Anda di halaman 1dari 15

Critical Journal Review

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

PRODI S1 : Pendidikan Biologi

Skor Nilai :

JOURNAL OF ISLAMIC CULTURE AND EDUCATION

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDIDIKAN ISLAM

Mukh Nursikin, 2016

Disusun Oleh

- Ratna Sari Dewi (4191141003) Jefri Ardiansyah Sitepu (4192441009)

- Siti Nurhaliza (4193341021)

Dosen Pengampu : Lidia Simanihuruk, S.Si, M.Pd.

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2019
1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kami kesehatan dan waktu sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan Critical Journal Review untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat

Pendidikan.

Juga kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Lidia Simanihuruk, S.Si, M.Pd.

selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan atas arahan, bimbingan

dan kesempatannya. Sehinnga penulis mampu menyelesaikan tugas ini tepat

pada waktunya. Juga kepada rekan-rekan kami yang selalu membantu penulis

baik dalam hal moril maupun materil dan hal-hal lainnya yang tidak bisa kami

ungkap satu persatu.

Tugas Critical Journal Review ini dibuat dan disusun dengan harapan

dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca. Penulis menyadari

bahwasanya tugas Critical Book ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu

apabila terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf karena

sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman penulis masih terbatas. Penulis juga

menantikan kritik dan saran membangun dari pembaca maupun Dosen

Pengampu agar Critical Journal Review ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Sabtu, 14 September 2019

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ...............................................................................................................1

Daftar Isi ...........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................3

A. Rasionalisasi pentingnya CJR.............................................................................3

B. Tujuan Penulisan CJR..........................................................................................3

C. Manfaat Penulisan CJR........................................................................................3

D. Identitas Journal....................................................................................................3

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL .............................................................................4

A. Pendahuluan .........................................................................................................4

B. Deskripsi Isi ..........................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN/ANALISA............................................................................9

BAB IV PENUTUP ..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Referensi sangatlah diperlukan dalam pengkajian suatu disiplin

ilmu tertentu. Buku saja tidak cukup bila hanya dijadikan sebagai bahan

pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan sumber lain seperti jurnal

misalnya. Tidak semua jenis jurnal itu sempurna. Maka dari itu, penting

adanaya Critical Journal Review agar mempermudah kita dalam menelaah

dan mengkaji suatu jurnal.

B. Tujuan Penulisan CJR

1. Memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan

2. Mengetahui ringkasan pembahasan suatu materi dalam jurnal

3. Mengetahui kelebihan dari sebuah jurnal

4. Mengetahui kekurangan dari suatu jurnal

C. Manfaat CJR

1. Menambah wawasan mengenai suatu jurnal

2. Menambah referensi mengenai suatu jurnal

3. Mengetahui alasan yang mendasari dibuatnya jurnal tersebut

D. Identitas Journal

1. Judul Artikel : ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM OENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDIDIKAN ISLAM

2. Nama Journal : Journal Of Islamic Culture and Education

3. Edisi Terbit : Desember 2016

4. Pengarang Artikel : Mukh Nursikin

5. Penerbit : Attarbiyah

6. Kota Terbit : Yogyakarta

4
7. Nomor ISSN : 303-334

8. Alamat Situs : https://scholar.google.co.id/scholar?

hl=id&as_sdt=0%2C5q=aliran+aliran+filsafat+pendidikan+dan+implementasi

nya&btnG=#D=GS_qabs&u=%23p%3DUDc0XmNc1VwJ

BAB II
5
RINGKASAN ISI JURNAL

A. PENDAHULUAN

Pendidikan Islam memiliki peran yang sangat penting dalam keseluruhan

hidup manusia. Pendidikan berintikan interaksi antar manusia, terutama antara

pendidik dan terdidik demi mencapai tujuan pendidikan Nasional. Dalam

interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta proses bagaimana

interaksi tersebut berlangsung. Apakah yang menjadi tujuan pendidikan,

siapakah pendidik dan peserta didik, apa isi pendidikan dan bagaimana proses

interaksi pendidikan tersebut, merupakan pertanyaan- pertanyaan yang

membutuhkan jawaban yang mendasar, yang esensial, yakni jawaban-jawaban

filosofis. Walaupun dewasa ini pendidikan Islam sering mendapatkan kritikan

dari berbagai pihak. Diantara kritikan tersebut adalah bahwa pendidikan Islam

di Indonesia belum menemukan sebuah paradigma dan cetak biru (blue print)

yang sustainable, baik dalam tataran teoritis-filosofis maupun operasionalnya,

sehingga terkesan pendidikan hanya sebagai ajang percobaan (trial and error).

Oleh karenya wajar jika muncul sebuah pendapat yang mengatakan bahwa

sesungguhnya pendidikan Islam di Indonesia tidak mewujud secara faktual.

Pendapat seperti itu kiranya cukup beralasan karena penampilan pendidikan

itu sendiri yang masih abstrak belum menyentuh realitas budaya masyarakat

Indonesia. Dalam beberapa dekade terakhir ini muncul kesadaran baru dalam

dunia pemikiran Pendidikan Islam, untuk melakukan rekonstruksi paradigma

ilmu dan pendidikan Islam, yang terilhami dari konsep Islamisasi ilmu

pengetahuan.

B. Deskripsi Isi
6
Dalam pandangan pendidikan, belajar adalah kegiatan aktif dimana

peserta didik membangun sendiri pengetahuannya. Peserta didik mencari

sendiri makna yang dipelajari. Hal ini merupakan proses menyesuaikan

konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dalam

pikiran siswa. Siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis,

memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, mengadakan

refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-

lain untuk membentuk konstruktif yang baru. Belajar, menurut teori belajar

konstruktivistik bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses

mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.

Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti guru,

akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu.

Pengetahuan hasil dari “pemberian” tidak akan bermakna. Adapun

pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu

oleh setiap individu akan memberikan makna mendalam atau lebih dikuasai

dan lebih lama tersimpan/diingat dalam setiap individu (Wiles dan Janjuri,

2008: 72).

Teori konstruktivisme berpandangan bahwa dalam proses belajar,

siswa yang harus mendapat penekanan. Siswa yang harus aktif dalam

mengembangkan pengetahuan, bukan guru atau orang lain. Kreativitas dan

keaktifan siswa membantu siswa menjadi orang yang kritis

menganalisis suatu hal karena siswa berpikir dan bukan meniru saja.

Sejak kecil anak sudah memiliki struktur kognitif tersendiri yang

kemudian dinamakan skema (schema).

Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang

memungkinkan seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi


7
lingkungan sekitarnya. Skema adalah hasil kesimpulan atau bentukan

mental, konstruksi hipotesis, seperti intelektual, kreativitas, kemampuan dan

naluri. Skema dapat terbentuk karena pengalaman, proses penyempurnaan

skema melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah

mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam suatu

pola yang sudah ada dalam pikiran, atau penyerapan informasi baru dalam

pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah membentuk skema baru yang sesuai

dengan rangsangan baru, atau menyusun kembali struktur pikiran karena

adanya informasi baru. Agar proses belajar dapat berjalan lancar maka

pendidik dituntut untuk mengenali secara cermat tingkat perkembangan

kognitif peserta didik. Atas dasar pemahamannya pendidik merancang

pengalaman belajar yang dapat merangsang struktur kognitif anak untuk

berpikir, berinteraksi membentuk pengetahuan yang baru. Pengalaman yang

disajikan tidak boleh terlalu jauh dari pengetahuan peserta didik tetapi juga

jangan sama seperti yang telah dimilikinya. Pengalaman sedapat mungkin

berada di ambang batas antara pengetahuan yang sudah diketahui dan

pengetahuan yang belum diketahui sebagai zone of proximal development of

knowledge. (Wiles dan Janjuri, 2008: 70-76)

Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk

rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di

sekolah. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk membina dan

mengembangkan siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

(Idi, 2003: 80).

Aliran Humanistik

8
Aliran humanistik muncul pada pertengahan abad 20 sebagai reaksi

teori psikodinamika dan behavioristik. Teori Psikodinamika yang dipelopori oleh

Sigmund Freud (1856-1939) yang berupaya menjelakan hakekat dan

perkembangan tingkah laku kepribadian. Model Psikodinamika yang di

ajukan Freud disebut dengan Teori Psikoanalisis (analytic theory). Menurut

teori ini tingkah laku manusia merupakan hasil tenaga yang beroperasi

didalam pikiran yang sering tanpa disadari oleh individu. Freud menyakini

bahwa tingkah laku manusia lebih ditentukan dan dikontrol oleh

kekuatan psikologi yang tidak disadarinya. Tingkah laku

manusia lebih ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis, naluri

irasional (terutama naluri menyerang dan naluri sex) yang sudah ada sejak

awal setiap individu. Sedangkan behavioristik merupakan aliran dalam

pemahaman tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh Jhon B.

Dalam teori hirarki kebutuhan, Maslow menyebutkan ada lima jenis

kebutuhan dasar manusia secara berjenjang dan bertingkat mulai dari yang

paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi

diri). Pada tingkat paling bawah terletak kebutuhan-kebutuhan fisiologis

(physiological needs), tingkat kedua terdapat kebutuhan akan rasa aman dan

perlindungan (need for self-security and security), tingkat ketiga mencerminkan

kebutuhan yang digolongkan dalam kelompok kasih sayang (need for love

and belongingness), tingkat keempat mencerminkan kebutuhan atas

penghargaan diri (need for self-system), sedangkan tingkat kelima adalah

kebutuhan aktualisasi diri.

BAB III

9
PEMBAHASAN/ANALISIS

Judul ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDIDIKAN ISLAM
Jurnal Journal of Islamic Culture and Education
Download https://scholar.google.co.id/scholar?

hl=id&as_sdt=0%2C5q=aliran+aliran+filsafat+pendidikan+dan+imple

mentasinya&btnG=#D=GS_qabs&u=%23p%3DUDc0XmNc1VwJ
Volume Vol.1 No. 2 Desember 2016, hlm. 303-334
Tahun 2016
Penulis Nursikin, Mukh
Reviewer Kelompok 3
Tanggal 14 September 2019

Tujuan Penelitian Bertujuan untuk memberikan arah yang jelas dan tepat

bagi masyarakat tentang kebijakan pendidikan dan

implementasinya dengan menggunakan teori pendidikan,

yang diinspirasi oleh filsafat pendidikan, dengan

pendekatan naturalistik.
Subjek Penelitian Narasumber adalah orang orang kunci yang ditentukan

secara snowball dan purpose.


Assesment Data Dilakukan dengan menggunakan metode analisis

deskriptif kualitatif.
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini

adalah jenis penelitian kualitatif.


Langkah Penelitian Data yang telah dikumpulkan kemudian diikuti tahapan :

1. Observasi

2. Indepth

3. Interview

4. Wawancara

5. Dokumentasi
10
Teknik 1. Deskripsi

Pengumpulan Data 2. Reduksi

3. Seleksi

4. Pembahasan

5. Analisis

6. Kesimpulan
Hasil Penelitian Hasil penelitian adalah aliran-aliran filsafat pendidikan

memberikan kontribusi yang komprehensif dalam

pengembangan kurikulum pendidikan Islam. Aliran

filsafat yang terkait, menghendaki lembaga pendidikan

memiliki model pengembangan kurikulum pendidikan

Islam yang bersifat fleksibel, dinamis, tidak kaku, tidak

terkait dengan doktrin-doktrin tertentu, bersifat terbuka,

memiliki relevansi dengan prinsip pengembangan

kurikulum pendidikan Islam.


Kekuatan Penelitian 1. Jurnal ini memiliki isi yang membahas detail

mengenai hal yang berkaitan dengan tujuan

penelitian.

2. Bagian pembahasan banyak terdapat referensi dari

sehingga tidak terlihat seperti opini.

3. Setiap terdapat kata-kata asing, terdapat juga

artinya sehingga tidak membuat bingung pembaca.

11
Kelemahan 1. Latar Belakang harus lebih banyak memuat

Penelitian kutipan referensi bukan seolah terlihat seperti

opini.

2. Tidak adanya data atau bukti yang otentik

mengenai hasil penelitian pada jurnal ini.

3. Tidak terlalu spesifik pada siapa penelitian ini

dilakukan.

4. Terlalu banyak merangkum teori.

Kesimpulan Seorang pendidik harus menguasai kurikulum dan

konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogik atau ilmu

dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi

salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.

Aliran-aliran filsafat pendidikan memberikan kontribusi

yang komprehensif dalam pengembangan kurikulum

pendidikan Islam. Guru tidak lagi hanya sebagai satu-

satunya sumber belajar, namun guru lebih diposisikan

sebagai fasiltator yang memfasilitasi siswa untuk dapat

belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

Sehingga harus lebih menekankan bagaimana siswa

belajar bukan bagaimana guru mengajar.

Agar proses belajar dapat terlaksana dengan baik, maka

guru dituntut untuk mengenali secara cermat tingkat

perkembangan kognitif peserta didik. Atas dasar

pemahamannya pendidik merancang pengalaman belajar

yang dapat merangsang struktur kognitif anak untuk

berpikir, berinteraksi membentuk pengetahuan yang baru.

Pengalaman yang disajikan tidak boleh terlalu jauh dari


12
pengetahuan peserta didik tetapi juga jangan sama seperti

yang telah dimilikinya. Pengalaman sedapat mungkin

berada di ambang batas antara pengetahuan yang

sudah diketahui dan pengetahuan yang belum diketahui

sebagai zone of proximal development of knowledge. Aliran

filsafat Humanisme memandang manusia, yang dalam

hal.

Saran Sebaiknya lebih banyak memuat referensi pada bagian

latar belakang sehingga pada bagian latar belakang

tersebut tidak seperti opini, dan sebaiknya juga disajikan

hasil data mengenai penelitian ini sehingga keaslian

penelitian ini tidak diragukan. Selain itu juga diperjelas

atau lebih spesifik pada siapa sebenarnya penelitian ini

dilakukan, dan sebaiknya tidak terlalu banyak memuat

teori-teori pada bagian pembahasan karena

membingungkan pembaca.
Referensi

BAB IV

PENUTUP
13
Seorang pendidik harus menguasai kurikulum dan konsep-konsep yang

akan dikaji serta pedagogik atau ilmu dan seni mengajar materi subyek

terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta

didik. Aliran-aliran filsafat pendidikan memberikan Aliran filsafat pendidikan

dalam model pengembangan kurikulum pendidikan Islam aliran

progresivisme ini menghendaki lembaga pendidikan memiliki model

pengembangan kurikulum pendidikan islam yang bersifat fleksibel, dinamis,

tidak kaku, tidak terkait dengan doktrin- doktrin tertentu, bersifat terbuka,

memilki relevansi dengan prinsip- prinsip pengembangan kurikulum

pendidikan Islam. Aliran filasafat konstruktivisme; guru tidak lagi

menduduki tempat sebagai pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya

sumber belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang

memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri. Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa

belajar bukan bagaimana guru mengajar. Kaum konstruktivis berpendapat

bahwa pengetahuan dibentuk dalam diri individu atas dasar struktur kognitif

yang telah dimilikinya, hal ini berimpilkasi pada proses pembelajaran yang

menekankan kepada aktivitas siswa. Kurikulum merupakan merupakan

faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap proses belajar mengaja dan

hasil belajar, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik

dalam belajar. Dalam kurikulum Pendekatan berpusat pada peserta didik

(humanistic), memandang pengajaran lebih holistik dimana belajar difokuskan

dengan arah yang jelas untuk membantu mengembangkan potensi peserta

didik secara utuh dan optimal

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

14
Al-Abrasyi, M. A. (1975). al-Tarbiyah al-Islamiyah wa-Falsafatuha. Mesir: Isa al-

Ababi al Halabi wa syirkahu.

Abdullah, M. A. (1997). Pendidikan Islam dalam Peradaban

Industrial.Yogyakarta: Aditya Media..

Abdullah, A. S. (t.t.). Educational Theory a Quranic Outlook. Makkah Al-

Mukarramah: Umm al Qurra University.

Ahwani, A. F. (1980). Al-tarbiyah fi Al-Islam. Kairo: Dar’al Ma’arif.

Al-Syaibany, O. M. (1979). Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan

Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang.

Departemen Agama RI. (2003). Undang-undang Sisdiknas Tahun

2003.Jakarta: Depag.

Arifin, H. M. (1989). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Bloom, B. S. (1974). Taxonomy of Education Objektibves, the Classification of

Aducational Goals Handbook I: Cognive Domain. New York: David

McKAY Company, INC.

Badaruddin, K. (2007). Filsafat Pendidikan Islam-Analisis Pemikiran Syeh

Muhammad al-Naquib al-Attas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Buchori, M. (1994).

Ilmu Pendidikan dan Pratek Pendidikan dalam renungan.Yogyakarta: Tiara

wacana.

Crow, C. (1990). Pengantar ilmu pendidikan, edisi III. Yogyakarta: Rake Sara

15

Anda mungkin juga menyukai