OLEH :
KELOMPOK 1
JURUSAN FISIKA
2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena
berkat dan limpahan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review mata kuliah.
Pengukuran dan Assesment Pembelajaran Fisika. Alhamdulillah, tugas ini kami kerjakan
dengan usaha yang semaksimal mungkin.
Kami juga ingin berterima kasih kepada Ibu Yulifda Tanjung, S.Pd.,M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengukuran dan Assesment Pembelajaran Fisika karena telah
membimbing dan mengajar kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Review ini .
Dalam Critical Book Review ini , kami juga yakin bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan dan belum sempurna dikarenakan keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu
,kami berharap atas kritik dan saran dari Ibu Dosen dan teman teman semuanya yang bersifat
membangun dan mendukung kami agar lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah di
kemudian hari . Kami juga berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
untuk kita semua .
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................15
4.2 Saran..............................................................................................................................15
Daftar Pustaka......................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Mengkritik buku (Critical Book Review) merupakan kegiatan mengulas suatu buku
agar dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu buku. Kritik buku
sangat penting karena dapat melatih kemampuan kita dalam mengevaluasi dan menganalisis
pembahasan, keunggulan, kelemahan, apa yang menarik dan menjadi pertimbangan apakah
yang disajikan peneliti menambah pemahaman dibidang tertentu. Sehingga menjadi masukan
berharga bagi proses kratif penulis selanjutnya.
1. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah isi buku dan mencari
sumber bacaan yang relevan.
2. Membantu para pembaca mengetahui gambaran penilaian umum dan sebuah buku
secara ringkas.
3. Mengetahu kelemahan dan kelebihan kedua buku tersebut
1
1.4 Identitas Buku
Buku Utama
Buku Pembanding 1
Buku Pembanding 2
2
BAB II
RINGKASAN BUKU
1. Pengertian kisi-kisi
Kisi-kisi adalah suatu informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis
instrumen atau merakit instrumen.Informasi yang dimaksud bisa dalam bentuk format,
matriks ataupun narasi. Sebagaimana dipahami bahwa sebelum melakukan evaluasi
diharuskan terlebih dahulu menyusun instrumen. Untuk menyusun instrumen yang baik harus
dipandu oleh rambu–rambu yang baik pula sebagai rujukan penyusunannya, salah satunya
yakni dengan menyusun kisi–kisi.
2. Fungsi kisi-kisi
- Panduan dalam pembuatan instrumen
- Panduan dalam merakit instrument
3. Syarat kisi-kisi
- Mewakili isi deskripsi materi yang akan dibuat
- Singkat dan jelas
- Instrumen disusun sesuai dengan tujuan
4. Komponen kisi-kisi
- Identitas
- Aspek
- Komponen
- Indikator
- Bentuk Instrumen
- Pensekoran
- Butir penilaian
- Jenis Kegiatan
- Nomor instrumen
5. Langkah penyusunan kisi-kisi
Sebagaimana diinformasikan sebelumnya bahwa format kisi–kisi dibuat berupa
matrik yang menggambarkan alur yang memberi informasi bagi yang akan menyusun
instrumen. Dengan demikian, komponen dalam kisi–kisi sangat tergantung kepada instrumen
yang akan dibuat tersebut untuk kebutuhan pengukuran apa. Dalam hal ini instrumen yang
3
akan disusun berupa instrumen untuk kegiatan pengawasan, maka secara garis besarnya dapat
dilihat dalam tabel 1 berupa contoh matrik berikut ini:
a) Identitas:
Kegiatan Pengawasan: Supervisi Akademik/ Supervisi Manajerial)*
Bentuk Pengawasan : Pembinaan/Pemantauan/Penilaian/ Bimlat)*
Materi Pengawasan : ( Isi materi sesuai dengan bentuk pengawasan)
Sasaran Pengawasan : (Isi kepada/ untuk siapa kegiatan pengawasannya)
b) Format
Tabel 3. Matrik Kisi–kisi Instrumen Keberhasilan Pendidikan dan Pembelajaran/ Bimbingan
Penjelasan Format:
(a) Kolom Aspek diisi berdasarkan materi pengawasan yang telah ditentukan
(b) Kolom Kompenen diisi dengan jabaran dari materi pengawasan apa saja didalamnya,
sehingga dimungkinkan jumlahnya cukup banyak.
(c) Kolom Indikator, diisi dengan pernyataan yang sepesifik dari komponen yang ada dan
setiap komponen harus digambarkan dengan satu indikator.
(d) Kolom Bentuk instrumen, merupakan pernyataan yang menggambarkan seperti apa
bentuknya yang diminta sesuai dengan indikator.
(e) Kolom Penskoran berisi petunjuk tentang penskoran dari bentuk instrumen yang dibuat.
(f) Kolom Butir Penilaian berisikan informasi apa yang menjadi dasar untuk memberikan
skor terhadap bukti-bukti yang akan diamati.
(g) Kolom Jenis kegiatan berisi dengan cara apa hasil penilaian itu akan didapatkan.
(h) Kolom nomor instrumen berisi nomor urut dari instrumen yang dibuat
Penjelasan di atas memberikan bantuan kepada pengawas sekolah untuk menyusun
kisi–kisi secara lengkap dan mudah jika mampu memetakan komponen–komponen apa saja
yang terdapat dalam aspek pengawasan. Selanjutnya, untuk memberikan pemahaman yang
lebih kongkrit tentang penyususnan kisi – kisi perhatikan contoh sebagaimana terlihat pada
Tabel 4 berikut ini:
4
Tabel 4. Contoh Kisi – kisi Instrumen Pemantauan Pelaksanaan Pembelajaran
KISI–KISI PENGAWASAN
Kegiatan Pengawasan : Supervisi Akademik
Bentuk Pengawasan : Pemantauan Materi Pengawasan : Pemantauan Pelaksanaan
Pembelajaran Sasaran Pengawasan : Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pedoman dalam penyusunan instrumen harus bersumber pada kisi–kisi instrumen yang telah
disusun. Maka langkah– langkah sederhana dan sebagai berikut:
a) Cermati dan pahami kisi – kisi yang dibuat peruntukanya untuk penyusunan instrumen
pengukuran aspek apa.
b) Ambil nomor urut instrumen tertentu, perhatikan komponenya tentang apa dan cermati
bunyi indikatornya kemudian tuliskan butir uraian instrumenya yang merujuk pada kata
operasional yang ada pada indikator.
5
c) Uraian instrumen yang ditulis singkronkan dengan bentuk instrumen, misalnya apakah
Pilihan Ganda, Essay atau pernyataan terbuka atau bentuk–bentuk yang lainya.
d) Siapkan ruang untuk menuliskan kunci jawaban sesuai dengan model penskorannya.
e) Susunlah instrumen tersebut sesuai dengan urutannya untuk dijadikan instrumen yang utuh
dan siap digunakan.
Berdasarkan kisi–kisi yang tercantum pada tabel 3, maka dapat disusun instrumen pada tabel
5 sebagai berikut:
Sebuah instrumen yang telah disusun, mempunyai makna dan fungsi sebagai alat ukur
apabila instrumen yang dibuat dilengkapi dengan:
6
mengkaji tentang konstruksi dan struktur kebahasaan dari instrumen, sehingga baik
pembuat maupun pemakai instrumen tersebut menangkap makna yang sama.
Langkah yang paling penting dalam penyusunan instrument tes adalah pembuatan
kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat.
Kisi- kisi ini merupakan acuan bagi pembuat soal sehingga siapapun yang menulis soal akan
menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Dalam format kisi-kisi
mengandung komponen-komponen: identitas sekolah/lembaga,mata pelajaran, semester,
standar kompetensi yang akan diuji, tujuan ketrampilan yang diukur, tema/pokok bahasan,
uraian materi, bahan/klas, indicator, bentuk soal, jumlah soal dan nomor soal.
Terdapat tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes dalam system penilaian berbasis
kompetensi, yaitu :
Menentukan indicator
Paling sedikit memuat empat hal yang harus diperhatikan dalam memilih materi
pembelajaran yang akan diujikan yaitu :
7
Kisi-kisi penilaian terdiri dari sejumlah kolom yang memuat kemampuan dasar, materi
standar, pengalam belajar, indicator, bentuk soal, dan jenis ujian. Berikut ini diberikan
contoh form kisi-kisi penilaian.
Format kisi-kisi non tes berisi tentang dimensi indicator, jumlah butir soal per indicator dan
nomor butir soal. Formatnya dapat dilihat pada contoh berikut:
Untuk mengisi kolom dimensi dan indicator, penulis soal harus mengetahui terlebih
dahulu validitas kontruknya yang disusun/dirumuskan melalui teori. Cara termudah untuk
mendapatkan teori adalah membaca beberapa buku, hasil penelitian atau mencari informasi
lain yang berhubungan dengan variable atau tujuan tes yang dikehendaki. Setelah teori
diperoleh dari berbagai buku, maka langkah berikutnya adalah menyimpulkan teori dan
merumuskan difinisi ( difinisi konsep dan difinisi oprasional) dengan kata –kata sendiri
berdasarkan pendapat para ahli dari buku yang telah dibaca. Difinisi tentang teori yang
dirumuskan inilah yang dinamakan konstruk. Berdasarkan konstruk yang telah dirumuskan,
langkah selanjutnya adalah menentukan demensi, ( tema obyek/hal-hal pokok yang menjadi
8
pusat tinjauan teori), indicator ( uraian/rincian dimensi yang akan diukur), dan penulisan butir
soal berdasarkan indikatornya.
Alur penyusunan kisi-kisi non tes dapat dilihat pada bagan berikut;
9
c. Bentuk soal
Bentuk soal pada umumnya dibedakan atas dua macam yaitu : bentuk uraian dan bentuk
objektif.
d. Tingkat kesukaran soal
Untuk mengetahui perbandingan yang tepat antara kelompok soal yang dikategorikan
mudah dan sukar, maka perlu dicantumkan dalam kisi-kisi tingkat kesukaran butir soal.
Penentuan tingkat kesukaran butir soal ditetapkan berdasarkan pendapat penulis butir soal.
Perbandinganjumlah butir soal sesuai dengan tingkat kesukaran butir soal biasanya adalah
27% mudah dan 27% sukar, selebihnya adalah sedang.
e. Jumlah dan proporsi butir soal
Jumlah dan proporsi butir soal ditentukan oleh waktu yang disediakan untuk mengerjakan
tes tersebut. Oleh sebab itu perlu ditentukan terlebih dahulu waktu yang diperlukan
mengejakan tes tersebut, sesudah itulah baru ditentukan jumlah butir soalnya.
2. Format-format Perencanaan
1). Format spesifikasi butir soal
Format ini menggambarkan alokasi butir soal sehubungan dengan tujuan tes (aspek
yang akan di tes) dan alokasi butir soal sehubungan dengan isi (materi yang akan dites).
Penentuan besarnya alokasi soal berdasarkan tujuan dan materi isi, disesuaikan dengan
penekanan yang terdapat dalam tujuan pengajaran dan sifatnyamateri/isi bahan pengajaran.
Pada pemahaman/ pengertian jadi buka pada aspek pengetahuan siap. Hal ini menunjukkan
pada prinsip pengajaran bermakna buka pada prinsip verbalisme.
Dari format spesifikasi butir soal/item dilanjutkan dengan perencanaan alokasi butir
soal sehubungan dengan isi/pokok bahasan dan tujuan soal dan isi/ pokok bahasan yang
dimaksud. Dengan kata lain, format perencanaan itu menggambarkan alokasi butir soal pada
setiap tujuan tes dari setiap isi pokok bahasan. Penentuan dari prestasi yang disebut pada
perencanaan tes ini didasarkan dari spesifikasi item.
Untuk mendapatkan 15% (alokasi isi/ pokok bahasan), demikian seterusnya. Setelah
perencanaan tes ini selesai dilanjutkan dengan lay out tes, yang menggambarkan jumlah butir
soal untuk setiap bentuk soal dari setiap persentasi yang terdapat dalam perencanaan tes yang
telah dibuat.
2).Format Kisi-kisi Tes
Format kisi-kisi adalah format yang dibuat terakhir dari seluruh langkah kegiatan
perencanaan tes. Selain penentuan yang lebih terperinci dari lay out, pada kisi-kisi tes
diperkirakan tingkat kesulitan butir soal yang akan ditulis.
10
Tingkat kesukaran soal bergantung dari tujuan tes dan sulitnya pokok isi materi yang
akan diuji. Kisi-kisi tes yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : setiap item dapat
dilihat apakah tujuan item, isi pokok bahasan yang dites, bentuk tes dan tingkat
kesukarannya.
Sebaiknya penulisan soal dimulai dari item yang mudah untuk setiap bentuk tes menuju
kepada item yang sukar. Bentuk lain dari kisi-kisi tes adalah sebagai berikut:
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
3.3. Analisis Buku
Dalam penyusunan instrument tes ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan yaitu,
bahwaa test harus memenuhi validitas, rehabilitas, memiliki daya pembeda dan
tingkat kesukaran yang sama,efisiensidan memiliki daya guna untukmeningktkan
prestasi peserta didik.test juga haus bersifat objektif, memiliki kekhususan yang
membedakan dengan tes yang lain, memiliki tingkat kesulitan yang disesuaikan.
Penyusunan instrument tes yng baik untuk teknis tes maupun non tes yaitu
a. Menyusun spesifikasi test
b. Menulis soal tes
c. Menelaah soal tes
d. Melakukan uji coba tes
e. Menganalisis butir soal
f. Memperbaiki tes
g. Merakit tes
h. Melaksanakan tes, dan
i. Menafsirkan hasil tes
Setiap penyusunan instrument perlu memenuhi kiada-kaidah penulisan soal sehingga
soal yang disusun memenuhi kriteria tes yang disyaratkan. Sebuah instrumen yang
telah disusun, mempunyai makna dan fungsi sebagai alat ukur apabila instrumen yang
dibuat dilengkapi dengan:
1. Pedoman penskoran, yaitu ketentuan-ketentuan yang digunakan untuk memberikan
skor.
2. Kriteria hasil penskoran, adalah pengelompokan data-data yang diperoleh dari hasil
penskoran,
3. Rubrik penskoran, yaitu rujukan yang menjadi kunci jawaban dari pernyataan
instrumen. Sebelum digunakan sebaiknya instrumen diuji coba dan dianalisis untuk
mengetahui kelayakannya. Analisis yang dilakukan sebelum instrumen tersebut
digunakan dikenal dengan validasi instrumen yang pada prinsipnya ditujukan untuk
13
mengkaji tentang konstruksi dan struktur kebahasaan dari instrumen, sehingga baik
pembuat maupun pemakai instrumen tersebut menangkap makna yang sama.
Dalam menentukan kisi-kisi ada beberapa daftar berbentuk matriks yang memuat
komponen-komponen sebagai berikut:
Pokok bahasan
Aspek intelektual
Bentuk soal
Tingkat kesukaran soal
Jumlah dan proporsi soal
Setelah menentukan kisi-kisi terdapat format perencanaan yakni format spesifikasi
butir soal dimana alokasi butir soal berhubungan dengan tujuan tes(aspek yang akan di tes)
dan isi (materi yang di tes). Penentuan besarnya alokasi soal berdasarkan tujuan dan materi
isi, disesuaikan dengan penekanan yang terdapat dalam tujuan pengajaran dan
sifatnyamateri/isi bahan pengajaran. Format kisi-kisi tes yang dibuat terakhir dari seluruh
langkah kegiatan perencanaan tes. Pada kisi-kisi tes diperkirakan tingkat kesulitan butir soal
yang akan ditulis. Tingkat kesukaran soal bergantung dari tujuan tes dan sulitnya pokok isi
materi yang akan diuji.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kisi-kisi adalah suatu informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis
instrument atau merakit instrument informasi yang dimaksud bisa dalam bentuk
format, matriks ataupun narasi. Adapun fungsi kisi-kisi adalah untuk paduan
dalampembuatan instrument dan paduan dalam merakit instrumen. Dalam pembuatan
kisi-kisi syarat yang diperlukan adalah mewakili isideskripsi materi yang akan
dibuat,singkat dan jelas dan instrument disusun sesuai tujuan. Langkah-langkah
paling penting dalam menyusun instrument test adalah pembuatan kisi-kisi.pada
penyususnan kisi-kisi tes penentu validitas isi/kontruknya berdasarkan buku pelajaran
sedangkan non tes validitas isi/konstruknya diperoleh melalui teori.
4.2. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan.penulis akan memperbaiki makalh tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca
15
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pusdiklat Pegawai. 2016. Penilaian Hasil Belajar. Depok : Pusdiklat Pegawai
Kemendikbud
16