Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL JOURNAL REPORT (CJR)

KECAKAPAN ABAD 21 : KOMPETENSI DIGITAL


PENDIDIK MASA DEPAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu:
FAISAL, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

Brian Marcelino Telaumbanua (5213151028)


Muhammad Afdhal Jabar (5213351007)
Muhammad Ainal Fajar (5213151029)
Muhammad Hafiz (5213351008)
Sherina Primita Tarigan (5213351006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
REVIEW JURNAL

Judul KECAKAPAN ABAD 21 : KOMPETENSI DIGITAL PENDIDIK


MASA DEPAN
Jurnal Jurnal Manajemen Pendidikan
Link Download https://scholar.google.com/scholar?q=%2Bintitle%3A%22
KECAKAPAN+ABAD+21+KOMPETENSI+DIGITAL+
PENDIDIK+MASA+DEPAN%22
Volume dan Halaman Volume 14, Nomor 2 dan halaman 144-151
Tahun 2019
Penulis Rayinda Dwi Prayogi, Rio Estetika
Reviewer Brian Marcelino Telaumbanua, Muhammad Afdhal jabar,
Muhammad Ainal Fajar, Muhammad Hafiz, Sherina Primita
Tarigan
Tanggal 30 September 2021

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada jurnal tersebut adalah untuk mengetahui
wacana keterampilan abad 21 secara komprehensif. Pengetahuan
merupakan modal dasar paradigma pendidik untuk
mengembangkan peserta didik agar terampil sesuai dengan
zamannya. Pendidik dituntut untuk sadar merubah pendekatan
pembelajaran tradisional menuju pendekatan digital yang dirasa
lebih relevan dalam memenuhi kebutuhan siswa.
Subjek Penelitian Subjek penelitian pada jurnal tersebut adalah Pendidik pada adab
21.
Assesment Data Pada penelitian ini, peneliti menerapkan cara penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Landasan teori dimanfaatkan
sebagai sumber agar fokus penelitian sesuai dengan fakta. Artinya,
data yang dikumpulkan oleh peneliti harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya sehingga data yang dihasilkan tepat dan akurat.
Metode penelitian Metode penelitian pada jurnal tersebut adalah dengan
menggunakan metode analisis deskriptif. Metode analisis dekriptif
adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap suatu penelitian melalui data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya.
Langkah Penelitian Tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan reduksi data. Reduksi data merupakan suatu bentuk
analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
memisahkan yang tidak perlu, dan mengorganisasi data.
2. Melakukan penyajian data. Data yang telah dikumpulkan atau
sudah terorganisasi kemudian data akan disajikan untuk
menjelaskan suatu bahan penelitian.
3. Melakukan penarikan kesimpulan dengan menggali makna
yang terdalam secara sistematis.
Hasil Penelitian Kecakapan abad 21 secara khusus muncul karena realitas
pendidikan global yang belum sepenuhnya mengakomodasi
kebutuhan output pendidikan era digital. Paradigma belajar yang
terbentuk pada umumnya adalah untuk berkompetisi. Para pendidik
yang tanpa sadar, mengajari dan mendidik mereka suka bersaing
tapi lupa kerjasama. Hal ini kontra dengan gambaran abad 21
bahwa individu hidup dalam lingkungan yang sarat akan
penggunaan teknologi, dimana terdapat kemudahan akses informasi
yang berlimpah, pola komunikasi dan kolaborasi yang baru.
Sehingga untuk mendukung kesuksesan di era digital sangat
diperlukan basis keterampilan dalam era digital antara lain,
keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, berkomunikasi,
dan kolaborasi.
Kecakapan abad 21 secara global dijabarkan dalam 4
kategori sebagai berikut: (a) Cara berpikir kreatifitas dan inovasi,
berpikir kritis, memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan
belajar untuk belajar; (b) Cara untuk bekerja: Berkomunikasi dan
bekerja sama; (c) Alat untuk bekerja: Pengetahuan umum dan
keterampilan teknologi informasi dan komunikasi; (d) Cara untuk
hidup: karir, tanggung jawab pribadi dan social termasuk kesadaran
akan budaya dan kompetensi (Binkley et al, 2018).
Pendidikan abad 21 ini melibatkan aspek keterampilan dan
pemahaman, namun juga menekankan pada aspek-aspek
kreativitas, kolaborasi dan kemampuan berbicara. Beberapa juga
melibatkan teknologi, tingkah laku dan nilai nilai moral, selain itu
juga menekankan pada keterampilan berpikir kritis dan
berkomunikasi yang lebih memberikan tantangan dalam proses.
Proses adopsi dan adaptasi guru dalam pemebelajaran
abad 21 terbagi menjadi empat fase diantaranya: (1) berkecimpung
(dabbling), (2) melakukan hal-hal lama dengan cara lama (old
things in old ways), (3) melakukan hal-hal lama dengan cara-cara
baru (old things in new ways) dan, (4) melakukan hal-hal baru
dengan cara-cara baru (doing new things in new ways)
(Smaldino, 2015). Empat proses adaptasi tersebut harus mampu
dilakukan oleh pen- didik, sehingga dibutuhkan konsisten diri agar
proses adaptasi berjalan dengan semestinya.
Cony R. Semiawan mengemukakan bahwa kompetensi
guru/dosen memiliki tiga kriteria yang terdiri dari: (1) Knowledge
criteria, yakni kemampuan intelektual yang dimiliki seorang
guru/dosen yang meliputi penguasaan materi pelajaran,
pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai
belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan
dan penyulu- han, pengetahuan tentang kemasyarakatan dan
pengetahuan umum; (2) Performance criteria, adalah kemampuan
pendidik yang berkaitan dengan pelbagai keterampilan dan
perilaku, yang meliputi keterampilan mengajar, membimbing,
menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan
berkomunikasi dengan peserta didik dan keterampilan menyusun
persiapan mengajar atau perencanaan mengajar; (3) Product
criteria, yakni kemampuan pendidik dalam mengukur kemampuan
dan kemajuan siswa setelah mengikuti proses bela- jar mengajar
(Semiawan, 2003)
Selanjutnya Katie memaparkan tiga peranan pendidik
sebagai berikut (Martin, Katie) :
1. Partner in learning, guru tidak harus tahu segalanya, tapi
sebagai mitra dalam belajar, mereka bisa menjadi model
pembelajaran dan pemberdayaan seumur hidup siswa untuk
mengeksplorasi gairah mereka dan minat sambil
mempekerjakan berharga keterampilan.
2. Community developer, hubungan bersifat mendasar bagi
komunitas belajar, dan guru memainkan peran penting dalam
pengembangan hubungan dengan masing-masing siswa
sementara juga membangun komunitas dimana siswa
membentuk hubungan dengan satu sama lain.
3. Activator, yaitu kekuatan guru untuk menciptakan
pengalaman. Dia terhubung dengan siswa ke komunitas dan
sumber daya, dan mengaktifkan agensi mereka untuk
mengembangkan keterampilan, pengetahuan,dan disposisi
untuk menyelesaikan yang permasalahan.
Kompetensi digital pendidik erat kaitannya dengan
kecakapan pendidik dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi berdasarkan kaidah pedagogis dengan menyadari
implikasinya terhadap metodologi pendidikan.Tetyana Blyznyuk
membagi kompetensi digital pendidik kedalam beberapa bentuk,
yaitu: information, communication, edicational content creation,
security, educational problem solving (Blyznyuk, 2018).
Information, pendidik mamiliki kemampuan literasi data
(kemampuan mencari, memilih, memilah, mengevaluasi,
mengelola informasi yang cocok untuk pembelajaran).
Communication, yaitu keterampilan untuk berinteraksi, terlibat,
berbagi, dan kerja sa-ma melalui teknologi digital. Educational
content creation, yaitu kemampuan pendidik untuk dapat
menciptakan konten pembelajaran digital (program aplikasi
pembelajaran, presentasi interaktif, animasi pembelajaran, dan
sebagainya). Security, pendidik mem-iliki kemampuan untuk
menjamin perlindungan terhadap dampak produk teknologi bagi
anak didik dalam proses pembelajaran. Educational problem
solving, memecahkan masalah dan mengatasi persoalan teknis,
dapat mengidentifikasi respond dan kebutuhan teknologi yang
diperlukan dalam pembelajaran, dan kreativitas dalam
memanfaatkan produk teknologi dalam pembelajaran secara
positif.
Ada 3 desain pembelajaran untuk mendukung kompetensi
pendidik abad 21 yaitu sebagai berikut :
1. Project Based Learning
Project based learning akan kreativitas berfikir, pemecahan
masalah, dan interaksi serta membantu dalam penyelidikan
yang mengarah pada penyelesaian masalah- masalah nyata
(Thomas, 1999).
2. Problem Based Learning
Desain pembelajaran problem based learning adalah
mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis,
untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran
yang sesuai.
3. Cooperative Learning
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja
kelompok-kelompok kecil ber-jumlah 4-6 orang secara
kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih
bergairah dalam belajar (Isjoni, 2011). Model pembelajaran
ini tentunya akan menunjang kecakapan anak didik untuk
bekerja sama dan berkolaborasi.
Kekuatan Penelitian Kekuatan atau kelebihan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Materi yang dibahas dalam jurnal sangat menarik jika
dihubungkan dengan kecakapan abad 21 yang terjadi sesuai
dengan fakta di lapangan, khususnya pada kompetensi digital
pendidik abad 21.
2. Konsep yang dicantumkan di dalam jurnal bisa dijadikan
sebagai bahan pembantu untuk memahami lebih jelas tujuan
penulisan yang dilakukan.
3. Penulis jurnal juga menggunakan bahasa yang sopan dan
mudah dimengerti oleh para pembaca, sehingga hal ini juga
dapat membantu para pembaca untuk bisa lebih cepat
memahami maksud dan tujuan dari penulis dalam menulis serta
mempublikasikan artikel/jurnal tersebut.
4. Jurnal ini juga menggunakan latar belakang teori yang jelas
sumber referensinya dan banyak ide atau pendapat para ahli
mengenai materi atau isi pembahasan jurnal tersebut.
5. Adapun ilustrasi yang diberikan penulis dalam bentuk kata
ataupun gambar dalam jurnal sangat detail dan sesuai, sehingga
jurnal ini dapat lebih mudah dipahami oleh para pembaca dari
semua kalangan.
6. Setiap istilah-istilah kata penulisannya ditulis atau dicetak
miring sehingga memudahkan pembaca dalam
menganalisanya.
Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan atau penyajian tabel mengenai analisis koherensi
kurang rapi dan sistematika penyusunannya kurang tepat.
2. Ada kata atau kalimat-kalimat tertentu yang kurang efisien
dalam penerapannya sehingga agak sulit bagi pembaca untuk
memahaminya atau memaknainya.
Simpulan Dari hasil penelitian pada jurnal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kompetensi digital harus dimiliki pendidik
untuk menyajikan konten baru dalam pembelajaran abad 21.
Kompetensi digital merupakan kemampuan baru bagi pendidik
dalam pembelajaran abad 21. Kompetensi digital menunjukkan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berdasarkan
prinsipnya dengan menyadari implikasinya terhadap pendidikan.
Kompetensi digital meliputi penguasan informasi dan komunikasi,
pembuatan konten pembelajaran, dan pemecahan masalah
pendidikan. Kecakapan abad 21 akan menuntut pendidik untuk
senantiasa aktif mengembangkan kemampuan dirinya sehingga
dapat terwujud pembelajaran yang aktif. Pembelajaran aktif
tersebut akan berjalan lancar jika didukung dengan adanya strategi
dan kreatifitas yang digunakan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran.
Tentunya dalam penelitian ini, kelebihan atau kekuatan
penelitian sangatlah membantu dan memotivasi para pembaca agar
lebih tertarik mempelajari dan memahami secara detail mengenai
kompetensi pendidik abad 21. Apabila ada beberapa kalangan
pembaca yang ingin menjadi Pendidik untuk masa yang akan
datang, maka diharapkan bisa menerapkan isi dari penelitian ini
yakni tentang kompetensi pendidik sehingga proses pembelajaran
menjadi lebih kreatif dan inovatif yang dapat meningkatkan minat
untuk belajar.
Tentunya juga terdapat kekurangan-kekurangan yang ada
pada penelitian tersebut. Hal ini diharapkan dapat diperbaiki oleh
penulis jurnal agar jurnal tersebut bisa menjadi referensi dalam
pembelajaran mengenai kecakapan abad 21 khususnya pada
kompetensi pendidik. Dan pembaca jurnal tersebut pun bisa
mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih akurat jika
kekurangan-kekurangan yang ada pada jurnal tersebut sudah
diperbaiki.
Dengan adanya konsep-konsep dan prinsip-prinsip
kompetensi pendidik abad 21, pembaca diharapkan mampu
mengembangkan segala potensi yang dimiliki serta memberi
wawasan yang lebih dalam untuk mengenal karakteristik pendidik
yang kreatif dan inovatif pada abad 21 ini yang sudah memasuki
era digitalisasi dan mampu mengaplikasikannya dalam proses
belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA

Prayogi R. D., Estetika R. (2019). KECAKAPAN ABAD 21 : KOMPETENSI DIGITAL


PENDIDIK MASA DEPAN. Jurnal Manajemen Pendidikan, 14(2), 144-151.

Anda mungkin juga menyukai