 Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah proses demonstrasi
berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan dan
keterampilan tertentu.
 Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kegagalan.
 Lakukan uji coba demonstrasi.Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2) Tahap pelaksanaan
a. Langkah pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
dilakukan antara lain:
 Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat melihat
dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
 Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai peserta didik.
7
 Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, misalnya
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi, mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang peserta didik untuk berfikir. Misalnya pertanyaan-pertanyaan
yang mengandung teka-teki sehingga mendorong peserta didik tertarik untuk
memperhatikan demonstrasi.
 Ciptakan suasana yang menyejukkan dan menghindari suasana yang
menegangkan.
 Yakinkan bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi.
 Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi.
c. Langkah mengakhiri demonstrasi, apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses
pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran.
2. Kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran demonstrasi adalah sebagai berikut.
1) Kelebihan
 Demonstrasi dapat mendorong motivasi belajar peserta didik.
 Demonstrasi dapat menghidupkan pelajaran karena peserta didik tidak hanya
mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
 Demonstrasi dapat mengaitkan teori dengan peristiwa alam lingkungan sekitar.
Dengan demikian peserta didik dapat lebih meyakini kebenaran materi pelajaran.
 Demonstrasi apabila dilaksanakan dengan tepat, dapat terlihat hasilnya.
 Demonstrasi seringkali mudah teringat daripada bahasa dalam buku pegangan
atau penjelasan pendidik.
 Melalui demonstrasi peserta didik terhindar dari verbalisme karena langsung
memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2) Kelemahan
 Peserta didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
 Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
 Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa
yang didemonstrasikan.

8
 Demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan
yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan model ini
tidak efektif lagi.
 Demonstrasi memerlukan peralatan, bahanbahan dan tempat yang memadai
berarti penggunaan model ini lebih mahal jika dibandingkan dengan ceramah. 53
Metode Belajar Pembelajaran 89
 Demonstrasi memerlukan kemaampuan dan keterampilan guru yang khusus
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.

d. Buku Pembanding III


1. Strategi Pembelajaran Penyampaian (Ekspositori)
Strategi pembelajaran penyampaian (exposition) dengan strategi pembelajaran
ekspositori adalah strategi pembelajaran yang dirancang pada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pembelajaran secara optimal. Strategi ekspositori dinamakan dengan
istilah strategi pembelajaran langsung (direct instrution). Oleh karena dalam strategi ini
materi pembelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk
menemukan materi tersebut. Materi pembelajaran seakan akan sudah jadi. Oleh karena
strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan
dengan strategi “chalk and talk”. Dalam merancang strategi pembelajaran ekspositori
terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebut
dijelaskan bahwa :
a. Berorientasi pada tujuan
b. Prinsip komunikasi
c. Prinsip kesiapan
d. Prinsip berkelanjutan
Setiap tahap tahap tersebut diuraikan melalui :
a. Persiapan (preparation). Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pembelajaran. Beberapa hal yang harus dilakukan pada tahap ini adalah :
 Memberikan sugesti yang positif dan menghindari sugesti yang negatif
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
 Membuka file dalam otak siswa
b. Penyajian (presentation). Tahap penyajian adalah tahapan penyampaian materi pelajaran
sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru

9
dalam merancang penyajian ini adalah bagaimana agar materi pembelajaran dapat
ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merancang tahapan ini, yakni :
 Penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa merupakan aspek yang sangat berpengaruh
untuk keberhasilan persentasi. Guru dituntut untuk tidak menyajikan materi pelajaran
dengan membaca buku atau teks tertulis.
 Intonasi suara. Intonasi suara adalah pengaturan suara sesuai dengan pesan yang ingin
disampaikan. Guru yang baik akan memahami kapan ia harus meninggikan nada
suaranya,dan kapan ia harus melemahkan suaranya.
 Menjaga kontak mata dengan siswa. Dalam proses materi pembelajaran, kontak mata
merupakan hal yang sangat penting untuk membuat siswa tetap memperhatikan
pelajaran.
 Menggunakan joke joke menyegarkan . Menggunakan joke adalah kemampuan guru
untuk menjaga agar kelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasa
yang lucu. Guru yang terlalu sering memunculkan joke hanya akan membuat kelas
seperti dalam suasana pertunjukkan.
c. Menghubungkan (corellation). Tahapan ini adalah menghubungkan materi pembelajaran
dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal yang lain memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah
korelasi dilakukan tiada yang lain untuk memberikan makna terhadap materi pembelajaran
baik makna terhadap materi pembelajaran,baik untuk memperbaiki struktur pengetahuan
yang telah dimiliknya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir
dan kemampuan motorik siswa.
d. Menyimpulkan. (generalization). Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari
materi pembelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan adalah langkah yang
sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan
dapat mengambil inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberikan
keyakinan kepada siswa tetang kebenaran suatu paparan.
e. Penerapan (aplication). Tahap aplikasi adalah tahapan untuk kemampuan siswa setelah
mereka menyimak penjelasan guru. Merancang tahapan ini merupakan tahap yang sangat
penting dalam strategi pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat
mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa.

10
2.2 Kelebihan Buku
a. Buku Utama
 Aspek Kelayakan Isi
Di dalam buku ini khususnya materi yang membahas tentang metode demonstrasi,
expository dan discovery, cakupan materi sudah sangat lengkap dan menyeluruh serta
sesuai dengan materi yang diuraikan. Buku ini juga sesuai dengan kebutuhan
perkembangan pendidikan masa kini khususnya metode metode pembelajaran.
 Aspek Kelayakan Bahasa
Buku ini telah menggunakan aturan aturan EYD dan juga bahasa yang digunakan
komunikatif serta tidak bertele tele
 Aspek Kelayakan Penyajian
Penyajian materi dalam buku ini, diawali dengan pengertian pengertian yang dapat
membuat pembaca memahami lebih awal tentang materi serta dalam buku ini juga
terdapat tabel, contoh, dan penerapan materi sehingga pembaca lebih memahami isi
materi tersebut.
b. Buku Pembanding I
 Aspek Kelayakan Isi
Materi mengenai metode pembelajaran discovery didalam buku ini sudah sangat baik.
Materi dilengkapi dengan pengertian, langkah-langkah metode discovery, kelebihan dan
kelemahan dari metode discovery.
 Aspek kelayakan bahasa
Pembahasan mengenai metode discovery didalam buku ini menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, sehingga pembaca mudah memahami materi discovery yang ada pada
buku ini.
 Aspek kelayakan penyajian
Materi discovery dalam buku ini mempunyai teknik penyajian yang sangat baik. Materi
discovery dialam buku ini disertai dengan pengertian, langkah-langkah, kelibahan dan
kekurangan buku. Penyajian materi secara bertahap, sehingga memudahkan pembaca
memahami materi. Materi yang disajikan juga memuat pendapat dari beberapa ahli untuk
menguatkan isi dari materi tersebut.
c. Buku Pembanding II
 Aspek Kelayakan Isi
Materi demonstrasi yang disajikan di buku yang berjudul “53 metode belajar dan
pembelajaran plus aplikasinya” sangat bagus,memberikan pengertian

11
demontrasi,langkah-langkah dalam melakukan metode tersebut,kelebihan serta
kekurangan,dan memuat contoh gambar. Sehingga pembaca mudah memahami isi
materi. Materi tersebut juga berhubungan / sesuai dengan zaman sekarang.
 Aspek Kelayakan Bahasa
Bahasa yang digunakan mudah dipahami,tidak terdapat kata-kata baku yang sulit
dipahami dan tidak terdapat kata serapan. Materi juga dipaparkan dengan runtut dan jelas.
 Aspek Kelayakan Penyajian
Penyajian materi dipaparkan dengan jelas, komunikatif, dan berurutan dalam tahap demi
tahap.
d. Buku Pembanding III
 Aspek Kelayakan Isi
Buku ini mencoba membahas peran dan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran
berdasarkan paradigma baru dalam mengajar. Cakupan materi dalam buku ini juga telah
sesuai dengan penjelasan penjelasannya. Pada bagian akhir buku dibahas tentang
pembelajaran sikap dan mengenal siswa sebagai objek mengajar dan buku ini sangat
bagus dibaca untuk calon calon seorang guru. Buku ini sangat mengupas tuntas pekerjaan
seorang guru
 Aspek Kelayakan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam penjelasan penjelasan setiap materi dalam buku ini
khususnya materi tentang strategi pembelajaran penyampaian (ekspositori) sudah sangat
komunikatif dan telah sesuai dengan EYD.
 Aspek Kelayakan Penyajian
Pembahasannya sangat bagus karena dimulai dengan membahas konsep konsep dalam
mengajar yang mendorong perlunya kita megubah sikap sikap dalam mengajar dan peran
apa yang harus dilakukan dalam mengajar, pekerjaan profesional termasuk tugas dan
tanggung jawab guru sebagai pengembang kurikulum, dan pengembangan setiap
komponen yang membentuk sistem pembelajaran,pengembangan,dan pengalaman
strategi pembelajaran dibahas.

2.3 Kelemahan Buku


a. Buku Utama
Dalam buku ini khususnya materi tentang metode pembelajaran demonstrasi, discovery dan
expository tidak dijelaskan langkah langkah metode pembelajarannya serta contoh
penerapannya dalam pembelajaran secara detail. Serta tidak disertai alasan mengapa terdapat
kelemahan dan keunggulan setiap metode.
12
b. Buku Pembanding I
 Sampul buku kurang menarik
 Masih banyak kesalahan dalam penulisan buku, yang kurang mengikuti EYD
 Bahasa yang digunakan mudah dimengerti, namun terlalu baku sehingga membuat
pembaca mudah merasa bosan

c. Buku Pembanding II
Dalam penyajian materi khususnya tentang materi metode demonstrasi tidak memuat contoh
penerapan dari metode tersebut.
d. Buku Pembanding III
 Buku ini sangat berbelit belit dalam menjelaskan seluruh topik terkhusus topik
ekspositori
 Buku ini tidak menarik karna tidak disertai dengan gambar
 Buku ini tidak menjelaskan secara detail apa yang dibahas

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demonstrasi adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti papan
tulis, papan planel, dan sebagainya atau demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah
pengerjaan sesuatu.
Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Metode penemuan
mementingkan pengajaran seseorang, mamanipulasi objek, percobaan sebelum sampai kepada
regeneralisasi.
Strategi pembelajaran penyampaian (exposition) dengan strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang dirancang pada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pembelajaran secara optimal. Metode exspository hampir sama dengan discovery dalam hal
tujuan, isi, dan prosedur. Discovery lebih berpusat pada siswa sedangkan expository lebih berpusat
pada guru.

3.2 Saran
Diharapkan kepada para penulis buku agar memperhatikan penggunaan bahasa dalam
penjelasa isi buku, serta alangkah baiknya mencantumkan tabel atau gambar yang berhubungan
dengan materi agar pembaca lebih memahami materi tersebut. Setiap materi yang dibahas juga
harus lengkap dan detail. Tetapi yang paling terpenting adalah suatu buku harus bermanfaat bagi
para pembaca

14
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhamad dkk. 2013. Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah. Semarang: UNISSULA
Press
Mukrimaa, Syifa S. 2014. 53 Metode Belajar Dan Pembelajaran Plus Aplikasinya. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Sanjaya, Wina dan Andi Budimanjaya. 2017. Paradigma Baru Mengajar. Jakarta: Kencana
Silaban, Saronom. 2017. Dasar Dasar Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Medan:
Harapan Cerdas Publisher

15

Anda mungkin juga menyukai